• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.4 Motivasi kerja

2.4.4 Hubungan Motivasi dengan Kinerja

Dalam sebuah perusahaan seorang manajer dapat melaksanakan kepemimpinan dengan cara-cara yang mendorong orang lain untuk bekerja keras dalam karyawan mereka. Keberhasilan atau tidaknya seorang pemimpin dalam memotivasi karyawannya dapat terlihat dengan perilaku karyawannya dalam bekerja. Seseorang sangat termotivasi akan bekerja keras melakukan pekerjaan sesuai dengan target yang diharapkan, seseorang yang tidak termotivasi tidak mau melakukan pekerjaannya sesuai dengan target yang diharapkan bahkan melakukan pekerjaannya dengan ala kadarnya.

Untuk meningkatkan kinerja karyawannya seorang pemimpin melakukan motivasi dengan cara antara lain :a) Penghargaan, Pengertian dari penghargaan itu sendiri adalah suatu hasil kerja yang bernilai positif bagi individu (John R. Schmerhorn, 1996:28). Penghargaan ini merupakan hasil-hasil bernilai yang diberikan kepada seseorang atas hasil kinerjanya yang tinggi. Penghargaan itu sendiri dapat berupa bonus, promosi jabatan, cuti, penugasan khusus, perlengkapan kantor, penghargaan, pujian lisan, dan sebagainya. Untuk memaksimalkan dampak motivasional dari penghargaan, para manajer harus menghormati perbedaan-perbedaan individual karyawan, dengan jelas dapat memahami apa yang dikehendaki para karyawan, mengalokasikan penghargaan untuuk memenuhi kepentingan individu maupun organisasi. b) Kompensasi, Kompensasi dapat diartikan sebagai sejumlah uang atau penghargaan yang diberikan oleh suatu organisasi atau perusahaan terhadap karyawannya, sebagai imbalan atas jasanya dalam melakukan tugas, kewajiban dan tanggung jawab dibebankan kepadanya.

Kompensasi terdiri atas gaji, tunjangan dan bonus. A) Gaji, Menurut Dale S. Beach (dalam Moekijat, 1992:3-4) gaji merupakan kompensasi yang sama dari suatu periode pembayaran ke periode pembayaran berikutnya dan tidak tergantung pada lamanya jam bekerja.

Menurut Hariandja (2002:245) gaji adalah jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam penggajian dikenal adanya tingkatan-tingkatan. Menurut Herbert J. Chruden dan Arthur W. Serman (Moekijat, 1992:11) ada banyak faktor yang membantu menentukan baik secara langsung maupun tidak langsung tingkat gaji untuk bermacam-macam jabatan. Faktor tersebut adalah, sebagai berikut :

1) Pasar tenaga kerja

2) Tarif upah yang sedang berlaku 3) Biaya hidup

4) Kemampuan untuk membayar

5) Kekuasaan perundingan bersama serikat pekerja 6) Nilai relative jabatan

Moekijat (2003:17) menyatakan dalam penggajian juga dikenal adanya prinsip-prinsip dalam pemberian gaji tersebut, yaitu sebagai berikut: a) Gaji yang diberikan harus cukup untuk hidup pegawai dan keluarganya, atau harus memenuhi kebutuhan pokok minimum. b) Pemberian gaji dan upah harus adil, artinya besar kecilnya gaji tergantung pada berat ringannya kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan pada pegawai yang bersangkutan. Salah satu cara untuk menyusun skala gaji yang

adil adalah dengan membuat klasifikasi atau penggolongan jabatan. c) Besar kecilnya gaji harus mengikuti perkembangan pasar. d) Gaji dan upah harus diberikan tepat waktu. e) Sistem pembayaran gaji harus mudah dipahami dan dilaksanakan, ssehingga pembayaran dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. f) Perbedaan dalam tingkat gaji dan upah harus didasarkan atas evaluasi jabatan yang objektif. g) Struktur gaji harus ditinjau kembali dan mungkin harus diperbaiki apabila kondisi berubah.

Dengan demikian dapat disimpulkan gaji adalah imbalan jasa berupa uang yang dibayarkan tiap minggu, tiap bulan, atau tiap tahun. Arti penting gaji menghendaki penentunya harus dilakukan dengan baik agar fungsional sebagai alat untuk memotifasi karyawan dalam meningkatkan kinerja. B) Tunjangan, Tunjangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Samsudin, 2006:214): Tunjangan upah suplementasi, Tunjangan ini mencakup asuransi, upah cuti dan hiburan, upah sakit dan uang pesangon. Tunjangan asuransi Tunjanga ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa dan asuransi perawatan rumah sakit dan asuransi cacat. Biaya tunjangan asuransi ini dapat dikendalikan dengan cara:

1) Menyaring karyawan yang cenderung mendapat kecelakaan dan mengurangi kondisi yang menyebabkan kecelakaan dalam fasilitas perusahaa.

