• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

C. Implikasi Penelitian

1. BAGI ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu

kedokteran yang berorientasi memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan

masyarakat dengan memperhatikan factor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya

(Lestari, 2006).

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa anak dengan obesitas memiliki titer

IgG campak lebih tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa obesitas pada anak usia sekolah dasar menjadi faktor protektif timbulnya penyakit campak. Demikian juga

faktor frekuensi paparan virus, dalam hal ini imunisasi campak pada usia sekolah,

berperan dalam kesehatan keluarga.

2. BAGI PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Pelayanan Dokter Keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh,

terpadu, berkesinambungan, proaktif serta lebih memusatkan perhatian dan tanggung

jawabnya pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga

sebagai satu unit, bukan pada golongan umur, jenis kelamin, organ tubuh, jenis penyakit

dan atau kesehatan tertentu saja (Lestari, 2006). Dokter keluarga mempunyai fungsi sebagai Five Star Doctor, yaitu sebagai provider, communicator, community leader,

Dari simpulan penelitian ini diharapkan dokter keluarga dapat berperan sebagai

provider pelayanan kesehatan pada pelayanan tingkat pertama baik pemantauan status

gizi dan kesehatan secara umum, juga pelayanan imunisasi campak dan tatalaksana

penyakit campak apabila diperlukan. Dokter keluarga sebagai komunikator bertugas

memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit campak dan urgensi pencegahannya berupa imunisasi campak, serta upaya menjaga

tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai community leader, dokter keluarga harus

memantau apabila timbul penyakit campak pada seorang anggota keluarga harus dilihat

tingkat kerentanan tertular penyakit ini pada anggota keluarga yang lain. Sebagai decision

maker, dokter keluarga harus memutuskan kapan waktu yang tepat untuk imunisasi campak dengan memperhatikan factor-faktor yang berpengaruh termasuk masalah

keterjangkauan pembiayaan.

3. BAGI DOKTER KELUARGA

Dengan hasil penelitian ini, seorang dokter keluarga dalam praktek sehari-hari tidak hanya akan berorientasi pada upaya kuratif saja, namun upaya promotif dan preventif

DAFTAR PUSTAKA

AAP (American Academy of Pediatrics) committee on inffectious disease, 1998. Age for routine administration of the second dose of measles-mump-rubella vaccine. Pediatrics;101:129-33.

Barlow SE dan Dietz WH, 1999. Obesity evaluation and treatment: expert committee recommendations. Pediatrics 102(3):1-11.

Bastard JP, Maachi M, Lagathu C, Kim MJ, Caron M, Vidal H, Capeau J, Feve B, 2006. Recent advances in the relationship between obesity, inflammation, and insulin resistance. Eur Cytokine Netw; 17(1):4-12.

Bellanti JA, 1985. Mechanisms of immunity to viral diseases. Dalam: Bellanti JA. Immunology II. Edisi Asian. Philadelphia: Saunders. h. 508-32.

Cave MC, Hurt RT, Frazier TH, Matheson TJ, Garrison RN, McClain CJ, Mcclave SA. Obesity, inflammation and the potential application of pharmaconutrition. Nutr Clin Pract;23(1):16-34.

CDC (Centers for Disease Control and Prevention), 2003. Measles. Diunduh dari http://www.cdc.gov pada tanggal 2 April 2006.

CDC (Centers for Disease Control and Prevention), 2005. Measles. MMWR. h. 125-44. Clement K,Ferre P,2003. Genetics and pathophysiology of obesity. Pediatr Res;53:721-5. Curran JS, Barnes LA, 2000. Nutrition. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Saunders. h. 138-88.

Data RSDM, 2005. Data pasien rawat jalan dan rawat inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2005.

Deckelbaum RJ, Williams CL, 2001. Childhood obesity : the health issue. Obes Res; 9:239S-43S.

Dhurandhar NV, 2001. Infectobesity: Obesity of infectious origin. J. Nutr; 131: 794S–7S. Ditjen PPM&PL Departemen Kesehatan RI, 2004.Campak di Indonesia. Diunduh dari http://www.penyakitmenular.info/pm pada 15 November 2005.

Euroimmun, 2006. Anti-Measles Viruses ELISA (IgG). Didapat dari http://www.euroimmun.de pada tanggal 13 Februari 2006.

Fennelly G, 2005. Measles. Diunduh dari http://www.emedicine.com/PED/ pada 2 April 2006.

Goran MI dan Gower BA, 1999. Relation between visceral fat and disease risk in children and adolescent. Am J Clin Nutr; 70(supll):149s-56s.

Guerro-Millo M, 2004. Adipose tissue and adipokines: for better or worse. Diabetes Metab;30:13-9.

Halsey, 1990. Measles. Dalam: Warren KS, Mahmoud AF, editor. Tropical and Geographical Medicine. Edisi ke-2. New York: McGraw Hill Book Company, h. 607-9. Hatter HK, Oyedele OI, Dietz K, Kreis S, Hoffman JP, Muller CP, 2000. Placental transfer and decay of maternal acquired anti measles antibodies in Nigerian children. Pediatr Infect Dis J; 19:635-41.

Hayney MS, Poland GA, Jacobson RM, Robe D, Schaid DJ, Jacobsen SJ, Lipsky JJ, 1997. Relationship of HLA-DQ1 alleles and humoral antibody following measles vaccination. J Infect Dis 2:143-6.

Heriyanto B, 2000. Evaluasi program bulan imunisasi campak anak sekolah di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dalam: Abstrak Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2000. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Heriyanto B, 2001. Evaluasi Immunisasi Morbilli di Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Dalam: Abstrak Penelitian Balitbangkes 2000. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.

Hidayah D, 2007. Kematangan sosial pada anak dengan obesitas di SD Bromantakan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta (Tesis). Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Himmah R, Paryanto E, Madarina, Yulian E, Ernawati, 2005. Perbandingan gambaran profil lemak antara anak sekolah dasar yang obesitas dengan non obesitas di Kotamadya Yogyakarta, pada suatu penelitian multisenter. Disampaikan pada Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak XIII, Bandung, 4-7 Juli 2005.

Hollinger FB, 1989. Factors influencing the immune response to hepatitis B vaccine, booster dose guidelines, and vaccine protocolrecommendations. (Abstract). Am J Med; 87(3A):36S-40S.

Joshi RR dan Gambhir PS, 2003. A study of measles antibody levels from birth till 9 months of age: correlation with maternal titres and maternal nutrition. Bombay Hosp J. Diunduh dari http://bhj.org/journal/2003_4503_july/study_405.htm pada 7 April 2006.

Krugman S, Katz SL, Gershon AA, Wilfert CM, 1992. Measles (Rubeola). Dalam: Krugman S, Katz SL, Gershon AA, Wilfert CM, editor. Infectious diseases of children. Edisi ke-9. Baltimore: Mosby Year Book, h. 223-45.

Lyamuya EF, Matee MIN, Aaby P, Scheutz F, 1999. Serum level of measles IgG antibody activity in children 5 years in Dar-es-Salaam, Tanzania. Annals of Tropical Paediatrics; 19:175-83.

Madiyono B. Perkiraan besar sampel. Dalam: Moeslichan S, Sasroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH, editor. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto. h. Maldonado Y, 2000. Measles. Dalam: Behrman, Kliegman, Jenson,editors. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia: Saunders. h. 946-51.

Markowitz LE, Katz SL, 1994. Measles vaccine. Dalam: Plotkin SA, Mortimer EA. Vaccines. Edisi ke-2. Philadephia: Saunders. h. 229-76.

Marti A, Marcos A, Martinez JA, 2001. Obesity and immune function relationships (Abstract). Obesity Reviews; 2:131-40.

Mexitalia M, Faizah Z, Susanto JC, 2004. The relationship between physical activity and dietary pattern in obesity children aged 6-7 years. Dalam: Tjokroprawiro A,editor. 3rd National obesity symposium 2004. Jakarta: BP UI. h. 89-90.

Miller KJ, Ackerman AD, 1996. Primary and secondary immunodeficiencies. Dalam: Rogers MC, editor. Pediatric Intensive Care. Edisi ke-3. Baltimore:Williams & Wilkins. h. 915-43.

Mills J, 2003. Viral infections. Dalam: Parslow TG, Stites DP, Terr AI, et al. Medical immunology. Edisi ke-10. Singapore: McGraw Hill. h. 625-6.

