• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat meliputi spesifikasi kebutuhan implementasi dan tampilan aplikasi. Kemudian untuk tahap uji coba akan dilakukan dengan kriteria pengujian fungsionalitas sistem, kompabilitas sistem, dan efisiensi sistem. Sasaran dari uji coba dan evaluasi adalah untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari aplikasi yang mungkin terjadi sehingga dapat diperbaiki

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran dari uraian-uraian yang terdapat pada bab-bab sebelumnya mengenai aplikasi

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.

TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang dasar teori pendukung yang digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir, yaitu teori yang terkait dengan aplikasi mobile SOS jamaah haji berbasis web.

2.1 Penelitian Pendahuluan

Tersesat tentu tidak terlepas dari kurangnya pemahaman tentang bahasa, usia sudah lanjut, dan seluk beluk bangunan kota Arab Saudi yang penuh dengan manusia yang berpakaian sama dengan jumlah ribuan. Karena itu telah dilakukan pengembangan SOS ke arah aplikasi mobile sehingga dapat mempermudah penggunaan aplikasi mobile baik para pengguna atau jamaah haji yang minim pengetahuan akan perkembangan teknologi dan mempermudah pencarian oleh para petugas atau koordinator rombongan yang sedang bertugas.

Aplikasi mobile SOS jamaah haji berbasis android ini adalah aplikasi yang terbagi atas client (jamaah haji) dan server (koordinator regu), memungkinkan bagi jamaah haji yang tersesat dengan menggunakan smartphones ber-platform

Android mengirimkan lokasi titik koordinat tempat ia tersesat. Kemudian

koordinator kelompok dimana tempat jamaah haji tersesat dinaungi dapat mengetahui lokasi jamaah tersesat. Adapun aplikasi menggunakan Application

Programming Interface (API) sebagai jembatan untuk mengirimkan informasi

berupa koordinat atau posisi terakhir jamaah haji yang sedang tersesat kepada

dapat memberikan solusi mempermudah koordinator mempersingkat waktu dalam pencarian jamaah haji yang tersesat. (Juni Hardi Tiyo, 2013)

Dalam penelitian sebelumnya ini, aplikasi yang dibangun berdasarkan

platform Android, sehingga tidak bisa berjalan pada lintas platform seperti Blackberry, Symbian ataupun iOS. Untuk fitur yang ada pada aplikasi berbasis

android ini tampilan untuk koordinator masih minim informasi tentang berapa jumlah total jamaah haji yang tersesat pada waktu bersamaan, jadi hanya bisa menampilkan maksimal satu buah titik koordinat jamaah yang tersesat. Sehingga jika terdapat jamaah tersesat lebih dari satu pada waktu bersamaan, aplikasi tersebut tidak dapat menampilkannya semua.

2.2 Pengertian Haji

Haji secara etimologi adalah berkunjung. Adapun secara terminologi adalah mengunjungi Baitul Haram dengan amalan tertentu, pada waktu tertentu. Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan dan lain-lain sebagainya. Pergi haji adalah ibadah yang masuk dalam rukun islam yakni rukun islam ke lima yang dilakukan minimal sekali seumur hidup. (DR. Ahmad Zain An-Najah, M.A., 2011)

2.2.1 Penyebab J amaah Haji Tersesat

Secara umum, hilang dan tersesatnya jamaah haji dikarenakan mereka kurang mendapatkan informasi yang cukup. Kurang informasi itu berakibat pada kurangnya gambaran tentang keadaan dan situasi kota di Arab Saudi. Beberapa hal yang sering menjadi penyebab jamaah haji tersesat, antara lain:

a. Salah pintu masjid.

Banyak jamaah yang tersesat diawali dengan kelirunya mengambil pintu (gate) keluar dari Masjidil Haram. Mungkin mereka tidak perhatian pada nomor pintu (gate), khususnya yang dari pelataran ka’bah. Hal ini bisa dimaklumi karena memang jumlah pintu Masjidil Haram ada 94 pintu dan mayoritas mereka yang tersesat karena berbeda pintu ketika masuk dan saat keluar.

b. Usia jamaah haji.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas jamaah haji asal Indonesia adalah jamaah haji yang berusia lanjut. Hal itu pula yang sering menjadi penyebab tersesatnya mereka.

c. Terpisah dengan kelompok.

