• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan analisis terhadap tiga skenario alternatif kebijakan pengelolaam konservasi lahan di hulu DAS Citarum dengan menggunakan analisis multikriteria, prioritas pengelolaan untuk masa yang akan datang adalah diterapkannya sebagai konservasi. Kebijakan ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan konsekuensi dalam berbagai aspek yaitu, sosial, ekonomi, dan ekologi.

Secara sosial penetapan kawasan konservasi harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain adalah diterima secara sosial, melestarikan budaya dan tradisi setempat, serta dapat mengeliminasi konflik kepentingan (pemanfaatan lahan). Secara ekonomi harus dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat. Adapun secara aspek ekologi pengelolaan sumberdaya alam di Hulu DAS Citarum harus memiliki keanekaragaman ekosistem lingkungan yang tidak mengalami kerusakan, degradasi lahan, serta kawasan yang berperan sebagai daerah tangkapan air untuk wilayah hulu maupun hilir.

Berikut ini adalah uraian secara terperinci mengenai impikasi kebijakan konservasi. Masing-masing implikasi ini akan menguraikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan penetapan hulu DAS Citarum sebagai kawasan konservasi.

5.6.1. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat

Penetapan konservasi harus memerlukan partisipasi masyarakat dan harus diterima oleh masyarakat lokal. Pengertian masyarakat dalam terminologi ini tidak hanya terbatas pada masyarakat konservasi, tetapi juga seluruh pihak yang berkepentingan terhadap konservasi. Penerimaan terhadap konservasi pada gilirannya akan menciptakan partisipatif aktif dari masyarakat dalam keikutsertaan untuk melakukan kegiatan konservasi di Hulu DAS Citarum.

Untuk mewujudkan penerimaan masyarakat tersebut perlu sosialisasi yang kontinyu mengenai hal perencanaan dan pelaksanaan konservasi secara sosial, ekonomi dan ekologi serta pengembangan wilayah. Dengan upaya tersebut diharapkan adanya persamaan terhadap persepsi mengenai pentingnya konservasi lahan di hulu DAS Citarum sebagai salah satu dari ciri pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Penerimaan masyarakat juga harus diperlukan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan (sense of belonging) terhadap konservasi sehingga muncul kesadaran untuk senantiasa aktif dalam melaksanakan konservasi.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan konservasi ini masih terdapat konflik antara masyarakat dan pihak pelaksana konservasi ini karena pihak pelaksana konservasi (perhutani) hanya memanfaatkan masyarakat sebagai buruh tanam di kawasan konservasi. Beberapa permasalahan mengenai pelaksanaan kawasan konservasi yang harus diselesaikan meliputi keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan/pengelolaan kawasan dan aksesibilias masyarakat khususnya harus ada kejelasan bahwa konservasi tidak saja memberikan keuntungan bagi pelaksana konservasi tetapi juga memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar dengan tidak ada larangan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya.

5.6.2. Nilai Ekonomis Kawasan

Nilai ekonomi lahan di Hulu DAS Citarum dalam konteks konservasi diperkirakan akan mengalami pengingkatan dibandingkan dengan kondisi saat ini. Hal ini terkait dengan fungsi konservasi sebagai daerah tangkapan air bagi tiga waduk besar di Jawa Barat. Logikanya adalah bila konservasi dikembangkan maka akan menjaga Nilai ekologis bagi daerah hulu dan hilir seperti: ketersediaan air, mengurangi sedimentasi sungai, penyerapan air tanah, pencegahan banjir. Hal lain yang dapat memberikan Nilai ekonomis terhadap kawasan adalah peningkatan jasa lingkungan bagi wilayah tersebut. Semakin tinggi perekonomian suatu wilayah yang dicirikan oleh tingginya kegiatan ekonomi per kapita dari jumlah penduduk maka akan semakin tinggi Nilai ekonomi yang diberikan oleh kawasan konservasi. Demikian juga pembangunan ekonomi regional akan semakin kuat dan berkelanjutan apabila pengelolaan konservasi semakin efektif, karena subsidi Nilai dari jasa ekologis kawasan konservasi semakin tinggi

5.6.3. Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah

Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang essensial bagi kelangsungan hidup manusia dan sumberdaya alam tidak saja mencukupi kebutuhan hidup manusia namun juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan penduduknya dan pengembangan suatu wilayah.