Munasir Z, Matondang CS, Siregar SP, Sujoko D, Akib AAP, Djer MM, Rompas SD, 1999. Pemeriksaan titer antibodi campak pada anak usia sekolah di Jakarta. Dalam: Firmansyah A, Trihono PP, Oswari H, Nurhamzah W, Darmawan BS, editor. Buku Abstrak Konika XI Jakarta. Jakarta: Ikatan DokterAnak Indonesia Pusat h. 33.

Nammi S, Koka S, Chinnala KM and Boini KM, 2004. Obesity : an overview on its

current perspective and treatment options. Diunduh dari

http://www.nutritionj.com/content/3/1/3 pada tanggal 4 Desember 2006.

Nasar SS, 1995. Obesitas pada anak. Aspek klinis dan pencegahan. Dalam: Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR, editor. Naskah lengkap PKB-IKA XXXV. Masalah gizi ganda dan tumbuh kembang anak. Jakarta: Bina Rupa Aksara. h. 68-81.

Nead KG, Halterman JS, Kaczorowski JM, dkk, 2004. Overweight children and adolescent: a risk group for iron deficiency. Pediatrics; 114:104-108.

Papania M, 2005. Measles (Rubeola). Dalam: CDC. Prevention of Specific Infectious Diseases. Diunduh dari http://www.cdc.gov pada tanggal 2 April 2006.

Paunio M, Hedman K, Davidkin I, Valle M, Heinonen OP, Leinikki P, Salmi A, Peltola H, 2000. Secondary measles vaccine failures identified by measurement of IgG avidity: high occurence among teenagers vaccinated at young age. Epidemiol Infect;124(2):263- 71.

Piatek A dan Weaver KA, 1999. Childhood obesity. Dalam: Samour, ed. Handbook of pediatric nutrition. Gaithersburg: An Aspen Publication. H 173-89.

Poland GA, Jacobson RM, Thampy AM, Coulborne A, 1997. Measles reimmunization in children seronegative after initial immunization. JAMA;277:1156-8.

Ramman RP, 2002. Obesity and health risk. Journal of the American College of Nutrition; 21(2):134s-9s.

Redd SC, Markowitz LE, Katz SL, 1999. Measles vaccine. Dalam: Plotkin SA, Orenstein WA. Vaccines. Edisi ke-3. Philadelphia: Saunders. h. 222-67.

Redjeki S, 2002. Faktor yang mempengaruhi titer IgG campak pasca imunisasi. Surabaya: Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo. h.49-86. Reilly JJ, Wilson ML, Summerbell CD, Wilson DC, 2002. Obesity: diagnosis, and treatment; evidence based answer to common questions. Arch Dis Child; 86:392-5. Roesmil K,Tanuwijaya S, Fadlyana E, 2000. Titer antibodi campak 7 tahun pasca imunisasi dengan vaksin CAM 70. Palembang: MKB; 32:116-22.

Salimo H, 2006. Manifestasi klinis, profil serologis dan genotip virus campak di Jawa (suatu pendekatan serologis dan epidemiologi molekuler) (Disertasi doktoral). Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.

Sjarif DR, 2002. Obesitas pada anak dan permasalahannya. Dalam: Trihono PP, S. Purnamawati, Sjarif DR, penyunting. PKB-IKA XLV. Hot Topics in Pediatrics II. Jakarta: Bina Rupa Aksara. h. 219-34.

Soegeng S, 2001. Campak. Dalam: IGN Ranuh, Soeyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita C, editor. Buku Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-1. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI. h. 105-9.

Suwarti S, Ance MD, Sri Martuti, dkk, 2000. Hubungan antara anemi dan status besi dengan status imunitas pada anak yang mendapat vaksinasi campak. Penel Gizi Makan; 23:80-85.

Whittle HC, Aaby P, Samb B, Jensen H, bennet J, Simondon F, 1999. Effect of subclinical infection on maintaining immunity againts measles in vaccinated children in west africa. Lancet;253:98-102.

WHO Initiative for Vaccine Research (IVR), 2005. Measles. Diunduh dari http:// www.cdc.gov pada 5 Mei 2005.

Wisse BE, 2004. The inflammatory syndrome: the role of adipose tissue cytokines in metabolic disorders linked to obesity. J Am Soc Nephrol;15(11):2792-800.

Dokumen terkait