ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Pelayanan
Berdasarkan hasil evaluasi atas pembangunan pertanian dan Peternakan yang telah dilaksanakan sampai saat ini, masih banyak persoalan mendasar yang harus dipecahkan dan memerlukan penanganan yang cermat dan tepat, seperti meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air, kecilnya status dan luas kepemilikan lahan, belum optimalnya system perbenihan dan perbibitan nasional, terbatasnya akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, masih rawannya ketahanan pangan dan energi, belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik, masih rendahnya nilai tukar petani dan kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian serta Kurangnya pengawasan teknologi oleh instansi terkait terhadap pembangunan pertanian.
Di samping itu, pembangunan pertanian ke depan juga menghadapi banyak tantangan yang tidak mudah, antara lain bagaimana meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk dengan sistem pertanian dan Peternakan yang ramah lingkungan, membudayakan penggunaan pupuk kimiawi dan organic secara berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan, membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani/peternak kecil, mengupayakan pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) yang mencakup angka kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan, menciptakan kebijakan harga (pricing policies) yang proporsional untuk produk-produk pertanian khusus, memperkuat kemampuan untuk bersaing di pasar global serta mengatasi pelemahan pertumbuhan ekonomi akibat krisis global, memperbaiki citra petani dan pertanian agar kembali diminati generasi penerus, memperkokoh kelembagaan usaha ekonomi produktif di perdesaan, menciptakan sistem penyuluhan pertanian yang efektif, dan memenuhi kebutuhan pangan, serta mengembangkan komoditas unggulan hortikultura, peternakan, dan perkebunan.
Tabel 9. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Pertanian Tanaman dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah
No Bidang Masalah Isu
1 Sekretariat - Perencanaan dan penganggaran belum optimal dan belum di dukung oleh system informasi dan sarana yang handal;
- Pengelolaan asset dan administrasi kepegawaian belum optimal;
- Administrasi Keuangan tidak tepat waktu
- Keterlambatan penyampaian dan pengesahan dokumen anggaran sehingga mengakibatkan keterlambatan pencairan dana; - Pengelolaan aseet kurang baik,
pelayanan terhadap pegawai tidak tepat waktu;
- Pengelolaan keuangan belum optimal.
2 Tanaman Pangan dan Hortikultura
- Belum optimalnya dukungan sarana prasarana produksi dan penanganan pasca panen dari kementerian dan pemda terhadap produksi dan produktivitas produksi tanaman pangan;
- Alokasi bantuan social pasca panen, benih unggul dan bermutu, pupuk bersubsidi masih kurang dengan kebutuhan kelompok dan sering tidak tepat waktu;
- Produsen, distributor belum optimal melaksanakan pengawasan dan pembinaan, sehingga masih terjadi penyelewengan pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi;
- Perkembangan OPT yang sangat beragam akibat petani tidak mengikuti pola tanam dan teknik budi daya yang dianjurkan;
- Terjadinya anomali iklim khususnya curah hujan yang masih sulit diramalkan kejadiannya secara akurat.
- Komoditi hortikultura yang sangat beragam dan perkembangannya sangat tergantung pada kondisi iklim; - Ketersediaan benih/bibit
tanaman hortikultura yang sulit
- Rendahnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai sementara dukungan saprodi dari kemeterian dan daerah meningkat (alsintan, saprodi) dan pengawalan teknologi - Dinas Pertanian tidak dapat
mengakomodir kebutuhan kelompok/petani;
- Komisi Pupuk dan Pestisida dan dinas beserta distributor tidak melaksanakan evaluasi terhadap pengecer/kios resmi;
- Kurangnya sosialisasi/bimbingan dan pengawasan terhadp petani/kelompok tani;
- Sarana dan prasarana/teknologi antisipasi iklim belum memadai, antisipasi tidak disosialisasikan ke masyarakat.
baik produksi daerah maupun dari luar daerah;
- Kurangnya dukungan saprodi baik dari pemda maupun pusat; - Penanganan produksi
hortikultura belum optimal sehingga cepat rusak;
- Kualitas maupun kuantitas produk hortikultura masih rendah
belum optimal, sehingga memicu inflasi;
- Pengawasan dan produksi benih/bibit hortikultura tidak optimal;
- Masih rendahnya kualitas produksi hortikultura sehingga belum mampu bersaingdengan produk luar (impor)
3 Bina Usaha - Kualitas dan kontinuitas hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura masih belum optimal;
- Keterbatasan modal di tingkat petani/kelompok tani dalam pengembangan pengolahan dan pengemasan hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
- BUMN produsen benih tidak berproduksi secara maksimal; - Produsen benih kekurangan
modal;
- Sumber Daya Manusia/Petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT) masih kurang
- - Pengawasan di sub system hulu tidak optimal, kurangnya pembinaan sehingga hanya bersifat indutri rumah tangga dan musiman;
- - Akses permodalan sulit
- Kekurangan benih; - - Pelayanan tidak optimal
4 Perlindungan
Tanman dan kesehatan hewan
- Serangan OPT yang sangat beragam akibat rekomendasi pola tanam yang tidak diikuti oleh petani/kelompok tani; - Serangan OPT yang sangat
ekstrim dan jenis yang sangat bervariasi;
-- Tenaga THL--TB POPTPHP dan POPT-PHP sangat terbatas dan sering terjadi mutasi.
- Kurangnya pembinaan dan pengawasankepada petani;
- SDM Petugas yang kurang dan tidak kompeten.
- Tenaga medis dan paramedic terbatas.
