Lingkungan perusahaan meliputi lingkungan internal dan eksternal. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan didapatkan dari hasil analisis lingkungan internal.
Sedangkan faktor-faktor peluang dan ancaman didapatkan dari hasil analisis lingkungan eksternal.
1. Kekuatan
a. Sistem Penjualan Satu Pintu
Sistem penjualan satu pintu mengatur penjualan keluar PCJ hanya dilakukan oleh ketua kelompok. Sistem ini membuat PCJ sebagai sekumpulan pembudidaya menjadi bagaikan satu-kesatuan usaha dengan kapasitas produksi besar, berkesinambungan, dan berkualitas. Hal tersebut meningkatkan daya tawar PCJ pada konsumen dan menjaga kestabilan harga bagi semua anggota.
b. Anggota Saling Membantu Untuk Maju
Sesama anggota PCJ saling membantu dalam memajukan usaha mereka.
Para anggota saling memperhatikan kebutuhan benih dan kondisi keuangan. Selain itu para anggota juga saling membantu untuk mnyukseskan program mereka seperti usaha pembesaran ikan hias kelompok.
c. Kemampuan Menghasilan Produk Berkualitas, Berkesinambungan, dan Berkuantitas Besar.
PCJ mampu menghasilkan produk berkualitas yang diakui oleh konsumen dan mampu untuk membudidayakan ikan hias secara berkelanjutan.
Kontinyitas tersebut juga didukung oleh keberadaan warung kelompok dan sistem penjualan satu pintu. Selain itu, kuantitas yang besar disebabkan oleh kapasitas produksi PCJ yang mencapai 300.000-400.000 ekor ikan hias setiap bulannya.
d. Prestasi Kelompok
PCJ merupakan kelompok pembudidaya ikan hias yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara I Bidang Perikanan Budidaya Kategori Ikan Hias di tahun 2010. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan puncak tingkat nasional. Peraihnya juga akan merupakan Pokdakan dengan berprestasi untuk tingkat kota maupun provinsi.
2. Kelemahan
a. Keterbatasan Modal
Sumber modal PCJ utamanya adalah modal perorangan masing-masing anggota PCJ. Sedangkan anggota PCJ merupakan para pembudidaya dengan modal terbatas. Selain itu, dana hibah 27 juta rupiah yang pernah diterima PCJ pada tahun 2007 sudah habis dimanfaatkan diantaranya untuk pembangunan mini raiser ikan hias yang hingga saat ini pembelian tanahnya belum lunas.
b. Pencatatan Data dan Keuangan Belum Rapi
Pencatatan data dan keuangan pada PCJ sudah ada sejak saat penilaian lomba di tahun 2010. Akan tetapi pencatatan yang saat itu banyak dibantu oleh petugas Dinas Pertanian, belum dilanjutkan oleh PCJ pada saat ini.
Pencatatan keuangan yang sudah ada pun belum mencakup pengeluaran dan pemasukan masing-masing maupun seluruh anggota kelompok sehingga kerugian atau keuntungan PCJ tidak diketahui.
c. Tidak Adanya Bagian Penelitian dan Pengembangan Secara Khusus
PCJ tidak memiliki bagian penelitian dan pengembangan secara khusus sehingga penanganan penyakit ikan hias dilakukan dengan mencoba-coba tanpa dasar ilmu pengetahuan yang pasti. Hal ini menyebabkan dosis obat tidak pasti dan terdapat penyakit yang belum diketahui obatnya oleh PCJ yaitu penyakit jamur. Hal ini juga menyebabkan PCJ tidak mudah mengetahui cara membudidayakan ikan hias jenis baru.
d. Pengelolaan Sistem Penjualan Satu Pintu Terpusat Pada Ketua Kelompok Ketua kelompok merupakan pintu penjualan PCJ pada konsumen. Setiap pemesanan konsumen dan penjualan anggota terjadi melalui ketua
kelompok. Dengan demikian, seluruh koordinasi penjualan pada konsumen maupun pada anggota PCJ terpusat pada ketua kelompok.
Apabila ketua kelompok berhalangan maka penjualan PCJ dapat sangat terganggu.
d. Promosi Belum Optimal
Promosi yang dilakukan PCJ pada saat ini hanya melalui promosi dari mulut ke mulut (words of mouth). Promosi tersebut kurang dapat menyentuh konsumen secara luas. Walaupun demikian, sebelumnya pada tahun 2007 PCJ pernah mengikuti event pameran ikan hias di Raiser ikan hias Cibinong dan di ITC Depok.
