• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Implikasi Hasil

Penelitian Ini mendeskripsikan peran kegiatan ekstrakurikuler karawitan Jawa dalam menanamkan nilai cinta budaya pada anak di SD Antonius 01 Semarang

4.4.1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini membawa implikasi teoritis atas berbagai teori maupun hasil penelitian terdahulu yang mendasarinya. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peran kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa dalam menanamkan nilai cinta budaya pada anak di SD Antonius 01.

Nilai cinta budaya termasuk dalam salah satu 18 karakter anak bangsa yaitu cinta tanah air. Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. (Depdiknas, 2010:9). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memperkuat teori yang telah ada. Sehingga dapat menjadi rujukan atas referensi bagi yang memiliki kebijakan. (Kepala sekolah dan dinas terkait)

4.4.2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini yaitu peneliti menjadi lebih mengetahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa tidak hanya mengandung unsur keindahan tetapi juga dapat menanamkan nilai cinta budaya pada siswa. Peneliti juga bisa menerapkan hasil penelitian ini untuk melestarikan budaya karawitan jawa.

4.4.3. Implikasi Pedagogis

Implikasi pedagogis dari penelitian ini yaitu sekolah lain juga dapat menerapkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa seperti yang ada di SD Antonius 01 semarang. Dengan mengadakan ekstrakurikuler karawitan jawa diharapakan nilai cinta budaya dapat tertanamkan pada diri anak- anak.

101

BAB V

PENUTUP

5.1.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran ekstrakurikuler Karawitan jawa sangat berperan dalam menanamkan nilai cinta budaya pada siswa. Hal ini ditunjukan oleh guru yang berhasil memenuhi beberapa indikator antara lain Pemahaman guru terhadap peserta didik, Perancangan pembelajaran, Kemampuan mengembangkan potensi peserta didik, Kemampuan memotivasi siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan mengelola pembelajaran..

2. Bentuk nilai cinta budaya pada diri siswa yang terlihat saat kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa antara lain siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap budaya lokal, siswa memiliki apresiasi terhadap kebudayaan lokal, siswa disiplinan dalam mengikuti kegiatan, siswa mengetahui memiliki kewajiban kewajiban warga lokal untuk melestarikan budaya, siswa memiliki kesadaran dan kemampan melestarikan budaya.

3. Faktor pendukung dalam kegiatan karawitan jawa berasal dari kesadaran diri siswa untuk mengikuti kegiatan karawitan jawa, dukungan dari keluarganya dalam mengikuti kegiatan, dukungan dari

lingkungan sekolahnya seperti dari guru, teman-temannya dan kepala sekolah.

5.2.SARAN

Berdasarkan simpulan yang dibuat peneliti terhadap pelaksanaan penelitian deskriptif mengenai peran kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa dalam menanamkan nilai cinta budaya pada siswa di SD Antonius 01 Semarang, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1. Bagi Guru Ekstrakurikuler

Dalam kegiatan karawitan jawa guru dapat meningkatkan keterlibatan siswa yang belum ikut kegiatan agar terlibat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa.

5.2.2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya mempertahankan dan meningkatkan kegiatan karawitan jawa agar melalu kegiatan karawitan jawa menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari kebudayaan lokal sehingga dapat melestarikan kebudayaan lokal.

5.2.3. Bagi Siswa

Dalam kegiatan ekstrakurikuler karawitan jawa merupakan kesempatan bagi siswa juga untuk mengembangkan potensi mereka dalam bermain alat musik tradisional dan menyanyikan gendhing- gendhing jawa.

102

Daftar Pustaka

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Brotosejati, Widodo. 2008. Macapat: Teori dan Praktik Nembang. Semarang:. UNNES Press.

Darsono, Max, dkk.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdikbud. 1985. Ensiklopedi Seni Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

__________. 1990. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP): Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: PT. Bina Tama Raya.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dubrin, Andrew.J. 2006. The Complete Ideal’s Guides Leadership. Jakarta:

Prenada Media.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Lenciono, Patrick. 2006. Overcoming The Five Disfunctions of A Team. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, Lexy. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nuryadi. 2015. “Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, Samarinda: Universitas Mulawarman

Pekerti, Widia, dkk (2006), Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sardiman, A. M. 1989. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Siswanto, M. 1986. Tuntunan Karawitan II. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Sudjana, Nana. 2000. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Sukmadinata, Nana Syaodih dan Ibrahim. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

__________, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Sumantri, Mulyani, dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rusli Lutan (1986). Pengelolaan Interaksi belajar mengajar intrakurikuler, ko kurikuler dan ekstrakurikuler. Jakarta Universitas Terbuka.

Sukarya Zakaryas, dkk. 2008. Pendidikan Seni. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sumarsam. 2002. Hayatan Gamelan Kedalaman Lagu, Teori dan Perspektif.

Surakarta: STSI Press.

Suyuti dan Sumarto. 1978. Karawitan Gaya Baru Jilid 1 dan 2. Solo: Tiga Serangkai.

Supanggah, Rahayu. 2002. Bothèkan Karawitan 1. Jakarta: Masyarakat SeniPertunjukan Indonesia.

Suprihatin, dkk. 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press. Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya.

TIM MKDK IKIP Semarang. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Widia Pekerti, dkk (2006), Metode Pengembangan Seni. Universitas Terbuka. Jakarta

106

Dokumen terkait