• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Mikro pada Taman Menteng

5.3 Analisis Iklim Mikro di Tiga Lokasi Penelitian

5.3.1 Iklim Mikro pada Taman Menteng

Nilai suhu udara rata-rata Taman Menteng berada di antara nilai suhu udara rata-rata Taman Suropati (33,6°C) dan Taman Situ Lembang (34,4°C) yaitu 33,9°C. Faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan tidak hanya berasal dari suhu udara tetapi juga dari kelembaban, intensitas penyinaran matahari, serta pergerakan udara (angin). Adanya perkerasan membuat suhu udara di beberapa titik di Taman Menteng menjadi lebih panas. Areal bermain basket, futsal, voli, jalan setapak, plaza, bangunan pengelola, serta display rumah kaca merupakan bagian dari hardscape

Taman Menteng. Sementara itu bagian taman yang tidak mengalami perkerasan seperti areal bermain anak dan hamparan rumput merupakan bagian dari softscape.

P I P II P III Rata-rata

Taman Menteng Suhu udara (°C) 34,0 34,2 33,6 34,0

Kelembaban (%) 51,4 45 58,2 51,6

Taman Suropati Suhu udara (°C) 33,9 33,3 33,6 33,6

Kelembaban (%) 53,2 54,5 48,9 52,2

Taman Situ Lembang Suhu udara (°C) 34,5 34,3 34,3 34,4

Gambar 17 Lokasi titik pengambilan data suhu udara dan kelembaban pada Taman Menteng

Dengan luas total taman 24.546 m2 (Dinas Pertamanan DKI Jakarta 2008), Taman Menteng memiliki luas tutupan kanopi pohon sebesar 11.676 m2. Luas tutupan kanopi tiap grid diperoleh dari citra satelit Google Earth 2010. Luas tutupan kanopi tiap grid dihitung dengan cara digitasi dari citra. Dari pemetaan tapak taman dengan grid 20 x 20 meter didapat 61 titik pengambilan data suhu udara dan kelembaban. Gambar 17 menunjukkan pembagian grid di Taman Menteng.

Dari tiga kali pengamatan, didapatkan persamaan regresi linier. Pengamatan I menunjukkan persamaan regresi linier antara suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon dengan fungsi y = -0,004x + 34,86 dan R2 = 0,775; persamaan regresi linier kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon adalah y = 0,026x + 46,44 dan R2 = 0,885. Pengamatan II menghasilkan persamaan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon y = -0,005x + 35,18 dan R2 = 0,727; untuk faktor kelembaban didapat y

y = -0,004x + 34,72 R² = 0,801 32,8 33,0 33,2 33,4 33,6 33,8 34,0 34,2 34,4 34,6 34,8 35,0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 S u h u ( C) Luas Tutupan (m2)

= 0,025x +39,38 dan R2 = 0,809. Pengamatan III menghasilkan persamaan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon y = 0,002x + 34,11 dan R2 = 0,757; untuk faktor kelembaban y = 0,026x + 53,23 dan R2 = 0,848. Perbedaan koefisien x disetiap pengukuran terjadi karena saat pengambilan data suhu udara dan kelembaban, faktor klimatik lain seperti angin dan radiasi matahari turut memengaruhi nilai yang didapat. Koefisien x untuk setiap persamaan menunjukkan bahwa dengan menambah 1 m2 luas tutupan kanopi pohon dalam taman akan memengaruhi faktor suhu udara atau kelembaban. Nilai R2 menunjukkan koefisien determinasi, yaitu seberapa besar pengaruh luas tutupan kanopi pohon terhadap perubahan nilai suhu udara maupun kelembaban dalam taman.

Grafik hubungan suhu udara dan kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng serta data pengambilan suhu udara dan kelembaban disajikan dalam gambar lampiran 1 – 6 serta tabel lampiran 4 – 9. Setiap hubungan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon maupun hubungan kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon menghasilkan persamaan regresi linier dan nilai R2.

Gambar 18 Hubungan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng selama tiga kali pengamatan

y = 0,025x + 46,55 R² = 0,864 44,0 46,0 48,0 50,0 52,0 54,0 56,0 58,0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 K elem ba ba n (%) Luas Tutupan (m2)

Gambar 19 Hubungan kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng selama tiga kali pengamatan

Gambar 18 dan 19 menunjukkan tiga kali pengamatan suhu udara dan kelembaban dalam Taman Menteng. Dari hasil perhitungan rata-rata tiga kali ulangan, didapatkan bahwa persamaan regresi linier hubungan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng adalah y = -0,004x + 34,72 dengan R2 = 0,801. Persamaan regresi linier hubungan kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng adalah y = 0,025x + 46,55 dengan R2 = 0,864. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebesar 80% penurunan suhu udara dipengaruhi oleh luas tutupan kanopi pohon, dan 86% peningkatan kelembaban dalam taman dipengaruhi oleh luas tutupan pohon. Selain faktor suhu udara dan kelembaban, faktor angin dan radiasi matahari juga berperan. Angin seringkali berhembus cukup kencang dan terkadang matahari tertutup awan sehingga memengaruhi data.

a.

b.