Kebanyakan, mereka terlepas dari rombongan ketika melakukan thawaf. Perlu diketahui bahwa thawaf di pelataran ka’bah kadang berseiko terputus dari rombongan. Itu dikarenakan padatnya pelataran ka’bah, khusunya di daerah Maqom Ibrahim, dimana kepadatan manusia sulit sekali diterobos. (Okezone, 2011)

2.2.2 Pr osedur Penanganan J amaah Ter sesat

Terdapat lima prosedur operasi standar apabila jemaah haji tersesat : a. Sebelum melakukan kegiatan petugas memberikan instruksi untuk

menghafalkan lokasi pondokan atau hotel yang menjadi tempat tinggal di tahah suci atau lihat sekeliling tempat pondokan baik di Madinah atau Mekkah atau tenda ketika di Mina.

b. Petugas mencatat nomor telepon atau kontak pimpinan rombongan atau pembimbing haji rombongan.

c. Petugas memberikan instruksi agar membiasakan berangkat untuk bepergian bersama rombongan jamaah haji.

d. Saat ditemukan jamaah haji tersesat kemudian diantar ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah. Petugas mengantar jamaah haji tersesat ke penginapan atau pondokkan tempat jamaah haji tinggal.

2.3 Geolocation API

Geolocation API adalah sebuah prosedur high-level interface dimana memungkinkan pelacakan atau pemetaan informasi lokasi seperti garis lintang dan bujur berdasarkan permintaan dari sebuah permintaan sebuah perangkat. Secara umum permintaan sebuah lokasi lintang dan bujur bersumber dari Global Position

Location (GPS) dan lokasi dari sinyal jaringan seperti alamat IP, RFID, WiFi,

MAC Address dari Bluetooth, Cell ID dari jaringan GSM/CDMA atau bisa juga berasal dari masukan pengguna. (W3C, 2013)

Geolocation API dirancang untuk memungkinkan suatu permintaan lokasi dan dapat di-update secara berulang-ulang, serta mempunyai kemampuan untuk menyimpan query lokasi lintang dan bujur tersebut kedalam sebuah cache.

Untuk mendapatkan sebuah lokasi dari pengguna, cara kerja Geolocation API pada tiap perangkat berbeda-beda dan masing-masing memiliki tingkat akurasi yang berbeda pula. Sebuah browser desktop mungkin bisa menggunakan WiFi (akurasi hingga 20m) atau IP Address yang hanya akurat jika digunakan di dalam kota. Sedangkan untuk perangkat mobile cenderung menggunakan teknik triangulasi seperti GPS, WiFi dan Cell ID GSM / CDMA (akurasi hingga 1000m).

Beberapa perangkat mobile populer seperti iPhone atau Android, mendukung dua metode untuk mencari sebuah lokasi dari pengguna. Metode pertama yaitu tringulasi, dimana Geolocation API akan mencari tahu lokasi berdasarkan kedekatan relatif dari perangkat mobile dengan menara BTS dari

operator seluler yang digunakan oleh pengguna. Metode ini cepat dan tidak

memerlukan penggunaan dari GPS khusus, namun hanya memberikan gambaran dimana pengguna berada. Tergantung dari berapa banyak menara BTS di daerah tersebut, Tingkat akurasi bisa hanya satu blok dari posisi pengguna sebenarnya atau bahkan bisa mencapai 1000 meter segala arah dari menara BTS tersebut.

Metode kedua benar-benar menggunakan perangkat keras GPS yang sudah ada pada perangkat mobile tersebut dimana GPS akan berkomunikasi dengan satelit. GPS biasanya dapat menentukan lokasi pengguna dengan akurasi hanya radius beberapa meter.

Cara kerja dari Geolocation API yang berbeda-beda ini adalah tergantung dari pengembang aplikasi. Bisa saja aplikasi tersebut tidak membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi. Disisi lain, bisa saja pengembang aplikasi benar-benar membutuhkan lokasi dengan tingkat akurasi tinggi. Penggunaan kebutuhan tingkat akurasi yang tinggi itu sendiri akan berpengaruh terhadap penggunaan sumber daya dari perangkat mobile. Semakin tinggi akurasi yang dihariskan semakin banyak pula penggunaan dari sumber daya perangkat tersebut. (Mark Pilgrim, 2010)

Spesifikasi Geolocation API secara eksplisit menyatakan bahwa sifat dari API ini adalah untuk mengekspos lokasi dari user, oleh karena itu maka untuk mendapatkan lokasi dari user harus mendapatkan izin dari user untuk kemudian

browser akan menangani ini dengan memunculkan sebuah popup berisi pesan

untuk meminta izin tadi.

