• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Implikasi

Dari permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini, dapat ditemukan fakta mengenai terbentuknya aturan hukum yang mengatur secara khusus kemudian dirubah dan dihapus ketentuan aturan hukum

tersebut menjadi kembali kepada aturan hukum yang lebih umum dengan uraian sebagai berikut :

1. Pasal 20 UUJN mengatur bahwa Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk perserikatan perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian dan ketidakberpihakan dalam menjalankan jabatannya dapat dilaksanakan dalam bentuk perserikatan perdata sebagaimana dimaksud pasal tersebut, bentuk perserikatan perdata itu diatur oleh para Notaris dengan perjanjian yang dibuat oleh para Notaris yang tergabung di dalam perserikatan perdata berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan maupun pelaksanaan dalam menjalankan jabatan Notaris dalam bentuk perserikatan perdata diatur dalam Peraturan Menteri.

Sebagai peraturan pelaksana dari Pasal 20 UUJN, ditetapkanlah Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH.01.AH.02.12.TAHUN 2010 pada tanggal 8 Februari 2010 yang memberikan kepastian hukum dan landasan bagi para Notaris di Indonesia dalam mendirikan perserikatan perdata. Yang dimaksud dengan Perserikatan Perdata dalam ketentuan Pasal 20 UUJN tersebut adalah “Kantor Bersama Notaris”.

2. Notaris dalam menjalankan jabatannya dalam bentuk Persekutuan Perdata diatur dalam Pasal 20 UUJN-P, bahwa Notaris dalam menjalankan jabatannya dalam bentuk persekutuan perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian dan ketidakberpihakan dalam menjalankan jabatannya diberikan definisi mengenai Persekutuan Perdata yang dimaksud.

Bentuk Persekutuan perdata diatur oleh para Notaris dalam suatu perjanjian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti bahwa Notaris dalam menjalankan jabatannya dapat membentuk persekutuan perdata, yang secara umum mengenai persekutuan perdata sebagaimana diatur dalam KUH Perdata dan

KUHD dan secara khusus mengacu pada ketentuan Permenkumham M.HH.01.AH.02.12 Tahun 2010.

3. Hal ini berarti bahwa seorang Notaris dapat bergabung dengan Notaris lain untuk membentuk persekutuan perdata apabila dilaksanakan sesuai dengan Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa badan usaha dimaksud adalah yang dikelola secara bersama-sama dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam menjalankannya akan tetapi bukan dalam artian komersil.

4. Persekutuan Perdata mempunyai indikasi tidak menguntungkan bagi masyarakat umum, karena akan mengurangi persaingan dan pilihan masyarakat tentang Notaris yang dikehendaki, lebih-lebih di tempat- tempat dimana hanya ada beberapa orang Notaris. Selain daripada itu adanya persekutuan diantara Notaris dapat menyebabkan kurang terjaminnya kewajiban merahasiakan yang menjadi kewajiban para Notaris dan sehubungan dengan kemandirian Notaris.

5. Setiap produk hukum merupakan produk keputusan politik sehingga hukum dapat dilihat sebagai kristalisasi dari pemikiran politik yang saling berinteraksi di kalangan para politisi. Akan tetapi jangan sampai terjadi hukum hanya sebagai produk politik yaitu hukum berisi hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi oleh karena DPR sebagai lembaga politik banyak beranggotakan orang-orang yang tidak biasa berpikir menurut disiplin hukum.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Perlunya uji sinkronisasi dan konsistensi Pasal 20 UUJN-P dengan peraturan perundang-undangan lain sehingga dalam pelaksanaannya tidak akan berbenturan.

2. Perlu penjelasan lebih lanjut mengenai keberadaan Pasal 20 dalam UUJN-P dalam pelaksanaan jabatan Notaris.

3. Pentingnya penegakan hukum yang tegas atau sanksi yang mengatur masalah implementasi Pasal 20 UUJN-P.

4. Perlu dievaluasi lebih lanjut penting atau tidaknya keberadaan Pasal 20 UUJN-P.

DAFTAR PUSTAKA Buku - buku

Chidir Ali. 1999. Badan Hukum, Cetakan Kedua, Alumni, Bandung, 1999 Esmi Wirasih Puji Rahayu. 2005. Pranata Hukum Sebuah Telaah

Sosiologis, Suryandaru Utama, Semarang

G.H.S. Lumban Tobing. 1996. Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Cetakan Keempat, Jakarta

Habib Adjie. 2009. Sanksi Perdata Dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, Refika Aditama, Cetakan Kedua,

