• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Teori

1. Manajemen Mutu

a. Pengertian Manajemen

Manajemen secara bahasa (etimologi) manajemen berasal dari kata kerja "to manage" yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.

(John M. Echols dan Hassan Shadily. 2014:201). Sedangkan istilah manajemen dalam bahasa Arab, didefinisikan sebagai berikut: “an nizam atau at-tanzhim yang merupakan tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.”(M. Munir dan Wahyu Ilahi, 2006:9).

Menurut Wahjosumidjo (2015: 94), manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Aime Heene Dkk,

26

2010: 8). Selanjutnya Terry (2009: 9) menambahkan bahwa manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan kepengurusan, ketatalaksanaan penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran atau tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana dalam suatu hubungan kerjasama. Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi (Fathul Jannah, 2009: 35).

Pada masa awal dari ilmu manajemen yang mana lebih mengarah pada perusahaan yang memiliki tujuan dalam pengelolaan dalam penjualan. Dan istilah manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi, yang memfokuskan pada profit (keuntungan) dan komoditas komersial (Muhaimin, 2015: 4).

Lebih tepatnya adanya revolusi industri yang menuntut adanya kinerja yang lebih efektif dan efisien dalam suatu perusahaan, seperti pendapat (Edward Sailis dan Gary Jones, 2012: 3) menurutnya:

27

The modern world. As a major discipline it is barely a decade old, and yet its roots can be found philosophy and psychology, as well as business and management theory. Its intellectual origins can be traced back to the industrial revolution of the 18th and 19th centuries and to the management thinking that accompanied the rise mass production and large-scale manufacturing. Knowledge management has its origins in the need for the companies to harness the scientific, human and intellectual capital at their disposal.

Jika merujuk pendapat para ahli mengenai definisi dari manajemen, maka akan menemukan banyak uraian pendapat sesuai dengan subyektivitas dari para ahli. Salah satunya pendapat para ahli yakni menurut Stoner dan Gilbert (1996), dalam Abdul Halim Usman, (2015: 26) yang mendefenisikan manajemen sebagai “Proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Follet, memandang manajemen sebagai kiat, karena terkait dengan cara-cara mengatur orang lain yang menjalankan tugas. Hersey dan Blanchard, mengartikan manajemen sebagai suatu proses yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan (Nurhattati Fuad, 2014:

16).

Keberadaan manajemen tidak lepas dari adanya target atau sasaran yang akan dicapai dengan membuat pilihan pelaksanaan yang sesederhana mungkin, namun dari semua itu bisa

28

menghasilkan sesuatu yang ditargetkan secara maksimal. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu karakter dari manajemen yang adanya target dengan pengelolaan yang tepat untuk hasil yang sebaik mungkin.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi manajemen mencakup beberapa lingkup kajian, yaitu : Manajemen merupakan proses yang berupa aktivitas/tindakan; Proses manajemen dilakukan secara berkesinambungan/terus menerus;

Manajemen sebagai aktivitas pemberdayaan manusia terhadap sumber daya yang ada; Pemberdayaan yang dilakukan berupa upaya atau tindakan; Manajemen mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai

b. Tujuan dan Manfaat Manajemen

Dengan adanya tujuan dan manfaat maka sebuah organisasi atau lembaga dapat membuat sebuah usaha untuk mencapai tujuan.

Begitu halnya dengan manajemen pendidikan memiliki tujuan dan manfaat.

Inti dari tujuan dan manfaat manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan adalah untuk mencapai dan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya efek atau hasil yang dikehendaki. Jadi suatu pekerjaan dikatakan

29

efektif, jika pekerjaan tersebut mencapai atau tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas umumnya merujuk pada pencapaian tujuan.

Sedangkan efisiensi adalah suatu pengertian yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilillat dari dua hal, pertama dari segi hasil yaitu pekerjaan dikatakan efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil maksimal, baik mengenai mutu maupun jumlah. Kedua dari segi usaha, pekerjaan dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan suatu usaha yang minimal.

Efisien merujuk pada proses dengan pendayagunaan sumber daya, biaya dan lain-lain.

Dengan demikian manajemen pendidikan bertujuan untuk memberikan kemudahan, cara agar suatu pengelolaan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, tujuan dapat disebut juga hasil dari manajemen tersebut.

