• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKATAN DAN PERJANJIAN

Dalam dokumen PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (Halaman 52-65)

Jenis 30 Juni 2011 31 Desember 2010

32. IKATAN DAN PERJANJIAN

a. Perjanjian Lisensi Merek

Pada tanggal 16 April 2001, berdasarkan perjanjian lisensi merek, Perusahaan menyetujui PT Belfoods Indonesia (BI) untuk memproduksi dan memasarkan produk dengan merek dagang “Delfarm”. Produksi dilakukan oleh BI terhitung sejak tanggal 1 Juni 2001. Perusahaan berhak mendapatkan royalti sebesar 2%

yang dihitung dari keseluruhan angka penjualan bersih (fixed price). Perjanjian ini telah beberapa kali diamandemen, terakhir berdasarkan amandemen perjanjian pada tanggal 31 Desember 2009, yang memperpanjang jangka waktu perjanjian ini sampai dengan 31 Desember 2011.

b. Stock Financing Agreement

Pada tanggal 1 Januari 2001, Perusahaan menandatangani stock financing agreement dengan Toepfer International - Asia Pte. Ltd., Singapura (Toepfer). Perjanjian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan amandemen kedua pada tanggal 10 Januari 2002. Perjanjian ini berakhir bila salah satu pihak menyatakan pembatalan perjanjian ini secara tertulis, yang berlaku efektif 60 (enam puluh) hari setelah pernyataan tertulis tersebut.

Dalam perjanjian ini Toepfer bersedia untuk menyediakan dan menjual bahan baku berupa yellow corn, soyabeanmeal, soyabean dan corn glutten meal kepada Perusahaan dengan harga yang kompetitif.

Fasilitas yang diberikan Toepfer ini adalah sebesar 85% dari harga pembelian. Adapun detail jenis barang, kuantitas, uang muka maupun spesifikasi bahan baku akan dituangkan dalam sales contract per pengiriman barang.

b. Stock Financing Agreement (lanjutan)

Kepemilikan barang dengan fasilitas stock financing ini akan tetap pada Toepfer sampai dengan Perusahaan membayar penuh harga pembelian, biaya perolehan (carrying cost) dan Collateral Management Agreement (CMA) fee. Selain biaya perolehan dan CMA fee, Perusahaan juga menanggung semua biaya pengadaan barang import tersebut termasuk susut pengiriman.

Toefper selanjutnya menunjuk Sucofindo atau pihak lain sebagai kustodian yang mengelola barang tersebut sesuai dengan CMA. Dalam hal Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas yang diatur dalam perjanjian (“even of default”), Toepfer tidak lagi berkewajiban menyediakan barang kepada Perusahaan, dan Toepfer sebagai pemilik barang berhak menarik kembali barang dari gudang dan Perusahaan harus menanggung beban penarikan dan perbedaan kuantitas jika ada.

c. Kontrak Kerjasama Kemitraan

Perusahaan melakukan kerjasama dengan pola kemitraan dengan masyarakat pemilik atau penyewa lahan tanah dan bangunan kandang ayam (anggota mitra) yang merupakan kerjasama saling ketergantungan dan saling menguntungkan antara Perusahaan dengan anggota mitra, dengan pendekatan agribisnis, yaitu penanganan menyeluruh segmen agribisnis sejak pengadaan/ penyaluran sarana produksi peternakan termasuk tetapi tidak terbatas pada penyediaan bibit ayam pedaging umur sehari (DOC Broiler) dan pakan ternak termasuk obat dan vaksin (sapronak) serta pengolahan sampai dengan pemasaran hasil panen.

Kerjasama ini terutama ditujukan untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku untuk industri pemotongan ayam Perusahaan (slaughter house) serta menjaga stabilitas pasar untuk produk DOC dan pakan ayam yang juga diproduksi oleh Perusahaan.

Pada kerjasama kemitraan, Perusahaan akan menyediakan seluruh kebutuhan bahan-bahan peternakan ayam yang terdiri dari bibit (DOC), pakan ternak, obat-obatan dan vaksin (sapronak) dengan harga tertentu yang akan diperhitungkan pada saat penjualan hasil dilakukan. Selain itu, Perusahaan juga akan memberikan bimbingan teknis produksi administrasi, bantuan akses pasar, konsultasi tenaga kerja, sebagai mediator terhadap sumber-sumber pembiayaan, manajemen produksi dan kontrol kualitas bagi anggota mitra.

Kerjasama kemitraan ini terbagi atas beberapa wilayah operasi dengan nilai penjualan sapronak Perusahaan kepada para anggota mitra untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 540.875.272.038 (30 Juni 2010 : Rp 428,717,900,814). Sedangkan penjualan ayam hidup yang berasal dari kerjasama kemitraan ini untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 469.565.028.257 (30 Juni 2010: Rp 429,717,900,814).

Anggota kemitraan akan memasarkan ayam hasil panen yang telah dibudidayakan dan Perusahaan membantu mitra dalam memasarkan hasil panen tersebut. Bila harga kesepakatan lebih kecil dari harga pasar, Perusahaan akan memberikan bonus dan bila harga kesepakatan lebih besar dari harga pasar, Perusahaan akan mengganti sesuai dengan kesepakatan.

Pemilik farm bertanggung jawab atas segala risiko kegagalan pemeliharaan, perawatan dan pengembangan ayam sampai panen.

c. Kontrak Kerjasama Kemitraan (lanjutan)

Untuk menjamin pembayaran dari usaha kemitraan baik wilayah barat dan wilayah timur, Perusahaan menerima jaminan aset yang disertai dengan surat kuasa sebesar nilai kontrak yang telah disepakati.

Jaminan tersebut berupa tanah, bangunan, deposito dan kendaraan dengan nilai jaminan keseluruhan pada 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 256.881.268.437 (30 Juni 2010: Rp 230.113.325.044).

Jaminan aset yang diterima Perusahaan tersebut tidak dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan.

Jaminan ini akan dikembalikan bila kerjasama kemitraan ini diakhiri.

Perjanjian kerjasama ini dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sejak ditanda-tanganinya surat perjanjian, dan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan antara Perusahaan dan pemilik farm.

33. KONTINJENSI

a. Sesuai dengan penetapan ketua Pengadilan Negeri Bogor tanggal 7 Agustus 1993 No. 02/Del/ Sita.Eks./

Pdt/1993/PN.Bgr terdapat sita eksekusi atas sebidang tanah Perusahaan seluas 10,84 hektar tanah di Desa Cibinong, Jawa Barat dengan sertifikat HGB No. 2/Cibinong, berkaitan dengan perkara perdata antara para ahli waris PT Oerip Widjaja Poultry sebagai penjual tanah tersebut. Biaya perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 2.200.000.000 dan tanah ini digunakan untuk salah satu lokasi pembibitan anak ayam niaga umur sehari (day old chick). Sesuai dengan pernyataan dari Budiardjo Tek (Direktur Utama Perusahaan saat itu) tanggal 11 Oktober 1993 bila dikemudian hari Perusahaan menderita kerugian akibat perkara di atas maka yang bersangkutan bersedia menanggung segala biaya dan kerugian atas penyelesaian perkara tersebut. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, Perusahaan belum menerima relaas (pemberitahuan) isi putusan kasasi dari Mahkamah Agung Republik Indonesia.

b. Sesuai dengan keputusan arbitrase No. 3769 tanggal 7 September 1998 dari The Grains & Feed Trade Association, London, mengenai perkara antara Perusahaan (eks PT Sierad Feedmill), sebagai penggugat dengan Bakrie Nusantara International Pte. Ltd., Singapura (BNIP) sebagai tergugat, diputuskan bahwa BNIP diharuskan membayar kepada SF senilai US$ 380.000 ditambah kompensasi biaya arbitrase dan perwakilan dagang pada saat penuntutan, sehingga jumlah yang harus dibayar oleh BNIP adalah US$

540.297,98 sebagai akibat kelalaian BNIP yang tidak mengirim 10.000 MT Indian Soyaben Meal sesuai dengan kontrak No. BNI-S-95/0060 tanggal 6 Nopember 1995. Sampai saat ini, BNIP belum melaksanakan isi keputusan arbitrase tersebut dan Perusahaan belum menindaklanjuti tuntutan tersebut.