Bandung

_____________. 2008. Hukum Notaris Indonesia-Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,

Refika Aditama, Bandung

_____________. 2009. Sanksi Perdata Dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, Refika Aditama, Cetakan

Kedua, Bandung

______________. 2011. Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Jabatan Notaris, Pustaka Zaman, Semarang

______________. 2011. Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, Refika Aditama, Bandung

______________. 2015. Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

Tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung

Hans Kelsen. 2009. Pengantar Teori Hukum, Nusa Media, Cetakan Kedua, Bandung

Hartanti Sulihandari Dan Nisya Rifiani. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan

Terbaru, Dunia Cerdas, Jakarta

HB. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, UNS Press, Surakarta

Herlien Budiono. 2013. Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, Citra Aditya Bakti, Bandung

HMN. Purwosutjipto. 1998. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku 2 tentang Bentuk-Bentuk Badan Hukum, Djambatan,

Jakarta

Janus Sidabalok. 2012. Hukum Perusahaan Analisis Terhadap Pengaturan Peran Perusahaan Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Di

Indonesia, Nuansa Aulia, Bandung

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja. 2010. Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Jakarta, Rajawali Pers

Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya, Bandung

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif, UI Press,Jakarta

Michael Josef Widijatmoko, Sunarto, Wahyu Nugroho. 2012. Teknik Pembuatan Akta Otentik (Akta Notaris & Akta PPAT),

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta

Moh. Mahfud MD. 2011. Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Rajagrafindo Persada, Jakarta

Mukti Fajar Nur Dewata Dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Mulhadi. 2010. Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha Di Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor

Peter Mahmud Marzuki. 2014. Penelitian Hukum, Prenadamedia Grup, Jakarta

R. A. Emma Nurita. 2012. Cyber Notary Pemahaman Awal Dalam Konsep Pemikiran, Refika Aditama, Bandung

Romli Atmasasmita. 2001. Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan Hukum, Mandar Maju, Bandung

Rr. Dijan Widijowati. 2012. Hukum Dagang, Andi, Yogyakarta Satjipto Rahardjo. 2000. Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung

_____________. 2008. Lapisan-Lapisan Dalam Studi Hukum, Bayumedia, Malang

Soerjono Soekanto. 1993. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta

_____________. 2010. Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, UI Press, Jakarta

_____________. 2012. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta

Setiono. 2005. Pemahaman Terhadap Metodologi Penelitian Hukum, Surakarta, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta ____________. 2008. Pedoman Pembimbingan Tesis & Pedoman

Penulisan Usulan Penelitian Tesis, Program Studi Ilmu Hukum

Pascasarjana UNS, Surakarta

_____________. 2012. Hukum Perikatan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Cetakan 1, UNS Press,

Surakarta

Suratman dan Philips Dillah. 2013. Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung

Tan Thong Kie. 2013. Studi Notariat & Serba-Serbi Praktek Notaris, Ichtiar Baru van Hoeve, Cetakan Ketiga, Jakarta

Zainuddin Ali. 2011. Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

Peraturan Jabatan Notaris Di Indonesia, Ord. Stbl. !860 no. 3

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.HH.01.AH.02.12 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Menjalankan Jabatan Notaris Dalam Bentuk Perserikatan Perdata

Artikel

Artikel “Hampir 10 Tahun Maatschap Notaris Tidak Ada Gunanya”, Media Notaris, 6 Januari 2014, diakses pada tanggal 5 Maret 2016

Blog

irmadevita.com/2009/maatschap-persekutuan-perdata/, diakses pada 26 Juni 2015

millamantiez.blogspot.com/2013/05/materi-hukum-perusahaan-pak- mulyoto.html,diakses pada 26 Juni 2015

SoloRaya,

https://www.facebook.com/solorayabersatu/posts/146816125525731, diakses pada 5 Maret 2016

Wikidata,id.m.wikitionary.org/wiki/

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas,

https://id.wikipedia.org/wiki/Solo_Raya, diakses pada 5 Maret 2016 Jurnal-jurnal

Eleanora Maria Pangkahila. 2007. “Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Dalam Melaksanakan Kewajiban Rahasia Jabatan Di Daerah Hukumnya. Jurnal. Magister Kenotariatan Universitas Udayana. http://www.slideshare.net/notariat_unud/junal-mkn- unud-april-2012, Diakses pada 28 Januari 2014

Hery Kurniawan Zaenal. 2005. “Perjanjian Perserikatan Perdata Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Dalam Kaitannya Dengan Pelaksanaan Tugas Notaris Sebagai Pejabat Umum”. Tesis. Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang.

Dokumen terkait