• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pemurnian Ekstrak Lintah Laut

4.3.3 Identifikasi senyawa hasil fraksinasi

Identifikasi senyawa kimia yang terdapat pada fraksi dengan aktivitas antioksidan terbaik yaitu fraksi 5 dengan IC50 sebesar 150,92 ppm dilakukan

menggunakan GC-MS. Hasil identifikasi senyawa pada lintah laut dengan GC-MS dapat dilihat pada Gambar 15 dan Tabel 11 dengan melihat golongan senyawa ekstrak murni lintah laut yang dihasilkan pembacaan grafik puncak (peak) tertinggi dan terluas berdasarkan katalog yang sudah ada pada GC-MS.

Gambar 15 Kromatogram senyawa pada fraksi 5 (F5) lintah laut dengan GC-MS

Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa pada fraksi 5 (F5) masih terdapat banyak senyawa yang terdeteksi, hal ini mungkin disebabkan oleh metode fraksinasi yang dilakukan masih belum cukup yaitu hanya menggunakan 1 kali pemisahan dengan KLT, sehingga perlu dilakukan pemisahan kembali terhadap tiap spot atau noda yang dihasilkan. Selain itu, yang mempengaruhi hasil identifikasi dengan GC-MS adalah kondisi optimum dari operasi alat, jenis dan diameter kolom yang digunakan, kecepatan aliran gas, kecepatan kenaikan suhu dan kebersihan kolom dari senyawa lain. Kromatogram GC-MC ekstrak etanol lintah laut dari fraksi 5 secara umum disajikan pada Lampiran 11.

Tabel 11 menunjukkan bahwa senyawa yang tedapat pada fraksi 5 (F5) lintah laut sebagian besar (kemiripan > 90%) adalah galoksolida, dibutil ftalat, oktil ftalat, oleilamida, erusilamid dan skualen.

Tabel 11 Pengelompokan senyawa pada fraksi 5 lintah laut dari hasil GC-MS

Senyawa-senyawa yang ditemukan tersebut telah diteliti sebelumnya baik sebagai antioksidan maupun dipakai bersama-sama dengan senyawa antioksidan. Galoksolida atau nama lainnya cyclopenta (gamma)-2-benzopyran,1,2,3,4,6,7,8- hexahydro-4,6,6,7,8,8-hexamethyl telah digunakan untuk menghambat enzim reduktase aldosa. Enzim tersebut terlibat dalam menimbulkan penyakit komplikasi diabetes. Hasil penelitian Costantino et al. (1999) menunjukkan bahwa galoksolid memiliki sifat inhibitor yang lebih selektif dibandingkan dengan quersetin dan

No Run

time Nama senyawa

Kemiripan (%) Kelimpahan (%) Rumus bangun 1 11,419 Galoksolida 93 0,42 2 12,141 Dibutil ftalat 95 4,29 3 14,902 Oleilamida 97 1,53 4 15,896 Dioktil ftalat 96 6,19 5 17,850 Erusilamid 95 55,26 6 18,240 Skualen 93 4,81

sorbinil yang juga memiliki sifat antioksidan. Hasil identifikasi senyawa galoksolid pada lintah laut dengan GC-MS disajikan pada Lampiran 12.

Benzopiran telah digunakan sebagai antioksidan pada mitokodria, 2- [2- (triphenylphosphonio) etil]-3,4-dihidro-2,5,7,8-tetrametil-2H-1-benzopyran-6-ol bromide (TPPB) dan efektif meningkatkan fungsi vitamin E dalam mitokondria serta melindungi dari kerusakan oksidatif (Smith et al. 1999).

Dibutil ftalat merupakan senyawa yang telah digunakan bersama senyawa antioksidan seperti vitamin E pada perkembangan embrio tikus, Hasil penelitian menyebutkan bahwa dibutil ftalat dapat memberikan efek pencegahan terhadap stres oksidatif pada embrio tikus (Kim et al. 2002). Penelitian lain juga menjelaskan bahwa dibutil ftalat juga digunakan bersama vitamin E dalam mengurangi kerentanan stres oksidatif pada tikus Hasil identifikasi senyawa dibutil ftalat pada lintah laut dengan GC-MC disajikan pada Lampiran 13.

