• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4. Hubungan Timbal Balik

R S T

Gambar 12. Nilai Jaringan dengan indikator menyumbang sebagai keluarga terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara

Keterangan :

SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

Pada gambar 4 terlihat bahwa skor total Jaringan dengan indikator menyumbang sebagai keluarga yaitu 60 yang berada pada interval (39 – 64) skor tersebut berada pada kategori Rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Jaringan dengan indikator menyumbang sebagai keluarga terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara termasuk dalam kategori Rendah. Hal ini di karenakan masyarakat di desa Tagari tidak terlalu serius memberi hewan kerbau ketika orang yang lagi berduka itu hanya keluarga jauh, karena biasanya pada upacara rambu solo’ hanya ternak babi saja yang akan disumbangkan oleh keluarga jauh, Secara umum ketika ada keluarga yang mengalami kematian mereka akan memberikan kerbau kepada keluarga yang ditinggalkan.(Indasah,2012)

6.4. Hubungan Timbal Balik

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan timbal balik dapat dilihat pada

89 Tabel 13. Hubungan timbal balik terhadap pemberian hewan kerbau di

desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara

No Indikator Skor Frekuensi

(Orang) Persentase (%) Bobot

1 Kepedulian sosial a. Tinggi 3 29 74.3 87 b. Sedang 2 10 25.7 20 c. Rendah 1 0 0 0 Jumlah 39 100 107 2 Saling membantu a. Tinggi 3 35 89.7 105 b. Sedang 2 4 10.3 8 c. Rendah 1 0 0 0 Jumlah 39 100 113 3 Saling memperhatikan a. Tinggi 3 31 79.4 93 b. Sedang 2 8 20.6 16 c. Rendah 1 0 0 0 Jumlah 39 100 109

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 13. Dapat dilihat bahwa total skor untuk Hubungan timbal balik dengan indikator kepedulian sosial yaitu sebesar 107, jika kita melihat besar skornya atau bobot yang diperoleh berdasarkan jawaban responden pada nilai jaringan dengan indikator kepedulian sosial terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara berada pada kategori Tinggi (91-117). Hal ini di karenakan masyarakat di Desa Tagari sangat peduli terhadap nilai nilai yang terkandung di dalam hewan kerbau ini di karenakan adanya nilai budaya yang terkandung dalam diri mereka, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepedulian sosial terhadap sesama masyarakat tersebut sangatlah baik.(Indasah,2012)

90 Untuk lebih jelasnya modal sosial tentang reciprosity dapat dilihat pada gambar 13.

39 65 91 117

107

R S T

Gambar 13. Hubungan timbal balik dengan indikator kepedulian sosial Terhadap Pemberian Hewan Kerbau Di Desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara

Keterangan :

SP = Sangat Penting S = Sedang

TP = Tidak Penting

Pada gambar 5 Terlihat bahwa skor total Modal Sosial tentang Hubungan timbal balik dengan indikator kepedulian sosial yaitu 107 yang berada pada interval (91 - 117) skor tersebut berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan timbal balik dengan interval kepedulian sosial terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara termasuk dalam kategori Tinggi. Hal ini sesuai pendapat Hasbullah (2006) yang menyatakan bahwa pada masyarakat atau pada kelompok sosial yang memiliki bobot hubungan timbal balik yang kuat, akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial tinggi (kuat). Hal tersebut tergambarkan dengan tingginya tingkat kepedulian sosial masyakat yang ada di Desa Tagari Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara.

Berdasarkan Tabel 13. Dapat dilihat bahwa total skor untuk Hubungan timbal balik dengan indikator saling membantu yaitu sebesar 107, jika kita melihat besar skornya atau bobot yang diperoleh berdasarkan jawaban responden

91 pada nilai jaringan terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara berada pada kategori Tinggi (91-117). Untuk lebih jelasnya modal sosial tentang reciprosity dapat dilihat pada gambar 14:

39 65 91 117

113

R S T

Gambar 14. Hubungan timbal balikdengan indikator saling membantu Terhadap Pemberian Hewan Kerbau Di Desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara

