• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.3.3 Ikon, Indeks dan Simbol (Tipologi Tanda)

Tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya sendiri dan ini dipahami oleh seseorang serta memiliki efek di benak penggunanya. Setiap orang harus menyadari bahwa interpretan bukanlah pengguna tanda, namun Pierce menyebutnya dimana-mana efek pertandaan yang tepat, yaitu konsep mental yang dihasilkan baik oleh tanda maupun pengalaman pengguna terhadap obyek.

Untuk menjabarkan konsep relasi makna (tanda, interpretan, objek), Charles Sanders Pierce memiliki cara supaya memudahkan mengoperasionalkan konsep makna tersebut, Pierce memberikan pembagian tanda dalam tiga bagian yaitu ikon, indeks dan simbol yang disebut tipologi tanda. Ikon adalah tanda yang dicirikan oleh persamaannya (resembles) dengan objek yang digambarkan. Tanda visual seperti fotografi adalah ikon, karena tanda yang ditampilkan mengacu pada persamaannya dengan objek. Sebuah foto mobil Toyota Fortuner adalah ikon dari objek yang bernama mobil Toyota Fortuner, karena foto mobil tersebut berusaha menyamakan dengan objek yang diacunya. Karena bentuknya yang sama atau mirip dengan objek, ikon dapat diamati dengan cara melihatnya.

Indeks, adalah hubungan langsung antara sebuah tanda dan objek yang kedua-duanya dihubungkan. Indeks, merupakan tanda yang hubungan eksistensinya langsung dengan objeknya. Runtuhnya rumah-rumah adalah indeks dari gempa. Terendamnya bangunan adalah indeks dari banjir. Sebuah indeks dapat dikenali bukan hanya dengan melihat seperti halnya dalam ikon, tetapi perlu dipikirkan hubungan antara dua objek tersebut.

Simbol, adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan, atau aturan. Makna dari suatu simbol ditentukan oleh suatu persetujuan bersama, atau diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran. Lampu lalu lintas adalah simbol, warna merah berarti berhenti, hijau berarti jalan. Palang Merah adalah simbol yang maknanya diterima sebagai suatu kebenaran melalui konvensi atau aturan dalam kebudayaan yang telah disepakati. Kategori-kategori tersebut tidaklah terpisah dan berbeda. Satu tanda bisa saja kumpulan dari berbagai tipe tanda. Jadi titik tekan semiotika Pierce pada semiotika visual. Berbeda dengan Sausure yang menitikberatkan pada semiotika linguistik.

Berdasarkan gambar karikatur clekit versi Rumah Aspirasi tersebut maka konsep tripologi tanda akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam karikatur yang dimuat di Surat Kabar Jawa Pos adalah siput dengan cangkangnya.

2. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos teks sesuai dengan kinerjanya selama ini, inilah rumah aspirasi yang paling tepat untuk wakil rakyat kita, warna abu-abu yang melatar belakangi gambar karikatur tersebut.

3. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos ini adalah seseorang yang memegang siput, serta kotak yang didalamya terdapat teks.

Gambar 4.3

Gambar Karikatur Clekit versi Rumah Aspirasi Dalam Kategori Tanda Pierce

Ikon Cangkang dari siput

Indeks Teks sesuai dengan

kinerjanya selama ini, inilah rumah aspirasi yang paling

tepat untuk wakil rakyat kita. Warna

abu-abu yang menjadi latar belakang gambar Simbol Seseorang yang memegang siput, kotak yang terdapat

teks didalamnya

Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yaitu ikon (Icon), Indeks (Index), dan Simbol (Symbol), maka peneliti akan menginterpretasikan segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam

gambar karikatur clekit versi Rumah Aspirasi pada Harian Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010, baik berupa makna denotative dan makna konotatif

1. Ikon

Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Gambar sebuah cangkang dari seekor siput yang terdapat dalam karikatur clekit tersebut digunakan untuk bentuk penggambaran rumah aspirasi yang ketika itu diusulkan wakil rakyat kita (DPR) untuk wakil rakyat kita di daerah.

