• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Spiritualitas dengan Depresi pada Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto

Dalam dokumen Model Peningkatan Resiliensi Anak Usia S (Halaman 30-34)

(The Correlation Between Spirituality with Depression to Elderly at UPT Panti

Werdha Mojopahit, Mojokerto)

Faishol Roni

STIKES Bahrul Ulum Jombang

ABSTRAK

Depresi adalah salah satu masalah kejiwaan yang memengaruhi alam perasaan (afektif, mood). Salah satu yang bisa memengaruhi depresi adalah spiritualitas. Diusia yang semakin mendekati kematian, dengan kondisi tersebut apakah lanjut usia tetap bisa memenuhi kebutuhan akan spiritualitasnya sehingga lansia tidak sampai mengalami depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara spiritualitas dengan depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan metode penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yaitu sebanyak 46 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Variabel independen yang diteliti adalah spiritualitas dan variabel dependen adalah depresi pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya lansia memiliki spiritualitas sedang yaitu sebanyak 43 responden (93,5%), bahwa sebagian besar lansia mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 29 responden (63%). Analisa menggunakan uji statistik spearman rank didapatkan hasil p < α (α = 0,05), yaitu 0,005 < 0,05. H1 diterima artinya ada hubungan antara spiritualitas dengan depresi pada lansia, dengan kekuatan hubungan kategori sedang. Dari hasil di atas peneliti menyimpulkan bahwa depresi dapat dipengaruhi oleh spiritualitas. Sehingga diharapkan para lansia dapat meningkatkan spiritulaitasnya sehingga tidak terjadi depresi.

Kata kunci: Spiritualitas, depresi, lansia

ABSTRACT

Depression is one of the forms of mental disorder in the natural feelings (affective, mood). One of the causes of depression is spirituality. The age is getting closer to death, with the condition whether the elderly will still be able to need of spirituality so that the elderly do not get depression. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between spirituality and depression in the elderly in Elderly Nursing Unit Mojopahit Mojokerto. The design of this study using correlational analytic methods penelitiancross sectional. The population of this study were all elderly in Elderly Nursing Unit Mojopahit Mojokerto as many as 46 seniors. Techniques of sampling using total sampling. Variabel examined are independent and the dependent variable is the spirituality of depression in the elderly. The results showed almost entirely elderly have spirituality are as many as 43 respondents (93.5%), that the majority of elderly people experiencing mild depression as many as 29 respondents (63%). Analysis using the Spearman rank statistical test showed p <α (α = 0.05), ie 0.005 <0.05. H1 is accepted it means there is a connection between spirituality and depression in the elderly, with the strength of the relationship category of being. From the above results the researchers concluded that depression can be affected by expected spiritualitas. Sehingga the elderly can improve depression spiritulaitasnya so it does not happen.

Key words: Spirituality, depression, elderly

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO) dalam jangka beberapa tahun terakhir ini jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia mengalami peningkatan yakni pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 350 juta jiwa dan yang mengalami depresi sebanyak 70 juta jiwa. Pada tahun 2011 lansia mencapai 19,5 juta jiwa dan yang mengalami depresi sebanyak 6,24 jutajiwa (WHO:2010, 2011, 2012, dalam Nur, 2013). Berdasarkan Biro Humas Pemprov Jawa Timur 2013 dalam data BPS tahun 2009, jumlah lansianya 4.113.847 orang atau sekitar 11% dari total penduduk Jatim. Kota Mojokerto termasuk 10

tertinggi jumlah lansianya yaitu sebanyak 11.919 orang (Pemprov Jatim, 2013). Jumlah lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit sebanyak 46 orang, dan berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26 november 2013 terhadap 10 lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto terdapat 9 orang (90%) dari jumlah lansia yang ada yang mengalami depresi sedang, dan 1 orang(10%) tidak mengalami depresi. Dari 9 lansia yang mengalami depresi sedang3 orang (33,3%) di antara mereka tidak mampu merumuskan arti dan tujuan keberadaanya,2orang (22,2%) diantaranya merasa hidupnya tidak berharga dan tidak mempunyai harapan lagi.

