5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.9 Implikasi Kebijakan
pertambangan umum. Perda No 1 Tahun 2003 memasukan pasir laut dengan
kategori sebagai bahan galian C. Perda tersebut memiliki kelemahan bila diterapkan
pada usaha penambangan pasir laut karena pada pasal 21 ayat 4 disebutkan bahwa
luas wilayah ekploitasi maksimal 100 hektar. Pada kenyataan saat ini setiap kuasa
pertambangan yang diberikan oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Serang
luasnya mencapai puluhan ribu hektar. Mempertimbangkan kelemahan tersebut,
apabila Pemerintah Daerah Kabupaten Serang tetap pada kebijakan mengekploitasi
pasir laut sebaiknya membuat peraturan daerah khusus mengenai pengusahaan pasir
laut yang mengacu pada peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir. Hal
tersebut sangat diperlukan karena wilayah laut merupakan perairan umum dan
berbagai pihak memiliki kepentingan atas perairan tersebut.
Hal lain yang menjadi masalah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Serang
belum memiliki peraturan daerah mengenai tata ruang laut dan pesisir sehingga
Pemerintah Daerah belum memiliki kebijakan mengenai zonasi-zonasi laut yang
mengatur wilayah fishing ground, penambangan pasir laut ataupun zonasi laut untuk
kepentingan lainnya. Melihat kondisi tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Serang
perlu segera membuat peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir yang
memuat kebijakan zonasi untuk kepentingan berbagai pihak yang dapat mengatur dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Community development sebagai upaya pemberdayaan masyarakat diberikan
oleh perusahaan yang melakukan penambangan pasir, tetapi besaran nilai dana dan
teknis pengelolaannya belum ada pedoman atau aturan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah. Produksi perikanan tangkap di Kecamatan Tirtayasa semakain
menurun terlebih dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang
memberikan ijin penambangan pasir laut. Penambangan pasir laut telah menyebabkan
pola penangkapan yang dilakukan oleh nelayan berubah, khususnya ketika kapal
penambang pasir laut beroperasi. Nelayan Kecamatan Tirtayasa biasanya melakukan
penangkapan secara oneday fishing dengan memasang jaring atau bubu pada sore hari
dan setelah itu kembali kedarat untuk melakukan aktivitas lainnya. Waktu tempuh
yang diperlukan untuk dapat sampai pada lokasi fishing ground hanya berkisar 30 –
60 menit. Pada pagi hari nelayan kembali ke laut untuk menarik jaring atau bubu.
Semenjak adanya penambangan pasir laut, nelayan melakukan penangkapan pada
lokasi yang lebih dekat ke pantai atau jauh melewati daerah fishing ground yang
biasa dituju. Ketika melakukan penangkapan lebih dekat ke pantai, nelayan tidak
merubah pola penangkapan, tetapi hasil yang didapat adalah rajungan dengan ukuran
yang relatif lebih kecil sehingga nilai jual rajungan semakin murah dibawah harga
yang layak. Ketika nelayan melakukan penangkapan pada perairan melewati fishing
ground yang biasa dituju, pola penangkapan nelayan berubah. Nelayan pergi melaut
pada pagi hari untuk memasang jaring atau bubu dan mengangkatnya kembali setelah
terendam 3-4 jam. Hal tersebut diulangi dua atau tiga kali dalam satu trip
penangkapan sehingga mereka tidak lagi kembali kedarat dengan meninggalkan
jaring sebagaimana biasa dilakukan. Nelayan yang melakukan penangkapan pada
fishing ground lebih jauh mendapat hasil tangkapan yang relatif lebih banyak dan
berkualitas serta harga jual rajungan yang relatif lebih baik, tetapi belum tentu lebih
ekonomis karena nelayan yang melakukan penangkapan pada lokasi fishing ground
lebih jauh tersebut membutuhkan bahan bakar dan perbekalan yang lebih banyak pula
sehingga biaya operasional melaut menjadi lebih tinggi. Nelayan Kecamatan
Tirtayasa berupaya mengatasi tingginya biaya operasional dengan menggunakan
bahan bakar yang tidak semestinya sebagai pengganti solar. Bahan bakar pengganti
tersebut berupa campuran 8 – 10 liter minyak tanah dengan satu liter olie bekas.