Pada gambar 6 Terlihat bahwa skor total Modal Sosial tentang Hubungan timbal balikdengan indikator saling membantu yaitu 113 yang berada pada interval (91 - 117) skor tersebut berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan timbal balik dengan interval saling membantu terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara termasuk dalam kategori Tinggi. Hal ini sesuai pendapat Hasbullah (2006) yang menyatakan bahwa pada masyarakat atau pada kelompok sosial yang memiliki bobothubungan timbal balik yang kuat, akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial tinggi (kuat). Hal tersebut tergambarkan dengan tingginya sikap saling membantu dalam upacara adat (rambu solo’) karena bila mana ada keluarga yang meninggal dan sudah waktunya akan di upacarakan tetapi keluarga mendiang belum mempunyai kerbau maka disinilah sikap saling membantu akan diperlukan dan terkadang orang ingin mengutang atau meminjam.

92 Berdasarkan Tabel 13. Dapat dilihat bahwa total skor untuk Hubungan timbal balik dengan indikator saling memperhatikan yaitu sebesar 109, jika kita melihat besar skornya atau bobot yang diperoleh berdasarkan jawaban responden pada hubungan timba balik dengan indikator saling memperhatikan terhadap pemberian hewan kerbau di desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara berada pada kategori Tinggi (91-117). Untuk lebih jelasnya modal sosial tentang reciprosity dapat dilihat pada gambar 15.

39 65 91 117

109

R S T

Gambar 15. Hubungan timbal balik dengan indikator saling memperhatikan Terhadap Pemberian Hewan Kerbau Di Desa Tagari, Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara

Pada gambar 7 Terlihat bahwa skor total Modal Sosial tentang Hubungan timbal balik dengan indikator saling memperhatikan yaitu 109 yang berada pada interval (91 - 117) skor tersebut berada pada kategori tinggi. Karena sikap saling memperhatikan di desa Tagari kecamatan tallunglipu masih sangat tinggi dimana ada salah satu keluarga/masyarakat dari mereka yang sedang mengalami duka cita masyarakat akan berbondong bondong untuk memberikan bantuan yang berupa doa maupun materi.

93

BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan norma sosial, jaringan dan hubungan timbal balik masyarakat di Desa tagari Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara dapat disimpulkan bahwa serangkaian nilai dan norma informal yang dimilki bersama diantara para anggota masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka , tiga unsur utama dalam modal sosial adalah norma sosial (aturan) reciprocal (timbal balik), dan jaringan. Trust (kepercayaan) dapat terlihat dengan keikutsertaan masyarakat toraja dalam setiap kegiatan kegiatan yang terjadi, dapat mendorong masyarakat untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Norma sosial juga sangat penting, dengan adanya aturan yang mengikat masyarakat tidak akan keluar dari lingkaran yang telah di sepakati yang akan terlahir solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu/ kelompok bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa kebersamaan.

7.2. Saran

Masyarakat di Desa Tagari pada khususnya agar kiranya megetahui persis makna dan nilai yang terkandung dalam modal sosial agar culture yang terjadi di daerah tersebut tetap terjaga dan menjadi cerminan bagi daerah yang ada di sekitar toraja utara pada umumnya..

94 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. M. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan.Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Anonym. 2006. Undang Undang No.16 tahun 2006. Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.Kementerian Pertanian RI. Jakarta. ______. 2008. Inovasi Teknologi dan kebijakan yang berpihak.Media

Agribisnis,Ternak dan Pangan,Jakarta Vol.2 edisi.8 April 2008.

_______. 2008. Refleksi Kemiskinan dan Seri Siklus PNPM-MP,Departemen Dalam Negeri RI,Jakarta.

_______. 2008. Pemetaan Sosial PNPM-MP, Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta.

_______. 2008. Rembug Kesiapan Masyarakat PNPM-MP, Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta.

_______. 2008. Sosialisasi Awal PNPM-MP, Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta.

________.2008. Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP, Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta.

________.2010. Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Berbasis Masyarakat, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Mamuju.

________. 2006. Undang Undang No.16 tahun 2006. Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.Kementerian Pertanian RI. Jakarta. . 2011, Modal Sosial. http://bit.ly/copynwin (diakses pada tanggal 29

Februari 2015).

