• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.2. Penyajian Data Penelitian

4.2.1. Identifikasi Responden

Identitas responden yang disajikan adalah profil responden terkait dalam tingkat usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan suku bangsa dan agama.

4.2.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Usia

Data Statistik Indonesia

_pdf_powered_pdf_generated 19 Januari, 2011) mengemukakan usia seseorang dapat diketahui apabila tanggal, bulan, tahun kelahiran setiap orang dan dinyatakan dengan Daftar SUPAS05-S, pencacah menanyakan tanggal kelahiran setiap orang dan dinyatakan dalam Kalender Masehi. Di dalam penghitungan usia seseorang harus selalu dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun

terakhir. Apabila tanggal, bulan maupun tahun kelahiran seseorang tidak diketahui, maka pencacah harus berusaha mendapatkan keterangan mengenai usia dengan beberapa cara misalnya dengan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik yang bersifat nasional maupun daerah. Berikut distribusi responden berdasarkan usia.

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % 20-30 8 22,86 % 7 25 % 10 27,77 % 25 25,25% 31-40 10 28,57 % 9 32,14 % 14 38,89 % 33 33,33 % 41-50 14 40 % 7 25 % 10 27,78 % 31 31,31 % Lainnya 3 8,57 % 5 17,86 % 2 5,56 % 10 10,1 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian ini berbeda-beda setiap lingkungan. Jumlah responden dari keseluruhan lingkungan yang berusia 31-40 tahun lebih mendominasi dengan jumlah 33 orang (33,3%), sedangkan responden yang berusia 41-50 tahun berjumlah 31 orang (33,33%), responden yang berusia 20-30 tahun berjumlah 25 orang (25,25%), dan responden yang berusia diatas 50 tahun ke atas berjumlah 10 orang (10,1%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berusia 31-40 tahun di Kelurahan Sunggal lebih banyak dari responden yang lainnya sehingga memunculkan pemahaman yang berbeda-beda terhadap keberadaan kafe remang-remang. Karena faktor usia mempengaruhi pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap keberadaan kafe remang-remang.

4.2.1.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Persepsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % Laki-laki 22 62,86 % 17 60,71 % 21 58,33 % 60 60,60 % Perempuan 13 37,14 % 11 39,29 % 15 41,67 % 39 39,40 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan, dimana responden laki-laki berjumlah 60 orang (60,60%), sedangkan responden perempuan berjumlah 39 orang (39,40%). Dari hasil penyebaran kuesioner di lapangan responden laki-laki lebih mudah di jumpai dan lebih banyak meluangkan waktu dibanding responden perembuan, sebab responden laki-laki banyak di temukan dibeberapa warung kopi yang terdapat disekitar lingkungan masyarakat. Sedangkan responden perempuan banyak yang bekerja mengurus pekerjaan rumah tangga mereka, seperti membersihkan rumah, memasak, hingga mengurus anak-anak mereka yang masih berusia dibawah 15 tahun saat berada dirumah.

4.2.1.3. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan

Persepsi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % Tamat SD 7 20 % 5 17,86 % 6 16,67 % 18 18,18 % Tamat SLTP/ Sederajat 5 14,29 % 8 28,57 % 8 22,22 % 21 21,21 % Tamat SLTA/ Sederajat 20 57,14 % 15 53,57 % 21 58,33 % 56 56,57 % Tamat Akademi/D3 1 2,86 % 0 0 % 1 2,78 % 2 2,02 % SI/ Sarjana 2 5,71 % 0 0 % 0 0 % 2 2,02 % S2/S3 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Lainnya 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden dari keseluruhan lingkungan dalam penelitian ini belum terlalu tinggi, dimana tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tingkat pendidikan tamat SLTA/Sederajat dengan jumlah 56 orang (56,57%), sedangkan responden yang hanya tamatan SLTP/Sederajat berjumlah 18 orang (18,18%), dan responden yang tamat Akademi/D3 dengan jumlah 2 orang (2,02%), dan responden yang lulusan SI/Sarjana adalah 2 orang (2,02%).

