• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Kelamin Siswa

B. Hubungan Kecerdasan Interpersonal dengan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Tematik di MIN 2 Kota Malang

Dari hasil analisis data sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab IV, menunjukkan adanya hubungan kecerdasan interpersonal dengan motivasi belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Malang dengan signifikansi t statistic sebesar 5,018 > 1,986 t tabel dan dan nilai p-value 0,000 < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kecerdasan interpersonal berhubungan positif signifikan dengan motivasi belajar. Artinya semakin baik kecerdasan interpersonal maka akan baik pula motivasi belajar siswa tersebut. Hasil penelitian di MIN 2 Kota Malang menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal ini memiliki hubungan dengan motivasi belajar. Dengan adanya siswa memiliki kecerdasan interpersonal atau kemampuan siswa dalam berkomunikasi yang baik dengan taman maupun dengan guru maka akan memperlancar proses pembelajaran berlangsung. Siswa kelas V di Madrasah ini rata-rata memiliki kecerdasan interpersonal yang baik sehingga hal ini menjadi salah satu faktor penentu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas. Akan tetapi ketika hasil penelitian di MIN 2 Kota Malang ini menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal ini rendah maka rasa termotivasi dalam belajar menjadi rendah dan hasil yang diperoleh tidak sesuai apa yang diinginkan dan dapat merugikan diri sediri dan guru akan merasa gagal dengan hal seperti ini dalam mengajar kepada siswanya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk dapat bekerja secara efektif

dengan orang lain, berempati dan pengertian, serta menghayati motivasi.100 Sejalan dengan pendapat di atas, Seto mengatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang lain, dan motivasi-motivasi mereka, dan kemampuan mengetahui bagaimana bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.101

Dari pernyataan tersebut, menegaskan bahwa kecerdasan interpersonal memiliki hubungan dengan motivasi belajar yang mana siswa mampu menyesuaiakan diri dengan lingkungan. Tingginya persepsi responden tentang kecerdasan interpersonal di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Malang, tidak terlepas dari adanya upaya siswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada didalam kelas. Dimana siswa tersebut dapat berkomunikasi dengan baik kepada teman sebaya maupun dengan guru.

Dalam perjalanannya, kecerdasan interpersonal adalah bagaimana seseorang tersebut bisa mengenal dan berinteraksi sosial dengan yang lainnya. Demikian hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Al- Hujarat: 13:











































Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

100

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 55 101

Seto Mulyadi, A. M. Heru Basuki dan Wahyu Raharjo., Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Teori-teori Baru dalam Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2016) cet. 1,

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.102 (Q.S. Al-Hujarat, 49: 13) Ayat di atas, menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Pada ayat ini menunjukkan bahwa hakikatnya manusia sebagai manusia yang diciptakan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang ada harus menjadi sarana untuk saling kenal mengenal antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lainnya. Apabila setiap pribadi mampu mengenali pribadi yang lain, mereka akan saling memberikan manfaat didalam hidupnya, sehingga tercipta kedamaian dan kemakmuran.

Berkaitan dengan ayat di atas, kematangan sosial mencakup aspek-aspek keterlibatan dalam partisipasi sosial, kesediaan kerjasama, kemampuan kepemimpinan, sikap toleransi, keakraban dalam pergaulan seperti yang dikatakan didalam sebuah hadis dibawah ini:

Artinya: Tolonglah saudaramu, baik itu orang yang menganiaya maupun

yang dianiaya. Bertanya seseorang (sahabat). Ya Rasulullah! Kami mengerti tentang menolong orang yang menganiaya? (Nabi menjawab): kau cegah ia. (Shohih Bukhari).

Sebagaimana hadis di atas, bahwa kita dianjurkan untuk dapat saling tolong menolong kepada orang yang menganiaya maupun yang teraniaya. Dalam artian mencegahnya sebagai bentuk kematangan dalam bersosial. Tanggung jawab mencakup aspek-aspek sikap produktif dalam mengembangkan diri, melakukan perencanaan dan pelasanaannya yang fleksibel, sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal,

102

Departmen Agama RI, Al-Qur‟an, Tajwid & Terjemah, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2014)

kesadaran akan etika dan hidup jujur, melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai, kemampuan bertindak independen, seperti yang tergambar dalam hadis dibawah ini:

Artinya: Allah telah mewahyukan kepadaku supaya hendaklah kamu

hormat-menghormati satu sama lain, agar ada seseorang yang menganiaya yang lain. Dan agar jangan ada seseorang yang sombong terhadap yang lain (Sunan Abu Dawud)

Sebagaimana yang telah diungkapkan pada hadis di atas, mengatakan penyesuaian diri pada dimensi tanggungjawab. Hadis diatas menganjurkan pada setiap yang membaca untuk dapat saling hormat-menghormati satu sama lainnya, agar tidak ada seseorng yang menganiaya yang lain. Hal ini sebagai bentuk tanggungjawab kita dalam bersahaabt dan berkaitan dengan hubungan interpersonal.

Sejalan dengan ungkapan di atas, hasil penelitian yang telah dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Malang menunjukkan bahwa pada variabel kecerdasan interpersonal ini indikator yang dominan adalah kemampuan adatif, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Penyesuaian diri adalah interaksi yang berlangsung secara terus menerus dengan diri sendiri, orang lain dan Tuhannya. Menurut Mustafa penyesuaian diri dengan ilmu jiwa adalah proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah kelakuan agar terjadinya hubungan yang sesuai dengan lingkungannya.103

103

Ahmad Isham Nazar dan Nawang Warsi Wulandari, Hubungan Penyesuaian Diri dengan Penyesuaian Diri Siswa Pondok Pesantren, (Jurnal Psikologi Tabularasa), VOLUME 8, NO.2, AGUSTUS 2013: 698-707, 701

Pendapat lain mengenai penyesuaian diri ditinjau dari teori Schneiders diartikan sebagai adaptasi. Adaptasi sendiri pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Contohnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Dengan demikian, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau survival). Oleh karena itu, jika penyesuaian diri hanya diartikan sebagai usaha mempertahankan diri maka harus selaras dengan keadaan fisik saja, bukan penyesuaian diri dalam arti psikologis. Akibatnya, adanya kompleksitas kepribadian individu serta adanya hubungan kepribadian individu dengan lingkungan menjadi terabaikan. Padahal dalam penyesuaian diri sesungguhnya tidak sekedar penyesuaian fisik, melaiankan yang lebih kompleks dan lebih penting lagi adalah adanya keunikan dan keberbedaan kepribadian individu dalam hubungannya dengan lingkungan.104

Dari beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk bisa beradapatasi dengan lingkungan sekitar dan mampu berinteraksi dengan baik kepada orang yang ada disekitarnya. Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Malang menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara variabel kecerdasan interpersonal yang mana indikator yang paling dominan dalam penelitian ini adalah kemampuan

104

Ahmad Isham Nazar dan Nawang Warsi Wulandari, Hubungan Penyesuaian

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan motivasi belajar. Keterkaitan hal tersbut dilihat dari proses penyesuaian diri. Proses penyesuaian diri dikemukakan oleh Schneiders bahwa ada tiga unsur yang terlibat yaitu motivasi, sikap terhadap realitas dan pola dasar penyesuaian diri.

Berkaitan dengan hal tersebut motivasi menjadi salah satu unsur yang terdapat didalam pengendalian diri. Jadi jika pengendalian diri yang dilakuakan siswa itu baik maka siswa tersebut akan tumbuh motivasi belajarnya. Hal in sesuai dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa kecerdasan interpersonal memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa.

C. Perbedaan Hubungan Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan