• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pengendalian Internal dan Manajemen Resiko Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan PUGAR secara umum,

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang (Halaman 37-42)

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

B. Implementasi Pengendalian Internal dan Manajemen Resiko Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan PUGAR secara umum,

dan khususnya keberlanjutan kegiatan produksi garam rakyat yang berkualitas, maka satuan kerja pelaksana PUGAR di Pusat dan Daerah perlu menerapkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/MEN/2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal (SPI) lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan menerapkan Managemen Resiko (MR) mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 21/MEN/2011 tentang Penerapan Manajemen Resiko (MR) lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Implementasi pengendalian terkait dengan penyelenggaraan SPI dan penerapan MR tersebut dengan mempertimbangkan faktor resiko, seperti antara lain faktor cuaca/musim hujan.

C. Evaluasi

Evaluasi lebih diarahkan untuk menilai keberhasilan maupun kegagalan indikator kegiatan PUGAR terhadap target serta

38

menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan PUGAR dan penyebab terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan PUGAR pada tahun bersangkutan. Berdasarkan hasil monitoring berkala, dilakukan komparasi hasil capaian tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya.

Evaluasi tersebut dilakukan pada akhir pelaksanaan kegiatan PUGAR secara komprehensif, guna perbaikan kinerja organisasi dalam melaksanakan program/kegiatan serupa di masa mendatang.

Evaluasi dan penilaian keberhasilan kegiatan PUGAR dilakukan oleh Pokja dengan indikator yang dievaluasi, meliputi :

1. Kecepatan pencairan BLM (semakin cepat BLM dicairkan akan semakin baik karena musim kemarau dimulai pertengahan tahun);

2. Jumlah BLM yang dicairkan dan dimanfaatkan (semakin tinggi prosentase pencairan BLM akan semakin baik);

3. Jumlah KUGAR dan Petambak garam yang dicapai dibandingkan dengan target masing-masing Kabupaten/Kota;

4. Hasil produksi garam rakyat terhadap target tahun bersangkutan dan membandingkan dengan capaian produksi garam pada tahun-tahun sebelumnya;

5. Tingkat kualitas garam (semakin tinggi kualitas produksi KP1 dibandingkan dengan target akan semakin baik), dibandingkan pula dengan kualitas tahun sebelumnya;

6. Tingkat beban pekerjaan (semakin besar alokasi dana BLM, tingkat beban kerja semakin besar);

7. Tingkat produktivitas lahan (semakin tinggi produktivitas dibandingkan dengan targetnya akan semakin baik);

8. Tingkat Pendapatan (semakin tinggi rata-rata tingkat pendapatan KUGAR akan semakin baik);

9. Koordinasi, komunikasi dan pelaporan (”Quick Response”

terhadap permintaan informasi, data dan laporan dari Ditjen KP3K).

2) Pelaporan

1. Pelaporan Satker

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan,

39

setiap satker kabupaten/kota diwajibkan menyampaikan laporan.

Terkait dengan pelaksanaan PUGAR, terdapat 4 (empat) jenis laporan yang secara rutin harus dipersiapkan oleh masing-masing satker setiap bulan atau mengikut ketentuan yang berlaku, yaitu:

b.a. Laporan Monitoring Penyerapan Anggaran

c.b. Laporan Keuangan dan Barang/Sistem Akuntasi Keuangan (SAK) dan Sistem Manajemen Akuntansi Keuangan Milik Negara (SIMAK-BMN);

d.c. Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Audit/Pemeriksaan; dan

e.d. Laporan Pelaksanaan Kegiatan.

2. Laporan Triwulan Pelaksanaan DIPA/RKA-KL

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi, Satker dinas kabupaten/kota pelaksana PUGAR wajib membuat laporan triwulanan pelaksanaan DIPA/RKA-KL dengan menggunakan Formulir-A dan melaporkan nya secara online melalui website:

www.e-monev.bappenas.go.id sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK 249 tahun 2011 setiap satker wajib melaporkan capaian input secara realtime ( setelah penerbitan SP2D) kedalam sistem laporan online Men Keu: www.monev.anggaran.depkeu.go.id 3. Laporan Keuangan dan Barang (SAK dan SIMAK-BMN)

Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari Laporan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Dalam pelaksanaannya Laporan SAK berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, sedangkan Laporan Barang Milik Negara berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007. Laporan ini agar disampaikan kepada Ditjen KP3K pada tanggal 10 setiap bulan dan triwulanan.