Sebagian besar senyawa ester ftalat diskrining dari rekombinan ragi untuk aktivitas estrogenik. Beberapa ftalat telah diuji aktivitas estrogeniknya terhadap sel kangker payudara manusia, yaitu butil benzil ftalat, dibutil ftalat, dan diisobutil ftalat. Dietil heksil ftalat menunjukkan tidak ada aktivitas estrogenik dalam uji in vitro. Beberapa senyawa metabolit, yaitu mono butil ftalat, mono benzil ftalat, mono etil heksil ftalat, mono oktil ftalat ditemukan tidak mempunyai aktivitas estrogenik. Tidak adanya aktivitas estrogenik tersebut disebabkan oleh adanya sifat antioksidan pada beberapa senyawa ftalat tersebut (Harris et al. 1997). Senyawa dietil ftalat sebesar 2,94% juga ditemukan dalam minyak esensial lemon yang mempunyai aktivitas antioksidan dan antitumor (ChunYan et al. 2010). Hasil identifikasi senyawa dioktil ftalat lintah laut dengan GC-MC disajikan pada Lampiran 14.

Oleilamida juga merupakan golongan asam lemak tidak jenuh yang dapat digunakan untuk pencegahan penyakit degeneratif. Hasil penelitian Carine et al. (2002) menyebutkan bahwa asam lemak bisa berfungsi sebagai antioksidan dan mencegah terjadinya ROS (reactive oxygen species) dalam metokondria apabila perbandingan asam oleat dan asam lemak bebas yaitu 1:1. Asam oleat juga

tergolong monounsaturated faty acid bisa digunakan untuk menurunkan resiko penyakit serangan jantung, arteroklerosis dan pencegahan kanker (Rotella 2002).

Oleilamida merupakan bagian dari minyak biji kapas yang bisa menghambat terjadinya perpindahan sel kanker (metastasis) pada BL6 cell tikus dengan cara menghalangi terjadinya kesenjangan persimpangan komunikasi dalam sel connexin 26 (Cx26) (Miura et al. 2007). Hasil identifikasi senyawa oleilamida pada lintah laut dengan GC-MC disajikan pada Lampiran 15.

Beberapa lemak amida dan asam lemak, yaitu stearamid, erusilamid, dan asam stearat digunakan bersama antioksidan polimer BHT dan Irganox 1076 sebagai slip agent atau pelumas. Build-up kemungkinan besar disebabkan oleh adanya penggunaan yang berlebihan dari pelepasan slip agent atau pelumas (Jordi 2010). Hasil identifikasi senyawa erusilamid lintah laut dengan GC-MC disajikan pada Lampiran 16.

Skualen merupakan antioksidan alami, tergolong senyawa triterpen dan senyawa antara dalam biosentesis sterol dalam tumbuhan dan hewan, Skualen merupakan antioksidan alami yang berfungsi sebagai anti radikal dan antioksidan (Amarowicz 2009). Skualen merupakan komponen yang tergolong asam lemak tidak jenuh rantai panjang dan mempunyai beberapa kegunaan yaitu sebagai anti tumor. Triterpen juga ditemukan bersifat proaktif dalam mencegah terjadinya penyakit karsinogenik (Huang et a.l 2009). Conforti et al. (2005) menjelaskan bahwa efek dari antioksidan skualen dalam model peroksidasi lemak liposom dengan IC50 skualen sebesar 0,023 mg/ml. Hasil identifikasi senyawa skualen

lintah laut dengan GC-MC disajikan pada Lampiran 17.

Berdasarkan hasil analisis fitokimia dalam lintah laut (Discodoris sp.) seperti yang terdapat dalam Tabel 9 bahwa dalam daging lintah laut dengan pelarut etanol dinyatakan positif kuat mengandung senyawa steroid atau golongan triterpen. Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30

asiklik, yaitu skualena. Skualen terdeteksi terdapat pada fraksi 5 (F5) dalam daging lintah laut dengan pelarut etanol. Kemudian ditinjau dari komposisi kandungan asam lemaknya (Tabel 6) bahwa dalam daging lintah laut terdapat kandungan asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi dari pada asam lemak jenuh

yaitu 34,66% pada daging. Berdasarkan kedua hasil tersebut, dan ditunjang dengan beberapa studi pustaka yang telah dijabarkan sebelumnya disimpulkan bahwa kemungkinan senyawa yang bersifat sebagai antioksidan dalam lintah laut ini adalah dari golongan skualen atau triterpenoid.

Dokumen terkait