• Tidak ada hasil yang ditemukan

Islamic Agro Financing

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B. Gambaran Umum Koperasi Agro Niaga Jabung

1. Implementasi Pembiayaan Pertanian pada BMT Al-Hijrah KAN Jabung Malang Malang

a. Realisasi Pembiayaan

Jumlah anggota Koperasi Agro Niaga Jabung Kab. Malang adalah 2.476 orang, Berdasarkan pengamatan penulis, mayoritas kantor cabang Koperasi Agro Niaga Jabung berada di sentra pertanian di Kabupaten Malang. Jumlah nasabah yang berprofesi sebagai petani dan peternak memiliki prosentase tertinggi dari seluruh jumlah nasabah karena Koperasi Agro Niaga Jabung melakukan sistem intiplasma dalam pengembangan usahanya.Yaitu dalam unit usaha sapi perah dan Tebu Rakyat. Dalam memperkuat anggota dalam sisi pemodalannya, Kopeasi Agro Niaga Jabung membuka Lembaga Keuangan Syariah dengan skim syariah. Lembaga Keuangan Syariah itu bernama BMT Al-Hijrah. Dengan model ini terjadi proses timbal balik yang positif antara nasabah dan Koperasi. Dimana keduanya saling menguatkan satu sama lain dan menjadi salah satu cara mitigasi risiko yang terintegrasi.

Tabel 4.3 Realisasi Pembiayaan Pertanian pada KAN Jabung Tahun 2014-2016

Akad 2014 2015 2016

Pembiayaan Realisasi Realisasi Realisasi

Murabahah 2.158.593.561 5.165.887.000 4.434.000.000

Ijarah 902.374.000 754.000.000 1.330.059.000

Jumlah 3.060.967.561 5.819.887.000 5.764.059.000 Sumber: Annual report Laporan Keuangan BMT Al-Hijrah KAN Jabung 1) Program Pembiayaan KAN Jabung untuk Pertanian Tebu

Unit Usaha Tebu Rakyat KAN Jabung merupakan usaha pertama yang dilaksanakan KAN Jabung dalam bisnisnya. Tujuannya adalah mengefisiensi produksi tebu rakyat di wilayah Jabung dan sekitarnya. KAN Jabung terus

96

memberikan berbagai fasilitas kepada petani anggotanya. Di antaranya memberikan bimbingan kepada petani, meliputi: Memberikan bimbingan teknis budidaya, antara lain dalam bentuk demoplot sebagai kebun peraga dengan pola laku (latihan dan kunjungan), mengadakan pelatihan-pelatihan tentang budidaya tanaman, proteksi tanaman dan pelaksanaan tebang angkut (panen), menyediakan sarana produksi yang disediakan oleh unit usaha Saprotan, di antaranya:18

1) Menyediakan bibit varietas unggul berjenjang sejak dari KPBU (Kebun Bibit Pokok Utama), KBP (Kebun Bibit Pokok), KBN (Kebun Bibit Nenek), KBI (Kebun Bibit Induk) dan KBD (Kebun Bibit Datar).

2) Memberikan bantuan analisa kemasakan, pengendalian hama/penyakit dan jasa traktor pengolahan tanah dengan biaya ringan.

3) Mengupayakan tersedianya pupuk.

Selain fasilitas diatas Unit Usaha Tebu Rakyat juga membantu dalam penyediaan modal kerja (kredit) dalam hal ini melewati pintu pembiayaan BMT Al-Hijrah. Fasilitas pembiayaan ini meliputi: 19

1) Membantu proses pengajuan kredit (termasuk kelengkapan administrasi) untuk tambahan lahan garap.

2) Mengelola kredit sesuai kuasa petani dan koperasi serta menjamin kelancaran pengembaliannya kepada BMT. Dalam hal ini, dengan cara pendebetan hasil panen petani.

3) Memberikan/mengusahakan pinjaman/prefinancing untuk biaya garap dan pembelian pupuk.

18 Profil KAN Jabung 2016, www.kanjabung.com diakses pada 22 Februari 2017

19

97

Dalam pembiayaannya untuk petani tebu, BMT Al-Hijrah memiliki bermacam fitur akad yang dapat menyesuaikan kebutuhan petani dan siklus keuangan petani. Yaitu dengan menggunakan akad ijarah dalam penambahan lahan garap, dan menggunakan skim murabahah dalam pembelian bibit dan sarana produksi tanaman. Pembiayaan inilah yang digunakan untuk pembiayaan di sektor pertanian.

