• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

7. Implementasi Manajemen Sekolah Berkarakter

Dalam rangka implementasi manajemen sekolah yang berkarakter, sekolah diharapkan mampu melakukan perencanaan, melaksanakan kegiatan, dan evaluasi terhadap tiap-tiap komponen pendidikan yang di dalamnya memuat nilai-nilai karakter secara terintegrasi (terpadu). Pengertian terpadu lebih menunjuk kepada pembinaan nilai-nilai karakter pada tiap komponen sesuai dengan ciri khas masing-masing sekolah. Sekolah dapat melaksanakan pendidikan karakter yang terpadu dengan sistem pengelolaan sekolah itu sendiri. Artinya, sekolah mampu merencanakan pendidikan (program dan kegiatan) yang menanamkan nilai-nilai karakter, melaksanakan program dan kegiatan yang berkarakter, dan melakukan pengendalian mutu sekolah secara berkarakter.

Keterkaitan antara berbagai komponen, proses manajemen berbasis sekolah dan nilai-nilai karakter yang melandasinya dapat dilihat pada diagram berikut.

13

Gunawan, op. cit., hal. 195-197.

14

Kementrian Pendidikan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional,

Gambar 2.1: Keterkaitan antara komponen pendidikan, manajemen sekolah dengan nilai-nilai karakter

Sebagaimana diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan pendidikan, bahwa semua sekolah harus memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi delapan standar, yaitu:

1. Standar isi;

2. Standar proses;

3. Standar kompetensi lulusan;

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;

5. Standar sarana dan prasarana;

6. Standar pengelolaan;

7. Standar pembiayaan; dan

8. Standar penilaian pendidikan.15

15

Kementrian Pendidikan Nasional, Buku Pedoman Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama (Jakarta: KPN, 2010). TUHAN YME Nilai-nilai Nilai-nilai SESAMA Komponen: Kurikulum dan Pembelajaran Sarana dan Prasarana Tenaga Kependidikan Siswa DIRI SENDIRI MBS: Kemandirian Partisipasi Kemitraan Manajemen: Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Nilai-nilai Nilai -nilai LINGKUNGAN KEBANGSAAN Nilai-nilai

Sebagaimana dinyatakan dalam standar nasional pendidikan (SNP) pasal 1 ayat 5, standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan pendidikan tertentu. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi sebagaimana dimaksud di atas memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kelender pendidikan/akademik.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada tahun 2013, pemerintah menetapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 dari yang sebelumnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang

diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.16

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 1 ayat 6). Menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP), proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan keteladanan dari pendidik.

16

guruorid, Inti Kurikulum 2013 : Penyederhanaan, Tematik – Integratif, 2013, http://guru.or.id/inti-kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.

Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Teknik penilaian dapat berupa test tertulis, observasi, test praktek dan penugasan perseorangan atau kelompok.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan harus menjadi pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan harus menjadi pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. (SNP Pasal 1 ayat 7). Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi kepribadian; (c) kompetensi profesional; dan (d) kompetensi sosial.

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, tempat berkreasi, serta sumber belajar yang lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (SNP pasal 1 ayat 8).

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (SNP pasal 1 ayat 9).

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (SNP pasal 1 ayat 10). Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (SNP pasal 1 ayat 11). Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas, (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik; (b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Upaya-upaya yang ditempuh untuk pemenuhan standar nasional pendidikan di atas dilakukan melalui manajemen sekolah dilaksanakan dengan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan semua program dan kegiatan agar komponen-komponen standar nasional pendidikan dapat terpenuhi. Implementasi manajemen sekolah inilah diharapkan dapat diintegrasikan dengan perilaku yang berkarakter,

baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian program sekolah.17

Semenjak manajemen berbasis sekolah diterapkan, sekolah bebas menentukan kebijakannya sendiri dalam mengelola pendidikan, tetapi tetap dalam pengawasan dinas pendidikan dan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kepala sekolah harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai karakter di dalam cara kepemimpinannya mengelola sekolah.

Dokumen terkait