c. Pada tahun 2004, penggugat (Mudji Laksono yang diwakili oleh kuasa hukumnya, Sigit, Adi & Partners) menyatakan, bahwa kualitas pakan ayam petelur yang diproduksi oleh Feedmill Division PT Sierad Produce Tbk (tergugat I) tidak sesuai dengan yang tertera dalam label yang dijual oleh tergugat I. Akibat rendahnya kualitas pakan tersebut mengakibatkan produksi ayam petelur menurun dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian bagi penggugat. Atas kerugian tersebut penggugat mengajukan gugatan ganti rugi kepada tergugat I dan tergugat II baik material maupun imaterial sebesar Rp 20.000.100.000 (dua puluh miliar seratus ribu rupiah). Melalui Putusan No. 83/Pdt.G/2004/PN. Sampai dengan tanggal 29 Nopember 2004, Majelis Hakim memutuskan menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Atas putusan tersebut, pada tanggal 7 Desember 2004 penggugat menyatakan banding.

Pada tanggal 11 Pebruari 2005, Feedmil Division PT Sierad Produce Tbk telah menerima Risalah Pemberitahuan dan Penyerahan Memori Banding No.83/Pdt.G/2004/PN yang dalam risalah tersebut diberitahukan dan diserahkan memori banding yang diajukan oleh Mudji Laksono (semula Penggugat sekarang Pembanding) melawan Feedmill Division PT Sierad Produce Tbk (semula Tergugat sekarang Terbanding) dan PT Sierad Produce Tbk (semula Tergugat II sekarang Terbanding).

Dalam memori banding tersebut, Pembanding mengajukan permohonan agar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Surabaya memutuskan:

a. menerima permohonan banding pembanding;

b. membatalkan putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No. 83/Pdt.G/2004/PN.sda tanggal 29 Nopember 2004;

c. mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding seluruhnya;dan

d. menghukum para Terbanding untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan.

Atas Memori Banding tersebut pada tanggal 7 Maret 2005, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 285/SKM-PO-SKU/02/05 tanggal 15 Pebruari 2005, Kantor Hukum Soesilo Aribowo & Rekan, atas nama PT Sierad Produce Tbk Feedmill Division melalui Pengadilan Negeri Sidoarjo, telah mengajukan Kontra Memori Banding. Pada tanggal 22 Maret 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan surat pemberitahuan keputusan No. 83/Pdt.G/2004/PN.Sda. dalam perkara antara Perusahaan dengan Mudji Laksono, yang antara lain memutuskan menerima permohonan banding Perusahaan dan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo, tanggal 29 November 2004, No. 83/Pdt.G/2004/PN.Sda yang dimohonkan banding tersebut.

Pada tanggal 9 Agustus 2010, Perusahaan menerima salinan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No.321/PDT/2006/PT.SBY tanggal 10 November 2006 dengan putusan sebagai berikut:

a. Menerima permohonan banding dari Kuasa Penggugat/Pembanding;

b. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo tanggal 29 November 2004 No.

83/Pdt/G/2004/PN.Sda yang dimohonkan banding tersebut;

c. Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam peradilan tingkat banding ditetapkan sebesar Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah).

d. Pada tahun 2009, Capital Atlantic Limited (Penggugat) mengajukan gugatan wan prestasi kepada The Law Debenture Trust Corporation (Tergugat I), Perusahaan (Tergugat II) dan JP Morgan Chase Bank, N.A.

Jakarta Branch sebagai turut Tergugat.

Gugatan ini diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, bermula karena Tergugat I telah melanggar janji (wan prestasi) dengan tidak menyerahkan saham yang seharusnya dimiliki oleh Penggugat yang diperoleh sebagai pengalihan saham milik Individual Beneficiary, yang timbul akibat restrukturisasi hutang Perusahaan. Sesuai dengan Perjanjian (Offshore Trust Deed Agreement) semestinya Penggugat berkewajiban untuk menyerahkan saham milik Individual Beneficiary setelah restrukturisasi Perusahaan selesai.

Bahwa atas gugatan yang diajukan oleh Penggugat tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memberikan putusan dengan amar keputusan yang intinya menolak gugatan dari Penggugat.

