BAB V PENUTUP.............................................................................................. 65-68
B. Implikasi Penelitian
1. Diharapkan perhatian dari pemerintah dalam hal tindak pidana pembunuhan ini, serta kepada aparat Hukum agar senantiasa dapat merealisasikan sanksi yang terdapat di dalam KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa dan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, sehingga kejadian orang tua yang membunuh anaknya karena berbagai macam faktor dapat segera teratasi.
2. Kepada seluruh masyarakat, ada baiknya jika kontak sosial terhadap sesama lebih ditingkatkan, supaya tolong menolong antar sesama terjalin dengan baik serta ilmu-ilmu agama diterapkan pada diri setiap manusia dan penanaman nilai-nilai agama di lingkungan masyarakat tetap berjalan supaya setiap individu tidak ada yang mempunyai sifat untuk melakukan tindak pidana. Walaupun di dalam kertentuan hukum qishāsh mengatakan tidak dibunuhnya ketika orang tua yang membunuh anaknya, akan tetapi jika tidak mendapatkan hukuman maka akan sering terjadi kejahatan-kejahatan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya saat ini dan masa yang akan datang. Selain itu agar setiap manusia tetap bisa menghargai adanya seorang anak, dan tidak ada kasus pembunuhan anak oleh orang tuanya.
3. Dalam sanksi yang diberikan oleh masing-masing hukum memang memiliki persamaan dan perbedaan, dilihat dari konteks di mana hukuman itu direalisasikan dan dilihat alasan yang melatarbelakangi perbuatan kejahatan itu terjadi. Kali ini peneliti tetap mengacu pada ditegakkannya suatu hukuman bagi pelaku tindak pidana sesuai yang berlaku di dalam KUHP dan Undang-Undang. Alasan yang mendasari hal itu adalah pertama karena sistem negara
ini sudah tidak lagi menerapkan sistem pemerintahan Islam yang mana jika ada tindak pidana tidak dihukum secara Islam namun dihukum menurut Undang-Undang. Oleh karenanya, kita harus mematuhi peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang dan alasan yang kedua karena jika kebijakan suatu hukum tidak diberlakukan maka akan terjadi lagi perbuatan-perbuatan pidana yang lain. Jika kesadaran akan hukum sudah membudaya di dalam setiap individu, maka kejadian seperti pembunuhan anak di bawah umur bisa segera teratasi. Sanksi yang diberikan oleh KUHP dan Undang-Undang perlindungan anak harus benar-benar tepat sasaran. Serta dalil mengenai nyawa harus dibalas dengan nyawa menjadi dasar utama dalam pemberian sanksi kepada pelaku pembunuhan jika pemerintah menggunakan sistem hukum Islam. Sebab antara KUHP dan hukum pidana Islam selayaknya memiliki hukuman yang dapat memberikan efek jera yang menyadarkan setiap individu bahwa melakukan tindak pidana pembunuhan anak di bawah umur sama artinya dengan membunuh diri sendiri. Baik dalam KUHP maupun hukum pidana Islam, nilai kemanusiaan sangat dijunjung tinggi sehingga penerapan sanksi dalam hukuman pembunuhan anak di bawah umur dapat memberikan rasa keadilan yang seimbang. Bukan persolan apakah pelaku merupakan orang tua dari korban, akan tetapi dilihat dari sisi keadilan kemanusiaan. Bahwa yang membunuh harus tetap mendapatkan balasan setimpal terhadap apa yang telah diperbuatnya. Dalam hukum pidana Islam, penjatuhan hukuman mati atau hukuman penjara kepada pelaku didasarkan pada i’tikad baik. Dan di dalam KUHP atau hukum pidana nasional, untuk
69 Muassasah al-Risalah, 2004.
Ali, Zainuddin.Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Al-Quzwaini, Muhammad bin Yazid. Sunan Ibn Majah, Juz 3. t.tp.: Muassasah al-Risalah al-‘Alamiah, 2009.
Apeldorn, LJ. van. Pengantar Ilmu Hukum. Cet. XXXIII; Jakarta: Pradnya Paramita, 2013.
Burhanuddin. “Pemenuhan Hak-hak Dasar Anak dalam Perspektif Hukum Islam”.
‘Adliya 8, no. 1 (2014): h. 285-300.
Chazawi, Adami. Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa. Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.
Darwan, Prinst.Hukum Anak Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003. Gultom, Maidin. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama, 2006. Hakim, Rahmat.Hukum Pidana Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013.
Hasan, Hamzah.Hukum Pidana Islam 1.Makassar: Alauddin University Press, 2014. Hasan, Mustofa.Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Huda, Chairul. Dari Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan: Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2011.
Jazuli, A. Fiqh Jinayah: Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.