Tujuan dan manfaat tersebut adalah : 1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), 2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, 3) Terpenuhinya salah satu 4 kompetensi tenaga pendidik dan

30

kependidikan; 4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; 5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang, proses dan tugas administrasi pendidikan; 6) Teratasinya masalah mute pendidikan. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2010:17-18).

Tujuan manajemen pendidikan juga memberikan kemudahan- kemudahan untuk mengatur dan mengelola sebuah lembaga atau organisasi pendidikan. Dengan manajemen maka susunan organisasi akan tersusun secara sistematis dan runtut sesuai dengan tatanan yang ada.

c. Unsur-unsur Manajemen

Menurut Khalid (2011:23) Unsur-unsur manajemen terdiri dari 6 unsur yang disingkat dengan 6 M, yaitu man, money, methods, materials, machines, market. Adapun penjelasannya diantaranya:

1) Manusia (Man)

Man merupakan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam oprasional suatu organisasi, man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki organisasi. Hal ini termasuk penempatan orang yang tepat, pembagian kerja, pengaturan jam kerja dan sebagainya. Dalam manajemen faktor man adalah yang paling mentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.

31 2) Uang (Money)

Money merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan, uang merupakan modal yang dipergunakan pelaksanaan program dan rencana yang telah ditetapkan, uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai, seperti pembelian alat-alat, pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan lain sebagainya. Oleh karena itu, uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa besar uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dalam suatu organiasi.

3) Material

Material adalah bahan-bahan baku yang dibutuhkan biasanya terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi dalam operasi awal guna menghasilakan barang atau jasa. Dalam organisasi untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dibidangnya juga harus dapat menggunakan sebagai salah satu sarana. Bahan baku dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa bahan baku aktivitas produksi tidak akan mencapai hasil yang dikehendaki.

32 4) Mesin (Machine)

Machine adalah peralatan termasuk teknologi yang digunakan untuk membantu dalam operasi untuk menghasilakan barang dan jasa. Mesin yang digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Terutama pada penerapan teknologi mutakhir yang dapat meningkatkan kapasitas dalam proses produksi baik barang atau jasa.

5) Metode (Methods)

Methods adalah cara yang ditempuh teknik yang dipakai untuk mempermudah jalannya pekerjaan manajer dalam mewujudkan rencana oprasional. Metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan aktivitas bisnis.

6) Pasar (Market)

Market merupakan pasar yang hendak dimasuki hasil produksi baik barang atau jasa untuk menghasilkan uang, mengembalikan investasi dan mendapatkan profit dari hasil penjualan atau tempat di mana organisasi menyebarluaskan produknya, Usman (2013:11).

33 d. Fungsi-Fungsi Manajemen

Aktivitas manajemen mencakup spektrum yang sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di masa depan, sampai mengawasi kegiatan untuk mencapai tujuan. Maka dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi.

Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut Syafaruddin &

Nurmawati (2011:51) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan

a) Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Aderson sebagaimana yang dikutif oleh Marno, mengatakan bahwa perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan dimasa datang.(Marno & Trio Supriyanto, 2008:13). Definisi ini mengisyaratkan bahwa pembuatan keputusan merupakan bagian dari perencanaan, namun proses perencanaan dapat juga terpikir setelah tujuan dan keputusan diambil.

Perencanaan selalu terkait dengan masa depan, dan masa depan selalu tidak pasti, banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa perencanaan, sekolah/madrasah atau

34

lembaga pendidikan akan kehilangan kesempatan dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang akan dicapai, dan bagaimana mencapainya. Oleh karena itu, rencana harus dibuat agar semua tindakan terarah dan terfokus pada tujuan yang hendak dicapai. ( Marno & Trio Supriyanto, 2008:13).

Perencanaan dibuat harus berdasarkan beberapa sumber antara lain:

(1) Kebijaksanaan pucuk pimpinan (Policy top management).

(2) Hasil pengawasan, yaitu suatu perencanaan akan dibuat atas dasar fakta- fakta maupun data-data dari pada hasil pengawasan suatu kegiatan kerja.