Bahwa atas putusan tersebut, Penggugat mengajukan banding dan Perusahaan sebagai Terbanding II melalui Kantor Hukum Soesilo Aribowo & Rekan mengajukan Kontra Memori Banding.

Dalam salah satu amar putusan Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini.

Berdasarkan Surat Kuasa No. 101/SK-LG Corp/VII/10 tanggal 5 Juli 2010, selanjutnya pada tanggal 12 Juli 2010, Perusahaan mengajukan Kontra Memori Kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan saat ini permohonan kasasi tersebut dalam tahap pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

e. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009, yang telah dituangkan dalam akta berita acara nomor 188, telah disetujui pengambilalihan (akuisisi) saham dalam PT Belfoods Indonesia (BI) sebanyak 322.598 saham dengan harga saham Rp 185.000 per saham dengan cara konversi hutang menjadi kepemilikan saham (debt to equity swap). Pengambil-alihan saham BI ini berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham BI. Sampai dengan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, persetujuan tersebut belum diperoleh.

f. Pada tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan mengajukan gugatan wan prestasi terhadap PTP Nusantara XI Surabaya melalui Pengadilan Negeri Surabaya. Gugatan didasarkan pada kelalaian PTP Nusantara XI selaku penerbit surat sanggup (Promissory Notes), untuk melakukan pembayaran atas 1 (satu) lembar Promissory Notes nomer seri 1605/XI/97.015 sebesar USD 5,000,000 yang seharusnya telah jatuh tempo pada tanggal 26 Desember 1997, yang saat ini dimiliki oleh perusahaan.

Berdasarkan Putusan Nomor : 431/Pdt.G/2010/ PN.SBY, tanggal 30 Nopember 2010, Majelis Hakim memutuskan menolak gugatan yang diajukan oleh Penggugat untuk seluruhnya.

Selanjutnya, pada tanggal 8 Desember 2010 Perusahaan mengajukan permohonan Banding di Pengadilan Tinggi Surabaya.

Segmen Primer

Perusahaan dan anak perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

 Pakan ternak;

 Ayam umur sehari;

 Ayam potong;

 Kemitraan, dan

 Lain-lain (obat-obatab dan alat peternakan lainnya).

Kegiatan usaha tersebut, juga digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk menyajikan informasi segmen primer. Segmen usaha yang dilaporkan telah memenuhi baik tes 10% maupun tes 75% seperti yang

dipersyaratkan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

Informasi mengenai segmen primer yang berupa segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:

Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Sehari Pendapatan

Pihak Eksternal 806,788,887,973 78,071,033,680 146,241,488,291 932,735,486,897 41,898,376,776 2,005,735,273,616 -- 2,005,735,273,616

Antar Segmen 701,841,797,658 103,457,538,280 24,784,146,395 109,563,568,455 7,003,648,758 946,650,699,547 (946,650,699,547) --

Jumlah Pendapatan 1,508,630,685,631 181,528,571,960 171,025,634,686 1,042,299,055,352 48,902,025,534 2,952,385,973,163 (946,650,699,547) 2,005,735,273,616 HASIL

Hasil segmen 213,116,276,228 7,255,000,070 17,489,852,467 (75,850,943,142) 7,053,360,724 169,063,546,347 -- 169,063,546,347

Beban Usaha (40,625,418,681) (23,077,276,931) (10,868,146,691) (17,157,897,024) (19,189,779,426) (110,918,518,754) -- (110,918,518,754) Beban Usaha yang

tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- (1,288,334,495) (1,288,334,495) -- (1,288,334,495)

Laba (Rugi) Usaha 172,490,857,547 (15,822,276,861) 6,621,705,776 (93,008,840,166) (13,424,753,197) 56,856,693,099 -- 56,856,693,099

Beban Keuangan (8,587,710,573) (7,913,299,564) (8,796,237,981) (7,461,511,065) (4,199,265,719) (36,958,024,901) -- (36,958,024,901)

Pendapatan (Beban) Lain-lain 4,626,967,848 2,946,465,592 330,745,223 371,448,203 (58,791,637) 8,216,835,228 -- 8,216,835,228

Laba sebelum Pajak 168,530,114,822 (20,789,110,833) (1,843,786,982) (100,098,903,028) (17,682,810,553) 28,115,503,426 -- 28,115,503,426