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini masih rendah sehingga pengetahuan mereka terhadap keberadaan kafe remang-remang masih rendah, walaupun sebagian dari responden mengetahui yang informasinya diperoleh dari media massa dan proses interaksi di masyarakat.

4.2.1.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku bangsa

Persepsi responden berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

Suku Bangsa Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % Batak 5 14,29 % 3 10,71 % 2 5,56 % 10 10,10 % Jawa 13 37,14 % 18 64,29 % 18 50% 49 49,50 % Melayu 17 48,57 % 7 25 % 16 44,44 % 40 40,40 % Lainnya 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas suku bangsa responden adalah suku Jawa sebanyak 49 orang (49,50%), sedangkan responden yang berasal dari suku Melayu adalah 40 orang (40,40%), dan responden yang berasal dari etnis Batak berjumlah 10 orang (10,10%).

Suku Jawa merupakan suku mayoritas responden yaitu sebanyak 49 orang (49,50 %), hal ini karena suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang mendiami Provinsi Sumatera Utara, termasuk di Kelurahan Sunggal. Suku Jawa merupakan suku yang menganut sistem kekeluargaan yang kuat dimana serikat tolong-menolong pada suku Jawa masih kuat, begitu juga serikat tolong-menolong suku Jawa dengan suku yang lainnya disekitar tempat tinggal mereka.

4.2.1.5. Identitas Responden Berdasarkan Agama/Kepercayaan

Persepsi responden agama/kepercayaan dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Agama/Kepercayaan

Agama/ Kepercayaan Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % Islam 31 88,57 % 26 92,86 % 27 75 % 84 84,84 % Kristen Protestan 3 8,57 % 2 7,14 % 4 11,11 % 9 9,10 % Kristen Katolik 1 2,86 % 0 0 % 5 13,89 % 6 6,06 % Budha 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Hindu 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Lainnya 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa agama/kepercayaan yang mendominasi dianut responden dalam penelitian ini adalah agama Islam yaitu dengan jumlah responden 84 orang (84,84%), sedangkan responden yang beragama Kristen Protestan berjumlah 9 orang (9,10%), dan rsponden yang beragama Kristen Katolik berjumlah 6 orang (6,06%). Meskipun dalam penelitian ini bermacam-macam agama yang di anut, tetapi tidak pernah terjadi konflik. Hubungan kerjasama dan toleransi sangat kuat pada masyarakat, setiap masyarakat saling menghargai dan tidak membeda-bedakan dalam interksi sehari-hari.

4.2.1.6. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Persepsi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % Buruh 7 20% 7 25 % 11 30,56 % 25 25,25 % Guru 5 14,29 % 3 10,71 % 0 0 % 8 8,08 % Dosen 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Pegawai Negeri 4 11,43 % 0 0 % 0 0 % 4 4,04 % Pegawai Swasta 13 37,14 % 13 46,43 % 22 61,11 % 48 48,49 % Pengusaha 6 17,14 % 5 17,86 % 3 8,33 % 14 14,14 % Lainnya 0 0 % 0 0 % 0 0 % 0 0 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Dari table 4.6 responden lebih banyak bekerja sebagai Pegawai Swasta dengan jumlah 48 orang (48,49%), sedangkan responden yang bekerja sebagai buruh berjumlah 25 orang (25,25%), adapun respnden yang bekerja sebagai pengusaha dengan jumlah 14 orang (14,14%) dan responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri berjumlah 4 orang (4,04%). Pekerjaan adalah suatu tindakan yang dilakukan unuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga ataupun individu. Dengan demikian responden di Kelurahan Sunggal lebih mendominasi bekerja sebagai Pegawai Swasta disbanding dengan jenis pekerjaan lainnya.