40

4. Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Audit/Pemeriksaan Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Audit/Pemeriksaan (TL LHA/LHP) adalah laporan yang harus dibuat oleh KPA yang berisikan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang disampaikan auditor pada Laporan Hasil Pemeriksaan baik yang dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal KKP. Dalam Pasal 20 UU No. 15 tahun 2004 disebutkan bahwa setiap pejabat yang diperiksa/satker wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan selambat-lambatnya 60 hari setelah LHA/LHP diterima.

Apabila ada hambatan yang dihadapi dalam proses penyelesaiannya, agar diinformasikan dengan obyektif, lengkap serta penyebab dari hambatan tersebut. Laporan TL LHA/LHP agar melampirkan:

a. bukti setor uang ke kas Negara;

b. surat keputusan pejabat yang berwenang;

c. berita acara yang terkait dengan TL LHA/LHP;

d. surat/nota/dinas/memorandum perihal instruksi/perintah, teguran, koordinasi, usulan, laporan dsb yang terkait dengan TL LHA/LHP;

e. foto-foto pendukung TL LHA/LHP; dan f. dokumen lain yang terkait.

Berkas TL LHA/LHP yang telah ada harus segera dikirimkan kepada:

a. Instansi pengawas (BPK/BPKP/ITJEN) berupa bukti asli;

dan

b. Dirjen KP3K - cq. Sekretariat Ditjen KP3K dengan bukti fotocopi.

5. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Laporan Pelaksanaan Kegiatan sebagai berikut:

a. KUGAR didampingi Tenaga Pendamping membuat Laporan Pemanfaatan BLM PUGAR kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota setelah BLM cair;

b. Tenaga Pendamping menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 setiap bulannya;

c. KUGAR didampingi Tenaga Pendamping mencatat jumlah hasil produksi saat panen pada kartu kendali dan melaporkannya kepada Dinas Kabupaten/Kota;

41

d. Dinas Kabupaten/Kota menyampaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan PUGAR kepada Direktorat Jenderal KP3K dengan tembusan Dinas Provinsi setempat paling lambat tanggal 25 setiap bulan; dan

e. Direktur Jenderal KP3K selaku Koordinator Pokja PUGAR menyampaikan Laporan Pelaksanaan PUGAR kepada Menteri Kelautan dan Perikanan pada setiap triwulan, semester, dan akhir tahun.

6. Pengaduan Masyarakat

Dalam rangka transparansi pelaksanaan PUGAR Tahun 2014, masyarakat dapat melakukan pengaduan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pengaduan masyarakat ditujukan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Provinsi, Direktur Jenderal KP3K dan/atau Inspektorat Jenderal Kelautan dan Perikanan;

b. Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Provinsi, Direktur Jenderal KP3K dan/atau Inspektorat Jenderal Kelautan dan Perikanan akan menindaklanjuti pengaduan masyarakat;

c. Alamat pengaduan masyarakat ditujukan kepada:

1) Kementerian Kelautan dan Perikanan:

a) Surat kepada Inspektorat Jenderal Kelautan dan Perikanan dan/atau Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, c.q. Tim Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat d/a Gedung Mina Bahari III–Lantai 11, Jalan Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110, Telepon (021) 3513211 ext. 6154 (Bagian monev dan pelaporan);

b) Surat elektronik (e-mail) ke [email protected] dan [email protected];

c) Telepon Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha: (021) 3513258 atau Sekretariat PUGAR : (021) 3451050.

2) Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat.

42

BAB VIII PENUTUP

Kegiatan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan kegiatan strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran bagi petambak garam rakyat.

Pedoman Teknis ini ditetapkan sebagai acuan bagi seluruh pihak terkait baik ditingkat pusat maupun daerah dalam melaksanakan PUGAR. Keberhasilan kegiatan PUGAR sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.

Diharapkan dengan adanya pendampingan, pengawasan dan pembinaan dari Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota dapat meningkatkan produksi, kualitas dan akses pasar garam rakyat serta memperluas kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan petambak garam rakyat.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang (Halaman 37-42)

Dokumen terkait