(3) Kebutuhan masa depan yaitu suatu perencanaan sengaja dibuat untuk mempersiapkan masa depan yang baik.

(4) Penemuan-penemuan baru yaitu suatu perencanaan yang dibuat berdasarkan studi faktual.

(5) Prakarsa dari dalam yaitu suatu planning yang dibuat akibat inisiatif atau usul-usul dari bawahan.

(6) Prakarsa dari luar yaitu suatu rencana yang dibuat akibat dari saran-saran ataupun kritik-kritik dari orang-orang di luar organisasi. (Marno & Trio Supriyanto, 2008:15).

Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan,( Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI,2009:93) keberadaan suatu

35

rencana sangat penting bagi organisasi karena rencana berfungsi untuk:

(1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai.

(2) Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

(3) Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.

(4) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.

(5) Memberikan batas kewenangan dan tanggungjawab bagi seluruh pelaksana.

(6) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.

(7) Memungkinkan untuk terpeliharanya kesesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal.

(8) Menghindari pemborosan.

b) Perencanaan dalam prespektif Islam

Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.(AW.

36 Widjaya,2007:73).

Dalam proses perencanaan terhadap program pendidikan yang akan dilaksanakan, khususnya dalam lembaga pendidikan Islam, maka prinsip perencanaan harus mencerminkan terhadap nilai-nilai Islami yang bersumberkan pada al-Qur'an maupun al-Hadits. Dalam hal perencanaan ini, al-Qur'an mengajarkan kepada manusia sebagaimana dalam Qur’an Surat Al-Hajj ayat 77:

ْاوُدُج ۡسٱ َو ْاوُعَك ۡرٱ ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّيَأَٰٓ َي ٱ َو

ُدُب ۡع ۡمُكَّبَر ْاو َرۡيَخۡلٱ ْاوُلَعۡفٱ َو

۩ َنوُحِل ۡفُت ۡمُكَّلَعَل ٧٧

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.( Q.S. al-Hajj/22:77).

Menurut al-Maraghi, bahwa ayat di atas mengisyaratkan akan pentingnya seseorang dalam melakukan sesuatu secara terencana dan mengikuti aturan, ia menyatakan bahwa kata” wa’budhu” menunjukkan akan ketaatannya seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan rencana.(Ahmad Mustafa Al-Maraghi:237)

Disamping itu pula, intisari ayat tersebut merupakan suatu “pembeda” antara manajemen secara umum dengan manajemen dalam perspektif Islam yang sarat dengan nilai.

(Ahmad Mustafa Al-Maraghi,3271).

37 2) Pengorganisasian

a) Pengertian Pengorganisasian

Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh Ulbert Silalahi(Ulbert Silalahi,2002:135) adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan diantara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya.

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu mendapat perhatian dari kepala sekolah/madrasah. Fungsi ini perlu dilakukan untuk mewujudkan struktur organisasi sekolah/madrasah, uraian tugas tiap bidang, wewenang dan tanggungjawab menjadi lebih jelas, dan penentuan sumber daya manusia dan materil yang diperlukan. Menurut Robbins, bahwa kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1) menetapkan tugas yang harus dilakukan; (2) siapa yang mengerjakan; (3) bagaimana tugas itu dikelompokkan;

(4) siapa yang melapor; (5) di mana keputusan itu harus diambil. (Robbin,S.P,2003:5).

Dengan demikian, pengorganisasian merupakan fungsi administrasi yang dapat disimpulkan sebagai

38

kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian yang baik memungkinkan semua bagian dapat bekerja dalam keselarasan, dan akan menjadi bagian dalam keseluruhan yang tak terpisahkan.

Mengorganisasikan berarti : (1) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu organisasi pada tujuan, (3) menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur formal yang dapat dengan mudah dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.(Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI,2009:94).

Mengorganisasikan sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya dan melalui pemilihan,

39

pengalokasian dan pendistribusian kerja yang professional, organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

b) Pengorganisasian dalam prespektif Islam

Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan.(Jawahir Tanthowi,2003:71).