4.2.1.7. Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan

Persepsi responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Lingkungan Total VI IX XII F % F % F % F % Rp 500.000 – Rp 1.000.000 8 22,86 % 10 35,71 % 5 13,89 % 23 23,23 % Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000 12 34,29 % 8 28,57 % 6 16,67 % 26 26,26 % Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 9 25,71 % 4 14,29 % 18 50 % 31 31,31 % < Rp 2.000.001 6 17,14 % 6 21,43 % 7 19,44 % 19 19,20 % Lainnya 0 0 % 0 0 % 0 0 0 % Jumlah 35 100 % 28 100 % 36 100 % 99 100 % Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini, 31 orang (31,31%) merupakan responden yang memiliki pendapatan Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000, sedangkan responden yang memiliki pendapatan Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.001 berjumlah 26 orang (26,26%), responden yang memiliki pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.001 berjumlah 23 orang (23,23%), dan responden yang memiliki pendapatan > Rp. 2.000.000 berjumlah 19 orang (19,20%). Penghasilan responden yang mendominasi dengan jumlah Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 dapat dikatan berada pada level menengah ke bawah. Karena dengan jumlah penghasilan tersebut mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Akan Keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan pengetahuan akan keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.8

Pengetahuan Akan Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.8 diatas keberadaan kafe remang-remang hampir diketahui oleh keseluruhan masyarakat yang menjadi daerah penelitian, hal tersebut dapat dilihat dari persebaran persentase yang tampak pada table diatas dimana terdapat 94 orang (95%) masyarakat sekitar yang mengetahui keberadaan kafe remang-remang tersebut. Persentase sedemikian diakibatkan oleh daerah atau lokasi tempat tinggal masyarakat sangat berdekatan dengan keberadaan kafe remang-remang tersebut dan bahkan beberapa rumah penduduk hanya memiliki jarak sekitar 50 meter dari lokasi rumah mereka.

Kedekatan yang cukup signifikan tentunya menjadi acuan atau parameter yang tepat dalam konteks pengetahuan masyarakat akan keberadaan kafe remang-remang tersebut. Sementara itu, hanya 5 orang (5%) masyarakat (responden) yang tidak mengetahui keberadaan lokasi kafe remang-remang tersebut. Kurangnya sikap bergaul serta sikap acuh tampaknya menjadi indikator akan persentase tersebut.

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 94 95 %

2. Tidak 5 5 %

4.2.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan Masyarakat Ke Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan intensitas kunjungan masyarakat ke kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.9

Intensitas Kunjungan Masyarakat Ke Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.9 diatas maka dapat disimpulkan bahwa intensitas kunjungan masyarakat terhadap kafe remang-remang tersebut terbilang cukup rendah. 78 orang (78,8%) responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah berkunjung ke lokasi kafe tersebut, sementara bagi yang berkunjung hanya 21 orang (21,2%) saja.

4.2.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kesedian Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan kesedian masyarakat terhadap keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 21 21,2 %

2. Tidak 78 78,8 %

Tabel 4.10

Kesedian Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa kesediaan masyarakat akan keberadaan kafe remang-remang tersebut terbilang cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari perseberan kuesioner yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap kafe remang-remang adalah 81 orang (81,8%) dan yang menyatakan setuju berjumlah 18 orang (18,8%). Besarnya persentase ketiadaksetujuan masyarakat akan keberadaan kafe remang-remang tersebut bersumber pada problem yang ditimbul atau dengan kata lain kafe tersebut memiliki implikasi yang kurang baik bagi masyarakat, misalnya menjadi sumber kemacetan lalu lintas, potensi untuk praktek tindakan asusila, dan lain sebagainya. Konteks pengaruh tentu akan dibahas juga dalam konteks ini seperti yang ditampilkan pada tebel berikut .

4.2.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh yang dirasakan Masyarakat akan Kebaradaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan pengaruh yang dirasakan masyarakat akan keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 18 18,2 %

