• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

G. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Investasi merupakan salah satu bagian variabel dari makro ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, jika investasi bertambah maka pertumbuhan ekonomi meningkat. Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara atau daerah. Dan menurut metode pengeluaran dalam penghitungan pendapatan nasional, salah satu jenis agregatnya adalah pengeluaran investasi (Ali,2013).

Ada dua peran yang dibawa investasi dalam Makroekonomi, Pertama investasi merupakan komponen pengeluaran agregat yang cukup besar dan dapat berubah-ubah. Dengan demikian perubahan besar tersebut dalam investasi akan mempengaruhi permintaan agregat dan akhirnya akan berakibat juga pada output dan kesempatan kerja. Kedua, investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna, output potensial suatu

bangsa bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi memainkan dua peran dalam menentukan jumlah

output dan pendapatan (Samuelson & Nordhus, 1985).

Dengan demikian besarnya investasi baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta pada barang publik maka diharapkan akan mendorong sektor swasta dan rumah tangga dalam mengalokasikan sumber daya yang ada di daerah. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan makin meningkatnya PDRB yang berujung pada pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

X1 : Investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Hubungan Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Secara makro agregat pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current

consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposebel. Menurut Keynes,

ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya tingkat konsumsi tersebut harus dipengaruhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol atau yang biasa disebut dengan konsumsi otonomus (autonomus

consumption). Namun Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar

peningkatan pendapatan disposebel (Rahardja & Manurung, 2008).

Keputusan konsumsi rumah tangga dipengaruhi keseluruhan prilaku baik jangka pendek maupun jangka panjang Keputusan konsumsi rumah tangga untuk

jangka panjang adalah penting karena peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk analisa jangka pendek peranannya penting dalam menentukan permintaan agregat.

Maka jelaslah jika pendapatan meningkat maka konsumsi juga meningkat. Deprianto dkk (2011), Peningkatan konsumsi juga akan ikut mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi, Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan perkembangan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa. Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila perkembangan konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan perkembangan konsumsi berarti telah terjadinya penurunan permintaan barang dan jasa. Penurunan ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi darang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat juga dirumuskan hipotesis sebagai berikut: X2 : Konsumsi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) adalah salah satu bagian dari kebijakan fiskal yakni suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalanya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran

pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam dokumen APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah atau regional (Sukirno, 2004: 25).

Persamaan Produk Domestik Bruto adalah Y = C + I + G + (X-M) dimana Y adalah pendapatan atau penerimaan agregat, C adalah konsumsi, I adalah investai dan G adalah pengeluaran pemerintah serta (X-M) adalah ekspor neto. Sebagai salah satu komponen perhitungan PDB, penambahan pengeluaran pemerintah akan menambah jumlah PDB. Namun dalam pengeluaran pemerintah memiliki karakteristik tersendiri dimana sebagian besar dana pengeluaran pemerintah berasal dari pajak (T) yang akan mengurangi jumlah konsumsi (C) dan investasi (I) (Sukirno, 2015:155).

Teori Peacock dan Wiseman dalam Zahari (2017), menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi dapat menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya pada penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GDP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besa, begitu juga pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.

Dalam menjalankan perekonomian suatu negara, kebijakan fiskal memiliki peranan yang sangat penting. Beberapa fungsi dan kegunaan kebijakan fiskal antara lain adalah untuk memobilisasi sumber daya seperti meningkatkan investasi, menyediakan infrastruktur, dan pengelolaan energi. Kegunaan lain dari kebijakan

fiskal adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mengurangi tingkat pengangguran (Arsam, 2013).

Peningkatan pada PDB dalam keadaan normal menyebabkan penerimaan pemerintah menjadi semakin besar begitupun dengan pengeluaran pemerintah, secara Secara keseluruhan pengeluaran pemerintah ini akan memperluas pasaran hasil–hasil perusahaan dari industri yang pada gilirannya akan memperbesar pendapatan. Dengan bertambahnya pendapatan yang diperoleh pemerintah, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

X3 : Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

4. Hubungan Sektor Pertambangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang terpenting dalam perekonomian indonesia, terutama di dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan indonesia sebagai penghasil devisa. Oleh karena itu, Bagi negara berkembang seperti Indonesia, kontribusi yang sangat diandalkan sebagai motor pergerakan bagi ekonomi nasional dan sumber-sumber devisa terbesar adalah sektor pemanfaatan sumber daya alam (KKBP, 2011)

Menurut Rustiadi dkk (2011), bahwa setiap wilayah selalu terdapat sektor-sektor yang bersifat strategis akibat besarnya sumbangan yang diberikan dalam perekonomian di wilayah serta keterkaitan sektor dan spasialnya. Perkembangan sektor strategis tersebut memiliki dampak langsung dan tidak langsung yang

signifikan. Dampak tidak langsung ini akibat perkembangan suatu sektor yang berpengaruh terhadap perkembangan sektor sektor lainnya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Morrissey dan O’Donoghue bahwa analisis ekonomi wilayah penting dilakukan untuk menyediakan akses bagi para pemegang kebijakan terkait dampak sektor ekonomi (Syarief, 2014)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat pula dirumskan hipotesis sebagai berikut:

X4 : Sektor Pertambangan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dokumen terkait