Gambar 2.1 Contoh Permintaan Izin Geolocation dari Pengguna

Geolocation API telah didukung oleh banyak browser pada perangkat

desktop dan mobile. Untuk beberapa browser dan perangkat lama dapat

mendukung fitur ini dengan menggunakan library tambahan. Saat ini Geolocation API didukung oleh browser desktop berikut:

a. Firefox 3.5+ b. Chrome 5.0+ c. Safari 5.0+ d. Opera 10.60+

e. Internet Explorer 9.0+

Sedangkan dukungan untuk perangkat mobile, adalah seperti berikut: a. Android 2.0+

b. iPhone 3.0+

c. Opera Mobile 10.1+

d. Symbian (S60 3rd & 5th generation) e. Blackberry OS 6

(Natha Fatima, 2012)

2.4 HTML5

HTML (Hyper Text Markup Language) merupakan dasar bahasa markup yang digunakan untuk menampilkan halaman web. HTML pada awalnya dikembangkan untuk menampilkan halaman web statis yang sederhana. Halaman

web statis sederhana yang dimaksud adalah halaman web yang hanya terdiri dari beberapa teks statis dan gambar sederhana tanpa animasi apapun.

Gambar 2.2 Logo HTML5

Seiring dengan pertumbuhan dan popularitas dunia World Wide Web dengan kebutuhan akan website yang lebih interaktif dengan konten dinamis pula, adalah suatu kebutuhan yang harus dikembangkan untuk beberapa hal kompleks aplikasi. Dikarenakan keterbatasan HTML, banyak pengembang yang akhirnya bergantung kepada plugin dari pihak ketiga seperti Flash atau Silverlight demi membuat halaman website mereka lebih dinamis. Kerugian terbesar dari penggunaan plugin pihak ketiga adalah bahwa pengguna diharuskan untuk menginstal plugin tersebut untuk melihat halaman web. Kerugian lainnya adalah dengan semakin menjamurnya plugin dari pihak ketiga didalam aplikasi atau

browser membuat sebuah aplikasi web susah untuk menembus banyak browser.

Hal ini dikarenakan setiap plugin mempunyai cara yang berbeda-beda baik cara penulisan source code ataupun cara kerjanya.

Untuk pengembangan HTML menjadi bahasa markup yang lebih universal, sejak tahun 2006 W3C (World Wide Web Consortium) telah bekerja sama dengan WHATWG (Web Hypertext Application Technology Working

Group). WHATWG merupakan kelompok kerja pengembang web dan aplikasi,

dan W3C merupakan pengembang dari XHTML 2.0 akhirnya merilis HTML5 yang merupakan revisi kelima dari HTML dan pada Juni 2011 masih dalam

pengembangan. Tujuan utama pengembangan HTML5 diantaranya untuk memperbaiki teknologi HTML agar mendukung teknologi multimedia terbaru, mudah dibaca oleh manusia dan juga mudah dimengerti oleh mesin.

Teknologi baru dalam HTML5 sendiri bukan hanya ada terdapat penambahan tag atau penyempurnaan tag. Memang benar hal itu merupakan bagian penting dari apa yang baru dari HTML5, tapi bukan itu inti keseluruhan dari teknologi baru yang bernama HTML5. Spesifikasi HTML5 juga mendefinisikan bagaimana tag-tag HTML5 dapat berinteraksi dengan JavaScript, melalui Document Object Model (DOM). Sebagai contoh dalam tag <video>, HTML5 tidak hanya mendefinisikan sebagai tag <video> untuk memuat video, tetapi terdapat sebuah DOM API yang sesuai untuk objek video dalam DOM. API ini dapat digunakan untuk mendeteksi apakah dokumen ini mendukung format video yang lain, dapat melacak berapa banyak video yang telah di-download, dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah penanganan video. (Mark Pilgrim, 2010)

2.4.1 Elemen canvas.

Dengan elemen ini sekarang bisa memungkinkan untuk membuat sebuah diagram, grafis atau sebuah animasi yang kompleks. Jika dahulu untuk membuat sebuah animasi dalam halaman web dibutuhkan sebuah plugin flash maka dengan elemen canvas sudah bisa membuat sebuah animasi. Elemen canvas sederhana namun sangat kuat karena hampir semua jenis grafis 2D dapat dibuat dengan sangat mudah dengan bantuan elemen canvas.