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang sampai saat ini belum mengeluarkan
aturan khusus mengenai alat tangkap, oleh karena itu di perairan Kabupaten Serang
cukup banyak beroperasi alat tangkap yang kurang ramah lingkungan seperti gardan,
arad dan lampara dasar yang dimodifikasi menjadi mini trawl. Berbagai program
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang melalui Dinas Perikanan dan Kelautan untuk
nelayan telah banyak dilakukan seperti pemberian bantuan alat tangkap, mesin perahu
dan pemasangan rumpon dengan sumber pembiayaan APBN maupun APBD. Namun
seringkali pemberian bantuan tersebut kurang tepat sasaran dan kurang tepat guna.
sesuai dengan apa yang biasa digunakan oleh nelayan pada perairan Kabupaten
Serang. Pemberian bantuan yang kurang tepat sasaran dan kurang tepat guna menjadi
sia-sia bahkan terkadang menjadi masalah baru. Program subsidi untuk perikanan
tangkap saat ini baru diberikan kepada pengelola tempat pelelangan ikan untuk
menampung ikan hasil tangkapan nelayan. Hal tersebut dilakukan untuk menjadikan
harga ikan stabil pada kisaran harga yang layak. Program tersebut untuk menaikan
posisi tawar nelayan yang selama ini lebih sering dikendalikan para juragan atau
pemilik modal. Program lainnya berupa bantuan peningkatan modal usaha perikanan
saat ini masih berjalan melalui kegiatan PEMP (pemberdayaan ekonomi masyarakat
pesisir ) bersumber dana APBN. Program PEMP juga telah berhasil membangun
SPDN di Kecamatan Anyer dan rencana saat ini akan dibangun SPDN di Kecamatan
Tirtayasa.
Lampiran 1. Uji T produksi rajungan
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1 Variable 2 Mean 10.59 4.873158 Variance 149.9122 7.811445 Observations 19 19 Pearson Correlation 0.407587 Hypothesized Mean Difference 0 df 18 t Stat 2.186999 P(T<=t) one-tail 0.021093 t Critical one-tail 1.734063 P(T<=t) two-tail 0.042186 t Critical two-tail 2.100924
Lampiran 2 . Rata-rata dan standar deviasi ukuran rajungan Dimensi Ukuran Rata-rata + SD Sebelum Penambangan CL, cm 5,59 + 0,68 CW, cm 11,56 + 1,24 BW, gram 121,75 + 50,19 Setelah Penambangan CL, cm 5,04 + 0,96 CW, cm 10,3 + 1,9 BW, gram 92,69 + 71,58
Lampiran 3. Perhitungan perubahan surplus produsen Desa Lontar Produksi per trip (Kg) Harga (Rp/Kg) Jumlah Armada Jumlah Hari Melaut Biaya Operasional Per Trip Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Surplus (6) (7) (8) (1) x (2) x (3) x (4) (3) x (4) x (5) (6) - (7) Sebelum Penambangan
1) Rajungan (Jaring Rajungan)
- Musim 50 12,500 265 18 35,000 2,981,250,000 166,950,000 2,814,300,000 - Tidak Musim 15 12,500 265 174 35,000 8,645,625,000 1,613,850,000 7,031,775,000 Setelah Penambangan
1) Rajungan (Jaring Rajungan)
- Musim 8 12,500 265 18 35,000 477,000,000 166,950,000 310,050,000 - Tidak Musim 4 12,500 265 174 35,000 2,305,500,000 1,613,850,000 691,650,000 Desa Susukan Produksi per trip (Kg) Harga (Rp/Kg) Jumlah Armada Jumlah Hari Melaut Biaya Operasional Per Trip Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Surplus (6) (7) (8) (1) x (2) x (3) x (4) (3) x (4) x (5) (6) - (7) Sebelum Penambangan 1) Rajungan (Bubu) - Musim 50 12,500 18 24 40,000 270,000,000 17,280,000 252,720,000 - Tidak Musim 20 12,500 18 234 40,000 1,053,000,000 168,480,000 884,520,000 Komoditas/alat tangkap (1) Komoditas/alat tangkap (1) (2) (3) (4) (5) (2) (3) (4) (5)
No Tahun / Bulan Rajungan (Ton) Udang (Ton) Ikan (Ton) 2002 1 Jan-02 9.10 2 Peb 30.18 3 Mar 50.30 4 April 14.40 5 Mei 15.40 6 Juni 18.20 7 Juli 4.00 8 Agustus 2.00 9 Sept 9.00 10 Okt 6.79 11 Nop 6.29 12 Des 14.80 2003 1 Jan-03 1.30 2 Pebruari 2.45 3 Maret 0.90 4 April 2.50 5 Mei 2.20 6 Juni 1.50 7 Juli 8.00 8 Agustus 11.00 9 September 12.00 10 Okt 7.88 11 Nopember 6.48 12 Desember 6.13 2004 1 Jan-04 2.00 2 Pebruari 1.80 3 Maret 2.50 4 April 3.00 5 Mei 2.20 6 Juni 1.80 7 Juli 4.00 8 Agustus 5.60 9 September 7.00 10 Okt 8.00 11 Nopember 7.00 12 Desember 5.30 2005 Jan-05 3.20 Peb 5.00 Maret 1.70 REKAPITULASI PRODUKSI RAJUNGAN TAHUN 2002 - 2004 Produk - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 Jan- 02 Apri l Juli Okt Ja Jumlah P roduksi (ton)
