• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Implementasi Program CSR PT Arun NGL

Implementasi Corporate Social Responsibility sebagai tanggung jawab sosial PT Arun berupaya untuk turut membantu menggali potensi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasinya. Diantara banyak program yang dikembangkan, bentuk program yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan CSR dan CD adalah “Micro Enterprise Empowerment Program”. Program ini sudah dilakukan sejak bulan Juli tahun 2008 hingga sekarang di wilayah ring I PT Arun NGL. Program MEEP ini merupakan hasil kerjasama antara PT Arun dengan Dompet

Dhuafa Republika. Munculnya program ini tidak berangkat dari adanya permasalahan atau konflik karena operasi, eksplorasi maupun dampak terhadap lingkungan akibat dari keberadaan perusahaan. PT Arun sudah mempunyai pengalaman buruk pada program PKBL yang gagal. Kredit yang disalurkan mengalami kemacetan dan bentuk tanggung jawab masyarakat tidak ada. Hal ini disebabkan oleh pengaruh struktural dan kultural yang terjadi pada masyarakat. Hal tersebut di atas juga dikatakan sendiri oleh Superintendent PR PT Arun NGL, sebagaimana yang diungkapkannya dalam wawancara, yaitu:

“….. ada suatu kebanggaan kalau sudah dapat duit baik dari PT Arun atau BDI sampe kekeude sana duduk minum kopi traktir kawannya dua tiga orang dah pulang dah enak beli ikan beberapa biji dah selesai tanggung jawab dia mojadi usaha wallahuaklam. Kemudian kita juga berikan bantuan dalam bentuk kambing 3 bulan sudah mati kambing dimakan ular, masuk angin entah apa-apa, lembu begitu juga…..” (Wawancara tanggal 1 Desember 2010).

Dan didukung pula oleh Ketua CSR Team PT Arun dengan isinya hampir memiliki kesamaan, bahwa:

“….. kita sudah tahu bahwa pengalaman kita melakukan PKBL ternyata banyak yang

macet sekitar 80% macet. Kemacetan itu struktural dan cultural mereka tidak mau membayar karena kita sebagai aktor mereka melihat itu uang Arun atau uang Negara dan sebagainya. ….”(Wawancara tanggal 1 Desember 2010).

Oleh karena itu muncul pemikiran dan inovasi untuk mencari metode baru, modern dan berbeda agar hal yang serupa tidak terulang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka ditemukanlah satu metode baru yang ideal bagi CSR dalam rangka pelaksanaan program CSR PT Arun, yaitu menggunakan fasilitator di lapangan yang bergerak dalam bidang pembangunan masyarakat dengan

berbasis kepada micro finance dengan sistem revolving fund. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Saidi dan Abidin (dalam Matias Siagian dan Agus Suryadi, 2010: 78) yaitu model implementasi CSR dengan bermitra dengan pihak lain, di mana perusahaan melakukan kerjasama dengan organisasi lain yang secara langsung mengelola pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga dalam metode ini perusahaan berada pada tingkat low control dengan tidak ikut serta berpartisipasi implementasi program. Pemanfaatan jasa penghubung seperti ini menguntungkan perusahaan dengan meminimalkan resiko kegagalan program. Selanjutnya PT Arun bekerjasama dengan beberapa fasilitator, diantaranya adalah Yayasan Dompet Dhuafa Republika yang menghasilkan Micro Enterprise Empowerment Program. Kerjasama itu tertuang dalam akte perjanjian yang terdiri dari beberapa program yaitu:

1. Program survey wilayah. 2. Program pelatihan.

3. Peningkatan kapasitas sumber daya lokal, dan

4. Program pendampingan atas pemberdayaan ekonomi melalui BPRS Hijrah Agung.

Keempat program dalam MEEP ini dilaksanakan selama satu tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah pihak. Sehubungan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dalam perjanjian itu pula sangat menekankan kepada Dompet Dhuafa supaya identitas donaturnya dirahasiakan. Untuk promosinya hanya dilakukan satu kali di dalam website dan itupun hanya

penempelan logo Arun untuk publikasi program MEEP ini. Hal tersebut di atas juga dikatakan sendiri oleh Superintendent PR PT Arun NGL, sebagaimana yang diungkapkannya dalam wawancara, yaitu:

”...Kita cobalah gimana akal kita supaya mereka ada tanggung jawab terhadap dana itu sehingga kita coba kerjasama dengan Dompet Dhuafa kita bilang sama Dompet Dhuafa sebelum mereka mandiri jangan kasih tau bahwa itu kita yang sponsori...”(Wawancara tanggal 1 Desember 2010).

Dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat, program ini sangat diharapkan bisa memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat membangun kemandiriannya dalam bentuk usaha nyata dari bantuan pelatihan dan modal yang diberikan. Tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam pembentukan program MEEP ini adalah untuk membantu masyarakat sekitar industri tambang untuk meningkatkan perekonomiannya dalam rangka mensejahterakan kehidupannya sebagaimana diutarakan sendiri oleh Superintendent Public Relation PT Arun NGL kepada peneliti pada waktu wawancara, yaitu:

“….. Supaya mereka ekonominya bangkit aja namanya corporate social

responsibility merasa bertanggung jawab masyarakat itu mandiri ekonominya bangkit selama kita di sini kita bantu. …..” (Wawancara tanggal 1 Desember 2010).

Dari wawancara di atas pelaksanaan semua tujuan perusahaan itu harus berdasarkan lima hal pokok yang perlu diperhatikan oleh PT Arun NGL khususnya

dalam pelaksanaan program-progam pemberdayaan dan pelayanan komunitas di wilayah sekitar perusahaan yaitu:

1. Berbasis pada sumber daya lokal. 2. Berbasis kepada masyarakat.

3. Berorientasi pada pemberdayaan ekonomi. 4. Diutamakan berupa program yang sustainable. 5. Disusun berdasarkan perencanaan partisipatif.

Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa dasar dari program berupa sumber daya lokal, pemberdayaan ekonomi dan partisipasi masyarakat. Maka dalam hal ini perusahaan sudah menerapkan konsep pertisipatif dalam pembangunan yang disebut sebagai pembangunan partisipatif. Selain itu perusahaan juga telah memberdayakan sumber daya lokal sebagai bagian daripada tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial. Hal ini disebut dengan pembangunan masyarakat (community development), menurut Soetomo (2006: 84) pengertian community development yaitu adanya perubahan kondisi sosial ekonomi yang teroganisasi dalam suatu komunitas (lokalitas). Atau menaikkan penghasilan serta taraf hidup masyarakat yang bersangkutan. Pada tahapan selanjutnya program CSR PT Arun sebagian wewenangnya dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Republika sebagai intermediet dalam mengimplementasikan Micro Empowerment Enterprise Program di Kota Lhokseumawe.

4.3.1. Tugas dan Kewenangan PT Arun 1) Alokasi Dana

Dalam kerjasama ini tugas dan tanggung jawab PT Arun NGL hanya mempersiapkan dana untuk program MEEP selaku pihak pertama. Hal ini tertuang dalam akte kerjasama kedua institusi ini dan dana yang dipersiapkan oleh PT Arun NGL untuk mengimplementasikan Micro Enterprise Empowerment Program sebesar

Rp. 1.681.200.000,- (satu milyar enam ratus delapan puluh satu juta dua ratus ribu rupiah). Dana sebesar itu dialokasikan perusahaan sesuai dengan dana yang diajukan oleh Dompet Dhuafa. Jadi, prosedurnya melalui proses proposal yang nantinya diseleksi oleh CSR team dan disahkan oleh pihak perusahaan. Selanjutnya seluruh dana akan ditransfer langsung ke rekening yayasan tanpa melalui tahapan-tahapan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Superintendent Public Relation PT Arun NGL sebagai berikut:

“... Kalau kita sesuai dengan MoU berapa dana yang dibutuhkan selama dua tahun kita langsung drop sekaligus karena untuk mereka membuat planning dan memudahkan kita mengontrol,...” (Wawancara tanggal 1 Desember 2010).

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwasanya prosedur pelaksanaan program ini transparan, fleksibel dan profesional. Hal ini disebabkan kepercayaan perusahaan terhadap Dompet Dhuafa sangat tinggi terhadap keberhasilan program. Selain itu, alokasi dana yang demikian supaya mempermudahkan Dompet Dhuafa untuk mempersiapkan dan merencanakan program. Serta memudahkan perusahaan untuk melaksanakan kontrol terhadap kinerja Dompet Dhuafa.

Dokumen terkait