• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Karya

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Halaman 96-103)

THE LEGEND OF QASIDAH

IMPLEMENTASI KARYA DAN ANALISA KARYA

4.1 Implementasi Karya

Dalam produksi film ini, penulis menitikberatkan pada Director Of Photography sangat berperan penting karena bertanggungjawab terhadap gambar dan sebuah karya yang dihasilkan berjudul “The Legend of Qasidah Nasida Ria”. Berikut print out karya serta keterangannya :

Tabel 4.1 Print out karya

SCENE PRINT OUT KARYA KETERANGAN

ANGLE KETERANGAN

Gambar 4.1 Opening Teaser

Extreme Close Up

- Extreme Close Up handphone yang menunjukan alarm show Nasida Ria sebagai opening teaser

Gambar 4.2 Voxpop

Medium Close Up

- Medium Close Up menampilkan masyarakat umum untuk Voxpop, dengan menanyakan Apa itu Nasida Ria?

Gambar 4.3 Judul Film

Footage

- Footage menampilkan judul Film Dokumenter “The Legend of Qasidah Nasida Ria”

97 Gambar 4.4 Narasumber

Bambang Iss

Low Angle

- Low Angle – Medium Shot menampilkan narasumber yang sedang di wawancara dengan frameLow Angle sebagai salah satu variasi gambar dari 3 kamera yang di gunakan.

Gambar 4.5 Video Clip Nasida Ria – Perdamaian

COURTESY YOUTUBE

- Courtesy Youtube menampilkan video clip Nasida Ria dengan judul perdamaian Gambar 4.6 Narasumber Chaliq Zain Medium Close Up - Medium Close Up menampilkan narasumber yang sedang di wawancara

dengan tambahan

Foreground. Shot ini sebagai salah satu variasi gambar dari 3 kamera yang di gunakan

Gambar 4.7 Sketsa Personil Nasida Ria

Sketsa

- Sketsa sebagai pemanisdenganmenampilkan satu per satu personil Nasida Ria sebagai pengenalan personil Nasida Ria dari generasi pertama sampai ke tiga, yang kemudian di animasikan.

98 Gambar 4.8 Cek Sound

Nasida Ria

Two Shot

- Two Shot menampilkan dua personil Nasida Ria yang sedang melakukan Cek Sound dimasjid Istiqlal Jakarta

Gambar 4.9 Narasumber Hj. Rien Jamain Medium Close Up - Medium Close Up menampilkan narasumber personil Nasida Ria dengan tambahan Foreground untuk mempermanis gambar, shot ini adalah salah satu variasi gambar dari 3 kamera yan di gunakan

Gambar 4.10 Est. BasecampNasida Ria

pertama di Kauman

Full Shot

- Full Shot menampilkan basecamp awal Nasida Ria sebagai establish, yang berada di Kauman Semarang. Shot ini menunjukan suasana kamar asrama Nasida Ria dengan pergerakan kamera panning left.

Gambar 4.11 Latihan Nasida Ria

Medium Shot

- Medium Shot menampilkan salah satu personil Nasida Ria yang sedang latihan di basecamp terkini Nasida Ria di Tugu Semarang. Dengan tambahan Foreground, Shot ini menampilkan ekspresi personil saat bernyanyi

99 Gambar 4.12 Narasumber Hj.

Afuah

Medium Shot

- Medium Shot menampilkan salah satu personil Nasida Ria

dengan tambahan

Background gitar sebagai pemanis dan menunjukan bahwa film dokumenter ini bertemakan musik.

Gambar 4.13 Suasana Show Nasida Ria

Full Shot

- Full Shot - High angle menampilkan Full personil Nasida Ria saat berada diatas panggung dengan frame High Angle menampilkan betapa megahnya suasana panggung.

Gambar 4.14 Narasumber Nazla Zain

Close Up

- Close up pergerakan tangan salah satu personil Nasida Ria yang yang sedang memainkan alat musik saat show Nasida Ria

Gambar 4.15 Suasana Penonton Nasida Ria

Establish

- Establish suasana penonton yang antusias dengan pertunjukan Nasida Ria di atas panggung, Shot ini menunjukan betapa megahnya acara tersebut.

Gambar 4.16 Narasumber Fathul Amin

Medium Shot

- Medium Shot wawancara salah satu Fans Nasida Ria, Shot ini sebagai salah satu variasi gambar dari 3 kamera yang di gunakan.

100 Gambar 4.17 Narasumber

Dr. Anne Rasmussen – Pengamat Musik

Medium Shot

- Medium Shot wawancara narasumber

Gambar 4.18 Narasumber Buchori Masruri – Pencipta

Lagu Nasida Ria

Close Up

- Close Up menampilkan narasumber yang sedang di wawancara, shot ini menunjukan emosi dengan pergerakan tangan pak Buchori Masruri saat bercerita tentang Alm. H. Muhammad Zain

Gambar 4.19 Timelapse

Low Angle

- Low Angle menunjukan betapa megahnya masjid Istiqlal Jakarta sebagai establish yang di buat menjadi Timelapse

Gambar 4.20 Perjalanan Pulang Nasida Ria

Establish

- Establish menunjukan Nasida Ria yang akan menuju tempat istirahat setelah melakukan Cek Sound di masjid Istiqlal Jakarta.

Gambar 4.21 Closing Teaser

Medium Shot

- Medium Shot menunjukan pemeran di teaser film ini yang sedang mengambil CD Nasida Ria sebagai Closing Teaser.

101 4.2 Analisa Karya

Dalam proyek akhir ini penulis membuat sebuah karya berformat film dokumenter musik yang mengangkat sebuah cerita perjalanan grup musik kasidah melegenda di Indonesia berasal dari kota Semarang dengan jumlah personil 13 orang wanita.

Dengan konsep dokumenter yang nyata dan menghadirkan narasumber yang berkompeten sebagai pendukung materi yang diangkat, penulis menyajikan sebuah karya dokumenter perjalanan dan perkembangan sebuah grup musik kasidah “Nasida Ria”.

Dengan alur cerita yang disampaikan oleh narator dan narasumber dengan diikuti oleh visual diantara statement yang diberikan dapat dinikmati oleh para penontonnya.

Program dokumenter musik yang berjudul “THE LEGEND OF QASIDAH – NASIDA RIA” akan dianalisis lebih lanjut agar mampu menjadi program yang layak dijadikkan tontonan yang informatif dan edukatif. Berikut analisa karya penulis melalui SWOT (Strength / kekuatan, weakness / kelemahan, Opportunity / peluang, Threat / Ancaman)

4.2.1 Strength (Kekuatan karya)

Kekuatan pada karya film dokumenter “THE LEGEND OF QASIDAH” terletak pada unsur kisah perjalanan dan perkembangan grup musik kasidah yang mulai terlupakan pada era jaman sekarang. Dimana grup musik kasidah Nasida Ria adalah grup nasyid perempuan pertama kali yang sudah menginjak 4 dekade dengan jumlah 13 orang dan sudah melakukan pergantian anggota turun temurun. Personilnya pun tidak hanya bisa bernyanyi, tapi juga bisa memainkan alat musik. Dokumenter ini akan menyampaikan informasi yang berbau pengetahuan kepada penonton dengan penyajian gambar yang bercerita dan bervariatif dari bermacam – macam angle. Selain itu dalam film dokumenter ini juga menyertakan subtitle bahasa inggris dengan tujuan mempermudah orang asing untuk memahami film dokumenter ini.

102 4.2.2 Weakness (Kelemahan)

Tidak dapat dipungkiri bahwa didalam karya film dokumenter “THE LEGEND OF QASIDAH” ini tetap memiliki beberapa hal yang menjadi kekurangan khususnya pada pengambilan gambar. Seperti tidak bias mendapatkan gambar terdahulu, kurangnya foto – foto lawas Nasida Ria, dan sedikitnya dokumentasi pendiri Nasida Ria.

4.2.3 Opportunity (Peluang)

Film dokumenter dengan judul “THE LEGEND OF QASIDAH” ini memiliki potensi yang besar untuk diterima di masyarakat karena menampilkan kebudayaan seni musik yang ada di Semarang. Ditambah dengan datangnya Dr. Anne Rasmussen pengamat musik dari Amerika yang tertarik untuk meneliti grup musik kasidah Nasida Ria bisa dikatakan Nasida Ria masih bisa eksis dan berkembang, serta dapat memberi peluang bagi film dokumenter ini agar dapat diperkenalkan ke mancanegara. Dengan adanya media sosial seperti youtube, instagram dan lainnya sebagai sarana pengenalan musik lokal yang dapat memungkinkan untuk film dokumenter ini banyak ditonton oleh masyarakat Indonesia.

4.2.4 Threat (Ancaman)

Dalam era digital ini memang memungkinkan adanya pihak lain yang memproduksi film dokumenter serupa terutama dalam pembahasan spesifik mengenai kasidah Nasida Ria. Kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini tidak peduli dengan musik lokal yang jika itu terjadi menyeluruh, kedepannya Nasida Ria akan di tinggalkan. Oleh karena itu karya film dokumenter ini adalah salah satu cara untuk mempertahankan budaya musik Indonesia seperti Nasida Ria yang selama ini menghias musik tanah air. Dengan durasi yang panjang dan dikemas dengan menampilkan banyak statement, hal ini dapat menjadi ancaman karena kemungkinan penonton menjadi jenuh, namun karena film dokumenter ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan tambahan informasi tentang kebudayaan warisan Indonesia bagi penontonnya.Selain itu dapat dipastikan bahwa dokumenter ini original dan dapat dipertanggung jawabkan.

103 4.2.5 Prospek

Film dokumenter “The Legend of Qasidah” memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan, meski begitu film ini memiliki peluang yang begitu besar untuk ditayangkan di televisi lokal maupun nasional, karena dikemas dengan variatif. Dengan cerita yang cenderung tidak mudah ditebak karena informasi penting yang menyatakan bahwa perjalanan Nasida Ria sudah menginjak 4 dekade dan masih menikmati eksistensinya hingga saat ini. Selain itu penyampaian informasi dari narasumber dibuat seperti bercerita, sehingga penonton dapat menangkap dan memahami informasi dengan mudah.Sebagaimana penulis jelaskan di atas bahwa film dokumenter “The Legend of Qasidah” ini layak untuk ditayangkan di televisi lokal maupun nasional.Jika film ini nantinya ditayangkan di televisi, maka film dengan tema mengenai grup musik kasidah ini, kedepannya dapat dijadikan sebagai salah satu episode dalam program dokumenter televisi karena film ini termasuk yang dapat mempertahankan kearifan lokal Indonesia.Karya ini juga dapat diikut sertakan dalam ajang kompetisi lomba film dokumenter yang mengangkat tema tentang kebudayaan seni musik.

4.3 Laporan Penciptaan

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Halaman 96-103)

Dokumen terkait