• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang Pertolongan Pertama Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Penatalaksanaan Kecelakaan

METODOLOGI PENELITIAN

5.6 Hubungan Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang Pertolongan Pertama Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Penatalaksanaan Kecelakaan

Lalu Lintas Di Satlantas Polresta Surakarta

Adanya hubungan pada kedua variabel ditujukkan dari hasil uji spearman rank dengan tingkat kesalahan 0,05 didapatkan nilai korelasi spearman rank = 0,384 termasuk dalam kategori sedang dengan arah korelasi positif dan nilai p= 0,006. Karena nila p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan pengetahuan polisi lalu lintas tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dengan penatalaksanaan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas di Satlantas Polresta Surakarta.

Polisi yang memiliki pengetahuan baik tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dan penatalaksanaan lalu lintas sebanyak 15 orang, hal ini dikarenakan sebagian besar responden mengetahuai cara menolong korban ketika terjadi kecelakaan dan setiap polisi lalu lintas telah dibekali SOP kecelakaan lalu lintas, sehingga ketika terjadi kecelakaan lalu lintas polisi dapat melaksanakan SOP yang telah ditentukan.

Penelitian ini diperkuat oleh penelitian Lupy (2014), yang mengatakan pengetahuan polisi lalu lintas dalam pertolongan pertama kecelakaan lalu

lintas dapat dikatakan semakin baik, maka semakin baik pula dalam penatalaksanaaan pada korban atau dalam melaksanakan tindakan pertolongan pertama kecelakaan.

Polisi di Satlantas Polresta Surakarta sudah memahami dengan baik tentang pertolongan pertama kecelakaan.Hal ini ditujukkan dalam pengisian kuesioner tingkat pengetahuan dengan benar sebanyak 88%, sehingga pengetahuan yang baik mempengaruhi penatalaksanaan pertolongan pertama kecelakan.Sedangkan penatalaksanaan pertolongan pertama yang dilakukan oleh polisi menunjukkan dalam kategori baik. Hal ini dapat diketahui pada pengisian kuesioner terbanyak masuk pada kategori baik, yaitu sebesar 23 responden atau 46,9 %.

Pada penelitian ini kekuatan hubungan menurut Colton mengenai pengetahuan polisi lalu lalu lintas tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dengan penatalaksanaan kecelakaan lalu lintas dikatakan dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan oleh responden sudah terpapar informasi mengenai pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dan 5 orang responden telah mengikuti pelatihan pertolongan pertama kecelakaan, selain itu setiap polisi juga telah dibekali SOP pertolongan kecelakaan lalu lintas.

Baiknya pengetahuan dan penatalaksanaan kecelakaan diakibatkan oleh polisi lalu lintas telah dibekali dengan SOP penanganan kecelakaan lalu lintas, sehingga polisi lalu lintas dapat mengaplikasikan SOP tersebut ketika terjadi kecelakaan dan pelatihan yang dilakukan oleh dinas kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silitonga (2012), Pengetahuan

yang baik diharapkan dapat mempengaruhi penatalaksanaan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas. Menurut Herwindasari (2014) menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan ibu maka penatalaksanaan awal diare yang akan dilakukan oleh ibu akan semakin baik pula. Dalam penelitian Ali (2003) menyebutkan menyebutkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan praktek penatalaksanaan penderita diare. Menurut Herman (2014) sebagian besar perawat yang memiliki pengetahuan baik tentang kejang demam, maka baik pula penanganan kejang demam yang dilakukan. Sehingga dapat dikatakan pengetahuan perawat tentang kejang demam berhubungan dengan penanganan kejang demam pada anak.

48 6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1 Tingkat pengetahuan polisi lalu lintas tentang pertolongan pertama kecelakaan di Satlantas Polresta Surakarta sebagian besar memiliki pengetahuan baik sebanyak 24 polisi dan cukup sebanyak 24 polisi tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas yaitu sebanyak 49,0%.

6.1.2 Penatalaksanaan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas oleh polisi lalu lintas di Satlantas Polresta Surakarta sebagian besar polisi memilikin penatalaksanaan baik tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas yaitu sebesar 46,9% atau sebanyak 23 polisi.

6.1.3 Ada hubungan pengetahuan polisi lalu lintas tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dengan penatalaksanaan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas di Satlantas Polresta Surakarta.