Proses organizing yang menekankan pentingnnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan. Dalam hal ini al-Qur'an telah menyebutkan betapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi. Sebagaimana Firman Allah dalam Qur’an surat Al-Imran ayat 103 yang artinya:

َّرَفَت َلَ َو اٗعيِمَج ِ َّللَّٱ ِلۡبَحِب ْاوُم ِصَت ۡعٱ َو َو ْْۚاو ُق

ْاوُرُك ۡذٱ ِ َّللَّٱ َتَمۡعِن

ِبوُلُق َنۡيَب َفَّلَأَف ٗءَٰٓاَد ۡعَأ ۡمُتنُك ۡذِإ ۡمُكۡيَلَع ۡمُك

ۡصَأَف ِب مُت ۡحَب ٗن َو ۡخِإ َٰٓۦِهِتَمۡعِن ىَلَع ۡمُتنُك َو ا

ِ م مُكَذَقنَأَف ِراَّنلٱ َنِ م ٖةَرۡفُح اَفَش ِل َذَك ۗاَهۡن

ُي َك ِ يَب ُ َّللَّٱ ُن َعَل ۦِهِت َياَء ۡمُك َل َنوُدَت ۡهَت ۡمُكَّل

”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

(Q.S. al-Imron/3:103.).

40 3) Penggerakan

a) Pengertian Penggerakan

Penggerakan atau actuating merupakan hubungan erat antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan dari adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dan pembagian kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan yang nyata.

Pengertian di atas memberikan kejelasan bahwa penggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar suka dan dapat bekerja dalam upaya mencapai tujuan.

Pada pengertian di atas terdapat penekanan tentang keharusan cara yang tepat digunakan untuk menggerakan, yaitu dengan cara memotivasi atau memberi motif-motif bekerja kepada bawahannya agar mau dan senang melakukan segala aktivitas dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Lebih lanjut Siagian mengemukakan bahwa alasan pentingnya pelaksanaan fungsi penggerakan dengan cara memotivasi bawahan dalam bekerja adalah :

(1) Motivating secara implisit berarti bahwa pemimpin organisasi berada di tengah-tengah bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, intruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.

41

(2) Secara implisit pula, dalam motivating telah mencakup adanya upaya untuk mengsingkronisasikan tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan pribadi dari para anggota organisasi.

(3) Secara eksplisit dalam pengertian ini terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif. (Marno & Trio Supriyanto, 2008:21).

Motivasi sebagai bagian penting dari fungsi penggerakan, karena motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan.

b) Penggerakan dalam prespektif Islam

Bimbingan menurut Hadari berarti memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.(Hadar, 2007:36). Al-Qur'an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfirman dalam Qs Al-Kahfi ayat 2:

َبُي َو ُهۡنُدَّل نِ م ا ٗديِدَش ا ٗسۡأَب َرِذنُيِ ل ا ٗمِ يَق َرِ ش

ُمۡلٱ َّلٱ َنيِنِم ۡؤ َنوُلَمۡعَي َنيِذ

ا ٗنَسَح اًر ۡجَأ ۡمُهَل َّنَأ ِت َحِل َّصلٱ

42

Artinya:Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. (Q.S. al-Kahfi/18:2).

Actuating juga berarti mengelola lingkungan organisasi yang melibatkan lingkungan dan orang lain, tentunya dengan tata cara yang baik pula.

4) Pengawasan

a) Pengertian pengawasan

Secara etimologis, “controlling” lazimnya diterjemahkan dengan “pengendalian”. Geprge R. Terry merumuskan pengawasan (controlling) sebagai suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

pengawasan berorientasi pada objek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai. (Marno & Trio Supriyanto, 2008:24).

Pengawasan atau pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dapat terselenggara dengan baik. Uraian tersebut menggambarkan bahwa pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standar apa yang sedang dilakukan, menilai pelaksanaan,

43

dan bilamana perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bertolak dari uraian di atas, menurut Marno dan Triyo (2008:24) ada beberapa unsur yang perlu diketahui dalam proses pengawasan ini antara lain:

(1) Adanya proses dalam menetapkan pekerjaan yang telah dan akan dikerjakan.

(2) Merupakan alat untuk menyuruh orang bekerja menuju sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

(3) Memonitor, menilai, dan mengoreksi pelaksanaan pekerjaan.

(4) Menghindarkan dan memperbaik kesalahan, penyimpangan atau penyalahgunaan.