2) Mengurangi kecelakaan dan kesehatan yang memicu tuntutan, misalnya dengan melembagakan keselamatan yang efektif dan program kesehatan dengan menggunakan standar pemerintah.

3) Melembagakan lembaga rehabilitasi untuk karyawan yang mendapat kecelakaan sehingga mereka dapat kembali bekerja.

4) Tunjangan Pensiun

Tunjangan pensiun yang dimaksud disini adalah jaminan sosial dan pensiun.

5) Tunjangan Jasa

Tunjangan jasa biasanya dinberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi, jasa-jasa hukum, konseling dan koperasi kredit.Sehingga dapat disimpulkan tunjangan adalah sesuatu yang diberikan karyawan berupa uang atau jasa selain gaji pokok yang di terima untuk perangsang peningkatan kinerja.

C) Bonus

Bonus adalah perbedaan upah antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain karena adanya prestasi kerja (Samsudin, 2006:194). Pemberian bonus dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang berbeda, bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun karena adanya persepsi kerja. Pemberian bonus juga bertujuan untuk mempertahankan karyawan yang berprestasi. Beberapa jenis bonus dapat dikelompokkan sebagai berikut (Samsudin, 2006:195):

a. Bonus untuk karyawan operasi

Pemberian gaji karyawan operasi dibedakan menjadi program bonus individual (gaji diberikan di atas gaji pokok kepada karyawan individual yang melebihi standar kerja) dan program bonus

kelompok (gaji diberikan kepada semua anggota tim ketika suatu tim mencapai standar tertentu).

b. Bonus untuk para manajer dan eksekutif

Pemberian bonus tahunan bertujuan untuk memotifasi kinerja jangka pendek para manajer dan eksekutif. Biasanya semakin tinggi jabatan maka semakin besar pula nilai prosentase yang didapat.

c. Bonus untuk para penjual

Seorang penjual akan menerima gaji pokok setiap periode tertentu atau ditambahkan komisi bila berhasil memasarkan produk. Pemberian komisi akan merangsang penjualan kearah yang lebih tinggi.

d. Bonus untuk profesional lain

Untuk profesional lain diberikan bonus tambahan berupa kenaikan gaji bila ia berhasil dalan kerjanya.

e. Bonus organisasi

Pemberian bonus pada karyawan untuk meningkatkan komitmen, partisipasi dan kemitraan mereka pada perusahaan sehingga mampu mengurangi tingkat keluar masuk karyawan.

Teori Dua Faktor Hezberg berpendapat bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik menentukan keberhasilan dan kegagalan. Jika seseorang itu merasa puas dengan pekerjaannya maka seseorang akan berusaha bekerja semaksimal mungkin.

Dengan kinerja karyawan tinggi akan berdampak positif terhadap kelangsungan hidup perusahaan(Robbins, 2006:227). Kinerja karyawan yang tinggi didorong oleh beberapa faktor pendukung yaitu Gaji, Rasa Aman, Status, kondisi lingkungan kerja, hubungan dengan pengawas, kebijakan organisasi, hubungan dengan rekan, tanggung jawab, pretasi yang dicapai, peluang promosi.

Menurut Hezberg individu dimotivasi oleh faktor-faktor yang menghasilkan kepuasan kerja dan faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Begitu faktor yang menimbulkan kepuasan kerja dapat dicapai dan faktor yang menimbulkan ketidakpuasan dapat diminimalisir maka kinerja karyawan akan meningkat. Adapun faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan antara lain: kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, pengawasan, hubungan dengan pengawas, kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status, keamanan.

Ketika faktor-faktor itu semua terpenuhi karyawan tidak akan merasa puas, namun bukan berarti karyawan tidak puas. Ini disebabkan karena karyawan lebih senang jika hasil pekerjaannya seperti peluang promosi, peluang pengembangan diri, pengakuan, taanggung jawab, dan pencapaian itu terpenuhi maka karyawan akan mendapatkan kepusan kerja. Sehingga kinerjanya pun akan semakin meningkatkat dan berakibat positif terhadap kemajuan perusahaan.

Faktor penentu akan peningkatan kinerja karyawan tidak hanya faktor-faktor kebutuhan karyawan yang mendasar terpenuhi seperti sandang, pangan, papan. Akan tetapi kombinasi antara faktor yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri dan hasil yang berasal dari dirinya sendiri. Sehingga indikator yang yang

digunakan dari variable motovasi adalah menggunakan teori dua faktor dari Herzberg, karena teori Herzberg memuat faktor motivasi secara intern maupun secara ekstern. Teori dua faktor Herzberg, meliputi Hygiene Factors : Gaji, Rasa aman, status, lingkungan kerja. Motivators : pengawas, kebijakan organisasi, hubungan dengan rekan kerja.

Dokumen terkait