Produksi Rajungan 2002 - 2005 y = 0.031x2 - 1.628x + 23.979 R2 = 0.3868 2 Apri l Juli Okt Jan- 03 Apri l Juli Okt Jan- 04 Apri l Juli Okt Jan- 05 Bulan
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Penambangan pasir laut di utara perairan Kabupaten Serang telah dilakukan oleh PT Jet Star sejak 2003 hingga 2005. Semenjak dilakukannya penambangan pasir laut, terjadi penurunan produksi secara signifikan. Ukuran panjang Carapace (CL) 5,04 cm ± 0,96 sedangkan rata–rata lebar karapas (CW) sebesar 10,3 cm ± 1,9 dan rata-rata berat tubuh (BW) sebesar 92,69 gram ± 71,58 .
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa semenjak dilakukan penambangan pasir laut, pendapatan nelayan semakin berkurang. Selama periode penambangan pasir laut telah terjadi penurunan surplus produsen dari komoditas rajungan senilai Rp. 10.046.625.000,- setiap tahunnya. 3. Regresi produksi pasir laut terhadap produksi rajungan didapat persamaan
Y=1,37 –0.237X1 + 0,365X2 dengan kurva trend produksi rajungan menurun, namun demikian persamaan regresi belum memberikan hasil yang signifikan.
6.2 Saran
Kebijakan Pemerintah Daerah memutuskan memberikan ijin ataupun tidak terhadap penambangan pasir laut, tetap akan menghadapi resiko dan permasalahan. Namun dalam memutuskan kebijakan Pemerintah Daerah hendaknya melihat dari keseluruhan aspek, termasuk aspek budaya, sosial dan lingkungan. Pemerintah Daerah harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat termasuk nelayan dan tidak harus selalu berorientasi pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan kebijakan adalah :
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Serang perlu membuat peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir yang memuat kebijakan zonasi di laut sehingga Pemerintah Daerah dapat mengkaji peraturan daerah secara khusus tentang ijin pengusahaan pasir laut dan mengacu pada peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir.
2. Perlu dibuat kebijakan serta program perikanan yang mengupayakan kelestarian dan keberlanjutan sumber daya ikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan nelayan.
3. Perlu dilakukan penelitian analisis dampak penambangan pasir laut terhadap komoditas perikanan lainnya selain rajungan (Portunus pelagicus).
4. Perlu dilakukan penelitian upaya meminimalkan dampak penambangan pasir laut, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan nelayan
ANALISIS DAMPAK PENAMBANGAN PASIR LAUT
TERHADAP PERIKANAN RAJUNGAN
DI KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG
DJUMADI PARLUHUTAN P.
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Analisis Dampak Penambangan Pasir Laut Terhadap Perikanan Rajungan Di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, A p r i l 2007
Djumadi Parluhutan P. C551030274
ABSTRAK
DJUMADI PARLUHUTAN P. Analisis Dampak Penambangan Pasir Laut Terhadap Perikanan Rajungan di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI dan RONNY IRAWAN WAHYU.
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang telah memberikan perijinan penambangan pasir laut kepada PT. Jet Star yang telah melakukan penambangan pasir laut di Kecamatan Tirtayasa sejak September tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Penambangan pasir laut telah berdampak pada perikanan tangkap khususnya rajungan. Rajungan (Portunus pelagicus) termasuk krustasea demersal dengan habitat pasir.