________. 2011. Peraturan Menteri Pertanian no.45 tahun 2011.tentang Integrasi Kerja Mensukseskan P2BN. Kementan RI. Jakarta.

________. 2014. Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani. Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian RI, Jakarta. ________. 2014. Surat Keputusan Bupati Majene No.1245/HK/Kep.Bup/IV/2014,

95 ________.2015. Pemanfaatan Urine Kambing pada Perkebunan Kakao di Sulawesi Barat, Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Sulawesi Barat, Mamuju.

---. 2015. Kepercayaan, Modal Sosial, Cegah Bencana.

http://nasionalKompas.com. Diakses pada tanggal 29 Februari 2015. Anwas Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global.Penerbit Alfabeta,

Bandung.

Brewer.J.D. 1985. Penggunaan Tanah, Pola Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari masa ke masa.PT.Gramedia Jakarta.

Bourdien.P. 1989. The Forms of Capital “handbook of Theory and Research for the Sociology of education, Green Word Press.New york.

Bourdieu. 1986. Sosial Kapital and Civil Society, Georgia : The Instituteof Public Policy, George MasonUniversity.

Bo’do’, S. 2008. Kerbau Dalam Tradisi Orang Toraja. Pusat Kajian Indonesia Timur. Universitas Hasanuddin.

Bulkis.S, Saleh A, Darmawan S, Rahmadani. 2013. Penguatan Kelembagaan Lokal Melalui Pendekatan Modal Sosial di Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat.Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. Makassar. Busse. S. 2001. Strategis of Daily Life : Social Capital and the Informal Economy

in Russia University of Chicago Departemen of Sociology.

Coleman, J.S.1988. Social capital in the creation of human capital. The American Journal of Sociology, 94(Suplplement).

Coleman. J. 1990. Dasar dasar Teori Sosial.PT.Nusa Media.Bandung Jawa Barat. Cox, Eva.1995. A Truly Civil Society. ABC Books: Sydney. A Critique of the

Behavioral Foundations od Economic Theory” dalam Beyond

Self-Interest, ed. Jane Mansbridge (Chicago: Chicago University Press, 1990).

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi.Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Indasah Kurnia. 2012. Faktor Yang Mempengaruhi Penyumbangan Kerbau.

Skripsi FISIP UI. Press : Depok.

Echols.John. M, dan Hassan Shadily. 2011. Kamus Inggeris Indonesia. PT.Gramedia. Jakarta.

96 Elizabeth. 2007. Fenomena Sosiologis Meta Morposis Petani di Pedesaan yang

terpinggirkan.Konsep Ekonomi Kerakyatan.

Francois, P. 2003.Sosial Capital and Economic Development. London: Routledge. Fukuyama, Francis.1995. The end of History and the last man. NY: Free Press. ---. F.1999. Social Capital and Civil Society, Institut of Public Policy.

George Mason University.

__________.2002. Social Capital, Civil Society and Development World Quarterly.

_________.2007. Trust ; Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Qalam. Jakarta.

Gillin.J.L .1999. Cultural Sociology. The MacMillan Book Company.New York. Granovetter. M, and Richard S. The Sociology of Economic Life.Westview

Press.A Member of the Perseus Books Group.Cumnor Hill.Oxford.

Grootaert. C. 1999. Social Capital , Household Will-being and Poverty in Indonesia-Working paper no.6. Washinton; the World Bank.Social Devolopent DC.20433. USA.

_________. 2004. The Role of Social Capital in Development; An Empirical Assesment. Cambridge Univercity Press.

Hasbullah.2006. Sosial Capital (Menuju Keunggulan Budaya Indonesia). Jakarta;MR-United Press

Harton. P.B, and Hunt. CL. 1994. Sociology.terjemahan.PT.Erlangga. Jakarta. Hasbullah. J. 2006. Social Kapital, menuju keunggulan manusia Indonesia. MR

United Press. Jakarta.

Hayomi and Masao Kikuchi.1987. Pendekatan Ekonomi terhadap perubahan Kelembagaan di Asia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Hendayana R. 2009. Kajian Adopsi Teknologi Penggemukan Sapi potong , mendukung pengembangan Agribisnis Peternakan di Nusa Tenggara Timur. Seminar Nasional Puslitbang Peternakan. Bogor Jawa Barat.