6.2 Saran

6.2.1 Satlantas Polresta Surakarta

Satlantas Polresta Surakarta diharapkan dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan di wilayahnya untuk melakukan pelatihan tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas kepada semua anggota polisi yang bertugas di Satlantas Polresta Surakarta. Diharapkan semua polisi

lalu lintas mempunyai pengetahuan dan penatalaksanaan yang baik tentang pertolongan pertama kecelakaan. Dan bagi polisi yang masih dalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan skill atau ketrampilan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas sehingga ketika terjadi kecelakaan dapat berpartisipasi dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas.

6.2.2 Pelayanan Kesehatan

Perawat dapat melakukan primery survey secara komprehensif dan petugas kesehatan lain dapat melanjutkan pemberian pelayanan pertolongan pertama kecelakaan di instansi kesehatan dengan cepat.

6.2.3 Peneliti lain

Peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dengan mengubah metode yang digunakan, supaya dapat menggali informasi lebih dalam tentang penatalaksanaan kecelakaan lalu lintas. Peneliti lain juga dapat menambahkan ketrampilan polisi tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas dalam hal ambulasi ataupun pemberian bantuan nafas, sehingga peneliti dapat mengetahui ketrampilan yang dimiliki polisi lalu lintas tentang pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas.

Pekalongan. Skripsi

Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2012).Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahrami, M.A., Maleki, A., Ezzatabadi, M.R., Askari, R., dan Tehrani, G.H. (2011). Pre-hospital emergency medical services in developing countries: a case study about EMS response time in Yazd, Iran. Iranian Red Cresent Medical Journal, 13(10):735-738.

Bastian, Travilla A. (2008).Hubungan Pengetahuan Dengan PraktikPencegahan Kecelakaan Pada Orang Tua Yang Mempunyai Anak Usia Sekolah Di SD Negeri Pandeyan Yogyakarta. Skripsi .

Cecep D. S .(2014). Keselamatan dan kesehatan kerja.Yogyakarta. Gosyen publishing

Damping , Hendrik .H. (2012). Pengaruh Penatalaksanaan Terapi Latihan Terhadap Kepuasan Pasien Fraktur Di Irina A Blu Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado.VOL 1 NO. 1

Hidayat.(2007). Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta : Bineka cipta.

Herman , Mulyadi, Amatus. (2014). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Kejang Demam Dengan Penanganan Kejang Demam Pada Anak Di Instalasi Rawat Darurat Anak (Irda) Dan Ruang Perawatan Intensif (Rpi) Irina E Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado

Herwindasari ,E. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Tahun 2013. Universitas Tanjuungpura. Pontianak

Islami.(2009). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pertolongan Pertama Kecelakaan Anak Di Rumah Desa Sumber Girang RW 1 Lasem Rembang.(diakses 31 desember 2014).

http://ejournal.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/karakter/article/view/ 38.

Lunera,E.H. (2012). Gambaran tingkat pengetahuan polisi lalu lintas tentang bantuan hidup dasar (BHD) di kota Depok. Skripsi.Universitas Indonesia.Depok.

Lumangkun, P. E., Kumaat ,L. T. &Rompas Sefti. (2014). hubungan karakteristik polisi lalu lintas dengan tingkat pengetahuan Bantuan Hidup Dasar.E-Jurnal Keperawatan.Vol 2.No.2.

Lupy, Ivon Kristi. (2014). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Hipovolemik Dengan Penatalaksanaan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

.

Universitas Sam Ratulangi Manado. Margareta, Shinta. (2012). Buku Cerdas P3K: 101 Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan.Yogyakarta : Niaga Swadaya.

Notoatmojo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmojo, S. (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi

2011). Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Priyatno, Duwi. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik Dan Non Paramedik Dengan Spss Dan Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi Dan Tesis. Yogyakarta: Gaya Medika.

Rahardyan & Murdechi. (2006). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Teknik Perawatan Luka Post Operasi Dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto. Artikel Ilmiah.

Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Media Cendekia Press. Sayekti, Rahadyan & vitalis.(2008). Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas

Dengan Metode Capture-Recapture.Berita Kedokteran masyarakat. 24,16-24. Diakses 25 November 2014.

Silitonga E, Lufthiani. (2012). Pengetahuan Ibu Dalam Penatalaksanaan Gizi Seimbang Pada Keluarga Di Desa Siborboron Kabupaten Humbang Hasundutan.Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Sugiono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi 12. Bandung: Alfabeta.

Suriadi, Awaludin.(2013). Membangun Citra Polisi Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lintas di Polres Wajo (Suatu Kajian Sosiologi Hukum.Skripsi. Universitas Hasanudin. Makasar. Titin, silvia. (2010). Buku Pintar P3K.Yogyakarta : Tiara Pustaka.

Dokumen terkait