• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase terhadap

Jumlah total aset

2 0 0 8 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp % %

Ryburn Venture Limited (RVL)

(US$ 583.639) 5.384.070 5.284.268 3,00 9,30

Piutang pada Ryburn Venture Limited (RVL), pemegang saham Perusahaan, merupakan piutang Perusahaan pada PT Determinan Indah (DI), perusahaan afiliasi, yang kemudian dialihkan kepada RVL sesuai perjanjian tanggal 2 Januari 2001 antara Perusahaan, RVL dan DI. Pada tanggal 6 Desember 2001, Perusahaan dan RVL telah menyepakati perubahan jadwal pembayaran tersebut dimana RVL akan membayar kepada Perusahaan setelah DI membayar hutangnya kepada RVL dan disepakati pula sejak Januari 2002 atas piutang ini tidak dikenakan bunga lagi.

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu dibuat penyisihan piutang ragu-ragu karena berkeyakinan piutang dapat seluruhnya tertagih.

10. ASET TETAP Pemilikan langsung :

PT Alakasa Extrusindo (AE), Anak Perusahaan, memiliki sebidang tanah seluas 20.430 M2 dan Perusahaan telah memperoleh perpanjangan SHGB No. 01/01-550.2-09.04-2007 untuk jangka waktu selama 20 tahun, yang akan berakhir pada tanggal 24 Januari 2027.

Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 6.462.747 (nilai penuh) dan Rp 679.000 untuk tahun 2008 dan US$ 6.473.826 (nilai penuh) dan Rp 696.000 untuk tahun 2007. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya yang mungkin dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan.

11. BEBAN TANGGUHAN HAK ATAS TANAH

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Harga perolehan 86.560 –

Dikurangi: Akumulasi amortisasi (6.131 –

Nilai buku 80.429 –

Sertifikat HGB berlaku selama 20 tahun dan akan berakhir pada tanggal 24 Januari 2027.

Beban amortisasi sebesar Rp 2.164 pada periode 30 Juni 2008 dialokasikan kepada beban pokok penjualan 12. ASET TIDAK BERWUJUD

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Program computer 8.729 8.567

Dikurangi : Akumulasi amortisasi (4.011 (1.803

Nilai buku 4.718 6.764

Beban amortisasi aset tidak berwujud sebesar Rp 1.091 dan Rp 1.079 masing-masing pada periode 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2007 dialokasikan pada beban umum dan administrasi.

13. HUTANG USAHA

Akun ini terutama merupakan kewajiban yang timbul atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu dengan rincian sebagai berikut :

Alakasa Company Limited, Anak Perusahaan, pada tanggal 30 Juni 2008 mempunyai hutang usaha kepada Carum International Resources Limited sebesar US$ 10.485.613,21 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 96.729.782. Hutang tersebut telah dibayar penuh pada tanggal 18 Juli 2008.

13. HUTANG USAHA (Lanjutan)

Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :

Rincian umur hutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

14. HUTANG PAJAK

14. HUTANG PAJAK (Lanjutan)

Anak Perusahaan

§ Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan No. 00030/406/05/004/07 tanggal 16 Maret 2007, yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Cakung Satu, menetapkan bahwa untuk tahun buku 2005 Perusahaan mempunyai pajak penghasilan badan lebih bayar dan penghasilan kena pajak masing-masing sebesar Rp 904.597 dan Rp 462.902. Perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tersebut sebesar Rp 894.925 pada tanggal 4 Mei 2007.

Benar No. S-204/WPJ.20/BD.0601/2007 tanggal 6 Desember 2007, ditetapkan bahwa rugi fiskal Perusahaan untuk tahun buku 2004 adalah sebesar Rp 1.519.101.

15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

16. HUTANG DIVIDEN

Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2007 masing-masing jumlah hutang dividen adalah sebesar Rp 636.285 dan Rp 696.285.

