• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Variabel Penelitian

METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku kecurangan akademik. 3.2.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang dapat diamati (Azwar 2005: 74). Variabel dalam penelitian ini, yaitu perilaku kecurangan akademik didefinisikan sebagai suatu bentuk perilaku yang berada pada setting lingkungan akademik dimana pelaku menggunakan informasi yang tidak diperkenankan, menerima bantuan dari sumber yang tidak diperkenankan, dengan memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur ataupun suatu sistem dengan cara mengelabuhi, mencurangi pihak tertentu yang menyebabkan seorang mendapatkan nilai asesmen lebih tinggi dari nilai yang seharusnya ia dapatkan.

Perilaku kecurangan akademik diamati dalam beberapa bentuk perilaku antara lain :

(1) Penggunaan materi yang dilarang digunakan, yang terdiri atas melihat jawaban orang lain saat dilangsungkan ujian, membawa materi ujian pada saat ujian serta mendapatkan soal maupun kunci jawaban ujian sebelum pelaksanaan ujian.

(2) Melakukan kolaborasi yang dilarang saat pelaksanaan ujian yang dilakukan dengan menyebarkan jawaban ujian dengan kode tubuh dan bahasa, secara sengaja memperlihatkan lembar jawaban pada rekan lain, menyebarkan materi ujian dengan alat tulis saat pelaksanaan ujian, menyebarkan materi ujian dengan alat komunikasi serta melakukan atau memerintahkan orang lain sebagai joki ujian.

(3) Plagiasi yang dapat terwujud seperti mengumpulkan naskah tugas yang dikerjakan orang lain yang diakui sebagai hasil karyanya, menyalin hasil pekerjaan orang lain yang diakui sebagai hasil karyanya.

(4) Pemalsuan yang terjadi seperti dengan pemalsuan dalam kutipan naskah karya tulis atau tugas, pemalsuan data dalam penulisan tugas maupun karya tulis serta menyusun laporan penelitian fiktif yang diakui telah dilakukan. (5) Misrepresentation yang dapat terjadi dengan mengaburkan informasi

mengenai tenggang waktu pengumpulan tugas atau pelaksanaan ujian serta mengumpulkan kenbali lembar jawaban yang telah dinilai penguji yang telah diubah terlebih dahulu.

seperti membolos dalam proses penyusunan tugas serta tanpa kontribusi yang berarti dalam keanggotaan kelompok dalam penyusunan tugas kelompok. (7) Sabotase, yang antara lain terjadi dengan mengganggu proses penelitian rekan

lain dan merusak materi praktik rekan lain.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Unnes yang aktif mengikuti kegiatan kuliah pada tahun 2010. Karakteristik populasi dari penelitian ini adalah:

(1) Tercatat sebagai mahasiswa jurusan Psikologi Unnes pada tahun 2010. (2) Tidak sedang mengambil masa cuti.

(3) Terdaftar sebagai mahasiswa psikologi angkatan 2007, 2008,2009, 2010 3.3.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai subjek penelitian (Arikunto 2006: 131). Menurut Arikunto (2006: 133) penelitian sampel memiliki beberapa keuntungan antara lain:

(1) Mengurangi kerepotan dalam pelaksanaan penelitian karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi.

(2) Mengurangi resiko subjek penelitian yang terlewat ketika dilakukan penelitian populasi.

(3) Penelitian sampel akan lebih efisien dalam penggunaan uang, waktu dan tenaga peneliti.

(4) Penelitian populasi dalam beberapa penelitian tertentu justru bersifat merusak karena seluruh populasi termasuk dalam subjek penelitian maka akan lebih baik untuk mengambil sampel dari populasi.

(5) Mengurangi resiko bias dari pengumpul data akibat petugas pengumpul data mengalami kelelahan karena subjek penelitian yang banyak.

Dengan beberapa pertimbangan tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian sampel yaitu menggunakan sebagian anggota populasi sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik sampel berstrata. Teknik ini dipakai karena subyek penelitian terdiri atas empat angkatan tahun yang berbeda. Dalam penelitian ini sampel yang dipakai adalah 30 persen dari jumlah mahasiswa tiap angkatan 2010, 2009, 2008 dan 2007.

Pengambilan sampel dilakukan dengan berstrata sehingga seluruh tingkatan dalam populasi dapat terwakili. Pengambilan sampel dengan memperhitungkan tingkatan diperlukan karena diduga ada perbedaan perilaku kecurangan akademik yang mungkin terjadi pada tiap angkatan yang berbeda. Tiap angkatan tahun akan memiliki beban tugas yang berbeda dimana menurut Whitley (2002: 29) beban tugas merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku kecurangan akademik. Pada mahasiswa semseter awal materi kuliah lebih banyak pada materi mata kuliah umum. Tahun kedua perkuliahan mahasiswa lebih dituntut menguasai

berbagai teori dalam ilmu psikologi, pada tahun ketiga materi kuliah lebih banyak pada kegiatan praktek dan pada tahun keempat mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan skripsi dan melaksanakan kegiatan kuliah kerja lapangan. Atas perbedaan dari beban tugas tersebut perlu dipertimbangkan adanya perbedaan tingkatan tahun angkatan demi menjaga keterwakilan sampel pada populasi.

