• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi langkah-langkah personal selling dalam memasarkan produk Melilea

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 22-42)

Dari pengalaman konsumen hingga rekomendasi oleh konsumen lainnya untuk melakukan pembelian memberi hasil positif terhadap variabel Keputusan Pembelian. Komunitas berpengaruh signifikan terhadap personal selling dapat diterima. Hasil pengujian menunjukkan, dengan adanya komunitas dapat membentuk suatu komunikasi. Adanya komunitas maka terbentuk relasi, dimana . komunikasi dan informasi yang bermanfaat mengenai produk-produk Melilea.

4.2.3. Implementasi langkah-langkah personal selling dalam memasarkan produk Melilea.

Latar belakang penentuan strategi personal selling prospecting, communicating, selling, information gathering, servicing dan allocation adalah agar menjadi pedoman umum dalam menentukan strategi personal selling perusahaan dengan tujuan peningkatan skill persentase, public speaking, produk knowledge, attitude serta proses duplikasi kepada para downlinenya dengan target para distributor bisa mempunyai kemandirian yang kuat dalam meningkatkan skill individu yang dibutuhkan di dunia bisnis jaringan baik domestic dan international.

Berikut merupakan hasil penelitian mengenai Penerapan langkah-langkah personal selling pada distributor dan agen Melilea kepada calon konsumennya: 1. Mencari pelanggan dan melakukan kualifikasi : dalam mencari pelanggan dan

dilaksanakan di kantor pusat atau cabang, diantaranya adalah Business Opportunity Melilea, Inner & Outer Workshop, Business Plan Workshop, Business Builder Training, Beauty Counselor Course, Star Ladies Seminar, Seminar Whole Food Organic, Regional & National Recognition. Karena sistem bisnis Melilea adalah MLM (multi level marketing), maka seminar dan training ini penting dan sering diadakan secara berkala, yang dianataranya adalah :

Mekanisme pelatihan agen Melilea terbagi dalam 3 jenis, yaitu :

a. Dasar :Business Opportunity Melilea, Inner Product Workshop, Outer Product Workshop, Business Plan Workshop, Business Builder Training, Beauty Counsellor Course, Seminar Star Leader (Star Leader Seminar, Gateway To Director)

b. Motivasi; Power Talk, Grand Success Seminar, Regional Recognition, National Recognition (National Party, International Party).

c. Kepemimpinan; Stay Young and Rich Seminar, Training Kepemimpinan Sejati.

Peran para agen dalam memanfaatkan acara-acara tersebut adalah dengan mengajak para calon konsumen mengikuti salah satu atau beberapa acara yang telah disediakan oleh pihak perusahaan dengan harapan pihak konsumen memiliki keinginan yang kuat terhadap produk maupun ketertarikan kepada budaya atau culture perusahaan secara sadar. Seperti yang disampaikan oleh Narasumber Berikut ini selalu agen distributor Melilea

“Sebagai bekal supaya jualan kita mantap ke konsumen, kita dibekali training yang sangat banyak, bermanfaat, dan memadai, mulai dari seminar dengan mendatangkan pembicara yang ahli dibidangnya, training kecantikan,

product knowledge, serta yang terpenting adalah motivasi diri agar lebih berkembang, terlebih untuk para leader yang membawahi sejumlah downline, mereka wajib ikut serta dalam seminar seperti Mekanisme pelatihan agen Melilea dalam 3 jenis, yaitu :Dasar :Business Opportunity Melilea, Inner Product Workshop, Outer Product Workshop, Business Plan Workshop, Business Builder Training, Beauty Counsellor Course, Seminar Star Leader (Star Leader Seminar, Gateway To Director) Motivasi; Power Talk, Grand Success Seminar, Regional Recognition, National Recognition (National Party, International Party). Kepemimpinan; Stay Young and Rich Seminar, Training Kepemimpinan Sejati. ” (Aisyah Raihanah, 2015)

Senada dengan Narasumber utama Ibu Aisyah Raihanah selaku distributor atau agen di daerah Bekasi, narasumber lainnya yang merupakan downline nya tersebut mengungkapkan hal yang serupa, melengkapi pernyataan tersebut.