2. Tidak 81 81,8 %

Tabel 4.11

Pengaruh yang dirasakan Masyarakat akan Kebaradaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kafe remang-remang memiliki implikasi ataupun stimulus terhadap masyarakat yang menjadi objek peneliti dari peneliti. Pengaruh tersebut tidak berbicara dalam konteks positif mutlak, melainkan menyatakannya secara negatif. Ada 96 orang (96,9%) responden menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang memiliki pengaruh yang kurang baik bagi mereka. Masalah kenakalan remaja, tindakan asusila, kebobrokan pergaulan menjadi catatan pendapat yang sangat sering terucap dari sebagian besar responden. Para masyarakat yang menjadi responden dari peneliti bukan hanya menyatakan secara pendapat melainkan juga sudah memiliki catatan kasus yang kurang baik atas keberadaan kafe remang-remang tersebut. Sementara itu ada juga anggota masyarakat yang menyatakan tidak adanya pengaruh atas keberadaan kafe remang-remang tersebut yaitu sebanyak 3 orang (3,1%). Keberadaan kafe remang-remang hanyalah sebuah kafe biasa yang sudah lazim ada dikota besar, jadi mereka beranggapan bahwa keberadaan kafe tersebut tidaklah memiliki pengaruh apa-apa.

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ada 96 96,9 %

2. Tidak Ada 3 3,1 %

3. Tidak Tahu 0 0 %

4.2.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan Kenyamanan Masyarakat Akan Keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan kenyamanan masyarakat akan keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.12

Kenyamanan Masyarakat Akan Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak merasa nyaman atas keberadaan kafe remang-remang yang berdiri disekitar daerah mereka. Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat 84 orang (84,8%) responden yang menyatakan ketidaknyamanannya atas keberadaan kafe remang-remang tersebut. Sementara responden yang menyatakan kenyamanannya adalah sebanyak 13 orang (13%) dan responden yang tidak tahu sebanyak 2 orang (2,2 %).

4.2.1.5. Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Positif yang Dirasakan Masyarakat Terhadap Keberadan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan dampak positif yang dirasakan masyarakat terhadap keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 13 13 %

2. Tidak 84 84,8 %

3. Tidak Tahu 2 2,2 %

Tabel 4.13

Dampak Positif yang Dirasakan Masyarakat Terhadap Keberadan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.13 diatas maka dapat disimpulkan bahwa dampak positif yang dirasakan masyarakat atas keberadaan kafe tersebut memiliki persentase sebanyak 8 orang (8,1%), sebanyak 88 orang (88,9%) masyarakat tidak merasakan hal yang sedemikian dan sebanyak 3 orang (3%) masyarakat tidak tahu.

4.2.1.6. Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Negatif yang Dirasakan Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan dampak negatif yang dirasakan masyarakat terhadap keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ada 8 8,1 %

2. Tidak Ada 88 88,9 %

3. Tidak Tahu 3 3 %

Tabel 4.14

Dampak Negatif yang Dirasakan Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa hampir secara keseluruhan atau secara akumulatif responden menyatakan bahwa peran dan kontribusi negatif adalah hal yang paling tampil atas keberadaan kafe remang-remang tersebut. Kondisi sedemikian tentu menghilangkan citra positif dari masyarakat setempat mengenai keberadaan kafe remang-remang tersebut. Sebanyak 91 orang (91,9%) atau masyarakat menyatakan bahwa dampak negatif adalah dampak paling besar ditimbulkan oleh kafe remang-remang, sementara 7,1% responden menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang tidaklah membawa dampak negatif, dan sebanyak 1% responden menyatakan tidak tahu.

4.2.1.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kapasitas Hal Buruk Akan Keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan kapasitas hal buruk akan keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ada 91 91,9 %

2. Tidak Ada 7 7,1 %

3. Tidak Tahu 1 1 %

Tabel 4.15

Kapasitas Hal Buruk Akan Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.15 yang tersaji diatas menampilkan kapasitas hal buruk yang terjadi atau yang terimbas bagi masyarakat terkait akan keberadaan kafe remang-remang. Sebanyak 86 orang (86,9%) menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang memberikan nilai yang kurang baik bagi masyarakat yang tinggal didaerah tersebut. Berbagai penyimpangan atau tinadakan yang tidak konformis kerapkali terjadi dikafe remang-remang tersebut dan bahkan beberapa masyarakat (responden) juga menyatakan bahwa pengaruh negatifnya ada juga yang langsung bersentuhan dengan masyarakat sekitar misalnya, kemacetan, tempat mabuk-mabukan yang ujungnya berakhir pada keributan, pria hidung belang yangsering mengombal anak gadis mereka (responden) dan sebagainya. Sementara itu 4 orang (4%) menyatakan tidak dan responden yang menyatakan tidak tahu 9 orang (9,1%).