3.4 Metode Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Kuisioner digunakan karena data yang diungkapkan dalam penelitian ini merupakan data faktual dan kebenaran mengenai data tersebut diketahui oleh subyek. Hal ini menurut Azwar (2005: 5) merupakan karakteristik dari kuisioner. Kuisioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup yaitu subjek penelitian memberikan jawaban dengan memilih pilihan yang telah disediakan dalam kuisioner.

Kuisioner dalam penelitian ini adalah kuisioner perilaku kecurangan akademik. Untuk mengurangi social desirability responden dalam mengisi kuisioner maka nama kuisioner diubah menjadi kuisioner kegiatan mahasiswa dalam penyelesaian tugas akademik. Selain perubahan dalam nama kuisioner responden penelitian tidak diminta mengisi data pribadi mereka seperti nama ataupun nomor induk mahasiswa. Dengan cara ini maka diharapkan responden tidak merasa terancam keamanan mereka dalam mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya.

Kuisioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku kecurangan akademik yang dalam penelitian ini dikelompokkan dalam tujuh bentuk perilaku yang berbeda. Bentuk perilaku kecurangan akademik tersebut antara lain dengan penggunaan materi yang dilarang digunakan saat ujian, melakukan kolaborasi yang dilarang saat pelaksaaan ujian, plagiasi, pemalsuan, misrepresentation, absen berkontribusi dalam tugas kelompok dan sabotase.

Tabel 3.1 Skoring Kuisioner Perilaku Kecurangan Akademik Respon Favourable Unfavourable

Tidak pernah 1 5

Jarang 2 4

Kadang 3 3

Selalu 4 2

Sering 5 1

Tiap bentuk perilaku terwakili oleh pernyataan yang terbagi atas pernyataan favourable atau unfavourable pada pernyataan yang menggambarkan perilaku kecurangan akademik. Subjek penelitian memberi respon berupa rentang frekuensi pengalaman subjek mengenai pernyataan yang diajukan. Subjek memberikan respon antara tidak pernah, jarang, kadang, sering dan selalu. Kode nilai dalam tiap pernyataan berkisar antara satu hingga lima. Pada pernyataan yang bersifat favourable maka subjek akan mendapat kode satu pada respon tidak pernah dan lima pada respon sering. Hal sebaliknya terjadi pada pernyataan unfavourable.

Tabel 3.2 Rancangan Kuisioner Perilaku Kecurangan Akademik Bentuk

Perilaku Indikator Perilaku

Nomor Pernyataan Favoura ble Unfavou rable Penggunaan materi yang dilarang digunakan

1. Melihat jawaban rekan lain saat dilakukan ujian tertulis

2. Membawa materi ujian pada pelaksanaan ujian.

3. Mendapatkan kunci jawaban maupun soal ujian sebelum pelaksanaan ujian.

1*, 2, 5, 6,7,12*, 13*, 14*, 15. 3, 4, 8, 9, 10, 11*, 16, 17*, 18*, 19. Melakukan kolaborasi yang dilarang dilakukan saat pelaksanaan ujian

1. Menyebarkan jawaban ujian dengan sandi suara maupun kode tubuh.

2. Sengaja memperlihatkan lembar jawaban pada rekan lain.

3. Menyebarkan materi ujian menggunakan alat tulis.

4. Menyebarkan jawaban ujian menggunakan alat komunikasi.

5. Menjadi ataupun memerintahkan seseorang menjadi joki ujian.

20*, 21*, 24, 25, 28, 29, 30, 34, 35, 36, 40, 41. 22, 23, 26, 27*, 31*, 32, 33, 37*, 38*, 39, 42, 43.

Plagiasi 1. Mengumpulkan naskah tugas yang dikumpulkan orang lain dengan diakui sebagai hasil pekerjaannya.

2. Menyalin hasil pekerjaan tugas rekan lain.

44, 45, 46, 47, 48, 54, 55. 49, 50, 51, 52, 53, 56, 57. Pemalsuan 1. Memalsukan kutipan dalam naskah tugas

ataupun karya tulis.