Roni: Hubungan Antara Spiritualitas dengan Depresi pada Lansia 63

Pada dasarnya lansia pada umumnya semakin mendekatkan diri kepada ALLAH, karena para lansia menginginkan kematian yang kusnul khotimah, tapi berbeda dengan apa yang terjadi pada lansia yang tinggal di panti, di usianya yang senja mereka tidak mendapat dukungan sosial, tidak mempunyai keluarga yang bisa memberinya perhatian sehingga lansia tersebut merasa hidupnya tidak berguna, seharusnya yang dilakukan lansia tersebut adalah lebih berserah diri kepada ALLAH menerima apa yang dialaminya itu sebagai ujian hidup, tetapi lansia yang tidak mampu mengambil hikmah dari kejadian atau penderitaan yang dialaminya sekarang,lansia yang tidak mampu mengembangkan hubungan antar manusia yang positif berarti kebutuhan spiritual lansia tersebut belum terpenuhi, jika hal itu terjadi secara terus menerus dan tidak segera diatasi maka hal inilah yang menyebabkan lansia itu menjadi depresi (Azizah, 2011).

Beberapa upaya penanggulangan depresi dengan electic holistic approach, di antaranya: pendekatan psikodinamik, pendekatan perilaku belajar,pendekatan kognitif, pendekatan humanistik eksistensial, pendekatan farmakologis (Azizah,2011). Selain itu, mendekatkan diri pada Allah merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah, seperti depresi. Dengan cara bersabar dalam menghadapi setiap cobaan dan selalu bersyukur terhadap nikmat dan karunia yang telah diberikan selalu optimis dalam menghadapi setiap tantangan dan masalah (Santoso, 2013), serta bedoa (Hawari, 2005) sedikit atau banyak akan mengurangi depresi. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara spiritualitas dengan depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.

MATERIDANMETODEPENELITIAN

desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik korelasional yaitu menganalisis adakah hubungan spiritualitas dengan depresi pada lansia. Cara pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah cross sectional, yaitu rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) (Hidayat, 2007: 26).

Tempat penelitian di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, penelitian dilaksanakan padatanggal 9-15 Juni 2014. Populasi adalah semua lansia penghuni di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebanyak 46 orang. Sedangkan sampel penelitiannya adalah semua lansia penghuni UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebanyak 46 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah tehnik total sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi semua menjadi sampel (Hidayat, 2007).

Untuk mendapatkan data yang relevan dengarn masalah yang diteliti maka diperlukan instrumen yang tepat. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan kuesioner. Untuk penilaian spiritualitas dapat diukur dengan menggunakan kuesioner kesehatan spiritual (Syam, 2010). Sedangkan kuesioner untuk mengukur depresi pada lansia peneliti menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale (Yesavage, 1983 dalam Azizah,2011).

Tabel 1. Deinisi operasional hubungan antara spiritualitas dengan depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto

No. Variabel Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Skor

1. Independen (Bebas) spiritualitas pada lansia

Tingkat kemampuan spiritual lansia dalam berinteraksi dengan dirinya

sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan

a. Hubungan lansia dengan orang lain b. Hubungan lansia

dengan diri sendiri c. Hubungan lansia

dengan alam sekitar d. Hubungan lansia dengan Tuhan KUESIONER KESEHATAN SPIRITUAL O R D I N A L Untuk jawaban STS: 1,TS: 2,S:3,SS: 4 Kategori spiritualitas: Rendah: 28-56 Sedang: 57-85 Tinggi: 86-112 2 Dependen (terikat) depresi pada lansia Tingkat depresi yang digolongkan dalam kriteria tidak depresi (0-10), depresi ringan (11- 20), depresi sedang/ berat (21-30) a. Minat aktiitas b. Perasaan sedih

c. Perasaan sepi dan bosan d. Perasaan tidak berdaya e. Perasaan bersalah f. Perhatian/konsentrasi g. Semangat atau harapan

terhadap masa depan

KUESIONER GDS O R D I N A L Pernyataan favourable untuk jawaban “ya” nilai 1 dan “tidak” 0, pernyataan unfavourable untuk jawaban “tidak” 1 dan “ya” 0 Kategori depresi: Tidak depresi: (0-10) Depresi ringan: (11-20) Depresi sedang/berat: (21- 30)

Jurnal Sain Med, Vol. 7. No. 2 Desember 2015: 62–65

64

HASILPENELITIAN

Karakteristik responden berdasarkan spiritualitas pada lansia

Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan spiritualitas pada responden di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto pada tanggal 9-15 Juni 2014

No. Spiritualitas Frekuensi Persentase

1. 2. 3. Tinggi Sedang Rendah Jumlah 1 43 2 46 2,2% 93,5% 4,3% 100% Sumber: Data primer penelitian 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya responden memiliki spiritualitas sedang yaitu sebanyak 43 responden (93,5%).