Untuk membuat sebuah grafis yang kompleks bisa memadukan dengan

semua jenis gambar dan grafis yang digambar memakai Javascript. Dengan menggunakan Javascript kita bisa mendapatkan grafis yang diperlukan dengan sangat mudah.

2.4.2 Local Storage

Salah satu keterbatasan terbesar dari HTML adalah tidak adanya kemampuan penyimpanan data. Teknologi masa depan bukan tidak mungkin mengharuskan adanya sebuah penyimpanan data pada sisi perangkat pengguna. Karena jelas ini adalah lahan dimana aplikasi bawaan dari suatu perangkat mobile memiliki keuntungan besar dibandingkan aplikasi web bahwa aplikasi native telah memiliki media penyimpanan sendiri.

Hal itu pula yang coba dipecahkan solusinya oleh HTML5 dengan memperkenalkan kemampuan penyimpanan data. Salah satu media penyimpanan lokal yang mendukung HTML5 adalah database SQLite. SQLite adalah database yang sudah tertanam dalam browser dimana dia menyediakan semua kemampuan ditetapkan dan terstruktur penyimpanan data. Sebagai media penyimpanan data yang tertanam di browser tidak memerlukan instalasi. Ukuran standar masing-masing database 5Mb dan dapat diperbesar dengan izin pengguna.

2.4.3 HTML5 Geolocation API

Meskipun pada dasarnya Geolocation bukan merupakan bagian dari HTML5, dan Geolocation mempunyai spesifikasi sendiri, tetapi HTML5 juga menyediakan Geolocation API kepada pengembang aplikasi yang ingin memfasilitasi dalam menambahkan fitur berbasis lokasi untuk aplikasi mereka. Seperti sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, dengan HTML5 Geolocation API memungkinkan untuk berbagi posisi geografis pengguna dengan mencari

lintang dan bujur. HTML5 Geolocation API menemukan lokasi pengguna melalui GPS, menggunakan sinyal menara BTS terdekat atau menggunakan sumber-sumber lain seperti Alamat IP. (Mark Pilgrim, 2010)

2.5 Google Maps API

Saat ini Google Maps adalah layanan pemetaan berbasis web yang populer. Google Maps adalah layanan aplikasi dan teknologi peta berbasis web yang disediakan oleh Google secara gratis (bukan untuk kepentingan komersial), temasuk di dalamnya website Google Maps (http://maps.google.com), Google Ride Finder, Google Transit, dan peta yang dapat disisipkan pada website lain melalui Google Maps API.

Gambar 2.3 Logo Google Maps

Google Maps API adalah sebuah layanan yang disediakan untuk pengembang yang ingin memanfaatkan Google Maps untuk ditampilkan pada aplikasi. Google Maps API dapat ditambahkan ke dengan menggunakan JavaScript. API tersebut menyediakan banyak fasilitas dan utilitas untuk memanipulasi peta dan menambahkan konten ke peta melalui berbagai layanan, memungkinkan untuk membuat aplikasi berbasis geografis.

Pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan Google Maps API adalah tentang HTML dan JavaScript, sedangkan peta sudah disediakan oleh Google. Jadi seorang developer aplikasi hanya berkonsentrasi tentang data dan biarkan urusan peta ditangani oleh Google, sehingga dapat menghemat waktu.

Seperti layanan aplikasi Google lainnya. Google Maps dibangun dengan menggunakan javascript, seperti ketika user menggeser pada peta, sepetak peta akan di-download dari server dan ditampilkan pada user tanpa harus memperbarui seluruh halaman web. Sebuah lokasi yang ditunjukkan dengan sebuah pin sebenarnya adalah berupa file PNG transparan yang diletakkan di atas peta. Teknik yang digunakan untuk memberikan interaktifitas yang tinggi dengan cara melakukan request secara asynchronous dengan Javascript dan XML yang juga dikenal dengan AJAX.

Versi terakhir dari Google Maps API adalah versi 3 akan tetapi JavaScript API yang digunakan mirip dengan versi sebelumnya. Versi 3 didesain lebih cepat, khusunya untuk mobile browser seperti Android dan iPhone.

Untuk mulai menggunakan Google Maps API terlebih dahulu harus mempunyai Google Maps API key dan untuk mendapatkannya harus mendaftarkan diri pada situs http://code.google.com/apis/maps/signup.html, tentunya terlebih dahulu harus mempunyai akun di Gmail.