4.2.1.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kontribusi Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan kontribusi kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ada 86 86,9 %

2. Tidak Ada 4 4 %

3. Tidak Tahu 9 9,1 %

Tabel 4.16

Kontribusi Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.16 diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kafe remang-remang tentunya memiliki kontribusi terhadap masyarakat sekitar (responden). Kontribusi positif dan kontribusi negatif adalah dua item yang tercermin pada konteks ini. Secara besaran kontribusi negatif adalah kontribusi yang tersaji terhadap masyarakat terkait akan keberadaan kafe remang-remang. Sebanyak 80 orang (80,8%) menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang tidaklah memberikan kontribusi yang posotif terhadap masyarakat. Responden menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang memiliki kontribusi yang berarti atau posotif terhadap masyarakat sebanyak 13 orang (13,1%). Kondisi pernyataan responden sedemikian dilatari adanya side effect yang positif bagi mereka (responden) misalnya sebagai tempat untuk cuci mata, nyantai atau hiburan dan ada juga yang menjadikannya sebagai lahan bisnis semisal berdagang atau berbisnis lainnya. Serta sebanyak 6 orang (6,1%) masyarakat menyatakan tidak tahu.

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 13 13,1 %

2. Tidak 80 80,8 %

3. Tidak Tahu 6 6,1 %

4.2.1.9. Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe Remang-remang Persepsi responden berdasarkan dampak kesejahteraan ekonomi masyarakat terhadap kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.17

Dampak Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Terhadap Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang disandang masyarakat setempat tidaklah menunjukkan adanya peningkatan ekonomi atau kesejahteraan secara signifikan. Responden menyatakan bahwa pengaruh ataupun dampak secara ekonomi tidaklah memiliki reaksi yang baik berjumlah 74 orang (74,8%), maka dapat dikatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang tidaklah membawa perubahan progresifitas ekonomi secara masyarakat. Kondisi sedemikian terjadi dilatarbelakangi kurangnya aktifitas komersil masyarakat terhadap kafe remang-remang tersebut. Kebanyakan para penjual atau pemiliki kafe remang-remang tersebut berasal dari luar jadi bukan dari kalangan mereka. Kepemilikan kafe remang-remang yang telah mendapat label negatif dalam kontekstual paradigm masyarakat merupakan alasan yang kuat

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ada 16 16,1 %

2. Tidak Ada 74 74,8 %

3. Tidak Tahu 9 9,1 %

didalam melatarbelakangi ketidakterlibatan mereka dalam konteks ruang gerak kepemilikan kafe remang-remang. Sementara itu, sebanyak 16 orang (16,1%) menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang memiliki dampak yang baik bagi tingkat progresifitas ekonomi mereka. Hal tersebut dinyatakan ketika para responden tersebut ikut serta dalam kepemilikan kafe remang-remang. Selain kepemilikan kafe remang-remang, ada juga responden yang menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang merupakan lading bisnis bagi mereka, yang tentunya merupakan sumber penggenjot tingkat ekonomi mereka. Sebanyak 9 orang (9,1%) menyatakan tidak tahu akan pertanyaan yang dikemukakan pada konteks ini.

4.2.1.10. Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Kafe Remang-remang Terhadap Kerukunan Masyarakat

Persepsi responden berdasarkan pengaruh kafe remang-remang terhadap kerukunan masyarakat dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.18

Pengaruh Terhadap Kerukunan Masyarakat

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.18 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai atau kondisi kerukunan yang terjadi pada masyarakat sekitar kafe remang-remang tidak mengalami pergeseran. Hal tersebut dapat dilihat pada persentase responden yang

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 11 11,1 %

2. Tidak 80 80,8 %

3. Tidak Tahu 8 8,1 %

menyatakan tidak sebanyak 80 orang (80,8%). Sementara 11 orang (11,1%) menyatakan memiliki pengaruh terhadap kerukunan atas keberaadaan kafe remang-remang dan responden sebanyak 8 orang (8,1%) menyatakan tidak tahu.

