• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP.............................................................................................60-61

B. Implikasi Penelitian

1. Penelitian ini menyangkut bagaimana prosesi atau pelaksanaan budaya Massuro Ma’baca di masyarakat daerah Barugae Desa Kambuno yang dengan adanya skripsi ini dapat menjadi sumbangsi bagi masyarakat yang ingin mengetahui bagaimana prosesi budaya pra Islam yang kemudian diakulturasikan dengan Islam semenjak kedatangannnya budaya Massuro Ma’Baca ini.

2. Penelitian ini juga menjelaskan tentang kontinuitas budaya massuro ma’baca yang masih terus bertahan ditengah masyarakat yang sudah berpemikiran modern tetapi tidak meninggalkan bahkan terus mempertahakankan dan mengembangkan budaya Massuro Ma’Baca sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Bagi masyarakat yang berselisih paham akan budaya massuro ma’baca tetap menghargai budaya Massuro Ma’Baca sebagai salah satu ciri khas kebudayaan lokal di daerah Barugaea Desa Kambuno.

4. Bagi para pihak yang berkompoten, khususnya para pemuka agama dan pemuka adat di daerah Barugae Desa Kambuno, hendaknya tidak jenuh dan bosan untuk selalu memberikan arahan kepada anggota masyarakat agar lebih jelas melihat mana diantaranya budaya yang sepatutnya dipertahankan dan mana yang tidak sesuai dengan syariat Islam yang mengarah kepada perilaku musyrik.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian Muhammad, Filsafat Kebudayaan, Cet. 1 Bandung Pustaka Setia, 2013.

Juliana.2017, “Tradisi Mappasoro bagi masyarakat Barugariattang Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba”.

Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Cet.II:Jakarta: Rajawali Pers, 2017. Ismawati Esti, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Cet.1: Yogyakarta; Ombak, 2012. Gumilar Sunanto Setia dan Sulman, Teori-teori Kebudayaan dari Teori Hingga Aplikasi, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Sunanto Musrifah, Gumilar, Teori-teori Kebudayaan dari Teori hingga Aplikasi, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Gazalba Sidi, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, Cet.III; Pustaka Antara, 1968. Sewang M Ahmad, Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, jilid.1 Jakarta: direktorat, 1981.

Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, Cet. I: Bandung; PT. Syaamil Cipta Media, 2005.

Sulaiman Munandar, Ilmu Budaya Dasar, Cet.1: Bandung PT. Eresco, 1993. Rasyid Soraya, “Tradisi A’rera pada Masyarakat Petani di Desa Datara Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa (Suatu Tinjauan Sosial Budaya)”, Rihlah Vol. II, No.1, 2015.

Nasrullah R “Tradisi Matulla’Bala pada Masyarakat Desa Umpungeng, Suatu Tinjauan Kebudayaan Islam, Skripsi, (Makassar: Fak. Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, 2011.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, Cet.I: Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2012.

Suyanto Bagong dan Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Penerapan, Cet. III; Jakarta; Kencana, 2007.

Mubarak Sulfi, Sosiologi Agama Tafsir sosial Fenomena Multi-Religius Konteporer, Cet.I; Malang: UIN Malang Press, 2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif Kuantitati, Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung, Cet. I; Alfabeta,2005.

file:///H:/%C2%A0/Arti%20kata%20tradisi%20Secara%20etimologi%20atau %20studi...%2

Nur Hakim Moh. “Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatisme” Agama dalam Pemikiran Hasan Hanafi, Malang; Cet. I; Bayu Media Publhing, 2003.

Ali Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta; Cet.1; Pustaka Amani, 2011.

Jihan Mutaharrum dan Baidawi Zakiyuddin, Agama dan Fluritas Budaya Lokal, Surakarta: Cet. 1; PAB-PS UMS, 2002.

Pusat Bahasa, Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 2003.

Frondizi Risieri, What Is Value, diterjemahkan oleh Cuk Ananta Wijaya, “Pengantar Filsafat Nilai, Cet. II; Pustaka Pelajar, 2007.

Abdullah Amin M. Studi Agama “Nomativis atau Historis” Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Cet.I; Raja Grafindo Persada, 2003. Alim Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, Bandung: Cet.I; Remaja Rosdakarya, 2006.

Sinaga Hsanuddin Zahruddin, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Cet.I; Grafindo Persada, 2004.

Kartono, Metodologi Penelitian, Jakarta: Cet.1; Serambi Ilmu, 1996.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, Cet.I Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Creswell. W John, Reserch Design: Qualitative and Quantotative Approches. California: Cet.I; Sage Publicatioan, Inc. 2010.

Nasruddin “Malalaeng: Kearifan Lokal Masyarakat Bugis Tolotang di Kabupaten Sidenreng Rappang, Desertasi, Makassar. Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2018.

Suyanto Bagong dan Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Penerapan, Cet.III; Jakarta; Kencana, 2007.

Sumber Data Arsip Data Kanto Barugae Desa Kambuno, 2018.

