• Tidak ada hasil yang ditemukan

”Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik dengan

IKHTISAR EKSEKUTIF

Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Kabupaten Garut merupakan perwujudan sebagai salah satu kewajiban untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan kegiatan sebagaimana tertuang pada Visi dan Misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :

1. Sararan strategis Peningkatan pelayanan pasien yang berobat ke RS dengan Indikator kinerja sebagai berikut :

a. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien umum dan gakin

Tahun 2014 ditargetkan 100 orang terealisasi 230 orang (230%) hal ini disebabkan masih terbatasnya sarana penunjang medis.

b. Cakupan pelayanan kesehatan

Adapun sub indikator kinerjanya sebagai berikut :  Kunjungan Rawat Jalan (org)

Berdasarkan target kinerja tahun 2014 jumlah kunjungan pasien rawat jalan 321.302 orang, realisasi sebanyak 273.831 atau 85,23%.

 Kunjungan Rawat IGD (org)

Tahun 2014 jumlah kunjungan rawat IGD sebanyak 37.737 orang (15,32%), jauh lebih kecil dari target yang ditetapkan 246.395 orang.  Bed Occupancy Rate (BOR) (%)

Tahun 2014 ditargetkan 80% terealisasi 83,5%, namun bila melihat standar nasional yang ditentukan Kementerian Kesehatan RI adalah masih dikategorikan normal

 Average Lenhgt Of Stay (Avlos) (hari)

Tahun 2014 ditargetkan 6 hari, realisasi 4,29 hari. Realiasasi dibawah target dan masih belum memenuhi standar nasional.

 Turn Over Interval (TOI) (hari)

Target tahun 2014 yaitu dari 2 hari terealisasi 0,84 hari.  Bed Turn Over (BTO) (kali)

Rata-rata pemakaian tempat tidur pada tahun 2014 adalah 70,1 kali, diatas target tahun 2014 sebanyak 45 kali hal ini dikategorikan tidak normal jika melihat standar nasional pemakaian rata-rata tempat tidur 40-50 kali. Hal ini terjadi karena rasio jumlah tempat tidur tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang dilayani.

 Net Death Rate (NDR) (‰)

Target kinerja NDR Tahun 2014 adalah 0,018 realisasi 0,018 orang perseribu.

 Gross Death Rate (GDR) (‰)

Target tahun 2014 sebesar 0,020 orang realisasi 0.031 orang, realisasi masih dibawah target. Hal ini terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan rujukan yang lebih awal untuk kasus-kasus yang berat, sehingga kasus-kasus berat tersebut terlambat ditangani.  Angka kematian bayi (IMR) (‰)

Tahun 2014 ditargetkan 0,035 orang realisasi sebanyak 0,041 diatas target. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kinerja dalam pelayanan PONEK.

iv

 Angka Kematian Ibu Melahirkan (MMR) (0/0000)

Target tahun 2014 sebanyak 0,00014 orang realisasi sebanyak 0,00610 orang, masih dibawah target. Hal ini terjadi karena keterlambatan rujukan.

c. Meningkatnya sarana dan prasarana rumah sakit

Target tahun 2014 sebesar 5,97% terealisasi 6,18% atau 103,52%.

2. Sararan strategis peningkatan profesionalisme SDM dengan Indikator kinerja sebagai berikut :

Meningkatnya jumlah SDM yang mengikuti Diklat Tahun 2014 target 77% terealisasi 93% atau 120,78%, hal ini disebabkan bertambahnya anggaran yang disediakan untuk pendidikan dan latihan.

3. Sararan strategis peningkatan jumlah sumber daya manusia rumah sakit dengan Indikator kinerja meningkatnya jumlah SDM rumah sakit sesuai rasio kebutuhan

Tahun 2014 target 80 % terealisasi 80% atau 100%.