Kementerian Agama RI.Alqur’an dan Terjemahnya.Surabaya: UD. Halim, 2010. Kurniati. HAM dalam Perspektif Syari’ah dan Deklarasi PBB. Makassar: Alauddin
University Press, 2012.
Kusuma, Hilman Hadi.Bahasa Hukum Indonesia. Bandung: Alumni, 1992.
Lamintang.Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1997.
Lamintang, P.A.F..Delik-delik Khusus. Cet. I; Bandung: Bina Cipta, 1986.
Makaro, Mohammad Taufik, Letkol Sus, Weny Bukamo, Syaiful Azri. Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Marlina. Peradilan Pidana Anak Di Indonesia: Pengembangan Konsep Diversi Dan Restorative Justice. Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
Moeljatno.Asas-Asas Hukum Pidana.Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Moeljatno.Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Mubarok, Jaih dan Enceng Arif Faizal. Kaidah Fiqh Jinayah: Asas-asas Hukum Pidana Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Muslich, Ahmad Wardi.Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.
Poerwadarminta, W.J.S.. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet. V; Jakarta: Balai Pustaka, 1982.
Pramukti, Angger Sigit dan Fuady Primaharsya. Sistem Peradilan Pidana Anak. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2015.
Prasetyo, Teguh.Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Prodjodikoro, Wirjono. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Bandung:
Refika Aditama, 2003.
Raharjo, Satjipto.Ilmu Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000. Rasjid, Sulaiman.Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013. Saebani, Beni Ahmad.Hukum Pidana Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Sambas, Nandang.Peradilan Pidana Anak. Cet. I; Yogjakarta: Graha Ilmu, 2013.
Saraswati, Rika.Hukum Perlindungan Anak Di Indonesia.Semarang: PT. Citra
Aditya Bakti, 2009.
Shihab, M. Quraish.Tafsir Al Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol.
III. Cet. I; Jakarta: Lentera hati, 2001.
________________. Tafsir Al Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Vol. IV. Cet. I; Jakarta: Lentera hati, 2001.
________________. Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Vol. VII. Cet. I; Jakarta: Lentera hati, 2002.
Sholihuddin. Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana. Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Sianturi, S.R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Jakarta: Alumni Ahaem Petehaem, 1996.
Soemitro, Irma Setyowati.Aspek Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: Bumi Aksara,
1990.
Soerodibroto, Soenarto.KUHP.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Sutedjo, Wagiati.Hukum Pidana Anak. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
Sudarsono.Hukum Kekeluargaan Nasional.Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991.
Suratman dan H. Philips Dillah.Metode Penelitian Hukum. Bandung: Alfabeta, 2014. Suyanto, Bagong.Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994.
Tim Redaksi Pustaka Yustisia. KUHP: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2007
Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah:
Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian. Makassar: Alauddin Press, 2013.
Widiyanti, Ninik, dan Panji Anoraga. Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya. Jakarta: Pradya Paramita, 1987.
Zuhali, Wahbah. al Fiqh al Islami wa Adillatuhu. Demaskus: Juz VI Dar al Fikr, 1989.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia. “Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,” dalam Undang-Undang
Perlindungan Anak. Yogyakarta: Penerbit New Merah Putih, t.th.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Bandung: Citra Umbara, 2012.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.
C. Surat Kabar Online
Setyawan, Davit. “KPAI: Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Tiap TahunMeningkat”.
KPAI Online. http://www.kpai.go.id/berita/kpai-pelaku-kekerasan-terhadap-anak-tiap-tahun-meningkat (14 November 2016).
Suyanto, Bagong. “Penculikan dan Pembunuhan Anak”.Koran Republika Online. 12
Februari 2016.
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/02/12/o2ff341-penculikan-dan-pembunuhan-anak (18 November 2016).
72
Mursalim dan Sitti Rahmatiah. Pendidikannya ditempuh mulai dari SD Negeri 7 Batangkaluku Gowa tahun 2001-2007 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada SMP/MTs Aisyiyah Sungguminasa (2007-2008) dan pada MTsN Binanga Mamuju (2008-2010). Lalu pada tahun 2010 ia melanjutkan di SMA Negeri 1 Mamuju hingga pada tahun 2013. Di tahun yang sama ia melanjutkan jenjang Strata Satu (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan (HPK). Pada jenjang tersebut di samping aktivitas kuliahnya, ia juga aktif di beberapa organisasi ekstra dan intra kampus. Di antaranya sebagai ketua bidang keilmuan dan penalaran Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) HPK periode 2014-2015, ketua sekaligus salah satu pendiri Lembaga Informatika Syariah dan Hukum (LISH) Fakultas Syariah dan Hukum periode 2016-2017 (www.jurnalish.com), dan pada tahun 2016-2017 ia terpilih menjadi ketua IGSHA Community (igsha.or.id), sebuah
lembaga non profit yang bergerak di bidang sosial serta aktivitas lainnya seperti staf pengelola Jurnal Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan dan menulis esai di media massa.