• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Guru, Murid, serta Orang Tua Murid

PERANAN YAYASAN TUNAS KARTIKA 4.1 Sekolah yang Dikelola oleh Yayasan Tunas Kartika

4.5 Hubungan Guru, Murid, serta Orang Tua Murid

Guru selain sebagai tenaga pengajar juga sebagai pendidik, selain mengajar guru dapat mengarahkan siswa dan membimbing siswa agar berprilaku baik dalam segala hal. Guru dijadikan sebagai penghubung antara siswa dengan ilmu pengetahuan yang selalu mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan manusia. Guru dituntut harus mampu menjadi tauladan bagi anak didiknya, karena manusia mempunyai sifat cenderung suka meniru.

Hubungan Guru dengan Murid.

Hubungan guru dengan murid ada 2 secara garis besar, yaitu hubungan secara formal dan hubungan tidak formal.

Hubungan secara formal. Hubungan secara formal antara murid dan guru adalah selama hari-hari belajar yang ditetapkan oleh roster jam pelajaran yang diatur oleh pihak sekolah, dan murid guru berada di lingkungan sekolah juga berseragam sekolah dapat juga disebut hubungan formal antara guru dan murid.

Hubungan secara formal antara guru dengan murid adalah hubungan langsung dan tidak langsung. Hubungan Langsung adalah tatap muka di dalam kelas sesuai jadwal pelajaran formal atau roster. Guru dan murid bertatap muka dengan minimal 4 orang guru setiap harinya. Dalam menyampaikan materi pelajaran itulah terjadi hubungan langsung antara guru dan murid. Selama masih jam belajar tatap muka di dalam kelas dikelompokkan pada hubungan langsung formal.

Hubungan formal tidak langsung antara murid dan guru juga ada dan terjadi. Di dalam sekolah ada banyak guru dari berbagi bidang studi dan ada 2 atau 3 macam agama yang dianut. Demikian pula dengan siswa yang berbagai macam agama yang mereka anut.

Seorang murid yang menganut agama Islam dengan guru yang mengajar pelajaran agama Kristen atau agama Budha, sebaliknya seorang murid yang beragama Kristen dengan guru mata pelajaran agama Islam, mereka tentu saja tidak berhubungan langsung di ruangan kelas. Di sekolah SMA Kartika I-1 contohnya, bidang studi berjumlah 14 bidang studi, satu bidang studi bisa terdiri dari 2 atau 3 orang guru. Kelas ada 3 tingkatan yaitu kelas X, XI, XII jadi guru yang mengajar di kelas X tidak mengajar di kelas XI, XII. Maka murid di kelas XI, XII tidak pernah bertatap muka langsung di ruang kelas dengan guru tersebut. Walaupun murid dan guru berada di dalam satu sekolah, berbicara dan berkomunikasi satu dengan yang lain, tetapi tidak berhubungan langsung secara formal.

Hubungan tidak formal antara murid dan guru bisa terjadi dalam beberapa hal, yang ada hubungan dengan kurikulum maupun dengan hubungan ekstrakurikuler. Adapun hubungan murid dan guru yang menyangkut kurikulum, contohnya guru yang mengajarkan les privat dengan memanggil guru sekolah untuk membimbing belajar, atau les tambahan di luar sekolah baik perseorangan atau berkelompok. Bimbingan studi di salah satu tempat bimbingan belajar juga termasuk hubungan guru dan murid yang tidak formal, walaupun berbentuk kelas dengan murid yang banyak termasuk juga dalam hubungan tidak formal.

Ada lagi hubungan tidak formal yang menyangkut ekstrakurikuler, seperti: kegiatan pramuka, olahraga, seni, yang dilakukan murid dengan gurunya. Prmuka bisa diadakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, seperti saat berkemah dan lain-lain. Olahraga seperti berenang, bola kaki, volley, basket, yang dilakukan di luar jam belajar sekolah. Dalam seni juga murid-murid berkegiatan seperti membentuk grup musik, paduan suara, grup tari, teater (seni drama), band dan lain sebagainya, yang mereka tampilkan pada saat acara tertentu

seperti ulang tahun sekolah, merayakan hari kemerdekaan, hari guru atau kegiatan keagamaan maulid nabi, isra miraj dan natal.

Selanjutnya hubungan tidak formal juga terjadi antara murid dan guru, seperti hubungan kekerabatan atau kekeluargaan, berdekatan rumah, hubungan bisnis dan lainnya. Antara murid dan guru tetap saja ada hubungan apabila mereka bertemu di tempat umum seperti di tempat perbelanjaan, jadi hubungan antara guru dan murid tetap saja terjadi baik secara formal maupun tidak formal.

Hubungan Guru dengan Orang Tua Murid.

Hubungan Guru dengan Orang Tua Murid tidak begitu sering ataupun terus-menerus, ada 2 kategori yang biasa, pada saat pembagian rapor 2 kali dalam setahun, dan pada waktu yang tidak dapat ditentukan. Hubungan guru dengan orang tua murid bisa terjadi minimal 2 kali dalam setahun bahkan lebih seperti:

Menghadiri panggilan guru dari sekolah. Kadang kala dalam menjalani pelajaran murid murid banyak mengalami banyak hal, bisa mengikuti dengan mudah peraturan sekolah cara belajar yang ditetapkan oleh guru dan berhubungan dengan sesama murid secara murid, tetapi tidak jarang kita dapati murid-murid yang bermasalah. Adakalanya bermasalah dengan salah satu guru bidang studi, bermasalah terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah atau akibat pelanggaran peraturan sekolah, atau juga bermasalah antara sesama murid.

