• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asimetri perekonomian Indonesia telah terjadi dalam dua dimensi yang saling terkait: sektoral dan spasial. Transformasi struktural sejak pertengahan 1980-an di satu sisi telah meningkatkan kontribusi sektor industri terhadap perekonomian nasional. Tetapi di sisi lain menurut Tasrif (2005), pencapaian ekonomi sektor pertanian secara nasional justru mengalami dekonstruksi. Implikasi spasialnya, perekonomian wilayah-wilayah dimana sektor industri dan pendukungnya terkonsentrasi tumbuh pesat dibanding wilayah-wilayah yang masih mengandalkan sektor-sektor primer. Perbedaan dalam struktur ekonomi ini dapat menyebabkan adanya ketimpangan ekonomi antarwilayah.

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek merupakan wilayah dengan dominasi pertumbuhan ekonomi di sektor sekunder dan tersier, sedangkan untuk Sisa Indonesia masih didominasi oleh sektor-sektor primer. Di DKI Jakarta sektor yang paling dominan adalah sektor bank dan lembaga keuangan lainnya, sektor ini mengakibatkan pertumbuhan DKI Jakarta tumbuh pesat, seperti yang dikatakan oleh Nazara (1994) bahwa ekspansi perbankan yang diikuti oleh ekspansi dunia usaha menghasilkan perekonomian yang terlalu cepat berkembang sehingga membawa implikasi pertumbuhan yang tinggi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tidak menciptakan pertumbuhan bagi Indonesia secara keseluruhan, dengan kata lain tidak memberikan pertumbuhan di Indonesia secara merata. Tidak meratanya pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia menyebabkan terjadinya ketimpangan antarwilayah. Ketimpangan ini menghasilkan struktur hubungan atau keterkaitan antarwilayah yang membentuk suatu interaksi yang saling memperlemah. Apabila perekonomian di Sisa Indonesia dapat berkembang dengan baik, maka akan memperkuat adanya keterkaitan antar sektor ekonomi yang terjadi di Indonesia, sehingga tidak membuat kesenjangan antar wilayah yang semakin melebar.

Struktur perkonomian yang ada di wilayah Indonesia sangat beragam, terutama untuk wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek, yang sudah menuju ke arah tersier dan sekunder. Sedangkan untuk wilayah Sisa Indonesia masih sangat didominasi oleh sektor primer. Hal tersebut mengakibatkan terjadi ketimpangan antar wilayah di Indonesia. Pada bab ini akan dilihat bagaimana keterkaitan antar sektor antar wilayah yang terjadi di Indonesia sehubungan dengan adanya ketimpangan antar wilayah tersebut.

Analisis keterkaitan merupakan bagian yang penting dalam analisis input output suatu wilayah karena analisis ini merupakan dasar dari analisis -analisis selanjutnya seperti analisis daya penyebaran, derajat kepekaan, serta analisis multiplier. Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat keterkaitan suatu sektor terhadap sektor lain dalam hal penggunaan input maupun pemanfaatan output. Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu sektor dalam pembentukan output wilayah dilihat dari pemanfaatan output maupun penggunaan input.

Secara sederhana, dari hasil analisis input output interregional T ahun 2005, kontribusi input dan output di DKI Jakarta, Bodetabek, serta Sisa Indonesia dapat ditunjukkan bahwa keterkaitan yang ada di Indonesia sangat lemah. Pemanfaatan output untuk wilayahnya sendiri lebih tinggi dibandingkan untuk wilayah lainnya, di DKI Jakarta sebesar 56.66%, Bodetabek sebesar 81.53%, serta Sisa Indonesia sebesar 96.57% terhadap total output nasional.

Tabel 20 Kontribusi output dan input di masing-masing wilayah di Indonesia, 2005 (dalam persen)

Input/Output DKI Jakarta Bodetabek Rest of Indonesia Indonesia

DKI Jakarta 56.66 1.22 42.12 100.00

Bodetabek 1.06 81.53 17.41 100.00

Rest of Indonesia 1.74 1.69 96.57 100.00

Sumber: Hasil Analisis

Output DKI Jakarta yang digunakan untuk aktivitas (input) di Bodetabek adalah 1.22% dan di Sisa Indonesia sebesar 42.12% terhadap total output nasional. Sedangkan output Bodetabek yang digunakan untuk

aktivitas (input) di DKI Jakarta sebesar 1.06% dan di Sisa Indonesia sebesar 17.41% terhadap total output nasional. Output di Sisa Indonesia yang digunakan untuk aktivitas (input) di DKI Jakarta adalah 1.74% dan di Bodetabek sebesar 1.69% terhadap total output nasional.

Secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 35, bahwa pada output dari DKI Jakarta yang digunakan sebagai input oleh DKI Jakarta itu sendiri yang tertinggi ada pada sektor industri, perdagangan, bank dan lembaga keuangan lainnya, serta usaha bangunan dan jasa perusahaan. Output sektor industri di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di DKI Jakarta sebesar Rp6.642 milyar. Output sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta sebesar Rp5.076 milyar. Output sektor usaha bangunan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta sebesar Rp5.032 milyar. Output sektor perdagangan di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di DKI Jakarta sebesar Rp4.726 milyar. Output sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor usaha bangunan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta sebesar Rp4.186 milyar.

Output dari DKI Jakarta yang digunakan sebagai input oleh Bodetabek, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri, perdagangan, restoran dan hotel, usaha bangunan dan jasa perusahaan, serta jasa sosial dan kemasyarakatan. Output sektor industri di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp221.373 juta. Output sektor usaha bangunan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp210.099 juta. Output sektor usaha bangunan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Bodetabek sebesar Rp182.823 juta. Output sektor restoran dan hotel di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Bodetabek sebesar Rp177.753 juta. Output sektor jasa sosial dan kemasyarakatan di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Bodetabek sebesar Rp134.195 juta.

Output dari DKI Jakarta yang digunakan sebagai input oleh Sisa Indonesia, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri, perdagangan, angkutan udara, bangunan, serta bank dan lembaga keuangan lainnya. Output sektor industri di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp12.710 milyar. Output sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Sisa Indonesia sebesar Rp6.363 milyar. Output sektor perdagangan di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp6.329 milyar. Output sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor bangunan di Sisa Indonesia sebesar Rp4.191 milyar. Output sektor industri di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor angkutan udara di Sisa Indonesia sebesar Rp3.046 milyar.

Pada wilayah Bodetabek, dapat dilihat bahwa output-output dari Bodetabek yang digunakan sebagai input oleh DKI Jakarta yang tertinggi ada pada sektor industri, peternakan, bangunan, serta restoran dan hotel. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor industri di DKI Jakarta sebesar Rp269.956 juta. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor restoran dan hotel di DKI Jakarta sebesar Rp265.418 juta. Output sektor peternakan di Bodetabek yang digunakan sebagai input restoran dan hotel di DKI Jakarta sebesar Rp202.142 juta. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor bangunan di DKI Jakarta sebesar Rp197.468 juta. Output sektor peternakan di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor industri di DKI Jakarta sebesar Rp88.495 juta.

Output dari Bodetabek yang digunakan sebagai input oleh Bodetabek itu sendiri, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri, perdagangan, bangunan, serta tanaman bahan makanan. Output sektor perdagangan di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp10.909 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp57.019 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Bodetabek sebesar Rp2.766 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan

sebagai input sektor bangunan di Bodetabek sebesar Rp1.985 milyar. Output sektor tanaman bahan makanan di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp1.955 milyar.

Output dari Bodetabek yang digunakan sebagai input oleh Sisa Indonesia, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri, perdagangan, bangunan, angkutan darat, serta angkutan udara. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp7.792 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor angkutan udara di Sisa Indonesia sebesar Rp1.871 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor bangunan di Sisa Indonesia sebesar Rp1.536 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Sisa Indonesia sebesar Rp1.244 milyar. Output sektor industri di Bodetabek yang digunakan sebagai input sektor angkutan darat di Sisa Indonesia sebesar Rp907 milyar.

Pada wilayah Sisa Indonesia, dapat dilihat bahwa output dari Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input oleh DKI Jakarta yang tertinggi ada pada sektor industri, peternakan, bangunan, restoran dan hotel, perikanan, serta perdagangan. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor bangunan di DKI Jakarta sebesar Rp3.505 milyar. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor industri di DKI Jakarta sebesar Rp2.755 milyar. Output sektor peternakan di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input restoran dan hotel di DKI Jakarta sebesar Rp1.146 milyar. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di DKI Jakarta sebesar Rp830 milyar. Output sektor perikanan di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor restoran dan hotel di DKI Jakarta sebesar Rp810 milyar.

Output dari Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input oleh Bodetabek, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri, perdagangan, perkebunan, kehutanan, serta listrik dan air minum. Output sektor kehutanan di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp2.756 milyar. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor indu stri di Bodetabek sebesar Rp2.234 milyar. Output sektor perkebunan di Sisa Indonesia yang

digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar Rp2.207 milyar. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor perdagangan di Bodetabek sebesar Rp1.877 milyar. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor listrik dan air minum di Bodetabek sebesar Rp1.122 milyar.

Output dari Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input oleh Sisa Indonesia, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri, perdagangan, bangunan, pertambangan dan penggalian, serta tanaman bahan makanan. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp132.752 milyar. Output sektor tanaman bahan makanan di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp68.679 milyar. Output sektor perdagangan di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp57.878 milyar. Output sektor pertambangan dan penggalian di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor industri di Sisa Indonesia sebesar Rp56.208 milyar. Output sektor industri di Sisa Indonesia yang digunakan sebagai input sektor bangunan di Sisa Indonesia sebesar Rp34.328 milyar.

Dokumen terkait