• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI KOPERASI SIMPAN

C. Hubungan Hukum Anggota Koperasi dan

Struktur organisasi koperasi dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ideologi dan strategi pengembangan untuk memperoleh strategic competitiveness sehingga setiap koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara

fungsional karena menyesuaikan dengan strategi yang sedang dikembangkan tetapis secara basic ideologi terutama terkait dengan perangkat organisasi koperasi menunjukkan kesamaan.

Ropke dalam bukunya The Economic Theory of Cooveratives mengidentifikasi ciri-ciri organisasi koperasi sebagai berikut30

a. Terdapat sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut sebagai kelompok koperasi.

:

b. Terdapat anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya dari kelompok koperasi.

c. Anggota yang bergabung dalam koperasi memanfaatkan koperasi secara bersama, yang disebut sebagai perusahaan koperasi.

d. Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota dalam kegiatan ekonominya.

Jika diperhatikan ciri-ciri tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi koperasi terdiri dari:

30Adipoetra,OrganisasidanManajemenkoperasi,adiputramiu89.blogspot.com/2012/2011/

a. Anggota koperasi, baik sebagai konsumen akhir maupun sebagai pengusaha yang memanfaatkan koperasi dalam kegiatan sosial ekonominya.

b. Badan usaha koperasi, sebagai satu kesatuan dari anggota, pengelola, dan pengawas koperasi yang berusaha meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya melalui perusahaan koperasi.

c. Organisasi koperasi, sebagai badan usaha yang bertindak sebagai perusahaan yang melayani anggota maupun bukan anggota.

Struktur organisasi koperasi di Indonesia dapat diurut berdasarkan perangkat organisasi koperasi. Berdasarkan UU Perkoperasian perangkat koperasi terdiri atas, yaitu rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola.

a. Rapat Anggota

Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang tercermin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan). Rapat Anggota berwenang:

1. Menetapkan kebijakan umum koperasi; 2. Mengubah Anggaran Dasar;

3. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus; 4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja

5. Menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi;

6. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

7. Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha;

8. Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi.

b. Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus dapat menunjuk manajer dan karyawan sebagai pengelola untuk menjalankan fungsi usaha sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, sebagaiman tercantum dalm UU Perkoperasian. Yang dimaksud dengan persorangan adalah mereka yang harus memenuhi persyaratan:

a. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;

b. Memiliki kemampuan mengelola usaha koperasi;

c. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

d. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan koperasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkutan.

Adapun yang menjadi tugas dari pengurus koperasi yaiu: a. Mengelola koperasi berdasarkan Anggaran Dasar; b. Mendorong dan memajukan usaha Anggota;

c. Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

d. Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanan tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

e. Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

f. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib; g. Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;

h. Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah Rapat Anggota;

i. Melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.

Selain itu Pengurus juga memiliki kewenangan untuk mewakili koperasi di dalam maupun diluar pengadilan. Namun, terdapat batasan terhadap kewenangan yang dimiliki oleh Pengurus yaitu apabila:

a. Terjadi perkara di depan pengadilan antara koperasi dan Pengurus yang bersangkutan; atau

b. Pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi.

Sekalipun Pengurus memiliki kewenangan dan tanggung jawab, namun pengurus koperasi tetap wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Rapat Anggota dalam hal koperasi akan:

a. Mengalihkan aset atau kekayaan koperasi;

b. Menjadikan jaminan utang atas aset atau kekayaan Koperasi; c. Menerbitkan obligasi atau surat utang lainnya;

d. Mendirikan atau menjadi Anggota Koperasi Sekunder; dan/atau e. Memiliki dan mengelola perusahaan bukan Koperasi.

Pengurus dalam menjalankan tugasnya wajib menjalankannya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan usaha koperasi. Pengurus bertanggung jawab atas kepengurusan Koperasi untuk kepentingan dan pencapaian tujuan Koperasi Kepada Rapat Anggota. Setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah menjalankan

tugasnya dan dapat digugat ke pengadilan oleh sejumlah Anggota yang mewakili paling sedikit 1/5 (satu perlima) Anggota atas nama Koperasi.

c. Pengawas

Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi dipilih dari dan oleh Anggota pada Rapat Anggota. Berdasarkan UU Perkoperasian, persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi pengawas yaitu:

a. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

b. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan koperasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.

Pasal 50 UU Perkoperasian menjelaskan bahwa seorang pengawas bertugas antara lain:

a. Mengusulkan calon Pengurus;

b. Memberi nasihat dan pengawas kepada pengurus;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus; dan

Sedangkan wewenang Pengawas adalah:

a. Menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;

b. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus dan pihak lain yang terkait;

c. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari Pengurus;

d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan e. Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan

menyebutkan alasannya.

Dalam menjalankan tugasnya, Pengawas wajib menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Koperasi. Pengawas juga bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Anggota. Dalam menjalankan tugasnya dalam hal melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus, Pengawas dapat meminta bantuan kepada Akuntan Publik untuk melakukan jasa audit terhadap Koperasi. Penunjukan Akuntan Publik ini ditetapkan oleh Rapat Anggota.

Dokumen terkait