Penutupan vegetasi dalam Taman Menteng memengaruhi distribusi suhu udara maupun kelembaban. Gambar 20 menunjukkan pola persebaran suhu udara (a) dan kelembaban (b) dalam Taman Menteng. Pada area yang kurang terdapat tutupan kanopi pepohonan, suhu udara cenderung lebih tinggi dan kelembaban lebih rendah. Sebaliknya pada daerah yang banyak terdapat kanopi pepohonan suhu udara cenderung lebih rendah dan kelembaban menjadi lebih tinggi.

Fluktuasi suhu udara dalam tapak cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh unsur cuaca lain seperti lama penyinaran matahari dan angin. Kondisi kanopi pohon- pohon penaung yang ada belum cukup dewasa sehingga kerapatan yang kurang menyebabkan polusi yang terkonsentrasi di jalan yang berbatasan dengan taman turut memengaruhi iklim mikro Taman Menteng. Selain unsur cuaca dan kanopi pohon, lanskap di sekitar taman juga turut memengaruhi suhu udara dalam taman.

Berdasarkan pengamatan lapang, bagian taman yang berbatasan langsung dengan Jalan Prof. Moh. Yamin merupakan bagian dari koridor biru Kali Gresik (Gambar 21). Pohon yang digunakan di areal yang berbatasan langsung dengan jalan adalah pohon tabebuia (Tabebuia chrysanta) yang kondisi tajuknya kurang masif. Pada bagian daerah milik jalan (damija) telah ada pohon eksisting berupa beringin (Ficus benjamina) dan menjadikan pedestrian yang ada menjadi nyaman. Formasi pohon beringin juga membantu mengurangi polusi asap serta bising dari kendaraan yang melintas.

Grid yang berada di bagian yang berbatasan langsung dengan Jalan Prof. Moh. Yamin ini yaitu grid nomor 54 – 61. Suhu udara rata-rata tertinggi berada pada grid ke-61. Grid ini merupakan grid yang dekat dengan persimpangan Jalan HOS Cokroaminoto dengan Jalan Prof. Moh Yamin sehingga suhu udara menjadi lebih tinggi. Areal ini didominasi perkerasan dan merupakan welcome area yang menuju axis Taman Menteng.

Nilai kelembaban untuk bagian ini berkisar dari 40 – 60%. Pada bagian yang mendapat kanopi beringin nilai kelembaban menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Pada bagian welcome area yaitu grid ke-61, nilai kelembaban kecil karena tidak adanya kanopi pohon yang cukup masif untuk meningkatkan kelembaban. Area menjadi lebih silau karena tidak ada groundcover. Selain itu, terdapat bangunan display rumah kaca di grid yang berbatasan yang turut memengaruhi iklim mikro bagian ini.

Gambar 22 Bagian taman yang berbatasan dengan Jalan HOS Cokroaminoto

Bagian taman yang berbatasan langsung dengan Jalan HOS Cokroaminoto (Gambar 22) sama halnya dengan bagian yang berbatasan langsung dengan Jalan Prof. Moh. Yamin yang dipengaruhi oleh lanskap jalan. Bagian ini juga berhadapan dengan area pelayanan yaitu pertokoan dan hotel. Vegetasi yang digunakan pada bagian ini yaitu pucuk merah (Syzygium oleana), tabebuia (Tabebuia chrysanta), mahoni (Swietenia mahagoni), kamboja kuburan (Plumeria rubra), dan palem raja (Roystonea regia). Pucuk merah yang termasuk jenis semak ini ditanam sebagai aksen atau penambah estetika. Pucuk merah ditanam bersama dengan kamboja

kuburan. Kamboja kuburan juga memberikan nilai estetika. Begitu pula tabebuia yang ada memiliki tajuk yang tidak masif dan ditanam berjauhan sehingga tanaman ini hanya berfungsi sebagai aksen. Palem raja ditanam sejajar dengan trotoar sebagai pengarah. Mahoni yang ada belum mencapai ukuran dewasa. Dengan lebar tajuk sekitar 1,5 meter dan tinggi 2,5 meter, mahoni ini belum mampu memberikan naungan dan tajuk yang masif. Keberadaan groundcover di bagian ini seperti rumput gajah (Axonopuscompressus), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan ubi hias (Ipomoea batatas) membantu mengurangi silau serta melembutkan struktur dari dominasi penggunaan elemen keras.