Tiap wilayah memiliki karakteristik sumber daya alam yang berbeda-beda sebagai faktor bawaan (endowment). Pengelolaan sumberdaya alam harus dapat dilakukan dengan baik dan tepat untuk dapat memberikan manfaat berupa kesejahteraan dan kemajuan suatu wilayah dengan tidak mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri.

Dari sisi pengelolaan wilayah hulu DAS, konsep dari konservasi yang pada dasarnya adalah sebagai upaya dalam pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam sebagai faktor pendukung utama dalam pembangunan. Pengendalian dan pemanfaatan pembangunan di wilayah hulu DAS yang berbasis pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan akan memberikan Nilai tambah, dengan demikian dinyatakan bahwa Nilai guna dari kawasan konservasi mendorong tambahan manfaat langsung melalui suatu proses efek pengganda (multiplier effect). Misalnya adalah peningkatan Nilai guna berupa Nilai jasa

lingkungan, Nilai ekonomi sumberdaya baik langsung maupun tidak langsung sehingga bukan saja manfaat ekonomi yang didapat tetapi juga manfaat ekologi dalam jangka panjang bagi wilayah itu sendiri.

Dalam tataran pengembangan wilayah, konservasi akan memberikan Nilai tambah bagi pengembangan wilayah di Hulu DAS Citarum, karena diharapkan dari pengelolaan konservasi ini memberikan perubahan baik sehingga mengarahkan pengembangan wilayah kepada terjadinya ekonomi (efieinsi), pemerataan (equity) dan keberlanjutan (sustainability) untuk masa yang akan datang. Selain potensi utama sebagai daerah tangkapan air untuk daerah hilir, konservasi di hulu DAS Citarum diperkirakan dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi baik bagi masyarakat setempat maupun bagi ekonomi wilayah seperti ketersediaan air bagi tiga waduk besar di Jawa Barat juga bagi daerah hilir. Kawasan konservasi merupakan kawasan yang mampu mengakomodir dua kepentingan, yaitu peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan.

5.6.4. Institusi Pengelolaan

Selama ini pengelolaan sumberdaya alam di pulau Jawa di kelola oleh pihak Perhutani. Perum Perhutani merupakan penanggungjawab pengelolaan kawasan konservasi dalam rangka konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya berdasarkan undang-undang yang berlaku. sementara itu pemerintah daerah juga mendorong kepentingan untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya sebagai salah satu roda penggerak perekonomian wilayah. Sistem pengelolaan konservasi selama ini masih terdapat kelemahan khususnya keterpaduan kegiatan instansi dan lembaga yang berkaitan didalamnya sehingga dibutuhkan suatu paradigma baru untuk melakukan perubahan dalam sistem pengelolaan kawasan konservasi.

Pengelolaan ini harus mencakup aspek sosial ekonomi, ekologi dan kebijakan. Usaha pengelolaan konservasi ini harus melibatkan pihak yang memiliki kepentingan di hulu DAS seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan masyarakat, sektor swasta dan pihak-pihak lain.Disamping itu diperlukan komitmen kelembagaan yang kuat dari masing-masing stakeholder yang telibat.

Sementara itu untuk menjaga pembangunan di hulu DAS secara berkelanjutan, maka hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan wilayah adalah membangun pemberdayaan dari masyarakat setempat, sebagai pihak yang merasakan dampak langsung dari suatu kegiatan pembangunan. Serangkaian program pemberdayaan masyarakat yang bisa diterapkan yang berkaitan dalam pengelolaan konservasi adalah:

1. Penguatan kelembagaan dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dan pelestarian sumberdaya alam, yang diantaranya dapat dilakukan dengan optimalisasi fungsi koperasi yang ada.

2. Pemberdayaan berbasis pengelolaan sumberdaya alam yang ramah lingkungan

3. Pemberdayaan berbasis budidaya, seperti kopi, murbey, tanaman pakan ternak.

4. Pemberdayaan istri-istri petani dalam memberikan alternatif kegiatan untuk penguatan ekonomi rumah tangga.

Dokumen terkait