Karakteristik responden berdasarkan depresi pada lansia

Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan depresi pada responden di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto pada tanggal 9-15 Juni 2014

No. Depresi Frekuensi Persentase

1. 2. 3. Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang/Berat Jumlah 3 29 14 46 6,5% 63% 30,4% 100% Sumber: Data primer penelitian 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 29 responden (63%).

Analisis hubungan spiritualitas dengan depresi pada lansia

Hasil tabulasi silang pada tabel 4 diketahui bahwa responden yang mengalami depresi ringan memiliki spiritualitas yang sedang yaitu 29 responden (63%).

Dari hasil uji Statistik Spearman’s rho angka korelasi 0,405 dengan angka signifikan atau nilai probabilitas (0,005) lebih rendah standart signifikan 0,05 atau (ρ<α), dengan membanding rshitung dengan rstabel, maka didapat hasil rshitung(0,405)>rstabel (0,291) dikarenakan rshitung>rstabel yang berarti hubungan antara Spiritualitas dengan Depresi pada Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Dari hasil uji tersebut juga diketahui tingkat hubungan antara dua variabel, dengan ditunjukkan nilai korelasi 0,405 yang terletak antara angka 0,40-0,599 KategoriSedang.

PEMBAHASAN

Spiritualitas Pada Lansia

Berdasarkan tabel diats diketahui hampir seluruhnya responden mempunyai spiritualitas sedang yaitu sebanyak 43 responden (93,5%). Ada juga yang spiritualitasnya tinggi yaitu 1 responden (2,2%), sedangkan yang spiritualitasnya rendah yaitu 2 responden (4,3%).

Hasil penelitian diperoleh data hampir seluruh responden mempunyai spiritualitas yang sedang. Responden yang memiliki spiritualitas sedang ini disebabkan karena pertimbangan tahap perkembangan, para lansia menyadari di usianya yang kini semakin mendekati dengan kematian, oleh karena itu mereka lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan harapan saat mereka meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada lansia usia 71-80 tahun memiliki spiritualitas sedang sebanyak 47,8%, kemudian pada lansia usia 81-90 tahun memiliki spiritualitas yang tinggi sebanyak 21,7%, ini menunjukkan bahwa semakin tua usia lansia ini membuat lansia tersebut semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu penyebab lansia yang memiliki spiritualitas sedang itu karena faktor terpisah dari ikatan spiritual, saat lansia merasa sakit dia tidak kehilangan tujuan hidup, sebaliknya mereka lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, lansia juga percaya bahwa Tuhan akan memberikan kesembuhan untuk dirinya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa lansia yang mengikuti ahli agama/ ustadz 1 kali dalam seminggu memiliki spiritualitas yang sedang, sedangkan lansia yang mengikuti ahli agama/

Tabel 4. Tabulasi silang spiritualitas dengan depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto pada tanggal 9-15 Juni 2014

Depresi

Spiritualitas

Tidak depresi % Depresi ringan % Depresi sedang/berat % Jumlah %

Tinggi 1 100 0 ,0 0 ,0 1 100

Sedang 2 4,7 29 67,4 12 27,9 43 100

Rendah 0 ,0 0 ,0 2 100 2 100

Roni: Hubungan Antara Spiritualitas dengan Depresi pada Lansia 65

ustadz 2 kali dalam seminggu memiliki spiritualitas yang tinggi, ini menunjukkan bahwa dalam kondisi bagaimanapun lansia tetap menjalankan kewajibannya, meskipun dalam kondisi sakit lansia tetap mendekatkan diri kepada Tuhan.

Selain itu ada beberapa karakteristik dari spiritualitas menurut Hamid (2000) dalam Padila (2013) adalah hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan ketuhanan. Lansia yang hampir seluruhnya memiliki spiritualitas sedang ini selalu merasa rendah hati terhadap apa yang dimiliki, merasa puas memberi pertolongan kepada orang lain dari pada menerima pertolongan orang lain, menyayangi sesama manusia karena mereka percaya bahwa Tuhan tidak akan sayang padanya kalau tidak menyayangi sesamanya.