2.5.1 Google Maps Dir ections

Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh Google Maps adalah pencarian rute dari suatu titik koordinat menuju koordinat lainnya. Rute yang dihasilkan dapat mencakup hingga beberapa mode transportasi, yaitu rute berdasarkan mode mengemudi, mode angkutan umum, jalan kaki, hingga bersepeda. Beberapa dari fasilitas tersebut hanya mendukung untuk beberapa daerah atau negara. (Andi Sunyoto, 2009)

2.6 PHP Fr amewor k CodeIgniter

CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan

model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal. CodeIgniter dirilis pertama kali pada 28 Februari 2006. Versi terakhir adalah 2.1.0 dapat dilihat di situs resminya.

Gambar 2.4 Logo CodeIgniter

Sebelum membahas lebih jauh tentang salah satu framework PHP ini, mungkin kalian ada yang masih bingung apa itu Framework, apa itu VMC (Model, View, Controller).

Framework secara sederhana dapat diartikan kumpulan dari

fungsi-fungsi/prosedur-prosedur dan class-class untuk tujuan tertentu yang sudah siap digunakan sehingga bisa lebih mempermudah dan mempercepat pekerjaan seorang pemrograman, tanpa harus membuat fungsi atau class dari awal.

Ada beberapa alasan mengapa menggunakan Framework:

a. Mempercepat dan mempermudah pembangunan sebuah aplikasi web. b. Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah ada pola

tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti pola standar yang ada).

c. Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi, ORM,

pagination, multiple database, scaffolding, pengaturan session, error handling, dll).

d. Lebih bebas dalam pengembangan jika dibandingkan CMS. 2.6.1 Konsep Model-View-Controller (MVC)

Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer

dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk,

MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang

membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi yaitu:

a. View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu aplikasi web bagian ini biasanya berupa file template HTML, yang diatur oleh controller. View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan data kepada user. Bagian ini tidak memiliki akses langsung terhadap bagian model.

b. Model, biasanya berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data (insert, update, delete, search), menangani validasi dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan langsung dengan bagian view.

c. Controller, merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian

model dan bagian view, controller berfungsi untuk menerima request dan

Dengan menggunakan prinsip MVC suatu aplikasi dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan developernya, yaitu programmer yang menangani bagian model dan controller, sedangkan designer yang menangani bagian view, sehingga penggunaan arsitektur MVC dapat meningkatkan maintanability dan organisasi kode. Walaupun demikian dibutuhkan komunikasi yang baik antara

programmer dan designer dalam menangani variabel-variabel yang akan

ditampilkan.

2.6.2 Kelebihan dar i CodeIgniter

Ada beberapa kelebihan CodeIgniter (CI) dibandingkan dengan Framework PHP lain, diantaranya:

a. Performa sangat cepat : salah satu alasan tidak menggunakan framework adalah karena eksekusinya yang lebih lambat daripada PHP from the

scracth, tapi codeigniter sangat cepat bahkan mungkin bisa dibilang codeigniter merupakan framework yang paling cepat dibanding framework

yang lain.

b. Konfigurasi yang sangat minim (nearly zero configuration) : tentu saja untuk menyesuaikan dengan database dan keleluasaan routing tetap diizinkan melakukan konfigurasi dengan mengubah beberapa file konfigurasi seperti database.php atau autoload.php, namun untuk menggunakan codeigniter dengan setting standard, anda hanya perlu merubah sedikit saja file pada folder config.

c. Banyak komunitas: dengan banyaknya komunitas CI ini, memudahkan kita untuk berinteraksi dengan yang lain, baik itu bertanya atau teknologi terbaru.

d. Dokumentasi yang sangat lengkap : Setiap paket instalasi codeigniter sudah disertai user guide yang sangat bagus dan lengkap untuk dijadikan permulaan, bahasanya pun mudah dipahami.

(Supono, 2010)

2.7 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat

MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial

untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Gambar 2.5 Logo MySQL

Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata

(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan

MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan

produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya. SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

Kehandalan suatu sistem basisdata (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya. Sebagai peladen basis data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional maupun operasi basisdata transaksional. Pada modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak peladen basis data kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus non-transaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat disarankan untuk menggunakan modus basisdata transaksional, hanya saja sebagai konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional

Dokumen terkait