97 Ibrahim. L.D. 2006. Memanfaatkan Modal Sosial Komunitas Lokal dalam Program Kepedulian Korporasi.Jurnal Filantropi dan Masyarakat Madani Galang.Vol.1. No.2.

Isham J.Kelli, and Ramaswamy S.2002. Social Capital and well-being in Developing Countries; an Introduction in Social Capital and Economic Development well-being in Developing Cantries, eds Isham J.Kelli and Rasmawamy S 3-17 Cheltenham;Edward Elgar.

Kambuno, D. 2005. Adat Istiadat, Seni Budaya, Kekayaan Alam. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan.

Kartodirdjo S.1984. Kepemimpinan dalam Dimensi Sosial.LP3ES. Jakarta.

_________. 1990. Sosiologi Pembangunan.Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta bekerjasama BKKBN Jakarta.

La Ola. T. 2011. Modal Sosial dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Petani Jambu Mete (Disertasi).Universitas Hasanuddin Makassar.

Lawang R.MZ. 2004. Capital Social dalam Perspective Sosiologi (suatu pengantar), FISIP UI Press.Jakarta.

---, 2005, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik, FISIP UI Press : Depok.

Maskun. S. 1999. Pembangunan Desa dalam Sistem Pemerintahan yang Terdesentralisasi. Bahan Lokakarya Dirjen Depdagri. Jakarta.

Max Weber. 2009. Sosiologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Meredith, Geoffrey G., Et. Al., 2000, Kewirausahaan; Teori dan Praktek, terjm.

Andre Asparsayogi, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Jakarta. Muljana. 2001. Cara Beternak Kambing,CV Aneka Ilmu,Semarang.

Munn, P. 2000. Social Capital,Schools,and Exclusions, In S.Baron,J.Field, and T.Schuller(Eds),Social Capital:Critical perspectives, 168-181. Oxford Univercity Press.

Muspida. 2007. Modal Sosial dalam Pengelolaan Hutan Kemiri Rakyat di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Disertasi Unhas Makassar.

98 Nahapit, J. Dan Ghoshal, S. 1998. Sosial Capital, intellectual Capital, and the Organizational Advantage. The Academy of Management Review, 23 (2). Nasdian F dan Utomo.SB. 2004. Pengembangan Kelembagaan dan Kapital Sosial.

Tajuk Modul PS.MPM. IPB. Bogor.

Natasasmita A. 2001. Pertumbuhan dan Perkembangan Produksi Ternak Daging, Cerama Ilmiah 17 Februari 2001.Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Nikoyan. 2014. Keberlanjutan Kelembagaan dalam Kreasi Modal dan Nilai Komunitas pada Pengelolaan Hutan Jati Rakyat Ekolabel di Kabupaten Konawe Selatan,Sulawesi Tenggara (Disertasi).

Norman K. Denzin, Yvonna S.Lincoln. 2000. Qualitative Research.Sage Publication Inc.2455.Callifornia.USA.

Ostrom.E. 1994. Crafting Institution, Self-Governing Irrigation System .San Fransisco; ICS Press.

Pariella T.D. 2009. Plural Social Capital sebagai Basis Sistem Manajemen Ketahanan Hayati (jurnal), edisi khusus

Pratikno. 2008. Merajut Modal Sosial untuk Perdamaian dan Integrasi Sosial. Fisipol UGM. Yogyakarta.

Portes, A, 1998.Social Capital: its origins and applications in modern sociology. ---. 2000. The Informal Economy. Maryland. The Johns Hopkins University

Press.

Putnam, Robert.1993.Social Capital. Pricenton University: Princenton.

---. 1995. The Prosperonus Community; Social Capital and Public life .TAP.4 (13).

