• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Inception

bisnis dan menjadikannya permasalahan dalam bisnis, membuat ruang lingkup

sistem, dan estimasi ketidakpastian.

2. Elaboration, merevisi visi yang ada, mengurangi resiko terbesar dengan cara

menangani tugas-tugas tersulit yang ada agar estimasi biaya dan penjadwalan

dapat diperbarui, dan mendesain, mengimplementasikan, testing, dan membuat

garis besar inti arsitektur, mengidentifikasi kebutuhan dan ruang lingkup yang

paling besar.

3. Construction, membangun keseluruhan sistem mulai dari elemen terbesar

hingga yang terkecil secara bertahap. Akhir dari fase ini adalah sebuah sistem

software tahap beta yang sudah terdokumentasi dan dapat digunakan oleh

4. Transition, testing sistem dan memenuhi sisa kebutuhan pengguna yang masih

belum terpenuhi sebelum dilepas ke pasaran.

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.6, setiap fase pada Unified Process memiliki

iterasinya sendiri-sendiri dimana dari setiap iterasi tersebut akan menghasilkan

sistem yang bekerja sampai pada tahap tertentu sehingga memungkinkan pengguna

melihat peningkatan yang terjadi.

2.8.2.Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung

oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem

perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman

berorientasi objek (OO). Definisi ini merupakan definisi yang sederhana. Pada

kenyataannya, pendapat orang – orang tentang UML berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan oleh sejarahnya sendiri dan oleh perbedaan persepsi tentang apa

yang membuat sebuah proses rancang – bangun perangkat lunak efektif.

Unified Modeling Language (UML) merupakan strandar yang relatif terbuka yang

dikontrol oleh Object Management Group (OMG), sebuah konsorsium terbuka

yang terdiri dari banyak perusahaan. OMG dibentuk untuk membuat standar –

standar yang mendukung interoperabilitas, khusunya interoperabilitas sistem

berorientasi objek. OMG mungkin lebih dikenal dengan standar – standar COBRA (Common Object Request Broker Architecture).

UML lahir dari penggabungan banyak bahasa permodelan grafis berorientasi objek

yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. UML dibuat oleh

Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson di bawah bendera Rational

Software Corp. UML menyediakan notasi-notasi yang membantu memodelkan

sistem dari berbagai perspektif. UML tidak hanya digunakan dalam pemodelan

perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan

pemodelan (Fowler, 2004).

UML dideskripsikan oleh beberapa diagram, yaitu sebagai berikut.

1. Use case Diagram

Use case Diagram digunakan untuk menggambarkan sistem dari sudut pandang

pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case diagram lebih

dititikberatkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur

atau urutan kejadian. Sebuah use case diagram merepresentasikan sebuah interaksi

antara aktor dengan sistem (Fowler, 2004).

Komponen-komponen dalam use case diagram (Fowler, 2004) :

a. Aktor

Pada dasarnya aktor bukanlah bagian dari use case diagram, namun untuk dapat

terciptanya suatu use case diagram diperlukan aktor, dimana aktor tersebut

mempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat atau sistem lain)

yang berinteraksi dengan sistem yang dibuat. Sebuah aktor mungkin hanya

memberikan informasi inputan pada sistem, hanya menerima informasi dari

hanya berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case.

Aktor digambarkan dengan stick pan seperti yang terdapat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Contoh Aktor (Fowler, 2004).

b. Use Case

Gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga pengguna sistem paham

dan mengerti kegunaan sistem yang akan dibangun. Bentuk use case dapat

terlihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Use Case (Fowler, 2004).

Ada beberapa relasi yang terdapat pada use case diagram:

1. Association, menghubungkan link antar element.

2. Generalization, disebut juga pewarisan (inheritance), sebuah elemen dapat

merupakan spesialisasi dari elemen lainnya.

3. Dependency, sebuah element bergantung dalam beberapa cara ke element

lainnya.

