• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.8. Alur Penelitian

4.2.6. Hubungan intensitas nyeri dan kualitas hidup pasien OA

Berdasarkan dari hasil yang didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas nyeri dan kualitas hidup pada pasien OA yaitu sebesar 0,015. Dikatakan bermakna, karena apabila nilai p value < 0,05 maka terdapat hubungan antara intensitas nyeri dan kualitas hidup. Di mana nilai korelasinya sebesar 0,338 (r = 0,338) menunjukan bahwa arah korelasi positif yang artinya nilai antara variabel searah yaitu semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya, dikatakan negatif apabila nilai antara variabel berlawanan yaitu semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya. Maka apabila di interpretasikan kepada penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut, semakin besar variabel intensitas nyeri maka semakin besar pula nilai kualitas hidup responden, dimana semakin besarnya nilai kualitas hidup menandak semakin buruk kualitas hidup responden tersebut.

62

Maka pada penelitian ini memiliki arah korelasi yang positif dengan kekuatan korelasi yang lemah dikarenakan nilai r yang didapat dalam range 0,20 – 0,399.

Dari hasil penelitian Rianiari (2014) yang menggunakan kuesioner AIMS2-SF menunjukan skor kualitas hidup pasien rheumatoid arthritis sebesar 3,18. Variabel penyakit penyerta dan intensitas nyeri berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien rheumatoid arthritis dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,039 dan 0,004 (p<0,05). Faktor usia, jenis kelamin, durasi penyakit dan pengobatan tidak mempengaruhi kualitas hidup pasien rheumatoid arthritis. Hasil koefisien korelasi product moment menunjukkan korelasi intensitas nyeri (0,397) lebih besar dengan kualitas hidup dibandingkan korelasi penyakit penyerta (0,379).

Pada penelitian Rianiari (2014) dapat dilihat bahwa intensitas nyeri berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien rheumatoid arthritis

Hasil penelitian Ismail (2013) menggunakan kuesioner AIMS2-SF menunjukkan skor kualitas hidup pasien osteoartritis sebesar 4,187. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel usia, status pekerjaan dan intensitas nyeri terhadap kualitas hidup dengan nilai signifikansi ketiga faktor tersebut sebesar 0,000 (p<0,05). Faktor jenis kelamin, penyakit penyerta, dan jenis terapi, tidak mempengaruhi kualitas hidup penderita osteoartritis.

Begitu juga dengan penelitian Ismail (2013) bahwa intensitas nyeri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien osteoartritis.

Seperti pada penelitian Papakostidou I et al. (2012) Pada pasien yang menderita OA yang tidak menanggapi pengobatan medis, total lutut artroplasti (TKA) adalah prosedur bedah yang paling efektif untuk mengurangi nyeri, memperbaiki deformitas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dimana tindakan TKA apa bila dilakukan terhadap pasien tersebut dapat mengurangi nyeri yang diderita pasien yang mempengaruhi kualitaas hidupnya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal itu juga tidak lepas dari dukungan dari orang-orang yang ada di sekitar pasien untuk melakukan TKA sehingga pasien tidak cemas pada keadan sebelum dan sesudah dilakukannya TKA.

Dapat dilihat dari penelitian Pamela, Robert, Margaret (2009) menunjukkan bahwa wanita dengan Relapsing-Remitting Multiple Sclerosis (RRMS) mewakili populasi yang unik yang mengalami rasa sakit secara berbeda daripada wanita yang sehat. Selain itu, temuan dari studi ini merupakan langkah penting dalam memberikan pemahaman yang lebih baik dari gejala bahwa dapak kualitas hidup pada wanita. Semua wanita harus dinilai secara rutin untuk nyeri, kelelahan, depresi, dan gangguan tidur. Manajemen nyeri yang efektif dapat menurunkan intensitas kelelahan, depresi, dan gangguan tidur pada semua wanita. Selain itu, pada wanita dengan beberapa gejala, pengobatan depresi

64

dapat meningkatkan kualitas mental kehidupan, sedangkan pengobatan kelelahan dapat meningkatkan kualitas fisik kehidupan.

Pada penelitian Said (2012) bahwa nyeri pada penderita kanker yang mempengaruhi fisik dan psikologis pasien akan menurunkan kualitas hidup pada dasarnya budaya mempengaruhinya baik dari segi makna nyeri serta nilai-nilai yang terdapat dalam suatu budaya, yang mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam mentoleransi nyeri, cara mengekspresikan rasa nyeri, kepada siapa nyeri dapat dilaporkan dan bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut.

Nyeri muskuloskeletal berkorelasi dengan kualitas hidup, yang memiliki efek merusak aditif pada kualitas hidup, dan memediasi efek diagnosis OA. Hubungan ini stabil dari waktu ke waktu menunjukkan rasa sakit yang memiliki konsisten daripada peningkatan efek merusak. Karena ditemukan bahwa faktor yang sama berhubungan dengan kualitas hidup dari waktu ke waktu (Laslett et al., 2012).

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:

1. Dari data responden didapatkan responden yang menderita OA memiliki intensitas nyeri paling banyak yaitu pada nyeri sedang adalah sebanyak 41,2 %.

2. Dari data responden didapatkan responden yang menderita OA memiliki skor rata-rata kualitas hidup yang baik.

3. Terdapat hubungan antara intensitas nyeri terhadap kualitas hidup pasien OA pada poli ortopedi di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.