“Ada Mas, kita selalu dikasih training sebelum terjun ke lapangan, pembekalan nya banyak sekali mulai dari motivasi diri, hingga training dan seminar tentang kecantikan” (Eva Zuhriyah, 2015)

“Training dan seminar itu sih wajib ada mas dan kita juga wajib ikut, gimana mau meyakinkan konsumen kalau kita sendiri tidak dibekali pengetahuan product, gunanya apa, cara pemakaiannya gimana?” (Ahmad Ghozi, 2015)

Training dan pembekalan dari perusahaan membawa dampak yang cukup positif terhadap konsumen, narasumber tambahan dalam penelitian ini sangat diyakinkan oleh para agen, downline untuk membeli produk Melilea karena konsumen merasa mendapatkan jawaban atas semua kebutuhan yang diinginkan dan keluhan yang dirasakan, konsumen dalam hal ini narasumber penelitian mengaku

tertarik untuk menggunakan dan mengkonsumsi produk Melilea setelah mendapatkan arahan dan pilihan dari agen dan downline tempat mereka membeli produknya.

“Awalnya sih tahu dari tetangga nih produk Melilea bagus buat kolesterol, gula, gitu saja sih yang saya tahu tentang produk Melilea, terus saya coba telepon member nya, tanya-tanya banyak tentang produknya sampai akhirnya saya tahu kalau Melilea ternyata juga ada produk yang lain, seperti perwaatan tubuh dan kulit. Orang yang jelasinnya pintar, bisa mengarahkan pilihan dan kebutuhan kita” (Sami, 2015)

Maka jelas terlihat bahwa peran training dan seminar dari perusahaan sangat amat membantu dalam mengarahkan semua kebutuhan konsumen. Seperti yang diuangkapkan oleh Ibu Herawati selaku Supervisor Marketing produk suplemen makanan untuk kesehatan.

“Oh Jelas Mas training dan pembekalan, terutama tentang produk knowledge itu ya sangat penting harus dimiliki oleh seorang tenaga penjual, kalau di kantor saya semua SPG atau tenaga penjual wajib memiliki pengetahuan produk yang memadai, gimana mau jualan mereka kalau pengetahuan produk nya tidak ada, untuk itu biasanya hal ini kita lakukan secara rutin apalagi kalau ada produk baru biasanya mereka akan kita panggil untuk datang ke kantor pusat untuk training” (Herawati, 2015)

Gambar 14; Traning kecantikan dan seminar nasional Melilea (Sumber; dokumentasi agent)

Gambar 15; Traning kecantikan dan product knowledge di club Melilea (Sumber; dokumentasi agent)

2. Pendekatan pendahuluan : follow up agen kepada calon konsumen setelah mengikuti acara, seminar serta workshop yang diselenggerakan perusahaan, adalah pihak distributor melakukan Home Party Unit (HPU) di rumah calon konsumen dengan memperkenalkan diri sebagai Konsultan Organik serta pihak resmi yang mewakili perusahaan PT. Melilea International Indonesia yang menjelaskan tentang Organic Life Style With Melilea sebagai visi perusahaan. Seperti yang disampaikan oleh narasumber berikut ini:

“Yang pertama kita kasih highlight kepada calon konsumen tentang Melilea adalah hidup sehat dengan organik, kita menegaskan dalam presentasi awal kepada mereka sebagai pendahuluan bahwasanya semua produk Melilea itu adalah 100% organik, aman dikonsumsi dan mempunyai peran penting terhadap pemeliharaan kesehatan dizaman sekarang yang serba instan ini” (Aisyah, 205)

Senada dengan narasumber utama, kedua downline nya juga menerapkan hal serupa, berikut pernyataan mereka:

“Melilea berarti organik berarti gaya hidup sehat berarti hidup yang lebih lama, itu yang kita selalu tegaskan kepada calon konsumen diawal, supaya terekam di pikiran mereka kalau produk kita itu memang benar-benar alami tanpa bahan kimia” (Ahmad Ghozi, 2015)

“Setiap produk itu pasti ada benang merah nya kan Mas, nah benang merah itulah yang jadi kekuatan, Melilea produk yang saya jual benang merahnya ya organik dan alami, itu yang selalu saya sampaikan diawal dengan calon konsumen saya”(Eva, 2015)

Selaku praktisi Marketing yang biasa berhadapan langsung terhadap tenaga penjual, Ibu Herawati juga menegaskan bahwa nya harus ada kekuatan produk yang mungkin tidak dimiliki oleh kompetitor sebagai nilai jual yang ingin disampaikan kepada konsumen, sehingga ada postioning yang ingin ditanamkan ke pikiran mereka tentang produk yang dijual.