Ikon pada gambar karikatur clekit versi Rumah Aspirasi di harian Jawa Pos adalah sebuah cangkang dari seekor hewan siput. Cangkang yang terkandung dalam gambar karikatur adalah rumah aspirasi yang diusulkan oleh DPR pusat untuk para anggota DPRD di daerah. Digambarkan seekor siput dengan cangkangnya sehingga diibaratkan sebagai rumah aspirasi yang paling tepat untuk wakil rakyat kita. Siput juga digunakan karena hewan ini tergolong hewan yang sangat lambat dalam berjalan sehingga digunakan untuk menyindir para wakil rakyat yang selama ini sangat lambat dalam kinerjanya tetapi apabila sudah berhubungan dengan dana ataupun anggaran yang berkaitan dengan fasilitasnya langsung bersemangat. Tetapi apabila berhubungan dengan rakyat seakan-akan tidak memperdulikannya, hanya janji yang digemborkan pada saat kampanye pemilihan. Kampanye itu pun tidak terlepas dari tindak politik uang, membeli suara rakyat pada saat pemilihan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang calon anggota dewan harus mempunyai dana yang banyak.

yang digunakan untuk membeli suara rakyat. Oleh karena itu, pada saat terpilih dan menduduki kursi sebagai anggota dewan banyak cara digunakan untuk menganggarkan uang rakyat untuk keperluan tugas padahal dibalik itu semua pasti hanyalah kedok yang digunakan di mata publik.

Berdasarkan klasifikasi tanda dari Pierce, gambar seekor siput sebagai ikon dalam karikatur ini masuk dalam kategori Dicent Indexica Legisign yaitu tanda yang bermakna informasi atau menunjuk subjek informasi. Pada gambar karikatur tersebut yakni teks Rumah Aspirasi yang ditunjukkan dengan cangkang dari seekor siput. Iconic Sinsign yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa objek yang disorot dapat dikatakan sebagai sebuah cangkang dari seekor siput dengan rumah aspirasi, hal tersebut dapat disebabkan karena terdapat asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang dilihat dan berwujud siput (Sobur, 2006:43). Iconic legisign yakni tanda yang menginformasikan norma atau hokum. Proyek rumah aspirasi mengalami pertentangan dari berbagai kalangan masyarakat.

2. Indeks

Indeks merupakan tanda yang hadir secara asosiatif akibat adanya suatu hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal (hubungan sebab-akibat), atau tanda yang secara alamiah mengacu pada kenyataan atau tanda sebagai bukti. Pada indeks ini ditunjukkan dengan:

a. Teks” Sesuai dengan kinerjanya selama ini, inilah rumah aspirasi yang paling tepat untuk wakil rakyat kita”

Teks yang terdapat dalam karikatur tersebut diartikan bahwa berdasarkan kinerja wakil rakyat kita selama ini sangatlah mengecewakan banyak pihak. Banyak dari anggota dewan yang terjerat korupsi, terjerat kasus asusila, tidur pada saat sidang tentang kepentingan rakyat, tidak hadir saat sidang, merokok di dalam ruang sidang padahal sudah terekam kamera suatu stasiun televisi dan dilihat oleh masyarakat luas tetapi seakan tidak memperdulikannya dan lainnya. Pada saat Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat paripurna pertama, Selasa (21/9), deretan bangku kosong tetap saja terlihat. Sekretariat Jenderal DPR mencatat sebanyak 297 anggota dewan menandatangani daftar hadir sebelum rapat paripurna pertama anggota dewan dimulai. Artinya, lebih dari separuh dari 560 anggota telah hadir sehingga kuorum terpenuhi. Entah kemana sisa 243 anggota dewan lainnya? Bisa jadi mereka sedang melaksanakan tugasnya di lapangan atau hanya bermalas-malasan di rumah. Sementara itu, anggota dewan yang hadir pun tampak sibuk memainkan beragam peralatan elektronik, mulai dari ponsel hingga Ipad. Hal ini membuktikan bahwa tidak seharusnya para anggota dewan yang bersikap seperti tidak berpendidikan. Kasus korupsi yang menjerat anggota dewan baik di pusat maupun di daerah. Berbanding terbalik dengan janji yang diucapkan ketika kampanye. Banyaknya kasus-kasus yang menjerat anggota dewan