2. Memalsukan data dalam penulisan laporan tugas maupun karya tulis.

3. Melaporkan penelitian fiktif.

58, 59*, 60, 64, 65, 69, 70, 71. 61*, 62*, 63, 66, 67, 68, 72, 73, 74. Misrepresent ation

1. Mengaburkan informasi mengenai tenggang waktu pengumpulan tugas maupun pelaksanaan ujian.

2. Mengubah jawaban yang telah dinilai dengan harapan memperoleh nilai lebih.

75*, 76, 77, 80, 78*, 79, 81, Absen berkontribusi dalam kegiatan

1. Membolos dalam proses penyusunan tugas.

2. Tanpa kontribusi dalam penyelesaian tugas kelompok 82, 83*, 84, 85*, 90, 91*, 92. 86*, 87, 88, 89*, 93, 94, 95.

tugas kelompok

Sabotase 1. Mengganggu proses penelitian rekan lain. 2. Merusak materi praktek rekan lain.

3. Menghilangkan tugas maupun hasil ujian rekan lain. 96, 97, 100*, 101*, 104. 98,99*, 102, 103, 105. Uji coba uji coba Kuisioner Perilaku Kecurangan Akademik dilakukan pada tanggal 27 hingga 28 April 2011. Uji coba dikenakan pada 40 mahasiswa Psikologi Unnes. Uji validitas dilakukan menggunakan Pearson Correlation yang dihitung menggunakan piranti lunak SPSS 17. Berdasarkan uji validitas terdapat 26 aitem yang gugur dari keseluruhan aitem sebanyak 105 aitem. Aitem tersebut gugur karena secara statistik dinyatakan tidak signifikan. Aitem yang gugur dalam uji coba dapat dilihat pada tabel 3.2 ditandai dengan tanda bintang (*). Berdasarkan uji validitas tersebut maka rancangan kuisioner perilaku kecurangan akademik berubah karena adanya penghilangan aitem-aitem yang secara perhitungan statistik dinyatakan tidak valid. Tidak ada penambahan aitem setelah dilakukan uji validitas karena seluruh bentuk perilaku cukup terwakili. Rancangan perilaku kecurangan akademik setelah proses uji coba dapat dilihat lebih jelas pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rancangan Kuisioner Perilaku Kecurangan Akademik

Bentuk Perilaku Indikator Perilaku

Nomor Pernyataan Favoura ble Unfavo urable Penggunaan materi yang dilarang digunakan

1. Melihat jawaban rekan lain saat dilakukan ujian tertulis

2. Membawa materi ujian pada pelaksanaan ujian.

3. Mendapatkan kunci jawaban maupun soal ujian sebelum pelaksanaan ujian.

1, 4, 5, 6, 10, 2, 3, 7, 8, 9, 11, 12, Melakukan kolaborasi yang dilarang dilakukan saat pelaksanaan ujian

1. Menyebarkan jawaban ujian dengan sandi suara maupun kode tubuh.

2. Sengaja memperlihatkan lembar jawaban pada rekan lain.

3. Menyebarkan materi ujian menggunakan alat tulis.

4. Menyebarkan jawaban ujian menggunakan alat komunikasi.

5. Menjadi ataupun memerintahkan seseorang menjadi joki ujian.

15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 27,28 13, 14, 17, 21, 22, 26, 29, 30

Plagiasi 1. Mengumpulkan naskah tugas yang dikumpulkan orang lain dengan diakui sebagai hasil pekerjaannya.

2. Menyalin hasil pekerjaan tugas rekan lain. 31, 32, 33, 34, 35, 41, 42. 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44. Pemalsuan 1. Memalsukan kutipan dalam naskah

tugas ataupun karya tulis.

2. Memalsukan data dalam penulisan laporan tugas maupun karya tulis.

3. Melaporkan penelitian fiktif.

45, 46, 48, 49, 53, 54, 55 47, .50, 51, 52, 56, 57, 58 Misrepresentati on

1. Mengaburkan informasi mengenai tenggang waktu pengumpulan tugas maupun pelaksanaan ujian.

2. Mengubah jawaban yang telah dinilai dengan harapan memperoleh nilai lebih.

59, 60, 62

61, 63

Absen berkontribusi

1. Membolos dalam proses penyusunan tugas.

64, 65, 68, 69,

66, 67, 70, 71,

dalam kegiatan tugas kelompok

2. Tanpa kontribusi dalam penyelesaian tugas kelompok

72 Sabotase 1. Mengganggu proses penelitian rekan

lain.

2. Merusak materi praktek rekan lain. 3. Menghilangkan tugas maupun hasil

ujian rekan lain.

73, 74, 78

75, 76, 77, 79

Reliabilitas Kuisioner Perilaku Kecurangan Akademik didapatkan dengan menggunakan perhitungan Cronbach Alpha yang dihitung menggunakan SPSS 17. Reliabilitas menurut Cohen (2007: 146) merupakan keajegan suatu alat ukur yaitu ketika suatu instrumen yang sama digunakan pada responden yang sama maka diharapkan akan memperoleh data yang sama pula. Reliabilitas Kuisioner Perilaku Kecurangan Akademik adalah 0.964. menurut Cohen (2007: 506) angka reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

Dokumen terkait