“Positioning produk itu penting, hal awal yang harus diketahui oleh seorang tenaga penjual adalah mengerti secara pasti nilai jual lebih yang dimiliki oleh produknya, sehingga pesan itu saja yang akan disampaikan oleh tenaga penjual tersebut kepada calon konsumennya” (Herawati, 2015)

Ibu sami selaku konsumen dalam hal ini narasumber penelitian juga meyakini bahwasanya informasi awal dalam pendekatan pendahuluan mengenai organik dari produk Melilea telah tersampaikan dengan baik kepada beliau melalui agen tempat beliau membeli produk Melilea yang dikonsumsinya:

“Kenapa akhirnya saya memilih Melilea karena produknya alami dan organik, baik buat tubuh saya, tempat saya beli selalu bilang, Bu produknya organik 100% loh, saya coba dan memang metabolisme saya juga jadi lancar dan lebih sehat, kan tandanya mereka tidak Bohong kalau Melilea memang organik” (Sami, 2015)

3. Pendekatan: proses interaksi yang intens dilakukan sebagai sarana informasi dan komunikasi antara pihak agen kepada konsumen dilakukan dengan komunikasi yang baik sebagai langkah awal dalam menjadikan makanan organic sebagai sebuah gaya hidup konsumen. Seperti yang disampaikan oleh Narasumber berikut ini:

“Cara jualan kita terutama para downline dan member memang pada dasarnya adalah Home Party Unit, dalam artian kita mendatangi calon konsumen ke rumah mereka, kita bawa produk, lalu ada tester, yang sebelumnya kita awali dengan menanyakan semua keluhan dan kebutuhan mereka, barulah kita kasih solusi dari produk kita ini, tetapi tidak menutup kemungkinan mereka lebih kreatif dengan membuat booth Melilea di mall, di jalan atau di pasar” (Aisyah, 2015)

Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa nya tindakan kreatif yang dilakukan oleh para agen dan downline dengan datang langsung kerumah calon konsumen, membuat booth di beberapa tempat keramaian adalah bentuk pemasaran langsung tanpa menunggu calon konsumen menghampiri mereka, ini juga bisa dikarenakan sistem bisnis yang dijalankan oleh Melilea adalah multi level marketing (MLM). Hal ini juga dipertegas oleh kedua narasumber lainnya:

“Bicara pendekatan sih beragam ya mas, ada yang langsung datang ke rumah calon konsumen, ada yang buka booth, bikin rumah nutrisi, atau jualan diatas mobil, intinya kita jemput bola lah, ga selamanya mereka konsumen datang sendiri, apalagi kan Melilea sistemnya bukan retail murni, tapi multi level marketing”(Ahmad Ghozi, 2015)

“Melilea kan MLM ya mas, kita ga ada toko khusus yang jual langsung ke konsumen, kalau ada yang tertarik kita datangi calon konsumennya, atau gimana caranya agar konsumen tahu produk kita se atraktif mungkin lah, mulai dari jualan diatas mobil, pasang stiker di mobil, datang ke rumah-rumah buat presentasi, jualan di pasar, intinya kita yang cari orang buat jadi member dan konsumen Melilea” (Eva, 2015)

Sebagai seorang praktisi yang biasa menangani tenaga penjual, Ibu Herawati menyatakan bahwa memang harus ada tindakan kreatif yang dilakukan oleh para agen atau member Melilea untuk menjual produk mereka ke konsumen, karena sistem bisnis MLM mengharuskan para pelakunya mencari member sebanyak-banyaknya dengan tindakan yang kreatif.

“Melilea itu kan MLM ya mas, jadi memang membernya harus kreatif cari cara jualan gimana supaya bisa menarik member juga, untung dan bonus mereka kan dapatnya dari situ, kalau ga kreatif mereka akan kalah sama member-member yang lainnya atau produk pesaing” (Herawati, 2015)

Konsumen dalam hal ini narasumber penelitian mengaku mengalami pendekatan awal oleh agen / penjual Melilea melalui home party unit, yaitu konsumen menghubungi agen, kemudia mereka datang untuk melalukan presentasi produk mereka kepada konsumen tersebut.

“Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya tahu waktu itu awalnya dari teman saya, terus saya hubungi agen Melilea, terus mereka datang kerumah saya, dijelasin tentang produknya, saya ditanya – tanya ibu nyari produk yang seperti apa dari Melilea, kebutuhan ibu bagaaimana? setelah saya tertarik, saya harus jadi member dulu untuk bisa beli produknya, tapi saya ga jualan produk Mas, cuma pakai aja. Kalau ditanya tantang pernah lihat dimana lagi produk Melilea, saya pernah lihat di mall, rumah nutrisi, serta di pasar juga pernah lihat, agen nya jualan diatas mobil”(Sami, 2015)

Dari pernyataan narasumber tersebut jelas bahwa kretifitas dalam menjual produk Melilea sangat diperlukan oleh seorang agen dalam pendekatan terhadap konsumen, hal ini selain memang sistem bisnis MLM itu sendiri, keuntungan para member dan agen didapatkan oleh perekrutan member dan penjualan produknya. Dalam proses pendekatan terhadap konsumen, mereka memberikan penjelasan secara

mendalam tentang produk Melilea, manfaat yang didapatkannya dari produk tersebut, serta menggali kebutuhan mereka.

4. Presentasi dan peragaan: pihak agen setelah melalukan pendekatan, mereka harus memberikan presentase kepada konsumen dengan bantuan marketing tools seperti kartu nama, brosur produk, produk tester, presentasi produk melalui laptop, dan lain-lain. Dengan menjelaskan tentang produk inner & outer melilea, marketing plan dan penjelasan bisnis yang singkat dengan membuka ruang pertanyaan yang luas. Seperti yang disampaikan oleh 3 narasumber penelitian ini:

“ Pada sesi presentasi, konsumen sudah datang, mereka pasti tanya-tanya kan, barulah setelah itu mereka kita kasih gambaran lengkap tentang produk apa saja yang ada di Melilea, kita kasih tester juga, kita jelasin juga tentang MLM nya itu sendiri sebagai produk, agar mereka yakin bisa bergabung sebagai member” (Aisyah, 2015)

“Kalau cara presentasi nya beragam sih Mas, ada yang kasih tester, pakai laptop jelasinnya, sebar brosur, dan lain-lain” (Ahmad Ghozi, 2015)

“Saya sendiri kalau presentasi ke calon konsumen dan member biasanya wajib kasih tester, biar mereka coba produknya, kita jelasin tentang keunggulan produknya masing-masing, terus kita jelasin juga tentang keuntungan jadi member Melilea supaya mereka tertarik jadi member sekaligus konsumen” (Eva, 2015)

Diperkuat oleh Ibu Herawati selaku praktisi, beliau mengatakan bahwa bentuk presentasi dengan memberikan tester, sebar brosur, alat peraga lainnya memang sangat membantu mereka para agen dalam memperkenalkan dan menjual produknya kepada calon konsumen, selain memang kemampuan menjual yang kuat, pantang

menyerah, relasi yang luas harus dimiliki oleh seorang tenaga penjuala sehingga dapat meyakinkan calon konsumennya tersebut.

“Dasar awalnya kalau mau sukses dalam bisnis MLM harus punya skill gaya berbicara yang memikat, relasi yang luas, tidak gampang menyerah, didukung oleh aktivitas marketing yang memadai itu sendiri seperti tester, biar calon konsumen merasakan manfaat produknya, brosur agar konsumen bisa membaca secara detail tentang produknya tersebut, dan lain sebagainya” (Herawati, 2015)

Kebenaran mengenai aktivitas dalam langkah presentasi tersebut diakui oleh konsumen dalam hal ini narasumber, beliau merasa yakin membeli produk Melilea setelah mendapatkan informasi dan presentasi secara mendalam tentang produk Melilea dari agen tersebut, dan melakuakn percobaan produk.

“Kenapa akhirnya saya pakai produk Melilea karena saya dijelasin secara detail sama agen saya, terus saya coba produknya, dan ternyata memang cocok sampai sekarang” (Sami, 2015)

Dari beberapa pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwasanya presentasi produk dalam bentuk percobaan produk sangat membantu seorang agen tenaga penjual produk Melilea dalam menarik minat pembeli.