Penelitian ini bertujuan menganilisis dampak penambangan pasir laut terhadap perikanan rajungan. Uji T digunakan untuk membandingkan produksi rajungan sebelum dan setelah adanya penambangan pasir laut. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara produksi pasir laut dengan produksi rajungan. Aspek ekonomi dinilai dengan valuasi ekonomi melalui metode perubahan surplus produsen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi rajungan menurun secara signifikan setelah adanya penambangan pasir laut. Lebar karapas dan bobot tubuh juga menurun setelah adanya penambangan pasir laut. Analisis regresi menunjukan bahwa setiap kenaikan produksi pasir laut akan menurunkan produksi rajungan. Terdapat perubahan surplus produsen sebesar Rp.10.046.625.000,- setiap tahun. Penambangan pasir laut juga telah berdampak terhadap pola penangkapan nelayan rajungan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang perlu membuat peraturan daerah mengenai penambangan pasir laut secara khusus yang didasarkan peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir. Pemerintah daerah juga perlu membuat suatu program dan penelitian untuk meminimalkan dampak negatif penambangan pasir laut.
ABSTRACT
DJUMADI PARLUHUTAN P. Impact Analysis of Sand Mining on The Swimming Crab Fishery in Tirtayasa, Serang Regency. Under direction of AKHMAD FAUZI and RONNY IRAWAN WAHYU.
The government of Serang District has given the policy to sand mining on coastal fisheries and PT Jetstar has exploited sand on coastal fisheries in Tirtayasa since September 2003 up to 2005. Sand mining has influenced on coastal fisheries especially to the swimming crab (Portunus pelagicus). Swimming crab is a demersal crustacea with habitat muddy sand.
The objective of the research is to analyze the impact of sand mining on the swimming crab fishery. T test analysis was used to compare the production of swimming crabs before and after sand mining. Regression analysis was use to analyze correlation between sand mining production and swimming crabs production. Economic valuation was obtained by using surplus producer method.
The result of this research show that the swimming crabs production has decrease and there is significantly after sand mining activity. Carapace Wide (CW) and Body Weight (BW) has decreased after sand mining. The result of regression analysis shows that increasing the production of sand mining has an impact towards decreasing of swimming crab production. There is decreasing of surplus producers Rp. 10.046.625.000, - for a year. The sand mining has influenced to the pattern of fishing for the crab fishers activities.
In the future, the government needs to establish the regulation of marine and coastal zone, special regulation sand mining on coastal, sustainable fisheries program and research to minimize negative impact of sand mining activities. Key words : sand mining, swimming crab, Serang Regency
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor
Tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya
ANALISIS DAMPAK PENAMBANGAN PASIR LAUT
TERHADAP PERIKANAN RAJUNGAN
DI KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG
DJUMADI PARLUHUTAN P.
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis : Analisis Dampak Penambangan Pasir Laut Terhadap Perikanan Rajungan di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang
Nama : Djumadi Parluhutan P.
NRP : C 551030274
Program Studi : Teknologi Kelautan
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc. Ir. Ronny I. Wahyu, M. Phil.
Ketua Anggota
Diketahui,
Program Studi Teknologi Kelautan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Ketua
Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
PRAKATA
Syukur kepada Tuhan atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul Dampak Penambangan Pasir Laut Terhadap Perikanan Rajungan di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Kelautan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Dengan penuh rasa hormat dan tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc. dan Ir. Ronny I. Wahyu, M.Phil. selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan pikiran serta memberikan saran, bimbingan dan petunjuk yang sangat berarti. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Serang, Dinas Perikanan dan Kelautan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak di jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dan rekan - rekan TKL yang telah membantu penulis dalam penelitian, penulisan tesis dan penyelesaian studi. Terimakasih juga kami sampaikan kepada orangtua, mertua, dan keluarga serta istri dan putri tercinta atas dukungan dan doa untuk penulis.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan penelitian penulis.
Bogor, April 2007
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Januari 1970 sebagai putra ketujuh dari delapan bersaudara pasangan Bapak S.T. Pandjaitan dan Ibu T. Simandjuntak (Alm.) Pendidikan penulis dari SD hingga SMU ditempuh di Kota Bandung.
Penulis lulus SMA tahun 1988 dan pada tahun 1990 penulis diterima di Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan, Universitas Brawijaya Malang dan selesai pada tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis bekerja sebagai Supervisor di CP Bahari, Lampung dan tahun 1998 menjadi PNS pada Departemen Transmigrasi yang ditempatkan di Kanwil Banda Aceh. Pada tahun 2000 penulis pindah ke Kanwil Jawa Barat dan ditempatkan di Kandep Serang. Pada tahun 2000 penulis menjadi pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dan bertugas pada Dinas Perikanan dan Kelautan. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Teknologi Kelautan, Sub Program Perencanaan Pembangunan Kelautan Perikanan, SPs-IPB.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL. ... viii DAFTAR GAMBAR. ... x DAFTAR LAMPIRAN. ... xi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . ... 1 1.2 Perumusan Masalah . ... 3 1.3 Tujuan Penelitian. ... 3 1.4 Manfaat Penelitian. ... 4 1.5 Kerangka Pemikiran. ... 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumberdaya. ... 8 2.2 Klasifikasi Sumberdaya Alam. ... 9 2.3 Penilaian Ekonomi Sumber Daya. ... 12 2.4 Teknik Pengukuran Nilai Ekonomi. ... 15
2.4.1 Pengukuran Nilai Ekonomi Barang dan Jasa yang
Diperdagangkan (traded). ... 15 1) Surplus. ... 15 2) Surplus Konsumen. ... 16 3) Surplus Produsen. ... 17 4) Rente Sumberdaya. ... 18 2.4.2 Teknik Penilaian Non Pasar Sumber Daya Alam dan Lingkungan 18 2.5 Sumber Daya Pasir Laut. ... 19 2.6 Sumber Daya Rajungan. ... 21
2.7 Dampak Penambangan Pasir Laut. ... 25 2.7.1 Aspek Ekonomi. ... 25 2.7.2 Aspek Lingkungan. ... 25 2.7.3 Aspek Sosial. ... 26 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Lokasi Penelitian. ... 28 3.2 Jenis dan Sumber Data. ... 28 3.3 Metode Pengambilan Contoh atau Data. ... 28 3.4 Analisis Data. ... 29 3.4.1 Uji Perbedaan Produksi. ... 29 3.4.2 Kualitas Rajungan. ... 30 3.4.3 Analisis Hubungan Produksi Pasir Laut-Produksi Rajungan. ... 30 3.4.4 Surplus Produsen. ... 31 4. KEADAAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum. ... 33 4.2 Kondisi Perikanan Tangkap dan Budidaya Tambak. ... 34 4.3 Keadaan Umum Kecamatan Tirtayasa. ... 40 4.4 Karakteristik Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Penelitian. . 44 4.5 Karakteristik Responden. ... 55 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Daerah Penangkapan Ikan dan Kawasan Penambangan Pasir Laut. ... 57 5.2 Produksi Rajungan. ... 57 5.3 Produksi Rajungan Sebelum dan Setelah Penambangan Pasir Laut. ... 58 5.4 Kualitas Produksi Rajungan. ... 59 5.5 Ijin Pertambangan dan Produksi Pasir Laut. ... 60 5.6 Biofisik Perairan. ... 62 5.7 Regresi Produksi Pasir Laut Terhadap Produksi Rajungan. ... 64 5.8 Perubahan Surplus Produsen. ... 65 5.9 Implikasi Kebijakan . ... 68
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan. ... 72 6.2 Saran. ... 72 DAFTAR PUSTAKA . ... 74 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Siklus perkembangan hidup dan habitat rajungan (Portunus pelagicus) ...
24
2.
Produksi perikanan tangkap/budidaya Kabupaten Serang tahun 2003 ...
34
3.
Produksi (ton) perikanan laut Kabupaten Serang menurut kecamatan ...
35
4.
Nilai produksi (Rp. 1000) perikanan laut Kabupaten Serang menurut
kecamatan. ...
35
5.
Produksi perikanan laut menurut jenis ikan tahun 2002-2003. ...
36
6.
PDRB Kabupaten Serang dan kontribusi sektor perikanan terhadap
PDRB. ...
37
7.
Jumlah armada penangkapan nelayan menurut kecamatan. ...
37
8.
Jumlah alat tangkap di Kabupaten Serang tahun 2003. ...
38
9.
Perkiraan pendapatan nelayan dan buruh nelayan pada beberapa alat
tangkap di Teluk Banten tahun 1998-1999. ...
39
10. Luas tambak menurut kecamatan. ...
40
11. Jumlah rumah tangga petani tambak dan luas areal tambak di Kabupaten
Serang. ...
40
12. Jumlah penduduk Kecamatan Tirtayasa. ...
41
13. Luas penggunaan lahan di Kecamatan Tirtayasa (ha.). ...
42
14. Pemanfaatan lahan di Kecamatan Tirtayasa pada desa-desa pengamatan
42
16. Bagian, bahan dan ukuran jaring rajungan yang digunakan nelayan
Kecamatan Tirtayasa. ...
45
17. Bagian, bahan dan ukuran bubu lipat. ...
49
18. Jumlah kapal dan nelayan di desa-desa pengamatan di Kecamatan
Tirtayasa. ...
53
19. Karakteristik responden di wilayah penelitian. ...
55
20. Perbandingan kualitas rajungan. ...
60
21. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air di lokasi
penambangan. ...
63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Alur kerangka penelitian. ... 6