• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING

Dalam dokumen Halaman/ P a g e ************************** (Halaman 95-98)

ATAS HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN OF SUBSIDIARIES’ NET BOOK VALUE OVER ACQUISITION COST

46. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING

CONCERN

Sejak semester kedua tahun 2008, pasar-pasar di belahan dunia mengalami kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh salah satu diantaranya krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang meluas ke investasi, produk-produk keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak pada pasar di Amerika Serikat ditambah dengan penurunan nilai Dolar Amerika Serikat yang tajam dan serangkaian perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain mengakibatkan krisis meluas ke bagian lain di dunia.

Starting in the second semester 2008, many markets in various parts of the world experienced adverse economic condition. This condition was triggered by, among others, the housing and mortgage loans crisis in the United States of Amerika (USA) that spread to securities, structured products and commodity markets. The volatility in USA markets coupled with the sharp appreciation in the US Dollars and a series of corporate bankcruptcies and takeovers enabled the crisis to spread to other parts of the world.

Akibat dari krisis finansial global ini juga telah dirasakan di Indonesia dengan adanya penurunan nilai Rupiah, penurunan permintaan, penurunan harga komoditas, penurunan pasar efek-efek, kenaikan suku bunga yang diikuti juga dengan likuiditas yang semakin ketat dan kenaikan risiko kredit secara signifikan.

The impact of the global financial crisis has also been felt in Indonesia as the Indonesia Rupiah weakened, demand decreased, commodity price decreased, securities market declines, interest rates increased, followed by decreases, tightened liquidity conditions and increased credit risks.

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, beberapa Anak perusahaan mengalami akumulasi kerugian bersih dan defisiensi modal. Jumlah akumulasi rugi Anak-anak perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp 1,42 triliun dan Rp 1,61 triliun dan defisiensi modal pada tahun yang sama masing-masing sebesar Rp 13,43 miliar dan Rp 87,53 miliar, terdiri dari:

As of December 31, 2008 and 2007, certain Subsidiaries were in deficit which resulted in negative cash flow, accumulated losses and capital deficiency. Total deficit from the Subsidiaries as of December 31, 2008 and 2007 amounted to Rp 1.42 trillion and Rp 1.61 trillion, and capital deficiency are amounted to Rp 13.43 billion and Rp 87.53 billion, respectively, comprising of:

ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan) CONCERN (Continued)

2008 2007

Akumulasi Rugi Accumulated losses

PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) ( 1.381.619.275.041 ) ( 1.473.455.082.926 ) PT Bakrie Swasakti Utama (BSU)

PT Krakatau Lampung Tourism PT Krakatau Lampung Tourism

Development (KLTD) ( 21.585.868.908 ) ( 20.938.555.738 ) Development (KLTD) PT Bumi Daya Makmur (BDM) ( 9.439.186.219 ) - PT Bumi Daya Makmur (BDM) PT Superwish Perkasa (SP) ( 5.908.720.909 ) - PT Superwish Perkasa (SP) PT Bakrie Pangripta Loka (BPL) ( 668.232.205 ) - PT Bakrie Pangripta Loka (BPL) PT Citrasaudara Abadi (CSA) ( 63.187.242 ) - PT Citrasaudara Abadi (CSA) PT Puri Diamond Pratama (PDP) - ( 51.282.065.105 ) PT Puri Diamond Pratama (PDP) PT Elangperkasa Pratama (EPP) - ( 44.957.265.359 ) PT Elangperkasa Pratama (EPP) PT Elangparama Sakti (EPS) - ( 16.423.092.631 ) PT Elangparama Sakti (EPS)

Jumlah ( 1.419.284.470.524 ) ( 1.607.056.061.759 ) Total

Defisiensi modal Capital Deficiencies

PT Krakatau Lampung Tourism PT Krakatau Lampung Tourism

Development (KLTD) ( 13.426.465.958 ) ( 12.751.131.988 ) Development (KLTD) PT Puri Diamond Pratama (PDP) - ( 37.012.075.855 ) PT Puri Diamond Pratama (PDP) PT Elangperkasa Pratama (EPP) - ( 27.340.265.359 ) PT Elangperkasa Pratama (EPP) PT Elangparama Sakti (EPS) - ( 10.423.092.631 ) PT Elangparama Sakti (EPS)