Depresi pada Lansia

Berdasarkan Tabel diatas diketahui sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 29 responden (63%). Yang mengalami depresi sedang/ berat yaitu 14 responden (30,4%), sedangkan yang tidak mengalami depresi yaitu 1 responden (3%).

Hasil penelitian menunjukkan data sebagian besar responden mengalami depresi ringan. Hal ini bisa disebabkan karena menurunnya kapasitas hubungan keakraban dengan keluarga berkurangnya interaksi dengan keluarga yang dicintai dapat menimbulkan perasaan tidak mampu berbuat apa-apa, merasa inin menangis, nini yang mungkin bisa menyebabkan lansia menjadi depresi. Selain itu hal ini dimungkinkan terjadi karena kemampuan adaptasi yang menurun dibandingkan waktu muda dulu. Bisa juga hal ini mungkin terjadi karena konsentrasi dan perhatian yang kurang.

Hubungan Spiritualitas Dengan Depresi Pada Lansia

Menurut hasil penghitungan statistik menggunakan korelasi Spearman Rho melalui program SPSS diperoleh rho hitung sebesar 0,405, probabilitas (p) sebesar 0,005 dan taraf signiikan (α) 0,05. Dari data ini diketahui bahwa p< α, yaitu 0,005<0,05.Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, karena ada hubungan spiritualitas dengan depresi pada lansia. Dari hasil uji tersebut juga diketahui tingkat hubungan antara dua variabel, dengan ditunjukkan nilai korelasi 0,405 yang terletak antara angka 0,40-0,599 Kategori Sedang.

Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan positif antara agama dan kesehatan jiwa lanjut usia, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Koenig, George dan Segler yang menunjukkan bahwa strategi menghadapi masalah yang tersering dilakukan oleh 100 responden berusia 55-80 tahun terhadap peristiwa yang paling menimbulkan stres

adalah berhubungan dengan agama dan kegiatan religius yang dinyatakan oleh Saadah (2003 dalam Iriani, 2009) dalam (Syam, 2010).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan spiritualitas yang berhubungan dengan Tuhan lansia lebih dapat menerima segala perubahan yang terjadi pada dirinya dengan pasrah kepada Tuhan, yang tercermin melalui kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan dalam menghadapi suatu masalah (koping) dengan lingkungannya. Berdasarkan fakta dan teori di atas menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki spiritualitas tinggi cenderung tidak mengalami depresi. Sebaliknya jika seseorang mempunyai spiritualitas rendah cenderung mengalami depresi sedang.

KESIMPULAN

1. Hampir seluruhnya lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto mempunyai spiritualitas sedang yaitu sebanyak 43 responden (93,5%).

2. Sebagian besar lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 29 responden (63%).

3. Ada hubungan spiritualitas dengan depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, denan nilai p = 0,005.

DAFTARPUSTAKA

1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

2. Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta:Graha Ilmu.

3. Hawari, D. (2005). Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: FKUI.

4. Hawari, D. (2013). Manajamen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta:FKUI.

5. Ibrahim, A.S. (2007). DEPRESI- Aku Ingin Mati. Jakarta: CV.REF GRAPHIKA.

6. Jatim, P. (2013). Jumlah Lansia Jatim Empat Juta dari Total Penduduk (http://birohumas.jatimprov.go.id/index.php?mod=watch&id=2323 diakses pada 11 desember 2013).

7. Maryam, dkk. (2012).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

8. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.

9. Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi: 2. Jakarta: Salemba Medika.

10. Padila. (2003). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika.

11. Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi:2. Jakarta: EGC.

12. Syam, A. (2010). Hubungan Antara Kesehatan Spiritul Dengan Kesehatan Jiwa Pada Lansia Muslim Di Sasana Tresna Werdha KBRP Jakarta Timur. (http://Lontar.ui.ac.id/ile?ile=digital/20282452... Diakses 9 desember 2013).

66

Pengaruh Antagonis Nonkompetitif NMDAR MK-801 terhadap

Dalam dokumen Model Peningkatan Resiliensi Anak Usia S (Halaman 30-34)