3. Peluang
a. Peningkatan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Sebesar 5,92 Persen per Tahun Pada Periode Tahun 2006-2010
Nilai ekspor ikan hias air tawar Indonesia meningkat sebesar 5,92 persen per tahun pada periode tahun 2006-2010. Hal tersebut tidak terlepas dari peningkatan nilai impor ikan hias air tawar dunia dan perdagangan ikan hias dunia. Peningkatan ini menunjukkan bahwa permintaan ikan hias air tawar terus meningkat di tingkat eksportir-eksportir ikan hias baik yang sudah maupun yang belum menjadi pelanggan PCJ.
b. Potensi Lingkungan Bojongsari.
Lingkungan Bojongsari mempunyai kecocokan dengan habitat hidup ikan hias yang membutuhkan pH asam, suhu ruangan mendekati suhu kamar, dan kesadahan air rendah. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya budidaya tiga jenis ikan hias Tetra oleh PCJ dan berbagai macam jenis lainnya oleh Pokdakan Mina Usaha Mandiri.
c. Adanya BRBIH, penyuluh perikanan, dan Program PUMP PB di Depok.
Direktorat Jenderal Perikanan Produksi melalui program PUMP PB akan memberikan bantuan modal usaha bagi para Pokdakan termasuk di bidang ikan hias. Depok merupakan salah satu Kota yang menjadi tujuan penyaluran bantuan langsung tunai melalui PUMP PB yang dilakukan melalui Dinas Pertanian dan Perikanan dan para penyuluh di Depok sehingga PCJ berpeluang mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu,
dengan adanya Balai Riset Budidaya Ikan Hias dengan lokasi yang berdekatan dengan PCJ, maka peluang PCJ untuk mendapatkan bantuan penelitian dan pengembangan semakin terbuka. Para penyuluh perikanan di Depok pun siap membantu PCJ terutama dalam hal administrasi.
d. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi informasi seperti komputer berpeluang untuk dimanfaatkan PCJ dalam mempermudah pencatatan data dan keuangan.
Selain itu, perkembangan teknologi budidaya dalam hal penanganan penyakit yang semakin maju berpeluang untuk dimanfaatkan PCJ untuk mengobati ikan yang sakit terutama dalam dosis obat yang tepat.
e. Pelanggan yang Setia
Konsumen PCJ adalah eksportir ikan hias CV Indopisces Exotica dan PT Indtropica Agung Lestari, serta supplier-supplier ikan hias. Mereka secara berkelanjutan membeli produk ikan hias PCJ hingga saat ini. Terutama para eksportir yang secara terus menerus membeli produk PCJ sejak tahun 2008.
f. Ikan Hias Jenis Tetra Diminati Pasar Lokal dan Ekspor.
Selain Neon Tetra, Cardinal Tetra, dan Red Nose, jenis-jenis tetra lainnya seperti Lemon Tetra, Flame Tetra, Gold Tetra, Black Tetra, Rosy Tetra, Blue Tetra, Kongo Tetra, dan Serpae Tetra juga banyak diminati dalam pasar ekspor. Bahkan di pasar lokal seperti pasar-pasar ikan hias di Jakarta dan di Parung, jenis-jenis Tetra lainnya seperti Lemon Tetra, Black Tetra, Red Tetra, dan Tetra Sumatera juga banyak diminati.
g. Pameran Ikan Hias Tahunan
Indonesian Ornamental Fish Show merupakan pameran ikan hias tahunan yang diselenggarakan KKP melalui kerjasama dengan pihak swasta. Selain itu Ditjen P2HP juga menyelenggarakan Pameran Ikan Hias Tahunan di Pusat Pengembangan dan Pemasaran (Raiser ) Ikan Hias Cibinong.
4. Ancaman
a. Penurunan Permintaan Ikan Hias Pada Bulan Mei Sampai September Sebesar 25 Persen Sampai 50 Persen
Pada saat musim panas di Negara-negara tujuan ekspor ikan hias PCJ terutama Negara-negara di Eropa dan Amerika, permintaan ikan hias menurun karena masyarakat di sana cenderung lebih memilih berlibur ke ruangan terbuka. Hal tersebut berdampak pada penurunan permintaan ekspor ikan hias termasuk ikan hias PCJ yang menurut bagian penjualan PCJ, penurunan berkisar antara 25 persen sampai 50 persen.
b. Penerapan Sistem Penjualan Satu Pintu Oleh Pokdakan Sejenis Pokdakan yang sama-sama membudidayakan ikan hias sejenis di
Kecamatan Bojongsari mulai menerapkan sistem penjualan satu pintu.
Mulai diterapkannya sistem tersebut menyebabkan para pokdakan mampu menghasilkan produk berkuantitas besar dan berkesinambungan sehingga berpeluang memasarkan produknya langsung pada eksportir sama seperti PCJ. Hal tersebut menyebakan tingkat persaingan antar pokdakan semakin meningkat.