• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEOR

B. Implementasi Waz{i<fah

1. Pengertian implementasi waz{i<fah

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.36 Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah sesuatu yang telah dirancang atau didesain sebelumnya. Sebagai contoh kurikulum, maka implementasi kurikulum berarti melaksanakan sepenuhnya apa yang telah direncanakan dalam kurikulum untuk dijalankan dengan sepenuh hati dan dengan keinginan yang kuat. Permasalahan akan terjadi apabila pelaksanaan bertolak belakang atau menyimpang dari apa yang telah dirancang, akibatnya akan terjadi kesia- sian rancangan akibat implementasi yang menyimpang.

Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum adalah sebuah sistem dan membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam arti implementasi mencerminkan rancangan, maka sangat penting sekali pemahaman guru serta aktor lapangan lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar (sebagai inti kurikulum) untuk memahami perancangan kurikulum dengan baik dan benar.

35 Ibid

39

Dalam konteks penelitian ini, implementasi waz{i<fah dari segi tata cara sangat banyak ragamnya. Waz{i<fah yang berupa bacaan zikir, doa, syair, kasidah dan semacamnya pada setiap kelompok yang menerapkan waz{i<fah mempunyai tata cara baca yang berbeda. Ada yang dibaca secara sendiri- sendiri seperti beberapa waz{i<fah yang diamalkan pengikut tarekat. Ada juga yang dibaca bersama-sama dengan intonasi suara yang sama, seperti pembacaan al-waz{i<fah al-kubra> susunan Hasan Al-Banna yang dianjurkan dibaca secara berjemaah.37

Selanjutnya yang dimaksud implementasi waz{i<fah dalam pembahasan ini adalah penerapan dan pelaksanaan waz{i<fah oleh murid tarekat atau santri dalam lingkungan pesantren maupun luar pesantren serta para pengikut organsasi Islam yang menerapkan waz{i<fah sebagai suatu amalan atau kegiatan yang telah dirancang oleh penggagasnya untuk dilaksanakan dengan istikamah.

2. Kaifiahpelaksanaan waz{i<fah

Kaifiah disini dimaksudkan untuk tata urutan pelaksanaan dan adab-adab pelaksanaan waz{i<fah yang telah ditetapkan oleh penyusunnya agar dapat mencapai tujuan pelaksanaan waz{i<fah. Kaifiah ini dapat pula diartikan sebagai tata cara implementasi waz{i<fah dan amaliah-amaliah yang telah dituntun oleh seorang seorang guru kepada murid dan pengikutnya yang akan mengamalkan waz{i<fah.

a. Wasilah dengan membaca surat al-Fa>tih}ah sebelum pelaksanaan waz{i<fah

40

Pada sebagian besar amaliah waz{i<fah praktek pelaksanaannya diawali dengan pembacaan surat al-Fa>tih}ah, hal ini berfungsi sebagai penyambung rohaniah dengan guru-guru agar si pelaku waz{i<fah tertata hatinya dan dapat mengikuti niat baik dan lurus dari para guru-guru dalam pelaksanaan waz{i<fah.

Selanjutnya sebagai mukadimah pula dalam mengawali pelaksanaan waz{i<fah pada beberapa organisasi tarekat setelah wasilah surat al-Fa>tih}ah guru mursyid memberikan suatu tuntunan kepada pengikutnya untuk membaca istigfar.38

b. Khusyuk, menghadirkan hati dan pikiran

Berusaha terwarnai oleh zikir dengan memahami makna lafal dan berusaha menjalani maksud dan tujuannya dalam kehidupan sehari- hari. Khusyuk ini harus diupayakan oleh seorang pelaku waz{i<fah agar amaliah yang dijalani dapat hadir dan masuk dalam hati.

Dalam situs resmi perguruan Tarekat Tijaniyah Garut disebutkan, dalam Jawa>hir al-Ma’ani (kitab pegangan murid Tarekat Tijaniyah) dijelaskan apabila murid membaca S{alawat Jauharat al

Kama>l, maka ia ditekankan untuk lebih mengkonsentrasikan diri sampai

pada tingkat bisa “menghadirkan” Rasul. Oleh karena itu dalam kaifiah (tata cara) membaca S{alawat Jauharat al Kama>l, ada ketentuan apabila

41

telah sampai pada bilangan tujuh kali, maka murid harus menundukkan kepala disertai perasaan khudu’ dan khusyuk.39

c. Bersih pakaian dan tempat

Sebelum pelaksanaan waz{i<fah terlebih dahulu memperhatikan/ memilih tempat-tempat yang baik dan mulia seperti masjid dan memperhatikan pakaian yang dipakai. Diusahakan pakaian yang dipakai adalah pakaian yang baik, bersih, wangi. Bahkan apabila mampu diusahakan untuk melengkapi diri dengan sunah seperti kopyah, surban, siwak sampai jubah atau pakain warna putih sebagai lambang pakaian orang-orang saleh. Semua itu dimaksudkan agar semakin menambah

ira>dah (kemauan dan kesungguhan), kejernihan hati dan ketulusan niat.40 d. Merendahkan suara dan memiliki ira>dah (kemauan) yang besar

Ini merupakan tuntunan dalam pelaksanaan waz{i<fah secara pribadi, sendiri-sendiri. Dengan cara ini seorang pelaku waz{i<fah tidak akan terganggu atau mengganggu yang lain. Terkait dengan ini, Allah

Ta’ala berfirman:

ُدُغ لِِ ِل وَق لا َنِم ِر هَ ْا َنوُدَو ًةَفيِخَو اًعرَضَت َكِس فَ ن ِي َكبَر رُك ذاَو

ِّو

يِلِفاَغ لا َنِم نُكَت َاَو ِلاَص ْاَو

َ.

41

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.

39Tijaniyah Garut, “Wirid-Waz{i<fah”, 1

40 KH. Achmad Asrori al-Ishaqy, Pengajian: Tata Krama Zikir, 24 Juni 2007. 41 Al-Qur’an, 7: 205

42

e. Dengan irama yang sesuai dan serasi

Ini merupakan tuntunan untuk pelaksanaan waz{i<fah secara berjemaah. Dengan irama ini akan tercipta harmoni dan kebersamaan, jika kita kebetulan berzikir bersama jemaah. Sebagian dari beragam tata cara pelaksanaan waz{i<fah sangat menarik karena dipraktekkan dengan paduan suara yang pas, dengan penghayatan makna bacaan dan kefashihan bacaan yang benar. Ini ditemukan pada tata cara pembacaan

waz{i<fah oleh santri-santri Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya yakni pada pembacaan maulid, mana>qib dan kasidah yang mengiringi zikir tahlil juga pada bacaan pujian-pujian sebelum salat maktubah yang didapatkan pada hasil awal observasi.

Suara dan lagu memang memiliki kekuatan untuk menggugah hati yang mati. Oleh sebab suara dan lagu dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan ataupun media pendidikan termasuk dalam hal ini untuk pendidikan spiritual. Tentang hal ini Khatib Ahmad Santhut memberikan penjelasan bahwa mendengarkan nashi<d memberikan pengaruh baik dalam pendidikan spiritual. Semua nashi<d yang dihiasi dengan pesan akan mempertautkan hamba dengan tuhannya.42

f. Mengakhiri zikir dengan penuh adab

Dengan menjaga adab akan menjauhkan diri dari kesalahan dan main-main yang akan dapat menghilangkan faedah dan pengaruh zikir. Jika adab berzikir diperhatikan, dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-

42 Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak dalam Keluarga

43

baiknya, maka pelaku akan bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari zikir yang dibaca. Kemudian akan terasa lezatnya di hati, menjadi cahaya bagi rohani dan melapangkan dada agar dicurahi dengan limpahan rahmat Allah swt.43

Dokumen terkait