_______. 2000. Is it time to disinvest in Social Capital .Journal of Public Policy. Page.144.

_______. 2002. Bowling Alone ; The Collapse and Revival of American Community . Simon and Schuster. New York.

99 Riduwan, 2009. Dasar – Dasar Statistik. Penerbit Alfabeta Bandung

Ritzer George. 2012. Teori Sosiologi. Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Salman. D, 2011. Sosiologi Desa, Revolusi Senyap dan Tarian Kompleksitas, CV Innawa, Makassar

_________.2011. Institutional Sustainability. Bahan Kuliah Kelembagaan Pembangunan Pertanian. Pascasarjana Unhas.

Sayogyo. 1982. Sosiologi Pembangunan.Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta bekerjasama dengan BKKBN.Jakarta.

Scott. James.C. 2008. The Moral Economic of the Peasant, Rebellion and Subsistem in South Asia. Yale University. London.

Soedjono Soekanto. 2007. Sosiolagi Suatu Pengantar.Edisi baru keempat. PT.Raha Grapindo Persada. Jakarta.

Soekanto. S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar, PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soemodiningrat.G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS. PT.Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Solow, R.M. 1999. Tell Me Again What We Are Talking About. Stern Bussiness Megazine.Vol.4.Edisi 1.September 1999.

Suandi. 2007. Modal Sosial dan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga di Daerah Perdesaan Provinsi Jambi.(Disertasi).

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R &D, Alfabeta Bandung.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sumpeno. 2002. Capacity Building, Persiapan dan Perencanaan. Cathalic Relief Services. Jakarta.

Suyanto HS.2003.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.Diknas Yogyakarta.

Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan,Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian, Badan Litbang Deptan RI, Jakarta.

100 Swastha, Basu, 1993, Pengantar Bisnis Modern, Edisi 3,Yogyakarta.

Syahyuti, 2006. Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian:

Penjelasan tentang konsep, istilah, teori dan indikator serta variabel.

Bina Rena Pariwara, Jakarta.

Syarifuddin, 2002, Manajemen Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta, Grasindo W. Taneko,Soleman. 1993. Struktur dan Proses Sosial; Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan.PT.Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Tjondronegoro. 1999. Dua abad penguasaan Tanah, pola penguasaan tanah Pertanian di Jawa dari masa ke masa. PT. Gramedia. Jakarta.

Tonny. 2006. Sosiologi untuk Pengembangan Masyarakat. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. IPB Bogor.

Umar, Husein. (2001). Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Uphoff. N. 1992. Local Institution and Participation for Sustanable Development. Gatekeeper series. No.31.

Vipriyanti N.Utari. 2007. Studi Sosial Ekonomi, Tingkat Keterkaitan antara Modal Social dan Pembangunan Ekonomi Wilayah (Disertasi).

Wafa Ali. 2003. Urgensi Keberadaan Social Capital dalam Kelompok Kelompok Sosial Masyarakat .Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. No.12.hal.41-50.

Woolcock. M. 2000.Social Capital and Economic Development ; Toward a Theoritical Synthesis and Policy Framework.Theory and Society. Kluwer Academic Publisher.

_________. 2000. Community Services, Theory and Concept, Cambredge, Harverd Press.USA.

_________. 2000. The Place of Social Capital in Understanding Social and Economic Outcomes. Canadian Journal of Policu Research, 2 (1); 1-27. _________. 2001. Social Capital in Theory and Practice ; Reducing Poverty by

Building Partnership between States, Market and Civil Society. mwoolcock@worldbank.org

101

Penerapan Modal Sosial Pada Upacara Kematian Rambu Solo’ Di Desa Tagari Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara.

Oleh :

Boris Calvin T (I311 10 278) I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : ……… Jenis Kelamin : ……… Umur : ……… Alamat : ……… Jumlah Keluarga : ………

Jumlah Ternak Kerbau : ……….

A. NORMA SOSIAL

1. Apakah saya merasa berutang ketika disumbangkan hewan kerbau dalam upacara rambu solo’ :

a.Sangat setuju b. Kurang setuju c. Tidak Setuju

2. Menurut saya dalam upacara rambu solo’ tingkat kepedulian sosial itu penting : a.Sangat setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju B. JARINGAN

1. Saya ingin menyumbang karena sebagai teman? a. Sangat setuju

b. kurang Setuju c. Tidak setuju

2.saya ingin menyumbang karena sebagai anggota keluarga? a. Sangat setuju

b. Kurang Setuju c. Tidak setuju

102

Dokumen terkait