Beban Pajak -- -- (6,470,299,801) -- (182,374,330) (6,652,674,131) -- (6,652,674,131)

Bagian Laba Nonpengendali -- -- (4,744,886) -- -- (4,744,886) -- (4,744,886)

Laba Setelah Pajak 168,530,114,822 (20,789,110,833) (8,318,831,669) (100,098,903,028) (17,865,184,883) 21,458,084,409 -- 21,458,084,409

ASET

Aset Segmen 1,701,497,749,716 662,778,823,916 855,070,271,848 325,288,660,991 786,632,344,006 4,331,267,850,477 (2,050,638,454,399) 2,280,629,396,078 Investasi Pada

Perusahaan assosoasi -- -- -- -- 16,898,269,346 16,898,269,346 (16,898,269,346) --

Aset Tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- 107,146,239,803 107,146,239,803 -- 107,146,239,803

Jumlah Aset 1,701,497,749,716 662,778,823,916 855,070,271,848 325,288,660,991 910,676,853,155 4,455,312,359,626 (2,067,536,723,745) 2,387,775,635,882 KEWAJIBAN

Kewajiban Segmen 967,211,313,373 505,408,167,032 228,593,935,789 452,656,458,828 946,159,955,745 3,100,029,830,768 (2,047,396,722,604) 1,052,633,108,164

Kewajiban tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- 90,059,330,010 90,059,330,010 -- 90,059,330,010

Jumlah Kewajiban 967,211,313,373 505,408,167,032 228,593,935,789 452,656,458,828 1,036,219,285,755 3,190,089,160,778 (2,047,396,722,604) 1,142,692,438,175

Pengeluaran Barang Modal 6,375,444,812 118,775,259,374 28,862,841,788 4,047,361,052 5,850,854,898 163,911,761,924 -- 163,911,761,924

30 Juni 2011

Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian Sehari

Pendapatan

Pihak Eksternal 737,126,525,340 66,258,130,455 135,897,125,017 757,040,483,800 6,690,190,655 1,703,012,455,267 -- 1,703,012,455,267

Antar Segmen 532,935,760,560 92,677,317,000 4,670,054,981 101,317,878,737 2,669,313,641 734,270,324,919 (734,270,324,919) --

Jumlah Pendapatan 1,270,062,285,900 158,935,447,455 140,567,179,998 858,358,362,537 9,359,504,296 2,437,282,780,186 (734,270,324,919) 1,703,012,455,267 HASIL

Hasil segmen 96,660,198,258 8,799,698,919 14,598,415,506 (2,253,328,944) 2,562,067,175 120,367,050,914 -- 120,367,050,914

Beban Usaha (41,846,256,823) (21,058,041,150) (9,048,334,091) (11,563,722,807) -- (83,516,354,870) -- (83,516,354,870)

Beban Usaha yang

tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- (1,049,401,886) (1,049,401,886) -- (1,049,401,886)

Laba (Rugi) Usaha 54,813,941,435 (12,258,342,230) 5,550,081,415 (13,817,051,750) 1,512,665,289 35,801,294,158 -- 35,801,294,158

Beban Keuangan (6,056,616,700) (6,099,437,212) (5,214,152,388) (2,523,159,666) (10,801,782) (19,904,167,748) -- (19,904,167,748)

Pendapatan (Beban) Lain-lain 1,127,870,083 2,760,418,748 232,539,510 7,908,648 (729,987,480) 3,398,749,508 -- 3,398,749,508

Laba sebelum Pajak 49,885,194,818 (15,597,360,694) 568,468,536 (16,332,302,768) 771,876,026 19,295,875,918 -- 19,295,875,918

Beban Pajak -- -- (3,883,741,753) -- (251,826,877) (4,135,568,630) -- (4,135,568,630)

Bagian Laba Nonpengendali -- -- (15,041,673) -- -- (15,041,673) -- (15,041,673)

Laba Setelah Pajak 49,885,194,818 (15,597,360,694) (3,330,314,890) (16,332,302,768) 520,049,149 15,145,265,615 -- 15,145,265,615

ASET

Aset Segmen 1,353,462,570,930 487,925,424,959 821,480,129,275 197,219,801,964 390,056,246,765 3,250,144,173,892 (1,510,605,209,088) 1,739,538,964,804 Investasi Pada