(5) Mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standar apa yang sedang dilakukan berupa; pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana memerlukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

44

b) Evaluasi/Controlling dalam prespektif Islam

Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam ini mencakup dua kegiatan, yaitu penilaian dan pengukuran. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu, maka dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian. Controlling itu penting sebab merupakan jembatan terakhir dalam rantai fungsional kegiatan-kegiatan manajemen.

pengawasan merupakan salah satu cara para manajer untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak dan mengapa tercapai atau tidak tercapai. Selain itu controlling adalah sebagai konsep pengendalan, pemantau efektifitas dari perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.

e. Manajemen dalam Prespektif Islam

Al-Qur’an sebagai kitab suci kaum muslimin antara lain berfungsi sebagai “hudan” sarat dengan berbagai petunjuk agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini.

kehidupan manusia, maupun keberadaan alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasuk permasalahan mulai dari asal kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini tentang Manajemen, hal tersebut sudah

45 tertulis dalam al-Qur’an.

Manajemen menurut bahasa berarti pemimpin, direksi, pengurus, yang diambil dari kata kerja manage yang berati mengemudikan, mengurus, dan mermerintah. Manajemen menurut Hadari Nawawi adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam mengatur organisasi, lembaga, maupun perusahaan.(Hadari Nawawi,2007:78). Manajemen pendidikan Islam merupakan aktifitas untuk memobilisasi dan memadukan segala sumber daya pendidikan Islam dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan sebelumnya. Yang harus disadari adalah bahwa pemahaman manusia terhadap al-Qur’an, bagaimanapun sepenuhnya bersandar pada kapasitas akal, dan apapun yang bersandar pada akal tersebut tidak pernah menjadi hal yang mutlak, jadi sepenuhnya persoalan akal dan kwalitasnya dalam memahami al-Qur’an dan seberapa jauh kemampuan akal untuk kajian dan interprestasi secara tepat dalam konteks tertentu. Untuk itulah dalam pembahasan ini penulis mencoba mensinergikan dan mengungkap secara langsung bahwa manajemen pendidikan Islam sesungguhnya dapat kita kaji dan kita interpretasikan dengan al-Qur’an jika akal mau berfikir. Karena sesungguhnya al-Qur’an sendiri menjelaskan tentang hal itu.

46 f. Manajemen Mutu

1) Pengertian manajemen mutu

Mutu atau kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. (Rohiat, 2010:52). Umaedi (2006:22) dalam manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah/madrasah mendefinisikan mutu sebagai sifat-sifat yang dimiliki suatu benda atau barang atau jasa yang secara keseluruhan memberi rasa puas kepada penerima atau penggunanya karena telah sesuai atau melebihi apa yang dibutuhkan dan diharapkan pelanggannya.

Manajemen mutu menjadi suatu keharusan dalam pembenahan lembaga pendidikan. Semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pengelolaan lembaga pendidikan harus senantiasa diarahkan dan berorientasi pada pencapaian mutu. Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga mampu mengelola seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat. Dalam hal ini, sekolah harus mampu merubah paradigma baru pendidikan yang berorientasi pada mutu semua aktifitas yang berinteraksi

47

didalamnya, seluruhnya mengarah pencapaian pada mutu.(Hendro Widodo,2018:475).

Manajemen mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia, sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional dapat dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas pada masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat sekolah/madrasah yang berkualitas, karena itu upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah merupakan titik strategis dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.

(Muchlas Samani, 2009:31).

Manajemen Mutu pendidikan yang diinginkan tidak akan terjadi begitu saja. Mutu yang diinginkan tersebut harus direncanakan. Mutu perlu menjadi sebuah bagian penting dalam strategi sebuah lembaga atau institusi dan untuk meraihnya wajib menggunakan pendekatan yang sistematis dengan mengggunakan proses perencanaan yang matang. Perencanaan strategi merupakan salah satu bagian dalam upaya peningkatan mutu.

2) Karakteristik Peningkatan Manajemen Mutu Pendidikan

Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah/madrasah yang akan menerapkannya. Dengan kata lain, jika sekolah/madrasah ingin sukses dalam menerapkannya, maka sejumlah karakteristik

Dokumen terkait