Koperasi Agro Niaga Jabung memberikan prioritas pembiayaan bagi para petani di Jabung dan sekitarnya, sebagaimana keterangan dari Marketing Pusat BMT Al-Hijrah Koperasi Agro Niaga Jabung, Bapak Khoirul:

Petani kita berikan prioritas mas, karena masyarakat sekitar adalah

petani, maka akad kami menyesuaikan kondisi masyarakat, juga ada yang sampai tidak pakai jaminan. Seperti anggota yang tergabung dalam kelompok petani yang tergabung dalam TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi).”20

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa BMT AL-Hijrah memberikan berbagai fasilitas kemudahan pembiayaan bagi para petani di Kabupaten Malang. Di antaranya dengan memberikan modal kepada kelompok tani atau Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), bahkan ada yang tidak menggunakan jaminan. Pembiayaan tanpa jaminan ini dikhususkan pada para petani yang telah dikenal oleh Koperasi dan memiliki catatan kolektabilitas yang baik atau yang tergabung dalam asoiasi Tebu Rakyat karena akan dilakukan pendebetan saat petani panen. Dengan demikian, maka akan meminimalkan risiko penyelewengan oleh para petani yang menggunakan dana dari Koperasi.

20 Khoirul; Marketing pusat BMT Al Hijrah KAN Jabung, Wawancara Pribadi, Tanggal 17 Januari 2017

98

Dalam pembiayaan pertanian, Koperasi juga memberikan modal kepada Kelompok Tani (GAPOKTAN). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua GAPOKTAN Desa Kemantren, yakni Bpk Sutono:

“Dengan adanya Koperasi sangat mendukung perkembangan pertanian disini mas. Karena apabila di dana GAPOKTAN atau itu tidak mencukupi maka otomatis petani atau kelompook tani itu bisa pinjam di Koperasi”.21

Selain pembiayaan kelompok melalui GAPOKTAN, petani juga dapat mengajukan pembiayaan sendiri di BMT AL-Hijrah Koperasi Agro Niaga Jabung. Dalam pengajuan pembiayaan ini petani melakukan pembiayaan secara individu. Berdasarkan hasil wawancara di atas, petani memperoleh berbagai kemudahan dalam pengajuan pembiayaan di Koperasi. Namun untuk pengajuan pembiayaan dalam jumlah besar, tentu saja BMT meminta jaminan sebagai bentuk komitmen pembayaran terhadap para petani.

Produk pembiayaan pada sektor pertanian yang dimiliki oleh BMT Al-Hijrah Koperasi Agro Niaga Jabung memiliki fleksibilitas terhadap jangka waktu pembiayaan yang diberikan. BMT memberikan jangka waktu pembiayaan berdasarkan pola musim tanam. Sebagaimana keterangan yang diberikan oleh Bapak Khoirul berikut:

“Dalam jangka waktu kami sangat fleksibel, bisa disesuaikan dengan masa panen komoditas tertentu. Bisa tiga bulan, bisa enam bulan atau bahkan sepuluh bulan seperti siklus panen tebu. Jadi bisa disesuaikan dengan petani itu (komoditas yang ditanam)”.22

Berdasarkan dengan pernyataan yang disebutkan oleh narasumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jangka waktu pembiayaan yang diberikan oleh BMT Al-Hijrah Koperasi Agro Niaga Jabung terhadap para petani sangat

21 Sutono; Ketua Gapotan Kemantren, Wawancara Pribadi, Tanggal 17 Januari 2017

22Khoirul; Marketing pusat BMT Al Hijrah KAN Jabung, Wawancara Pribadi, Tanggal 17 Januari 2017

99

fleksibel karena mengikuti waktu panen komoditas yang ditanam. Dengan demikian, maka petani dapat mendapatkan kemudahan dalam pembayaran atas pembiayaan yang diajukannya, karena para petani dapat membayar hutangnya pada saat panen dimana pada waktu tersebut petani sudah mendapatkan dana dari hasil penjualan hasil panennya.

Pembiayaan dengan tempo yang fleksibel ini sangat membantu petani. Seperti temuan penulis dalam wawancara salah satu petani di Desa Kemantren, yakni Bpk Karem:

“soale kalo pake di BMT kan nyicilnya enak mas. Kan nantik

mbayare pas panen jadi kita pas ada duit. Kalo ke BRI kan mbayare bulanan, jadi durung enek duit wes ditagih benulan mbayar. Lha duite teko ndi ?”. (Soalnya kalau pakai musimankan mencicilnya kan enak mas. Kan nanti pembayarannya pas panen jadi kita pas ada duit. Kalau ke BRI kan pembayarannya bulanan, jadi belum ada uang sudah ditagih tiap bulan disuruh bayar. Lha uanggya dari mana ?)23

Berdasarkan pernyataan dari informan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan adanya pembiayaan pertanian di BMT sangat membantu para petani di Malang dalam membiayai kegiatan pertaniannya. Hal ini dikarenakan apabila petani mengajukan kredit pada Bank sebagaimana dimaksud oleh informan, maka pembayarannya dilakukan secara bulanan. Dan menurut informan, hal ini dirasa cukup memberatkan karena pada bulan–bulan sebelum panen petani sudah harus mulai mencicil, sedangkan petani belum memperoleh pendapatan dari hasil pertaniannya.