Perusahaan assosoasi -- -- -- -- (20,039,139,433) (20,039,139,433) 20,039,139,433 --

Aset Tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- 63,559,488,564 63,559,488,564 -- 63,559,488,564

Jumlah Aset 1,353,462,570,930 487,925,424,959 821,480,129,275 197,219,801,964 433,576,595,896 3,293,664,523,024 (1,490,566,069,656) 1,803,098,453,368 KEWAJIBAN

Kewajiban Segmen 846,075,147,437 364,604,716,831 147,442,985,634 237,611,675,608 476,000,634,651 2,071,735,160,161 (1,546,041,276,296) 525,693,883,865

Kewajiban tidak dapat Dialokasi -- -- -- -- 83,399,901,558 83,399,901,558 -- 83,399,901,558

Jumlah Kewajiban 846,075,147,437 364,604,716,831 147,442,985,634 237,611,675,608 559,400,536,209 2,155,135,061,719 (1,546,041,276,296) 609,093,785,423

Pengeluaran Barang Modal 6,986,449,130 26,020,804,077 3,883,610,545 380,422,768 27,835,763,787 65,107,050,307 -- 65,107,050,307

30 Juni 2010

Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Sehari Arus Kas dari Operasi

Penerimaan Pelanggan 765.507.990.996 82.526.359.118 132.015.516.217 903.337.256.494 50.082.372.691 1.933.469.495.515 -- 1.933.469.495.515 Pembayaran Pemas ok (976.630.043.626) (58.026.310.436) (47.256.807.712) (608.344.840.354) (105.708.101.280) (1.795.966.103.408) -- (1.795.966.103.408) Lain-lain (39.576.075.777) (14.362.980.559) (8.011.978.951) (7.474.111.199) (75.599.021.632) (145.024.168.118) -- (145.024.168.118) (250.698.128.408) 10.137.068.123 76.746.729.554 287.518.304.941 (131.224.750.222) (7.520.776.011) -- (7.520.776.011)

Arus Kas dari Investasi

Penjualan As et Tetap 83.727.273 95.002.532 -- -- 17.987.701 196.717.506 -- 196.717.506

Perolehan As et Tetap (8.248.587.419) (120.902.152.741) (1.956.906.793) (4.047.361.052) (6.115.276.598) (141.270.284.603) -- (141.270.284.603) Pembayaran Uang Muka

Pembelian As et Tetap 1.873.142.607 2.126.893.367 (26.905.934.994) -- 264.421.700 (22.641.477.320) -- (22.641.477.320)

(6.291.717.540) (118.680.256.842) (28.862.841.788) (4.047.361.052) (5.832.867.197) (163.715.044.418) -- (163.715.044.418)

Arus Kas dari Pendanaan Pelunas an Hutang Bank &

Hutang Sewa Pembiayaan (100.695.000) (638.299.800) -- -- (3.886.959.761.877) (3.887.698.756.677) -- (3.887.698.756.677)

Penerimaan Pinjaman Bank -- -- -- -- 4.077.162.344.831 4.077.162.344.831 -- 4.077.162.344.831

Penerimaan (Pembayaran) Pihak

yang Berelas i -- 47.413.000 -- -- -- 47.413.000 -- 47.413.000

Lain-lain -- --

(100.695.000) (590.886.800) -- -- 190.202.582.953 189.511.001.153 -- 189.511.001.153

30 Juni 2011

Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian Sehari

Arus Kas dari Operasi

Penerimaan Pelanggan 672,910,123,530 68,447,086,856 132,807,067,728 773,639,149,621 10,596,082,721 1,658,399,510,457 -- 1,658,399,510,457 Pembayaran Pemasok (958,690,718,156) (68,034,931,458) (20,662,215,504) (519,560,786,757) (7,708,331,760) (1,574,656,983,634) -- (1,574,656,983,634)

Lain-lain (27,332,933,940) (10,816,948,941) (5,753,928,741) (4,411,093,709) (46,492,621,353) (94,807,526,684) -- (94,807,526,684)

(313,113,528,565) (10,404,793,543) 106,390,923,483 249,667,269,155 (43,604,870,391) (11,064,999,861) -- (11,064,999,861)

