• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Blok Pengeluaran dan Pelunasan Kredit 31 Pengeluaran untuk Konsumsi Pangan

36. Periode Pelunasan Kredit Kebun Plasma

5.2.2. Identifikasi dan Metode Estimasi Model

Model ekonometrik yang telah dirumuskan di atas merupakan model sistem

persamaan yang terdiri dari persamaan struktural dan persamaan identitas yang

bersifat simultan, sehingga perlu dilakukan lebih dahulu identifikasi model sebelum

ditentukan metode estimasi terhadap parameter-parameternya. Menurut

Koutsoyiannis (1977) identifikasi adalah masalah formulasi, sehingga suatu model

dikatakan teridentifikasi jika mempunyai bentuk yang unik secara statistik.

Identifikasi dari sistem persamaan merupakan identifikasi untuk setiap persamaan

dalam sistem tersebut, identifikasi parameter untuk setiap persamaan yang sudah

ada jika kita bisa membuktikan bahwa bentuk statistiknya khas. Aturan ini

menetapkan persayaratan identifikasi dengan menggunakan metode syarat ordo

(order condition) sebagai syarat keharusan dan syarat pangkat (rank condition)

sebagai syarat kecukupannya. Rumusan identifikasi model berdasarkan kriteria

syarat ordo adalah sebagai berikut:

Over identified : ( K - M ) > (G – 1) Exactly identified : ( K - M ) = (G – 1) Under identified : ( K - M ) < (G – 1)

dimana: K = jumlah variabel dalam model, yaitu variabel endogen dan prederteminan

M = jumlah variabel endogen dan eksogen dalam setiap persamaan tertentu dalam model

G = jumlah persamaan dalam model atau jumlah variabel endogen dalam model.

Syarat ordo terkait erat dengan ukuran matriks segi yang berukuran (G-1) x

(G-1) yang berunsur parameter estimsi dalam sistem persamaan simultan. Untuk

mengecek syarat ordo pada masing-masing persamaan dalam model yang ada,

dapat dilakukan dengan menghitung jumlah persamaan struktural atau jumlah

variabel endogen (G) dan jumlah keseluruhan variabel atau variabel endogen dan

eksogen dalam model (K) dan dalam setiap persamaan (M). Hasil identifikasi untuk

setiap persamaan struktural harus mempunyai kriteria teridentifikasi berlebih (over

identified) atau teridentifikasi secara tepat (exactly identified) atau ( K - M ) > (G – 1) agar dapat diestimasi parameternya.

Syarat ordo belum menjamin matriks segi yang terbentuk mempunyai

pangkat penuh (full rank). Oleh karena itu dalam proses identifikasi masih

diperlukan syarat pangkat. Kriteria syarat pangkat menentukan bahwa suatu

persamaan teridentifikasi jika dan hanya jika dimungkinkan untuk membentuk

minimal satu determinan yang bernilai bukan nol pada ordo (G – 1) dari parameter

struktural variabel yang tidak termasuk dalam persamaan tersebut.

Dalam model ekonometrik rumahtangga petani plasma yang diestimasi

terdapat 33 persamaan atau 33 variabel endogen (G), terdiri dari 15 persamaan

perilaku dan 18 persamaan identitas. Jumlah seluruh variabel dalam model (K)

adalah 74, sedangkan jumlah variabel pada masing-masing persamaan struktural

(M) berkisar 6 hingga 10 variabel. Dengan memperhatikan jumlah keseluruhan

persamaan dalam model, jumlah variabel pada masing-masing persamaan yang

diidentifikasi maka dapat disimpulkan bahwa setiap persamaan perilaku mempunyai

kondisi identifikasi berlebih (over identified) karena semua persamaan memenuhi

persyaratan (K - M) > (G - 1). Selanjutnya proses identifikasi syarat pangkat secara

waktu melakukan respesifikasi model dengan bantuan program SAS/ETS Versi 6.12

Prosedur Syslin Metode 2SLS.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada waktu respesifikasi model dapat

disimpulkan bahwa seluruh persamaan pada model di atas teridentifikasi berlebih.

Menurut Koutsoyianis (1977) jika persamaan dalam model diidentifikasi sebagai

identifikasi berlebih maka metode estimasi yang dapat diterapkan, antara lain: 2SLS

(two-stage least squares), LIML (limited information maximum likelihood), 3SLS

(three-stage least squares) atau FIML (full information maximum likelihood).

Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kelemahan, sehingga

pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh

koefisien persamaan struktural secara simultan. Estimasi parameter struktural

secara simultan akan membantu simulasi kebijakan secara simultan juga dan

memberikan hasil estimasi yang lebih efisien. Menurut Koutsoyiannis (1977),

estimasi yang diperoleh dari penggunaan LIML dan FIML akan bias jika

menggunakan contoh yang kecil, akantetapi hasil estimasi konsisten atau biasnya

cenderung nol jika jumlah contoh ditingkatkan. Metode LIML dan 2SLS mempunyai

kemiripan mendasar, tetapi prosedur penghitungan LIML tidak praktis (cumbersome)

dan lebih rumit daripada 2SLS. Demikian juga persyaratan penggunaan FIML yang

memerlukan informasi lengkap dalam spesifikasi model dianggap sebagai

persyaratan yang terlalu keras (stringent). Umumnya peneliti hanya tertarik dengan

satu atau dua persamaan, karena spesifikasi keseluruhan model sangat sulit dan

tampaknya hanya membuang waktu. Hal ini menjadi alasan mengapa ahli

ekonometrik cenderung memilih metode 2SLS sebagai alat analisis metode

ekonometrik. Selain itu penggunaan 2SLS pada dasarnya dapat menghindari

variabel endogen sebagai variabel penjelas dari setiap persamaan. Variabel

endogen ini mempunyai komponen sistematik yang ditentukan oleh variabel

eksogen dan komponen acak (random) dari persamaan struktural. Akantetapi

metode 2SLS belum memperhatikan besaran hubungan variabel pengganggu pada

satu persamaan struktural dengan variabel pengganggu pada persamaan struktural

lainnya (nilai covariance). Jika hubungan tersebut lemah maka penggunaan 2SLS

atau 3SLS tidak berbeda. Apabila diyakini adanya hubungan yang kuat antar

variabel pengganggu jika menggunakan metode 2SLS, maka pilihan yang tepat

adalah metode 3SLS. Selain itu penggunaan metode 3SLS memerlukan jumlah

observasi yang cukup besar, jika jumlah observasi relatif kecil maka pilihan metode

estimasi sebaiknya 2SLS.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka pemilihan metode 2SLS dianggap

pilihan yang tepat berdasarkan karakteristik data yang ada dan kendala yang

dihadapi. Menurut Koutsoyiannis (1977), metode 2SLS merupakan aplikasi ordinary

least squares (OLS) dengan dua tahap, yaitu mula-mula mengestimasi seluruh persamaan struktural yang ada dalam bentuk yang direduksi (reduced form) dengan

metode OLS. Bentuk yang direduksi dari persamaan struktural diperoleh melalui

manipulasi matematika sehingga setiap variabel endogen diregresikan hanya

terhadap variabel eksogen. Dari hasil estimasi ini diperoleh estimasi untuk setiap

variabel endogen yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi masing-masing

persamaan struktural yang ada dalam model ekonometrik. Berdasarkan kriteria dan

pertimbangan di atas melalui proses iterasi secara berulang (respesifikasi model)

maka model ekonometrik rumahtangga usahatani PIR kelapa sawit ini dianggap

tepat jika diestimasi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dua tahap (two-

5.3. Analisis Dampak Faktor Eksternal dan Internal terhadap Kinerja