Nilai suhu udara di bagian ini cukup bervariasi. Pada area yang dekat dengan pintu masuk gedung parkir taman memiliki nilai suhu udara tertinggi. Area ini hampir seluruhnya adalah perkerasan dan tidak terdapat vegetasi penaung. Hanya terdapat

groundcover yang menjadi batasan jalan masuk parkir dengan taman yaitu Suhu udara terendah terdapat di area yang terdapat pohon trembesi dan mahoni. Kelembaban di bagian ini tertinggi berada di grid yang memiliki suhu udara terendah yaitu di grid ke-45. Adanya vegetasi penaung cukup mampu menurunkan suhu udara serta meningkatkan nilai kelembaban.

Area olahraga merupakan area dengan perkerasan terluas di Taman Menteng. Di area ini terdapat lapangan basket, voli, dan futsal. Grid yang merupakan bagian dari area olahraga yaitu grid ke-2, 8, 11, 20, 23, 36, 39, dan 52. Bentuk lapangan yang berorientasi utara-selatan menjadikan area permainan tidak terganggu oleh sinar matahari ketika pagi dan sore hari. Saat siang hari yang terik pantulan sinar dari perkerasan cukup mengurangi kenyamanan, namun dengan adanya barisan pepohonan peneduh di sekitarnya mampu meningkatkan kualitas visual, kenyamanan, serta mengontrol angin. Jenis yang ditanam di sekitar area tersebut yaitu trembesi (Samanea saman), kamboja kuburan (Plumeria rubra), bintaro (Cerbera manghas), dadap merah (Erythrina cristagalli), biola cantik (Ficus lyrata), dan damar (Agathis alba). Trembesi mendominasi area disekitar lapangan. Dengan adanya trembesi, luas tajuk trembesi yang cukup luas dan bersifat menaungi mampu memengaruhi kenyamanan di sekitar lapangan.

Pada bagian yang berbatasan dengan Jalan Kediri ditanami vegetasi penaung seperti menteng (Baccaurea racemosa), damar (Agathis alba), trembesi (Samanea saman), dan kelapa sawit (Elaeis guinensis). Pohon menteng ditanam sebagai batas terluar taman dengan Jalan Kediri. Damar ditanam secara massal dengan jarak tanam sekitar 1,5 meter. Diantara tanaman damar terdapat beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam sejajar. Trembesi ditanam sejajar pada bagian yang dekat dengan area lapangan. Untuk groundcover digunakan rumput gajah. Kanopi yang ada belum mencapai ukuran maksimal namun sudah cukup membuat naungan yang memberikan kenyamanan di bagian ini. Suhu udara di bagian ini lebih rendah sekitar 1-2°C dibandingkan dengan areal lapangan olahraga. Meskipun berbatasan dengan Jalan Kediri, bagian ini tetap nyaman karena Jalan Kediri merupakan jalan lingkungan kompleks perumahan yang rendah intensitas kendaraannya. Hal ini berbeda dengan bagian yang berbatasan dengan Jalan Prof. Moh. Yamin dan Jalan HOS Cokroaminoto yang memiliki intensitas kendaraan tinggi.

Axis yang berupa jalur sirkulasi di Taman Menteng ini memiliki tanaman pengarah yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) yang ditanam berkesinambungan. Selain berfungsi sebagai pengarah, dari segi fungsi penanaman tanaman ini juga dapat berfungsi sebagai peneduh karena bentuk tajuk V dari sawo kecik mampu memberikan naungan. Saat pengamatan ukuran sawo kecik belum mencapai maksimal sehingga saat siang hari yang terik area axis terasa kurang nyaman. Selain sawo kecik, terdapat pula beringin karet (Ficus elastica) sebagai penaung serta beberapa jenis groundcover. Pada bagian axis terdapat tiga buah kolam air mancur. Keberadaan elemen air ini dapat mengurangi kesan kaku dari dominasi perkerasan axis.

Jalur sirkulasi yang ada dalam Taman Menteng cukup banyak. Setiap jalur sirkulasi selalu memadukan jenis vegetasi penaung, pengarah, semak rendah, maupun

groundcover yang menarik. Ruang-ruang yang terbentuk dengan adanya jalur sirkulasi ditanamai dengan berbagai jenis pohon peneduh seperti khaya (Khaya senegalensis), matoa (Pometia pinnata Forst.), kayu manis (Cinnamomum burmanii

(Agathis alba), dan kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.). Pada bagian tengah taman terdapat lapangan rumput mini football. Dengan adanya tegakan pohon akan menciptakan semakin banyak naungan sehingga suhu udara menjadi lebih rendah serta mengontrol nilai kelembaban.

Dokumen terkait