Arus Kas dari Investasi

Penjualan Aset Tetap 142,354,545 204,072,727 -- -- -- 346,427,272 -- 346,427,272

Perolehan Aset Tetap (4,168,973,899) (29,467,472,361) (6,140,792,150) (380,422,768) (2,622,570,818) (42,780,231,996) -- (42,780,231,996) Pembayaran Uang Muka

Pembelian Aset Tetap (2,817,475,231) 3,446,668,284 2,257,181,605 -- (25,213,192,969) (22,326,818,311) -- (22,326,818,311)

(6,844,094,585) (25,816,731,350) (3,883,610,545) (380,422,768) (27,835,763,787) (64,760,623,035) -- (64,760,623,035)

Arus Kas dari Pendanaan Pelunasan Hutang Bank &

Hutang Sewa Pembiayaan (8,238,500) (689,437,800) (156,600,000) -- (2,292,343,103,673) (2,293,197,379,973) -- (2,293,197,379,973)

Penerimaan Pinjaman Bank -- -- -- -- 2,376,652,907,140 2,376,652,907,140 -- 2,376,652,907,140

Penerimaan (Pembayaran) Pihak

yang Berelasi -- 1,020,945,719 -- -- -- 1,020,945,719 -- 1,020,945,719

Lain-lain -- --

(8,238,500) 331,507,919 (156,600,000) -- 84,309,803,467 84,476,472,886 -- 84,476,472,886

30 Juni 2010

Segmen Sekunder

Bentuk sekunder pelaporan segmen Perusahaan adalah segmen geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi aset atau operasi Perusahaan. Segmen yang dilaporkan memenuhi baik tes 10% maupun 75% seperti yang dipersyaratkan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

Informasi bentuk segmen sekunder berdasarkan letak geografis adalah sebagai berikut:

30 Juni 2011 30 Juni 2010

Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu intrumen keuangan perusahaan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank dan liabilitas sewa pembiayaan.

Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi hutang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi dengan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan hutang.

Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko nilai tukar terutama terkait dengan hutang bank jangka pendek dan panjang.

Selain hutang bank jangka pendek dan panjang, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan.

Perusahaan dan anak perusahaan mengendalikan risiko nilai tukar dengan memantau perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap nilai Rupiah beserta dengan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi hal tersebut, agar mendapatkan nilai tukar yang terbaik dalam setiap transaksi.

Risiko Nilai Tukar (lanjutan)

Berikut adalah posisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan, yang pembukuannya dalam mata uang asing, pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010:

Mata Uang Asing Ekuivalen Rupiah Aset

Kas dan setara kas USD 220.090 1.892.111.980

Uang muka pembelian USD 8.952.961 76.968.607.624

Liabilitas

Hutang Usaha USD 9.217.381 79.241.824.131

Hutang Bank USD 13.285.496 114.215.405.607

Beban yang masih harus dibayar USD 38.183 328.258.670

SGD 8.954 62.537.791

(114.987.306.595) 30 Juni 2011

Mata Uang Asing Ekuivalen Rupiah Aset

Kas dan setara kas USD 52.069 468.153.189

Uang muka pembelian USD 5.192.039 46.681.625.237

Liabilitas

Hutang Usaha USD 5.530.526 49.724.957.727

SGD 9.406 65.658.571

Hutang Bank USD 4.754.314 42.746.033.757

Beban yang masih harus dibayar USD 37.692 338.887.783

SGD 8.807 61.479.000

(45.787.238.412) 31-Dec-10

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan dan anak perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, yang terutama disebabkan oleh melemahnya kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing lainnya dan tingginya tingkat suku bunga pinjaman, ketatnya likuiditas, serta menurunnya tingkat kepercayaan investor, telah memberikan dampak buruk terhadap kinerja keuangan Perusahaan hingga memiliki saldo defisit yang signifikan pada neraca konsolidasian Perusahaan sebesar Rp 2.377.518.090.350 per tanggal 30 Juni 2009 (sebelum kuasi-reorganisasi). Meskipun saldo defisit Perusahaan masih berjumlah signifikan, Perusahaan telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 100.587.151.864 sejak tahun 2006 hingga 30 Juni 2009.