5.2. Saran

1. Bagi Institusi Kesehatan

a. Diharapkan pada puskesmas yang merujuk dan RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sendiri dapat melakukan peningkatan pengetahuan pada penanganan dan pengelolaan pasien OA yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Bagi Masyarakat

a. Diharapkan memiliki pemahaman dan perilaku yang lebih baik terhadap apa saja yang dapat mempengaruhi intensitas nyeri seperti bertambahnya

66

umur, pekerjaan, dan jenis kelamin pada penyakit OA yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

3. Bagi penelitian selanjutnya

a. Diharapkan dapat melakukan penelitian dengan jenis penilaian yang berbeda pada variabel intensitas nyeri dan kualitas dengan sampel yang berbeda dan lebih besar.

American College of Rheumatology. 2012. Available from

[https://www.rheumatology.org.]. Tersedia ( 25 September 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Jakarta

Departmen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan dan Kualitas Hidup Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedikteran. Ed 22. Jakarta: EGC Hassanali, S.H. 2011. Osteoartritis: A Look At Pathophysiology And Approach

To New Treatments. East African Orthopaedic Journal.

Helmi, Z.N. 2012. Buku Ajar Gangguan Muaskuloskeletal. Salemba Medika : Jakarta

Helmtrud, I, Roach, Simon, T. 2007. Bone and Osteoarthritis. London : Springer Imayati, K. 2011. Laporan Kasus Osteoartritis. Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar: Denpasar.

Ismail, A. 2013. Evaluasi Kualitas Hidup Penderita Osteoartritis Di Instalasi Rawat Jalan Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Februari – Mei 2013. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Koentjoro, SL. 2010. Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Derajat Osteoarthritis Lutut Menurut Kellgren dan Lawrence. Semarang. Universitas Diponegoro.

Kristianto H, 2010, Perbandingan Perawatan Luka Teknik Modern Dan

Konvensional Terhadap Transforming Groeth Factor Beta 1 (Tgf Β1) Dan

Kumar, V, Cortan, R.S, Robbins, S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Volume 2, Ed 7. Jakarta : EGC

Laslett, L.L, Quinn, S.J, Winzenberg, T.M, Sanderson, K, Cicuttini, F and Jones, G. 2012. A prospective study of the impact of musculoskeletal pain and radiographic osteoarthritis on health related quality of life in community dwelling older people. BMC Musculoskeletal Disorder.

Lukman, T.V. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Post-Operasi Sectio Caesaria di RSUD. Prof. DR. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Universitas Negri Gorontalo. Lumbantoruan SM, Harahap IA. 2012. Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Stres

Pasien Osteoartritis Di Rsup H. Adam Malik Medan. Medan. Universitas Sumatra Utara.

Melzack, R. 2009. Pain and Stress : Clues toward understanding chronic pain. Psychology: IUPsyS Global Resource.

Molnar, P. 2009. Some Aspects of The Measurement and Improvement of Quality of Life

Nofitri NFM, 2009 , Gambaran Kualitas Hidup Pada Individu Dewasa Berdasarkan Karakteristik Budaya Jakarta, Depok, Universitas indonesia Notoatmodj, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Pamela, K, Robert, T, Ullione, M. 2009. The Impact of Pain and Other Symptoms

on Quality og Life in women With Relapsing-Remitting Multiple sclerosis. NIH Punlic Access

Papakostidou, I, Dailiana, Z.H, Papapolychroniou, T, Liaropoulos, L, Zintzaras, E, Karachalios, T.S and Malizos, K.N, 2012. Factors affecting the quality of life after totalknee arthroplasties: a prospective study. BMC

Penderita Osteoartritis Lutut Di RSUP Sanglah Denpasar. Bagian Fisioterapi Universitas Udayana Denpasar: Denpasar

Pratiwi. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Siswa Kelas XI AK SMK Putra Anda Binjai Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Price, S.A, Wilson, L.M. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed 6. Jakarta : EGC

Rachmawati, S. 2013. Kualitas Hidup Orang Denagn HIV/AIDS Yang Mengikuti Terapi Antiretroviral. Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi. Volume 1, 48-62

Rantepadang A. 2012. Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan Lansot Kecamatan Tomohon Selatan. Menado. Universitas Klabat

Rianiari, U. 2014. Gambaran Pengobatan Dan Kualitas Hidup Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Di Instalasi Rawat Jalan Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Fakultas Farmasi. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. Said MI. 2012. Hubungan Ketidaknyaman Nyeri Dan Molodour Dengan Tingkat

Stres Pada Pasien Kanker Payudara di RSKD Jakarta dan RSAM Bandar Lampun. Depok. Universitas Indonesia.

Saryono. (2011). Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Soeroso, J, Isbagio, H, Kalim, H, Broto, R, Pramudiyo, R. 2006 Osteoartritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia

Sudoyono AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. Hal: 2533-2549

Sumual, A.S. 2012. Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan

Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Di Atas 45 Tahun Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Skripsi. Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado: Manado.

Sutikno, E. 2010. Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dan Kualitas Hidup Lansia. Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata. Kediri

Valente, M.A.F, Ribeiro, J.L.P, Jensen, M.P. 2011. Validity of four pain intensity rating scales. PAIN_ 152. 2399–2404

Dokumen terkait