Sumber Data Monografi Barugae Desa Kambuno Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba, 2018.

Mattulada, Latoa, Suatu Analisis Terhadap Antropologi Politik Orang Bugis, Desertasi, Gajah Madah, University Press, 1998.

Mubarok Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Cet. I; Bandung: Pustaka Islamika, 2008.

Al-Makhtum al-Rahiq, Kafuri al- Mubar Shafi al-Rahman: Bahtsbfi al-Sirah Nabawiyyah ala Shahibiha Afadal Shalah wa Salam, Cet. XXI; Mesir: Dar al-Wafa, 2010.

Depertemen Agama Republik Indonesia Al-Qur’an dan Terjemahan, Bandung: Jabal, 2010.

Rahmatang, Tradisi Massuro Ma’baca Dalam Masyarakat Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, Skripsi, Makssae : Fak. Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, 2016.

Maran Raga Rafael, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perpektif Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

ix

1987 dan No: 0543b/U/1987. Terdapat sejumlah istilah dan kosakata yang berasal dari bahasa Arab dengan huruf hijai’yyah ditransliterasi kedalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin.

1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat sebagai berikut:

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba b be

Ta t te

Tsa s es (dengan titi di atas)

Jim j je

Ha h ha (dengan titik di bawah)

kha’ kh ka dan ba

Da d de

Dzal z zet

Ra r er

Zai z zet

Sin s es

Syin sy es dan ye

Sad s es (dengan titik di bawah)

Dad d de (dengan titik di bawah)

Ta t te (dengan titi di bawah)

Za z zet (dengan titik di bawah)

‘ain ‘ apostrof terbalik

x

Nun n en

Wau w we

Ha h ha

ء

Hamzah ‘ apostrof

Ya y ye

Hamzah (ء) yang terletak diawal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak ditengah atau diakhir, maka ditulis dengan tanda (‘).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Huruf Tanda Huruf

َﺍ

A

ﻲَﺋ

Ai

ِﺍ

I

ﻲِﺋ

Ii

ُﺍ

U

ﻲُﺋ

Uu Contoh:

ﻒْﻴَﻛ

: kaifa

ﻝ ْﻮَﻫ

: haula 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

xi

ﻮُﺋ

Dhammah dan wau U u dan garis di atas Contoh:

َﺕﺎَﻣ

: maata

َﻞْﻴِﻗ

: qiila

ْﺊَﻣَﺭ

: ramaa

ُﺕ ْﻮُﻤَﻳ

: yamuutu

4. Ta Marbutah

Translitersi untuk Ta marbutah ada dua, yaitu Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhomah. Ta marbutah harakat fathah, kasrah, dan dhammah, transliterasinya [t]. Ta marbutah harakat sukun, transliterasinya [h]. Ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan [ha].

Contoh:

ْﻞَﻔْﻁ َﻷﺍ ُﺔَﺿ ْﻭ َﺭ

: raudah al-atfal

ُﺔَﻤْﻜ ِﺤْﻟَﺍ

: al-hikmah

ُﺔﻠ ِﺿﺎَﻔﻟَﺍ ُﺔَﻨْﻳِﺪَﻤْﻟﺍ

: al-madiinah al-faadilah

5. Syaddah (Tasydid)

)

ّﺉ

( dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. (ﺉ) bertasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ِﺉ), ditransliterasi seperti huruf maddah (i).

Contoh:

ﺎَﻨﱠﺑ َﺭ

: rabbanaa

ﱠﻖَﺤْﻟَﺍ

: al-haqq

xii

biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qomariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

ُﺲْﻤﱠﺸْﻟَﺍ

: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

ِﺔﻟَﺰْﻟ ِﺰﻠْﻟَﺍ

: al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

7. Hamzah

Transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

66

Proses melakukan wawancara dengan Imam Desa

Proses dilaksanakannya tradisi massuro ma’baca

Persiapan tradisi massuro ma’baca

69

tanggal 30 Juni 1997. Anak Bungsu dari pasangan Conreng dan Sittiama. Memulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) SDN No. 71 Barugae selama 6 tahun dan tamat pada tahun 2009. Melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP) di SMPN 7 Bulukumpa selama 3 tahun dan tamat pada tahun 2012. Kemudian lanjut ke sekolah menengah atas (SMA) di SMAN 2 Bulukumba selama 3 tahun dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN) dan mengambil jururusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Stara 1. Selama kuliah penulis juga pernah menjadi anggota di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pada Rayon Adab dan Humaniora. Penulis sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bisa menimbah ilmu sebagai bekal di hari tua nanti. Penulis berharap bisa membahagiakan orang tua, keluarga dan orang –orang yang terdekat yang selalu memberikan dukungan serta semangat dan doa selama penulis menempuh jalur pendidikan. Dan semoga apa yang penulis dapatkan selama proses pendidikan dapat dimanfaatkan dan diamalkan terutama untuk diri sendiri dan kepada orang lain Aamiin.

Dokumen terkait