Gambar 16. Booth Melilea di pusat perbelanjaan

(sumber : dokumentasi pribadi agen)

Gambar 17: Penyebaran brosur

Gambar 18: Rumah Organik melilea di Bekasi (Sumber: Dokumentasi agen)

5. Mengatasi keberatan : Jika dalam proses presentase mengajukan sebuah keberatan, pihak agen menjawab dengan pendekatan yang positif serta memasukkan nama calon konsumen dalam waiting list. Pihak agen dilarang mendapatkan atau membujuk siapa saja untuk menjadi konsumen dengan cara paksaan atau ancaman, apalagi memberikan informasi atau pengenalan yang salah atau menyesatkan, dan menghindari perselisihan dengan menjaga hubungan yang independen dan professional dengan konsumen. Berikut seperti yang disampaikan oleh pihak narasumber:

“Untuk menangani keberatan atau keluhan baik tentang produk Melilea, membandingkan dengan kompetitor lainnya, maupun pertanyaan yang sifatnya tentang keanggotaan, kita akan menampungnya dan memberikan solusi cepat dan baik. (Aisyah, 2015)

Senada dengan narasumber utama, keduba narasumber berikut juga menyatakan bahwa hambatan dan masalah terbesar yang menjadi keluhan calon

member atau konsumen adalah tentang image (citra) bisnis MLM itu sendiri, yang mana keunggulan dan manfaat produk sering dikesampingkan tetapi lebih menonjolkan keuntungan menjadi member Melilea.

“keluhan yang sering dipertanyakan ke kita itu biasanya soal, oh ternyata bisnis MLM, pasti produknya biasa aja, lebih nyari untungnya ketimbang kasih benefit dari produknya, paling kalau sudah begitu kita coba menjelaskan dan meyakinkan bahwasanya produk Melilea memang bagus dan tidak sebatas mencari member saja (Ahmad Ghozi, 2015)

“Bisnis MLM iya sering sekali jadi keluhan, mereka takut penipuan lah, atau mereka pikir cuman bisnis bohong yang produknya tidak jelas, kurang lebih seperti itu, kalau saya sih mencoba memberikan penjelasan mendalam tentang keuntungan yang benar-benar bisa di dapat dari mengkonsumsi Melilea, lalu tentang bisnis Melilea. Untuk dari itu saya lebih prefer melakukan pendekatan terhadap orang-orang yang kenal terlebih dahulu, lalu setelah itu mereka akan merekomendasikan saya dalam list mereka” (Eva, 2015)

Dari pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan bahwasanya relasi orang terdekat dalam pendekatan pertama menjadi hal positif pertama yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga penjual Melilea, karena jika mereka merasa puas dengan produk dan bisnis Meliela maka mereka akan memberitahukan kerabat mereka yang lainnya. Hal ini lebih mempermudah seorang tenaga penjual Melilea dalam melakukan pendekatan dan memperkecil keluhan dan keberatan terhadap produk dan bisnis MLM Melilea.

Terlepas dari itu semua ada saran yang disampaikan oleh Ibu Herawati selaku praktisi tentang cara mengatasi keberatan dan keluhan yang baik oleh seorang tenaga penjual, terutama penjual Melilea.

“Bisnis MLM itu rentan sekali keluhan dan cemoohan, bisa dari orang yang pernah menjadi korban bisnis tersebut, atau memang dari orang yang

mendapatkan cerita dan kabar angin tersebut. Saran saya untuk mengatasi keberatan tersebut adalah dengan terus memberikan dan menaikkan image yang bagus baik tentang produk maupun bisnisnya sendiri, setelah itu tonjolkan dari kisah sukses orang yang berbisnis Melilea, sehingga lambat laun orang akan percaya tentang kebenaran tersebut” (Herawati, 2015) Berbeda dengan Ibu sami, narasumber yang juga merupakan konsumen mengatakan bahwa beliau sampai sekarang tidak pernah mengalami keberatan dan keluhan tentang produk Melilea, melainkan merasa puas dengan produknya. Akan tetapi beliau memberikan saran agar produk yang dijual lebih beragam lagi tanpa menghilangkan unsur alami dan organik dari produk Melilea itu sendiri.