4.2.1.11. Distribusi Responden Berdasarkan Keresahan Masyarakat akan keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan keresahan masyarakat akan keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.19

Keresahan Masyarakat akan keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kafe remang-remang telah meresahkan masyarakat sekitar. Sebanyak 84 orang (84,8%) masyarakat menyatakan bahwa keberadaan kafe remang-remang meresahkan masyarakat. Kondisi sedemikian tersaji dilatari oleh prinsipil masyarakat yang masih memegang adat dan nilai-nilai agama yang tinggi. Hal tersebut tentunya bertolak belakang terhadap pola atau sistem norma yang selama ini tertata pada masyarakat sekitar, mengingat berbagai kegiatan atau tindakan menyimpang kerap terjadi dan menjadi sumber perbuatan maksiat atau menyimpang yang berada pada kafe remang-remang. Sementara itu sebanyak 6 orang (6,1%) masyarakat atau responden menyatakan tidak resah atas keberadaan

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 84 84,8 %

2. Tidak 6 6,1 %

3. Tidak Tahu 9 9,1 %

kafe remang-remang tersebut. Indicator yang tepat adalah keterlibatan mereka dalam artian mutual benefit terhadap keberadaan kafe remang-remang dan sebanyak 9 orang (9,1%) masyarakat tidak tahu.

4.2.1.12. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Orang Tua Terhadap Anak Terkait Keberadaan Kafe Remang-remang

Persepsi responden berdasarkan sikap orang tua terhadap anak terkait keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.20

Sikap Orang Tua Terhadap Anak Terkait Keberadaan Kafe Remang-remang

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan tabel 4.20 diatas, sikap orang tua terhadap anak mereka terkait akan keberadaan kafe remang-remang adalah cukup mengkhawatirkan. Hal tersebut dapat terlihat dari persentase yang menunjukkan sebanyak 87 orang (87,9%) orang tua merasa khawatir terhadap anak mereka akan keberadaan kafe remang-remang. Maraknya tingkat kriminalitas dan perbuatan yang kurang menyimpang tampaknya menjadi dasar utama pernyataan dari mereka (orang tua). Kebanyakan para orang tua mengeluhkan transaksi haram atau meyimpang yang sering terjadi semisal kelompok motor, mabuk-mabukan, praktek seks bebas dan seringnya terjadi keributan, dan yang lebih parah lagi sepertinya para pemilik kafe

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 87 87,9 %

2. Tidak 2 2 %

3. Tidak Tahu 10 10,1 %

remang-remang memberikan lampu hijau atau bahkan menjadi fasilitas terkait perbuatan menyimpang tersebut. Sementara itu responden menyatakan bahwa sikap orang tua biasa saja terhadap anak mereka terkait akan keberadaan kafe remang-remang terdapat sebanyak 2 orang (2%) dan sebanyak 10 orang (10,1%) menyatakan tidak tahu.

4.2.1.13. Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Terhadap Sikap Pemuda dan Remaja Terkait Keberadaan Kafe Remang-remang Persepsi responden berdasarkan dampak terhadap sikap pemuda dan remaja terkait keberadaan kafe remang-remang dapat dilihat pada tabel dan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 4.21

Dampak Terhadap Sikap Pemuda dan Remaja

Sumber : Kuesioner Lapangan Maret 2011

Berdasarkan Tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 72 orang (72,7%) yang menyatakan bahwa sikap pemuda dan remaja banyak yang berubah, misalnya seringnya pulang larut pagi, mabuk-mabukan, terlibat perkelahian hingga melakukan transaksi obat terlarang dan lain sebagainya. Sementara 16 orang (16,2%) menyatakan tidak memiliki pengaruh terhadap sikap

No. Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Ya 72 72,7 %

2. Tidak 16 16,2 %

3. Tidak Tahu 11 11,1 %

dari pemuda dan remaja dan sebanyak 11 orang (11,1%) menyatakan tidak tahu terkait dampak sikap pemuda dan remaja atas keberadaan kafe remang-remang.

Dokumen terkait