Apabila seorang murid tidak melanggar peraturan sekolah, salah satu ancamannya adalah diselesaikan dengan cara memanggil orang tua supaya hadir di sekolah untuk ikut menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi anaknya, sebagai contoh: seorang murid bernama Andi tidak masuk sekolah tanpa keterangan, pihak sekolah akan memanggil orang

tua murid untuk memberikan keterangan beserta bukti yang dapat diterima guru, alasan apa sehingga Andi tidak dapat masuk sekolah. Kedatangan orang tua murid ke sekolah inilah terjadi hubungan langsung antara orang tua murid dengan guru. Ada juga hubungan orang tua murid tidak lisan secara langsung, bisa melalui lewat buku penghubung atau berupa surat menyurat. Untuk suatu alasan yang khusus kadang kala orang tua murid tanpa panggilan guru atau pihak juga datang ke sekolah untuk menemui guru seperti mempermisikan anaknya untuk tidak masuk sekolah akibat suatu alasan atau sakit.

Menghadiri pengambilan rapor, di dalam satu tahun pelajaran terjadi 2 kali pembagian rapor, pada waktu pembagian rapor itu di panggil orang tua murid untuk menghadirinya. Terjadilah pertemuan langsung guru, dalam hal ini wali kelas dengan orang tua murid. Pada waktu itulah terjadi lagi komunikasi langsung antara orang tua murid dengan guru (wali kelas) akan diberitahukan kepada orang tua bagaimana perkembangan anaknya selama satu semester (6 bulan) masa pelajaran berlangsung. Baik dan buruk yang dialami murid dan guru di sekolah akan disampaikan lewat pertemuan ini. Walaupun baru pertama kali bertemu dengan wali kelas tetapi orang tua murid dapat bertanya kepada guru (wali kelas) langkah apa yang dapat dilakukan oleh orang tua dirumah dalam membimbing anaknya ke arah kemajuan pendidikan.

Dan pada saat pemberian rapor itu pula guru dapat menyampaikan kepada orang tua murid kelakuan anaknya disekolah, tak jarang guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada orang tua murid untuk kemajuan anak didik.

BAB V

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting, hal ini dikarenakan pendidikan dapat membentuk dan mengubah seseorang menjadi lebih baik. Dalam kehidupan yang berwawasan pola pikirnya. Berkat adanya pendidikan, manusia mampu menganalisa dan berbagai perubahan yang terjadi di lingkungannya. Setiap manusia mempunyai potensi yang baik, dan akan menjadi suatu yang baik apabila manusia tersebut membina dirinya melalui jalur pendidikan, dari hasil pendidikan itu telah menghasilkan penemuan-penemuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membawa pengaruh besar terhadap pembangunan bangsa. Pendidikan memberikan manfaat yang besar untuk membentuk manusia Pendidikan di Indonesia sangat beragam.

Yayasan Tunas Kartika adalah salah satu yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan. Yayasan Tunas Kartika berdiri pada tahun 1969 tapi sah berbadan hukum pada tahun 1970. Yayasan Tunas Kartika berdiri adalah untuk membantu mewujudkan cita-cita dari Organisasi Persit yang mempunyai tujuan untuk mensejahterakan prajurit, dan Yayasan ini didirikan agar sekolah-sekolah yang telah didirikan oleh Yayasan Tunas Kartika mendapat penanganan yang lebih serius dari Organisasi Persit. Semakin lama sekolah yang dikelola semakin berkembang dengan pesat karena tidak hanya anak-anak dari prajurit tetapi juga anak dari masyarakat luas membutuhkan sekolah.

Yayasan Tunas Kartika berkembang baik, hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya sekolah yang mereka kelola. Pada awalnya yayasan hanya membangun Taman Kanak-kanak saja di batalion-batalion, tetapi kemudian seiring dari perjalanan yayasan yang semakin maju dan berkembang yayasan juga membangun SD SMP dan SMA. Di Kota

Medan terdapat 15 sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) berjumlah 7 buah, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 4 buah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 2 buah.

Sekolah yang dikelola oleh Yayasan Tunas Kartika menjadi salah satu sekolah yang diminati di dalam masyarakat setelah sekolah negeri. Karena sekolah selalu berhubungan dengan dan mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sehingga sekolah dapat mengikuti setiap perkembangan yang ada dalam pendidikan, di Kota Medan khususnya. Yayasan Tunas Kartika cukup berperan dalam perkembangan setiap sekolah yang mereka kelola. Dengan memberikan yang terbaik kepada sekolah, seperti menyediakan fasilitas yang lengkap terhadap sekolah yang mereka kelola, memberikan kesejahteraan terhadap guru dan pegawainya agar dapat bekerja dan mendidik para murid dengan baik, kedua hal ini adalah bertujuan agar anak didik mendapat pendidikan yang terbaik dari sekolah yang dikelola oleh yayasan.

Yayasan Tunas Kartika juga berperan dalam pendidikan di Kota Medan karena yayasan telah banyak mendirikan sekolah yang berada di Kota Medan, seperti ditulis diatas bahwa Yayasan Tunas Kartika memiliki 15 sekolah, sekolah-sekolah ini merupakan wadah untuk memajukan pendidikan, tidak hanya pendidikan bagi anak prajurit tetapi juga memajukan pendidikan masyarakat Kota Medan agar anak-anak mereka mendapat pendidikan yang baik dan berkualitas.

Dokumen terkait