Jumlah ( 13.426.465.958 ) ( 87.526.565.833 ) Total

Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang akan berpengaruh pada kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Agar operasional Anak perusahaan dapat berjalan dengan baik, Perusahaan telah merencanakan dan meneruskan tindakan-tindakan sebagai berikut :

The Company and its Subsidiaries have been influenced an will continue to be affected by the uncertainties which will effects on the Company’s future business and in order to assure that Subsidiaries have good prospects, the Company has planned and continuously implement the following:

a. Mendapatkan usaha-usaha baru yang prospektif; b. Memfokuskan pada proyek-proyek jangka pendek

(strata title);

c. Efisiensi biaya-biaya operasional;

d. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan manajemen;

e. Mencari investor strategis untuk mempercepat pengembangan usaha;

f. Memperpanjang jangka waktu kredit untuk pembelian tunai bertahap; dan

g. Memberikan subsidi selisih bunga.

a. Finding new businesses that have good prospects; b. Focusing on short-term projects (strata title); c. Increasing cost efficiencies;

d. Improving the professionalism of employees and the management;

e. Finding strategic partners to accelerate project development;

f. Extending the credit term for installment cash purchased; and

g. Subsidizing interest difference.

Walaupun kondisi ekonomi tidak menguntungkan, manajemen berpendapat bahwa Perusahaan akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karena itu, laporan keuangan ini telah disusun dengan menggunakan basis usaha yang berkelanjutan.

Although the economic condition was not positive, the management believe that the Company can continue its operation in the future. Thus, the financial statements have been prepared based on going concern basis.

Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan ini yang mengindikasikan timbulnya ketidakpastian terhadap kemampuan kelangsungan usaha Perusahaan sebagai akibat dari memburuknya kondisi perekonomian Indonesia.

There is no events subsequent to balance sheet date until the date of this report occur that give rise to the uncertainties of the Company going concern as an impact of the worsening current economy of Indonesia.

a. Pada tanggal 2 Januari 2009, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan dan PT Danatama Makmur menandatangani addendum II atas perjanjian pinjam meminjam. Berdasarkan addendum tersebut jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 (lihat Catatan 17).

a. On January 2, 2009, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary and PT Danatama Makmur entered into admendment II of loan agreement. Based on the admendment, the due date of the loan has been extended to December 31, 2009 (see Note 17).

b. Pada tanggal 13 Januari 2009, Perusahaan dan PT Recapital Asset Management (Recapital) menandatangani addendum kedua atas perjanjian kontrak jasa manajer investasi. Berdasarkan addendum tersebut jangka waktu kontrak pengelolaan dana yang jatuh tempo pada tanggal 15 Januari 2009 sebesar Rp 25 miliar diperpanjang sampai dengan tanggal 15 Januari 2010 (lihat Catatan 5).

b. On January 13, 2009, the Company and PT Recapital Assets Management (Recapital) entered into second admendment of discretionary fund agreement. Based on the admendment the period of discretionary fund which due on January 15, 2009 amounting to Rp 25 billion has been extended to January 15, 2010 (see Note 5).

c. Pada tanggal 16 Januari 2009, BSU telah melunasi Surat Sanggup kepada Amerasia International Limited sebesar AS$ 0,94 juta (lihat Catatan 17).

c. On January 16, 2009, BSU’s promissory notes to Amerasia International Limited amounted to US$ 0.94 million has been fully paid (see Note 17). d. Pada tanggal 16 Januari 2009, Perusahaan telah

mencairkan dana investasinya di PT Recapital Asset Management (Recapital) sebesar Rp 42,41 miliar sesuai dengan perjanjian Kontrak Jasa Manajemen Investasi periode 5 Pebruari 2008 sampai dengan 5 Pebruari 2009 (lihat Catatan 5).

d. On January 16, 2009, the Company had withdrawn its short-term investment in PT Recapital Assets Management (Recapital) amounting to Rp 42.41 billion based on discretionary fund agreement periods February 5, 2008 until February 5, 2009 (see Note 5).

e. Pada tanggal 20 Januari 2009, persediaan barang The Commerce Club yang terletak di gedung Wisma Bakrie II sebesar kurang lebih Rp 104,89 juta dan aset tetap sebesar Rp 6,34 miliar musnah karena kebakaran. Sampai dengan tanggal laporan ini, BSU, Anak perusahaan masih dalam proses klaim dengan pihak asuransi.

e. On January 20, 2009, The Commerce Club inventories which located in Wisma Bakrie II building approximately amounting to Rp 104.89 million and fixed assets amounting to Rp 6.34 billion was destroyed by fire. Until the date of this report, BSU, a Subsidiary is still in processing the insurance claim.

f. Pada tanggal 25 Pebruari 2009, Perusahaan telah mencairkan dana investasinya di PT Danatama Makmur sebesar AS$ 8 juta sesuai dengan perjanjian Kontrak Jasa Manajemen Investasi periode 28 Nopember 2008 sampai dengan 2 Mei 2009 (lihat Catatan 5).

f. On February 25, 2009, the Company had withdrawn its short-term investment in PT Danatama Makmur amounting to US$ 8 million based on discretionary fund agreement periods November 28, 2008 until May 2, 2009 (see Note 5).

g. Pada tanggal 4 Maret 2009, Perusahaan telah mencairkan dana investasinya di Recapital sebesar Rp 32 miliar sesuai dengan perjanjian Kontrak Jasa Manajemen Investasi periode 2 Juli 2008 sampai dengan 2 Juli 2009 (lihat Catatan 5).

g. On March 4, 2009, the Company had withdrawn its short-term investment in Recapital amounting to Rp 32 billion based on discretionary fund agreement periods July 2, 2008 until July 2, 2009 (see Note 5).

h. Pada tanggal 10 Maret 2009, Perusahaan dan Recapital menandatangani addendum pertama atas perjanjian kontrak jasa manajer investasi. Berdasarkan addendum tersebut jangka waktu kontrak pengelolaan dana yang jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2009 sebesar Rp 20,5 miliar diperpanjang sampai dengan tanggal 11 September 2009 (lihat Catatan 5).

h. On March 10, 2009, the Company and Recapital entered into first admendment of discretionary fund agreement. Based on the admendment the period of discretionary fund which due on March 11, 2009 amounting to Rp 20.5 billion has been extended to September 11, 2009 (see Note 5).

48. REKLASIFIKASI AKUN 48. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS

Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2007 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2008.

Certain accounts in the 2007 consolidated financial statements have been reclassified to conform with the presentation of accounts in the 2008 consolidated financial statements.

Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa standar akuntansi revisi yang mungkin berdampak ke laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai berikut:

The Indonesian Institute of Accountant issued several revised Accounting Standards which possible effect to consolidated financial statements of the Company and Subsidiaries, as follows:

- PSAK 14 (Revisi 2008) - Persediaan (berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009).

- PSAK 14 (Revised 2008) - Inventories (effective for financial statements beginning on or after January 1, 2009).

- PSAK 50 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009).

- PSAK 50 (Revised 2006) - Financial Instruments: Presentation and Disclosures (effective for financial statements beginning on or after January 1, 2009).

- PSAK 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009).

- PSAK 55 (Revised 2006) - Financial Instruments: Recognition and Measurement (effective for financial statements beginning on or after January 1, 2009).

Pada tanggal 30 Desember 2008, IAI telah mengumumkan penundaan berlakunya PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) selama 1 tahun melalui surat No. 1705/DSAK/IAI/12/2008 sehingga PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) akan berlaku utuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010.

On December 30, 2008, IAI announced the postponement application of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) for 1 year through its letter No. 1705/DSAK/IAI/12/2008. Therefore, both PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) will be applicable for financial statements covering periods beginning on or after January 1, 2010.

Perusahaan dan Anak perusahaan masih mengevaluasi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasian.

The Company and Subsidiaries is evaluating the effects of these standards on the consolidated financial statements.

50. INFORMASI TAMBAHAN 50. SUPPLEMENTARY INFORMATION

Berikut pada halaman 93 sampai dengan halaman 98, adalah informasi keuangan Perusahaan (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perusahaan pada Anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi.

The following financial information of the Company (parent company only) on pages 93 to 98 presents the Company’s investments in Subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidated method.

51. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam dokumen Halaman/ P a g e ************************** (Halaman 95-98)

Dokumen terkait