4. Sararan strategis peningkatan kualitas dan kuantitas kerja sama sarana penunjang dengan Indikator menambah kapasitas kebutuhan penunjang pelayanan melalui kerja sama

Tahun 2014 ditargetkan sebanyak 9 jenis terealisasi 18 jenis atau 200%

5. Sasaran strategis peningkatan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana rumah sakit dengan indikator kinerja meningkatnya kinerja rumah sakit

Tahun 2014 ditargetkan 88% terealisasi 93% atau 105,68%

6. Sasaran strategis peningkatan kesejahteraan BLUD dengan indikator kinerja sebagai berikut :

a. Meningkatnya kesejahteraan pegawai

Tahun 2014 ditargetkan 40% terealisasi 55% atau 137,50% b. Meningkatnya kualitas pelayanan

Tahun 2014 ditargetkan 78,5 % terealisasi 75 % atau 95,54%

7. Sasaran strategis Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dengan indikator kinerja meningkatnya peserta penelitian dan magang di rumah sakit.

Tahun 2014 ditargetkan 95% terealisasi 97% atau 102,11%

Hal-hal yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja organisasi berdasarkan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2014 adalah sebagai berikut :

(1) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyatakan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan untuk rumah sakit umum Kelas B adalah Dokter umum 12 orang, dokter gigi 3 orang, dokter spesialis 33 orang, dokter sub spesialis 4 orang, sedangkan kebutuhan perawat/bidan lainnya 1:1 tempat tidur. Adapun kondisi tenaga kesehatan yang ada di RSUD dr. Slamet Garut pada saat ini adalah sebagai berikut : Dokter umum 16 orang, dokter gigi 1 orang, dokter spesialis 19 orang, dokter sub spesialis 1 orang. Sedangkan tenaga perawat sebanyak 443 orang, bidan 37 orang dan perawat gigi 3 orang dengan jumlah keseluruhan tempat tidur 568 tempat tidur yang berarti bahwa RSUD dr. Slamet kekurangan tenaga kesehatan adalah dokter gigi 2 orang, dokter spesialis 14 orang, dokter sub spesialis 3 orang, perawat 80 orang, dan bidan 22 orang.

(2) Perlu adanya peningkatan kinerja BLUD dr. Slamet Garut terutama pelayanan terhadap pasien, koordinasi antar bagian, sanitasi dan ketertiban, kebersihan serta keindahan (K3).

(3) Perlu adanya penataan di RSUD dr. Slamet Garut, karena selama ini keberadaan rumah sakit kelihatan kumuh dengan adanya areal parkir yang ada di didepan rumah sakit dan adanya pedagang kaki lima di dalam rumah sakit.

v

(4) Perlu dilakukannya pembenahan informasi antar ruangan, agar pasien tidak terlalu lama di IGD dengan alasan tidak ada kamar kosong.

(5) Dengan ditetapkannya Keputusan Bupati Garut nomor : 445/Kep.Ortala/2009 tanggal 22 Desember 2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut dengan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Penuh, artinya bahwa untuk pengelolaan RSUD dr. SLamet diberikan azas fleksibilitas baik terhadap pengelolaan pengadaan barang dan jasa, SDM maupun pengelolaan keuangan. Namun dalam kenyataannya pada pelaksanaannya menemui beberapa kendala karena masih ada beberapa Peraturan Bupati untuk menunjang pelaksanaan tersebut masih dalam proses.

(6) Mengenai pemenuhan sarana dan prasarana rumah sakit terutama untuk ruangan rawat inap kelas III dan alat-alat kesehatan sampai saat ini masih sangat terbatas dan masih banyak pasien kelas III yang belum tertampung bila dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk.

(7) Pelayanan perawatan masih di bawah standar.

(8) Belum terakreditasinya untuk 16 jenis pelayanan, baru terakreditasi 12 jenis pelayanan, itu juga perlu adanya pembenahan dan perbaikan-perbaikan termasuk Standar Operasional Prosedur (SOP) belum semuanya dilaksanakan.

Untuk pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan poin satu mengenai ketenagaan adalah :

- RSUD dr. Slamet melaksanakan koordinasi dengan pihak BKD untuk pemenuhan pegawai.

- Pelaksanaan seleksi penerimaan pegawai Non PNS yang saat ini sedang dalam proses harus segera dilaksanakan.