tidak membuat wakil rakyat kita jera dan merubah semua perilaku mereka. Bahkan membuat anggaran-anggaran, serta meminta fasilitas serta haknya tanpa memperdulikan kinerja mereka yang disorot banyak pihak. Salah satunya tentang usul rumah aspirasi. Rumah aspirasi yang disebut-sebut akan jadi sarana masyarakat untuk menyampaikan langsung aspirasinya kepada anggota dewan di daerah supaya bisa langsung sampai pada anggota dewan di pusat. Munculnya gagasan rumah aspirasi dinilai pengamat politik rawan korupsi dan kental dengan politik uang. Uang Rp 122 miliar yang dianggarkan sebaiknya untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan mutu pendidikan atau asuransi kesehatan. Pembangunan rumah aspirasi yang membutuhkan dana begitu banyak, belum dana untuk pemeliharaan dan perawatan per-tahunnya yang mencapai puluhan bahkan ratusan miliar rupiah. Yang tentu saja akan membuang uang rakyat untuk hal yang tidak perlu dan tidak penting. Proyek rumah aspirasi terkesan hanyalah bagi-bagi jatah uang saja pada anggota dewan didaerah. Berusaha mencari keuntungan pribadi untuk menutupi dana yang mereka keluarkan ketika kampanye pemilihan.

b. Gestur siput yang menunjukkan mata melirik tajam serta garis-garis hitam kecil diatas siput,

Gestur atau gerakan dari siput yang melirik tajam serta garis-garis hitam kecil diatasnya dapat diartikan bahwa sebenarnya para anggota dewan tersebut tidak suka apabila semua keburukkan yang selama ini

disembunyikan, diketahui oleh banyak pihak apalagi sampai ke masyarakat luas. Sedangkan garis-garis hitam kecil diatas siput atau lebih tepatnya garis hitam kecil tersebut persis berada diatas cangkang dari siput tersebut. Hal ini digunakan sebagai penegasan bahwa cangkang dari siput tersebut yang dipergunakan dalam penelitian ini.

3. Simbol

Simbol merupakan tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya yang bersifat arbiter (semena). Dalam simbol tidak ada hubungan atau kemiripan antara tanda dengan obyeknya. Sebuah simbol dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu. Adapun yang menjadi simbol dalam gambar karikatur clekit versi Rumah Aspirasi adalah:

a. Seseorang yang memegang siput sambil tertawa dan melirik ke samping Seseorang yang memegang siput sambil tertawa dan melirik ke samping apabila di artikan bahwa gambar seorang laki-laki yang memakai baju lengan panjang dengan lengan bajunya disingsingkan. Memakai topi dan celana hitam. Mempunyai kesan santai, karena baju yang dikenakan merupakan kaos berkerah. Membuka lebar mulutnya dan seperti sedang tertawa yang berarti menunjukkan kesan mengejek, memberikan gurauan. Membuka mata lebar sambil melirik santai yang menunjukkan ingin memberitahukan sesuatu serta tertawa. Tangan kiri yang memegang

pinggang yang menunjukkan rasa kesal. Gambaran laki-laki tersebut mewakili masyarakat dari kalangan biasa saja jika dilihat dari penampilannya tersebut. Hal inilah yang menjadi perwujudan dari masyarakat umum. Karena pada dasarnya banyak dari masyarakat kita yang masih banyak berada dibawah garis kemiskinan. Masih banyak dari masyarakat yang kecewa dan memandang bahwa para wakil rakyat hanya mementingkan dirinya sendiri. Tidak mau melihat penderitaan yang terjadi di masyarakat. Akan tetapi masyarakat sekarang ini sudah sangat pandai dalam membaca tingkah laku para anggota dewan apabila mereka ribut dalam menghambur-hamburkan uang rakyat. Masyarakat sudah tidak bisa dibodohi lagi seperti dahulu.

b. Kotak yang didalamnya terdapat teks

Kotak yang didalamnya terdapat teks dapat diartikan bahwa kotak tersebut adalah kotak yang berisi kumpulan kata-kata yang diungkapkan oleh seorang laki-laki yang memegang siput tersebut. Hal ini merupakan ungkapan-ungkapan sindiran, ejekan yang disampaikan oleh masyarakat umum terhadap para anggota dewan, akibat dari perilaku dan tingkah laku yang sama sekali tidak memperdulikan rakyat dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

4.4 Pemaknaan Keseluruhan Gambar Karikatur Clekit versi Rumah Aspirasi

Dokumen terkait