“Keluhan sampai saat ini sih belum ada ya Mas tentang Melilea, malahn saya puas dengan produknya. Kalau bisa sih range produknya ditambah lebih banyak lagi variannya, tetapi jangan keluar dari jalur organik dan alami” (Sami, 2015)

6. Menutup penjualan : setelah sesi acara Home Party Unit (HPU) dan serangakaian kegiatan pendekatan lainnya dengan adanya transaksi pembelian produk dari konsumen, pihak agen melilea sebagai bentuk tanggung jawab tetap melakukan follow up komunikasi yang berkelanjutan dengan konsumen dalam menjaga loyalitas pembelian, sehingga agen tidak hanya dipandang menikmati keuntungan sesaat tetapi juga memberikan pelatihan-pelatihan, informasi dan perkembangan terkini tentang produk terbaru. Sehingga diharapkan konsumen dapat melakukan pembelian terhadap produk Melilea yang lainnya.

“Closingnya sih tidak hanya sampai misal konsumen beli susu kedelai saja, tetapi kita tetap jalin komunikasi, karena kan mereka harus rutin konsumsi produk kita supaya keliatan hasilnya. Terus baru deh kita tawarkan produk lainnya sebagai pelengkap”(Aisyah, 2015)

“Sebagai penutup penjualan kepada konsumen, slain mereka terteik jadi member, merek beli produk, merek kita tawarkan produk yang lainnya” (Ahmad Ghozi, 2015)

“Tidak hanya sebatas stop mereka beli satu produk saja Mas, kita tawarin yang lainnya, kita tawarin jadi member juga pastinya” (Eva, 2015)

Ibu Sami pun selaku konsumen juga membenarkan hal tersebut, beliau mengatakan tidak hanya mengkonsumsi satu produk saja, beliau juga menggunakan produk kecantikannya yang alami, tetapi beliau tidak menajdi member Melilea.

“Saya sih tidak jadi member, bukan tidak tertarik, tetapi memang waktunya saja yang belum ada untuk kegiatan itu. Dulu meman cuman konsumsi produk susunya saja, tetapi sekarang saya juga pakai produk kecantikannya, ini berkat anjuran dari agen tempat saya beli produk Melilea, Alhamdulillah saya puas sama semuanya”(Sami, 2015).

Dipertegas oleh Ibu Herawati selaku praktisi, penutupan penjualan tidak hanya sebatas sampai konsumen beli satu produk saja karena dari satu konsumen bisa memungkinkan terjadi keuntungan berlipat dengan pembelian produk yang lainnya. Hanya penjelasan dan presentasinya saja dibuat menarik agar mereka menambah keputusan untuk membeli produk yang lainnya.

“Jangan hanya berhenti sampai konsumen beli satu produk saja, usahakan seorang tenaga penjual menawarkan produk nya lainnya. Cara nya dengan gaya yang menarik dan penjelasan yang memadai tentang produk yang lain agar konsumen juga tertarik.” (Herawati, 2015)

7. Tindak lanjut dan pemeliharaan : Untuk mengetahui kepuasan konsumen, pihak agen melakukan organic survey dalam acara Home Party Unit (HPU) kepada beberapa

konsumen dan secara rutin melakukan kunjungan berkala ke rumah konsumen antara 12 sampai 14 kali kunjungan untuk mendapatkan tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap tingkat konsumsi produk-produk Melilea. Selain itu karena produk Melilea bersifat konsumtif dalam jangak waktu yang panjang, pemeliharaan terhadap konsumen penting untuk dilakukan oleh agen Melilea.

“Pemeliharaan konsumen jelas sekali diperlukan oleh seorang agen, supaya mereka tidak lari ke kompetitor. Kita rutin kunjungin rumah mereka secara personal, dan kita juga rutin melakukan riset ke beberapa konsumen tentang tingkat kepuasan mereka terhadap Melilea” (Aisyah, 2015)

“Cara nya adalah dengan datang ke rumah-rumah mereka Mas, kita tanya tentang kepuasan mereka terhadap pelayan kita dan juga produk Melilea, kita taampung saran dan masukan untuk lebih baik ke depannya” (Ahmad Ghozi, 2015).

“Itu sangat penting dilakukan dan hal yang wajib kita lakukan, apalagi dalam

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 22-42)

Dokumen terkait