17. UANG JAMINAN PELANGGAN

Akun ini merupakan uang jaminan pelanggan atas biaya pembuatan cetakan yang dipesan secara khusus. Uang jaminan ini dapat dikembalikan dalam hal pelanggan yang bersangkutan mencapai volume pembelian tertentu dalam jangka waktu 2 tahun.

Uang jaminan dengan waktu lebih dari 2 tahun disajikan dalam bagian kewajiban jangka pendek, sedangkan yang kurang dari 2 tahun disajikan dalam kewajiban jangka panjang.

Hutang kepada RIL akan jatuh tempo pada 31 Desember 2011 dengan bunga 2% per tahun, dengan ketentuan pembayaran pokok dan bunga dilakukan setiap bulan Juni dan Desember dimulai pada bulan Juni 2003.

Sesuai dengan perubahan perjanjian (Amendment Agreement) tanggal 20 April 2004, Perusahaan dan RIL telah menyepakati bahwa pembayaran hutang pokok akan dibayarkan dengan jumlah yang akan ditentukan oleh RIL setelah pihak RIL mengevaluasi laporan keuangan dan arus kas Perusahaan pada setiap akhir tahun buku. Selanjutnya, sesuai dengan perubahan perjanjian (Amendment Agreement) tanggal 7 Januari 2005, Perusahaan dan RIL menyepakati bahwa sejak tanggal 30 Juni 2005, pinjaman ini tidak lagi dikenakan bunga.

Hutang kepada RIL dijamin dengan saham PT Alakasa Extrusindo (AE) yang dimiliki Perusahaan dan corporate guarantee yang dikeluarkan oleh AE.

PT Gesit Alumas

Hutang kepada PT Gesit Alumas merupakan hutang yang tidak ditetapkan jangka waktu pengembalian dan tidak dikenakan bunga.

19. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung dan membukukan kewajiban pasca kerja untuk seluruh karyawannya sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000 yang telah direvisi dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak di perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan sehubungan dengan estimasi kewajiban tersebut. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan pasca kerja tersebut adalah 207 dan 205 orang masing-masing pada periode 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2007.

Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Prima Bhaksana Lestari.

Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya dan kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :

Umur pensiun normal : 55 tahun

Kenaikan gaji : 10% per tahun

Tingkat bunga teknis : 10% per tahun

1 9 .

KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)

Kewajiban imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut :

20. MODAL SAHAM

Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan Biro Administrasi Efek Perusahaan, PT Raya Saham Registra adalah sebagai berikut :

Persentase Jumlah

Pemegang saham Lembar

saham kepemilikan modal disetor

% Rp

Saham seri A :

PT Gesit Alumas 11.399.850 11,23 11.399.850

Pemerintah DKI Jakarta 4.885.650 4,81 4.885.650

Lain-lain 5.164.500 5,08 5.164.500

Saham seri B :

Ryburn Investment Limited 33.534.761 33,03 21.797.595

Sino Aluminium Holding (s) Pte 25.526.460 25,14 16.592.199

Ryburn Venture Limited 21.021.790 20,71 13.664.163

Jumlah 101.533.011 100,00 73.503.957

Seluruh saham seri A dan saham seri B telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan baik saham seri A dan B memiliki hak yang sama. Efektif tanggal 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta telah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya membentuk entitas baru dengan nama Bursa Efek Indonesia.

21. AGIO SAHAM

Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, saldo akun ini sebesar Rp 200.000 adalah sebagai berikut : Rp Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada

masyarakat pada tahun 1990

Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 1.500.000 saham

dengan harga Rp 9.800 per saham 14.700.000

Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor (1.500.000

Saldo agio saham setelah penawaran umum 13.200.000

Pembagian saham bonus pada tahun 1991 (13.000.000

Saldo agio saham 200.000

22. CADANGAN

§ Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 5 Juni 2007 yang telah diaktekan oleh notaris Robert Purba S.H., No. 3 tanggal 5 Juni 2007, bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan memutuskan menyetujui penggunaan keuntungan tahun buku 2006 sebesar Rp 200.000 digunakan sebagai dana cadangan yang telah dibentuk sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan UU Republik Indonesia No. 1/1995 tentang Perseroan Terbatas. Dengan pembentukan cadangan ini, saldo cadangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 menjadi Rp 900.000.

§ Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 1 Juni 2006 yang telah diaktekan oleh notaris Robert Purba S.H., No. 1 tanggal 1 Juni 2006, bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan memutuskan menyetujui penggunaan keuntungan tahun buku 2005 sebesar Rp 100.000 digunakan sebagai dana cadangan yang telah dibentuk sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan UU Republik Indonesia No. 1/1995 tentang Perseroan Terbatas. Dengan pembentukan cadangan ini, saldo cadangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 900.000.

Berdasarkan UU RI No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, yang efektif berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007, dinyatakan bahwa kewajiban Perusahaan untuk menyisihkan jumlah tertentu untuk cadangan berlaku apabila Perusahaan mempunyai saldo laba yang positif.

23. PENJUALAN BERSIH

Penjualan kepada PT Indonesia Asahan Aluminium, yang merupakan penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih. Pada periode 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2007 penjualan tersebut masing-masing sebesar Rp 580.483.452 dan Rp 696.743.260 yang merupakan 92,90% dan 95,00% masing-masing dari jumlah penjualan bersih periode 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2007.

24. BEBAN

POKOK PENJUALAN (Lanjutan)

Rincian pemasok yang melebihi 10% pembelian Perusahaan :

Pemasok Jumlah Persentase dari total

pembelian

2 0 0 8 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp % %

Pembelian bahan baku :

Dubai Aluminium Co., Ltd 28.709.760 23.767.649 98,18 96,82

Pembelian barang dagangan :

Carum International Resources 579.654.460 695.550.753 100,00 100,00 25. BEBAN PENJUALAN

26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

27. PAJAK PENGHASILAN

27. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan akumulasi rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut :

27. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)

Jumlah rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2007 sama dengan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Perusahaan ke Kantor Pelayanan Pajak.

Aset Pajak Tangguhan

Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal dan perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasi pada periode-periode mendatang.

27. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)

Rekonsiliasi antara jumlah penghasilan pajak dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :

28. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham :

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Laba bersih yang digunakan untuk perhitungan

28. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Lanjutan) Jumlah Saham

Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar pada periode 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2007 adalah masing-masing sebesar 101.533.011 saham.

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Laba bersih yang digunakan untuk perhitungan laba

per saham dasar (nilai penuh) 3.472.532.996 2.605.390.669

Dibagi jumlah saham 101.533.011 101.533.011

Laba bersih per saham dasar (nilai penuh) 34 26

Laba per Saham Dilusian

Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena Perusahaan tidak memiliki efek berpotensi mendilusi saham biasa.

29. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Nama Sifat Transaksi

Ryburn Investment Limited Pemegang Saham Pinjaman

Ryburn Venture Limited Pemegang Saham Pinjaman

PT Gesit Alumas Pemegang Saham Pinjaman

Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 9 dan 18.

30. INFORMASI SEGMEN USAHA

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan pengelompokan segmen usaha primer yang terdiri dari industri aluminium dan perdagangan. Bentuk sekunder pelaporan segmen adalah segmen geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi aset atau operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Perusahaan mengklasifikasikan usahanya ke dalam segmen usaha primer dan sekunder sebagai berikut :

31. IKATAN

ACL mengadakan Perjanjian Jual Beli dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk supply Alumina periode tahun 2006 sampai tahun 2010 dan pengadaan Calcined Petrolium Coke (CPC) untuk tahun 2006 sampai tahun 2008.

ACL mengadakan Perjanjian Jual Beli dengan PT Aneka Tambang Tbk sehubungan dengan pengadaan Bauxite di tahun 2006 yang sebagian dilakukan pada tahun 2007.

32. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU

Pada tahun 2008, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar yang akan mempengaruhi Kebijakan Akuntansi Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut :

a. PSAK No. 13 (Revisi 2007) “Properti Investasi”

PSAK ini diterapkan untuk laporan keuangan yang mencakup periode dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 2008; dan akan menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 1994) tentang Akuntansi untuk Investasi.

32. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) b. PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”

PSAK ini diterapkan untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 2008; dan akan menggantikan :

- PSAK No. 16 (1994) tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain; dan - PSAK No. 17 (1994) tentang Akuntansi Penyusutan.

c. PSAK No. 30 (Revisi 2007) “Sewa”

PSAK ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 2008; dan akan menggantikan PSAK No. 30 (1990) tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha.

d. PSAK N0. 50 (Revisi 2006) “Instrument Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”

PSAK ini diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 2009; dan akan menggantikan :

- PSAK No. 50 (Revisi 1998) tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu, untuk pengaturan yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran investasi efek tertentu; dan

- PSAK No. 55 (Revisi 1999) tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai, untuk pengaturan yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran instumen derivatif dan aktivitas lindung nilai. e. PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”

PSAK ini diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 2009; dan akan menggantikan :

- PSAK No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing, untuk pengaturan yang terkait dengan transaksi valuta berjangka;

- PSAK No. 28 (Revisi 1998) tentang Akuntansi Keuangan Asuransi Kerugian, untuk pengaturan yang terkait dengan perlakuan akuntansi surat berharga (marketable securities);

- PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan, untuk pengaturan yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi efek (marketable securities);

- PSAK No. 36 (Revisi 1996) tentang Akuntansi Asuransi Jiwa, untuk pengaturan yang terkait dengan perlakuan akuntansi surat berharga (marketable securities);

- PSAK No. 42 (Revisi 1998) tentang Akuntansi Perusahaan Efek, untuk pengaturan yang terkait dengan : vi. transaksi jual efek dengan janji beli kembali (repo)/beli efek dengan janji

jual kembali (reserve repo); dan

vii. transaksi manajer investasi untuk penggabungan perolehan,

pengklasifikasian,dan penilaian pada tanggal neraca untuk efek dan unit penyertaan reksa dana yang dibeli untuk investasi sendiri;

32. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan)

- PSAK No. 43 (Revisi 1997) tentang Akuntansi Anjak Piutang, untuk pengaturan yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran investasi efek tertentu; dan

- PSAK No. 50 (Revisi 1998) tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu, untuk pengaturan yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran investasi efek tertentu; dan

- PSAK No. 55 (Revisi 1999) tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai, untuk pengaturan yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran instumen derivatif dan aktivitas lindung nilai. Saat ini Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang menganalisa dampak Standar-standar tersebut di atas terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasi.

33. KONDISI PEREKONOMIAN

Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia sudah memasuki kestabilan yang ditunjukkan oleh indikator-indikator makro ekonomi. Dan sejalan dengan itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam beberapa tahun terakhir ini memperoleh laba usaha dan laba bersih yang cukup signifikan, namun pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan masih mempunyai saldo akumulasi defisit sebesar Rp 47.955.626 Hal tersebut disebabkan kerugian yang signifikan sebagai dampak dari krisis ekonomi yang dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 1998 dan melemahnya permintaan konsumen.

Tindakan dan rencana manajemen untuk menghadapi kondisi keuangan dan operasional Perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Untuk usaha industri aluminium extrusi, manajemen tetap mengkonsentrasikan pada produk-produk dengan nilai tambah dan kualitas yang tinggi.

b. Untuk usaha perdagangan bahan baku, manajemen masih tetap berupaya mendiversifikasi ke produk-produk lain baik dalam industri aluminium maupun industri lainnya.

Stabilitas ekonomi tergantung pada kebijaksanaan-kebijaksanaan dibidang moneter, fiskal dan lainnya yang telah maupun yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah, dimana tindakan tersebut adalah di luar kendali dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan asumsi bahwa Perusahaan akan terus beroperasi secara berkelanjutan dan mencakup dampak ketidakpastian kondisi perekonomian tersebut, sepanjang hal ini dapat ditentukan dan diperkirakan.

34. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing yang signifikan, sebagai berikut :

Dokumen terkait