Manajemen berkeyakinan Perusahaan memiliki prospek usaha yang baik yang ditandai dengan keberhasilan Perusahaan dalam memperoleh hasil kinerja operasi yang positif selama beberapa tahun terakhir. Agar neraca konsolidasian Perusahaan dapat menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani oleh defisit, maka Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 Juni 2009 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan PSAK No. 51 (Revisi 2003) tentang ”Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”.

Komposisi ekuitas Perusahaan per 30 Juni 2009 (sebelum kuasi-reorganisasi) tidak memungkinkan Perusahaan untuk melakukan kuasi-reorganisasi tanpa sebelumnya melakukan penurunan modal melalui penurunan nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham yang beredar. Sesuai yang diatur dalam PSAK No. 51 (Revisi 2003), saldo defisit dapat dieliminasi berturut-turut dengan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya, selisih penilaian aset dan liabilitas serta tambahan modal disetor dan sejenisnya. Jika seluruh saldo tersebut masih belum mencukupi, maka modal saham digunakan untuk mengeliminasi saldo rugi yang tersisa.

Dalam kuasi-reorganisasi, aset dan liabilitas telah dinilai kembali yang menghasilkan kenaikan ekuitas sebesar Rp 108.380.711.649. Perhitungan eliminasi atas saldo defisit Perusahaan dengan urutan prioritas adalah sebagai berikut:

30-Jun-09 Rp

Eliminasi saldo defisit (2.377.518.090.350)

Eliminasi kenaikan ekuitas dari selisih penilaian aset dan kewajiban 108.380.711.649

Tambahan modal disetor- bersih 237.474.479.595

Jumlah sisa saldo defisit (2.031.662.899.106)

Selisih penilaian aset dan liabilitas merupakan selisih antara nilai tercatat aset dan liabilitas berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan per tanggal 30 Juni 2009 yang telah diaudit dibandingkan dengan nilai wajar aset dan liabilitas per tanggal 30 Juni 2009 berdasarkan laporan penilai independen.

Karena komponen ekuitas selain modal saham di atas tidak mencukupi untuk mengeliminasi saldo defisit, maka Perusahaan harus mereklasifikasi sebagian modal sahamnya menjadi tambahan modal disetor. Reklasifikasi ini dilakukan melalui penurunan nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham beredar (penurunan modal saham). Kelebihan modal saham sebagai hasil dari penurunan nilai nominal saham tidak dikembalikan kepada pemegang saham, namun dicatat sebagai tambahan modal disetor. Rincian penurunan nilai nominal saham adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Nilai Nominal

Lama Baru

Rp Rp

Seri A 5.000 395

Seri B 3.000 395

Seri C 100 100

Dampak penurunan nilai nominal saham Perusahaan di atas terhadap modal saham disetor adalah sebagai berikut:

30-Jun-09 Rp

Modal disetor sebelum penurunan nilai nominal 3.184.291.525.400

Modal disetor setelah penurunan nilai nominal 1.152.627.869.455

Tambahan modal disetor dari penurunan nilai nominal saham 2.031.663.655.945

Pelaksanaan kuasi-reorganisasi secara hukum ini telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 22 Desember 2009 tentang pelaksanaan kuasi-reorganisasi dan penurunan modal disetor dengan cara menurunkan nilai nominal saham yang didokumentasikan dalam akta No. 223 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta.

Penggunaan penurunan nilai nominal saham tersebut terhadap sisa saldo defisit di atas adalah sebagai berikut:

30-Jun-09 Rp Tambahan modal disetor dari penurunan nilai nominal saham 2.031.663.655.945

Eliminasi terhadap sisa saldo defisit (2.031.662.899.106)

Tambahan modal disetor-bersih 756.839

Sisa agio saham dari penurunan nilai nominal saham sebesar Rp 756.839 disajikan sebagai tambahan modal disetor – bersih pada neraca konsolidasian.

Posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009 sebelum dan setelah kuasi-reorganisasi adalah sebagai berikut:

Sebelum Kuasi- Setelah Kuasi-Reorganisasi Reorganisasi

Rp Rp

Dalam dokumen PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN (Halaman 52-65)

Dokumen terkait