- Sarana dan fasilitas produksi daging minim
- Pelayanan keshatan hewan belum optimal
- Kesadaran pelaku usaha masih rendah
5 Peternakan - Usaha dibidang peternakan masih dianggap usaha sampingan
- masih rendahnya mutu pakan ternak
- Rencana Tata Ruang pemgembangan peternakan belum jelas
- Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti poskeswan, laboratorium keswan
- Masih rendahnya mutu mutu ternak
- Usaha peternakan belum dikelola secara optimal
- sarana dan prasarana pengelolaan pakan ternak belum maksimal
- Pemgembangan peternakan belum optimal
- - Pelayanan Belum Optimal
- - produktivitas pernak masih rendah
Mengacu Pada Tabel diatas, maka dapat disimpulkan bawha isu-isu strategic yang dianggap perlu untuk mendapat perhatian dalam rangka akselerasi pembangunan pertanian dan peternakan dikabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut: 1. Sub Sektor Tanaman Pangan
a. keterbatasan dan penurunan kapasitas sumberdaya pertanian (SDL dan SDA).
Alih Fungsi Lahan Pertanian, Sebagai dampak dari meningkatnya pembangunan diluar sektor pertanian mengakibatkan semakin banyaknya lahan persawahan yang beririgasi teknis, setengah teknis dan sederhana yang dibangun dengan investasi besar dan membutuhkan waktu lama dipergunakan untuk pembangunan pemukiman, dan perkantoran yang mengakibatkan berkurangnya luas baku sawah dan lahan garapan petani
yang tentu saja pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Rata-rata pemilikan lahan berkisar antara 0,25-0,30 Ha.
Beberapa tahun terakhir debet air yang tersedia sebagai sumber irigasi di Kabupaten Lombok Tengah mengalami penurunan sebagai akibat dari degradasi lingkungan dan terganggunya ekosistem akibat dari pengelolaan hutan yang kurang bijaksana menyebabkan beberapa wilayah tertentu yang secara geografis memiliki agrosistem yang kurang menguntungkan apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya mengaikbatkan wilayah tersebut sering mengalami kegagalan panen akibat dari kekurangan air .
b. Alih Teknologi Pertanian masih Rendah
Dalam mengembangkan usaha tani dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan sebagian besar masyarakat tani kita di Kabupaten Lombok Tengah pendekatan usaha tani mereka masih terbatas pada peningkatan produksi belum berorentasi pasar (bisnis oriented) disamping itu juga mereka belum menerapkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) melalui penerapan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) teknologi spesifik lokasi
c. Rendahnya Produktivitas
Produksi pertanian yang dihasilkan petani kita di Kabupaten Lombok Tengah masih perlu ditingkatkan mengingat sebagian besar komunitas pertanian sehingga membutuhkan penanganan khusus sehingga sesuai dengan tuntutan konsumen yang pada akhirnya diharapkan mampu bersaing di baik di pasar lokal, regional,nasional maupun global yang menuntun produk pertanian yang berkualitas.
d. Kualitas dan Keterampilan Petani masih Rendah
Sebagian besar pendidikan mereka masih relatif rendah yaitu tidak pernah sekolah atau tamat sekolah dasar sehingga dalam pengelolaan
usaha taninya (farm management) kurang kreatif dan inovatif, sebagai pelaku pembangunan pertaniaan di pedesaan hal ini tentu saja berpengaruh cukup besar terhadap percepatan pembangunan pertanian.
e. Lemahnya Kelembagaan Tani
Sebagai organisasi milik petani di pedesaan yang di bentuk berdasarkan kebutuhan dan kebersamaan mereka sampai saat ini masih belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat hal ini di sebabkan karena system menejemen dan belum mempunyai kelembagaan tani yang mengakses modal, pasar dan teknologi mengakibatkan semakin lemahnya posisi tawar petani (bargaining position) terutama sekali dalam memasarkan produksi pertanian.
f. Sistem Koordinasi antar Lembaga Masih Lemah
Membangun pertanian tidak semata – mata merupakan tanggung jawab sepenuhnya Dinas Pertanian melainkan dipengaruhi oleh sektor lain di luar kebijakan sector pertanian seperti halnya masalah irigasi, infrastruktur dan distribusi pangan yang merupakan wewenang sub sector lain sehingga menbutuhkan suatu strategis dan itu yang sampai sekarang belum optimal.
g. Peranan Institusi dan Lembaga Pemasaran Masih Rendah
Dalam Stabilitas harga pangan tertentu, baik pangan pokok maupun pangan strategis masil belum optimal yang mengakibatkan setiap panen raya fluktuasi harga komoditas pertanian cukup tajam dan hal tersebut
mengurangi motivasi dan gairah petani untuk melakukan peningkatan produksi karena kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya.
2. Sub Sektor Peternakan
Beberapa isu strategis yang dianggap perlu untuk mendapat perhatian dalam rangka akselerasi pembangunan sub sektor Peternakan di kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut :
a. Masih rendahnya mutu ternak sehingga produktifitas ternak masih terlatif rendah.
b. Masih terjadinya kasus penyakti hewan menular.
c. Masih rendahnya mutu pakan ternak terutama hijauan makan ternak.
d. Kebutuhan/permintaan ternak poeotong semakin banyak sehingga membuka peluanguntuk pengengbangan ternak potong.
e. Rencana tata ruang pengembangan perternakan belum jelas sehingga pengembagnan peternakan belum optimal.
f. Daya tempung ternak (AU) yang tersedia di Lombok Tengah masih tinggi di banding dengan populasi ternak yang pada saat ini shingga pengmbangan ternak harus dipacu.
g. Usaha peternakan oleh petani masih merupakan usaha sampingan di samping usaha tani pangan sehingga usaha peternakan belum dikelola secara optimal. h. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti Poskeswan,
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN