• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

2. Implementasi Kebijakan Pendidikan

disertai perbaikan atau penyempurnaan kebijakan apabila diperlukan.

3) Implementasi kebijakan pendidikan dengan sanksi dilakukan setelah masa uji coba selesai, disertai pengawasan dan pengendalian.

4) Setelah dilakukan implementasi kebijakan pendidikan selama 3 (tiga) tahun, dilakukan evaluasi kebijakan pendidikan.

24

Langkah-langkah implementasi kebijakan pendidikan tersebut divisualisasikan sebagai tampak pada gambar berikut:

c. Syarat Implementasi Kebijakan

Putusan kebijakan dapat dilaksanakan dengan optimal jika memenuhi berbagai persyaratan implementasi. Sabatier dan Mazmanian (Sudiyono, 2007: 93-97) mengemukakan beberapa persyaratan dalam implementasi kebijakan adalah sebagai berikut. 1) Sasaran kebijakan harus memiliki derajat ketepatan dan kejelasan

yang berlaku secara internal maupun dalam keseluruhan program yang dilaksanakan oleh para pelaksana atau agen pelaksana. Derajat ketepatan dan kejelasan tersebut harus dapat dipahami tidak hanya pihak internal tetapi termasuk pihak eksternal pengguna kebijakan. Dengan demikian seluruh pihak dapat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut.

25

2) Sumber dana untuk melaksanakan kebijakan tersebut mencukupi. Sumber dana harus mencukupi baik keperluan gaji, staff, analisis teknis dalam pengembangan peraturan, administrasi perizinan, dan monitoring kebijakan.

3) Sumber daya manusia atau agen pelaksana adalah orang-orang yang memberikan dukungan terhadap kebijakan serta memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan kebijakan, dengan demikian tujuan dari putusan kebijakan dapat tercapai secara optimal. Implementasi dilakukan dengan menunjuk orang-orang atau lembaga yang memiliki orientasi kebijakan yang sejalan dengan kebijakan tersebut.

4) Perlu adanya koordinasi yang kuat antar berbagai agen atau lembaga implementor. Masyarakat harus menaruh kepercayaan kepada pemerintah pusat dan lembaga lokal dalam menyelesaikan rincian program. Sosialisasi dan sanksi perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan kepada seluruh masyarakat dan pelaksana.

5) Perlu dukungan dari seluruh pihak baik internal maupun eksternal. Seluruh sub unit harus dilibatkan dalam pelaksanaan kebijakan.

26

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut Subarsono (2008: 89) keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Berikut adalah beberapa teori implementasi (Subarsono, 2008: 89-104).

1)Teori George C. Edwards III (1980)

Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni: a) komunikasi, b) sumber daya, c) disposisi, dan c) struktur birokrasi.

a) Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. b) Sumber daya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan

27

efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumber daya finansial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif.

c) Disposisi

Disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

d) Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adnya prosedur operasi yang standar (standard operating proccedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini

28

pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

2) Teori Merilee S. Grindle (1980)

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebejikan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementation). Variabel isi kebijakan ini mencangkup: a) sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target group

termuat dalam isi kebijakan; b) jenis manfaat yang diterima oleh

targer group; c) sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan; d) apakah letak sebuah program sudah tepat; e) apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci; f) apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang memadai.

Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup: a) seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan; b) karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa; c) tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

3) Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)

Menurut mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok variabel yang memengauhi keberhasilan implementasi, yakni: a) karakteristik dari masalah (tractability of the problems);

29

b) karakteristik kebijakan/Undang-Undang (ability of statute to structure implementation) c) variabel lingkungan (nonstatutory variables affecting implementations).

a) Karakteristik Masalah

(1) Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. (2) Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran.

(3) Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi. (4) Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. b) Karakteristik Kebijakan

(1) Kejelasan isi kebijakan

(2) Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis.

(3) Besarnya alokasi sumber daya finansial terhadap kebijakan tersebut.

(4) Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai institusi pelaksana.

(5) Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana

(6) Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan. (7) Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk

berpartisipasi dalam implementasi kebijakan. c) Lingkungan Kebijakan

30

(1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi.

(2) Dukungan publik terhadap sebuah kebijakan. (3) Sikap dari kelompok pemilih (constituency groups).

(4) Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementator.

4) Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975)

Menurut Meter dan Horn, ada lima variabel yang memengaruhi kinerja implementasi, yakni: a) Standar dan sasaran kebijakan; b) sumber daya; c) komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas; d) karakteristik agen pelaksanaa; dan 5) kondisi sosial, ekonomi dan politik.

a) Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen implementasi.

b) Sumber daya. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya baik sumber daya manusia (human resources)

maupun sumber daya non-manusia (non-human resources). c) Hubungan antar Organisasi. Dalam banyak program,

31

dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program. d) Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud karakteristik

agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

e) Kondisi sosial, politik, ekonomi. Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauhmana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan; yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.

f) Disposisi implementor. Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni: (1) respons implementor terhadap kebijakan, yang akan memengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; (2) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan; dan (3) intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

32

5) Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli (1983)

Ada empat kelompok variabel yang dapat memengaruhi kinerja dan dampak suatu program, yakni: a) kondisi lingkungan; b) hubungan antar organisasi; c) sumber daya organisasi untuk implementasi program; d) karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.

6) Teori David L. Weimer dan Aidan R. Vining (1999)

Dalam pandangan Weimer dan Vining (1999:396) ada tiga kelompok variabel besar yang dapat memengaruhi keberhasilan implementasi suatu program, yakni: a) logika kebijakan; b) lingkungan tempat kebijakan dioperasikan; dan c) kemampuan implementor kebijakan.

a) Logika dari suatu kebijakan. Ini dimaksudkan agar suatu kebijakan yang ditetapkan masuk akal (reasonable) dan mendapat dukungan teoritis. Kita dapat berpikir bahwa logika dari suatu kebijakan seperti halnya hubungan logis dari suatu hipotesis.

b) Lingkungan tempat kebijakan tersebut dioperasikan akan mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Yang dimaksud ini mencakup lingkungan sosial, politik, ekonomi, hankam, dan fisik atau geografis. Suatu kebijakan dapat berhasil diimplementasikan di suatu daerah tertentu,

33

tetapi ternyata gagal diimplementasikan di daerah lain, karena kondisi lingkungan yang berbeda.

c) Kemampuan implementor. Keberhasilan suatu kebijakan dapat dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan keterampilan dari para implementor.

3. Peningkatan Mutu Pendidikan

Dokumen terkait