- Mengoptimalkan pegawai yang ada dengan mengikuti pelatihan-pelatihan keterampilan.

- Pihak Pemerintah Daerah Provinsi telah menganggarkan untuk biaya Pendidikan Dokter Spesialis.

Mengenai poin kedua, untuk upaya peningkatan kinerja di RSUD dr. Slamet adalah absensi secara elektronik, apel, pembinaan pegawai, rapat koordinasi, pelatihan, pembagian gaji dengan sistem remunerasi. Adapun upaya yang berkaitan dengan koordinasi antar bagian adalah melalui apel dan rapat-rapat baik rapat koordinasi maupun rapat teknis lainnya. untuk bidang sanitasi, kebersihan, keindahan lingkungan dilaksanakannya perbaikan sarana IPAL, perbaikan gedung dan selasar, kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan kebersihan, ketertiban, menata pengelolaan taman dan halaman RSUD dr. Slamet dan saat ini walaupun belum memuaskan tetapi sudah terlihat perbaikannya.

Adapun poin ketiga, dilaksanakannya perbaikan gedung-gedung baik gedung klinik rawat jalan, gedung rawat inap, gedung penunjang pelayanan dan gedung administrasi manajemen serta penataan areal parkir, pembinaan, penertiban dan relokasi terhadap pedagang kaki lima.

Poin keempat, untuk pembenahan informasi RSUD dr. Slamet Garut saat ini sudah dilaksanakan inisiasi implementasi SIM-RS sehingga diharapkan ke depan untuk pelaksanaan administrasi pelayanan akan berbasis komputerisasi sehingga dapat meminimalisir miskomunikasi permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan pelayanan.

Adapun yang berkaitan dengan poin kelima akan dibuat peraturan-peraturan Bupati yang berkaitan dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, tarif pelayanan, perubahan remunerasi, KSO, penghapusan tentang utang piutang pasien dan penghapusan asset serta perubahan tentang pengelolaan SDM.

vi

Poin keenam solusinya selain pihak RSUD dr. Slamet Garut meningkatkan pendapatan, juga mengajukan permohonan bantuan yang diajukan baik ke Tingkat Provinsi maupun Tingkat Pusat. Selain itu kami memohon ke Pemerintah Kabupaten untuk menjamin pembiayan pelayanan kesehatan Rumah Sakit bagi fakir miskin atau orang tidak mampu secara optimal, hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Adapun untuk pembangunan ruang pelayanan rawat inap kelas III, untuk penyelesaiannya akan diajukan dana lanjutan pada tahun 2015. Rasio tempat tidur pasien di rumah sakit dan populasi adalah 1 : 4.722 populasi artinya 1 tempat tidur pasien digunakan oleh 4.722 orang. Idealnya 1 tempat tidur digunakan oleh 400 orang atau 1:400 populasi, artinya untuk pelayanan kesehatan agar terpenuhi idealnya di Kabupaten Garut diperlukan 10 rumah sakit dengan rata-rata tempat tidur 500 tempat tidur.

Solusi poin ketujuh adalah sumber daya manusia perawat akan banyak diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan, cara pelayanan keperawatan dengan merevisi SOP mengenai asuhan keperawatan, dan peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan.

Sedangkan untuk poin kedelapan yaitu dengan memperbaiki 12 jenis pelayanan yang sudah terakreditasi dan menambah 4 jenis pelayanan yang belum terakreditasi serta memperbaiki standar operasional prosedur yang sudah ada. .Karena RSUD Dr. Slamet Garut merupakan BLUD diharapkan untuk pelaksanaan program kedepan untuk capaian target kinerjanya mengoptimalkan pendapatan, melakukan efisiensi biaya/belanja, dan pemanfaatan investasi.

Demikian Ringkasan Eksekutif ini dibuat, agar menjadi maklum.

Garut, Pebruari 2015 Direktur

RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut

Dr. H. Maskut Farid, MM NIP. 19670625 199803 1 004

vii

Dokumen terkait