Tipe relasi yang mungkin terjadi pada use case diagram:

1. <<include>>, yaitu kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah event dapat

terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah bagian dari use case

lainnya.

2. <<extends>>, kelakuan yang hanya berjalan di bawah kondisi tertentu seperti

menggerakkan peringatan

3. <<communicates>>, merupakan pilihan selama asosiasi hanya tipe

relationship yang dibolehkan antara aktor dan use case.

Berikut adalah bentuk dari use case diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.9.

2. Activity Diagram

Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan

aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk

aktifitas lainnya (Fowler, 2004).

Notasi Activity Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Notasi Activity Diagram(Meildy, 2014).

Simbol Keterangan

Titik Awal

Titik Akhir

Activity

Pilihan untuk mengambil keputusan

Fork; Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu. Rake; Menunjukkan adanya dekomposisi

Tanda Waktu

Tanda pengiriman

Tanda penerimaan

Aliran akhir (Flow Final)

Diagram ini mirip dengan flowchart karena memodelkan workflow dari satu

diagram pada awal pemodelan proses dapat membantu memahami keseluruhan

proses. Activity diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antara

beberapa use case (Fowler, 2004).

Berikut adalah bentuk dari activity diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.10.

3. Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang akan menghasilkan sebuah objek dan

merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan

layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class Diagram

menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan

satu sama lain seperti pewarisan, asosiasi, dan lain-lain (Fowler, 2004).

Bentuk dari class diagram dapat terlihat pada Gambar 2.11.

Class memiliki tiga area pokok :

1. Nama (ClassName)

2. Atribut

3. Metode (Operations)

Pada UML, class digambarkan dengan segi empat yang dibagi beberapa bagian.

Bagian atas merupakan nama dari class. Bagian yang tengah merupakan struktur

dari class (atribut) dan bagian bawah merupakan sifat dari class (metode/operasi).

Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut :

1. Private , tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.

2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan class lain

yang mewarisinya.

3. Public, dapat dipanggil oleh class lain (Fowler, 2004).

Hubungan antar class:

Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang

memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi

class lain.

1. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas”).

2. Pewarisan, yaitu hubungan hirarki antar class. Class dapat diturunkan dari class

lain dan mewarisi semua atribut dan metode class asalnya serta bisa

menambahkan fungsionalitas baru. Sehingga class tersebut disebut anak dari

3. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di- class dari satu

class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan

menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian (Fowler,

2004).

4. Statechart Diagram

Menggambarkan semua state (kondisi) yang dimiliki oleh suatu objek dari suatu

class dan keadaan yang menyebabkan state berubah. Statechart diagram tidak

digambarkan untuk semua class, hanya yang mempunyai sejumlah state yang

terdefinisi dengan baik dan kondisi class berubah oleh state yang berbeda. State

adalah sebuah kondisi selama kehidupan sebuah objek atau ketika objek memenuhi

beberapa kondisi, melakukan beberapa aksi atau menunggu sebuah event. State dari

sebuah objek dapat dikarakteristikkan oleh nilai dari satu atau lebih atribut-atribut

dari class. State dari sebuah objek ditemukan dengan pengujian/pemeriksaan pada

atribut dan hubungan dari objek. Notasi UML untuk state adalah persegi

panjang/bujur sangkar dengan ujung yang dibulatkan. Masing-masing diagram

harus mempunyai satu dan hanya satu start state ketika objek mulai dibuat. Sebuah

objek boleh mempunyai banyak stopstate. (Fowler, 2004).

Sebuah state transition dapat mempunyai sebuah aksi dan/atau sebuah kondisi

penjaga (guard condition) yang terasosiasi dengannnya, dan mungkin juga

memunculkan sebuah event. Sebuah aksi adalah kelakuan yang terjadi ketika state

transition terjadi. Sebuah event adalah pesan yang dikirim ke objek lain di sistem.

atribut-atribut yang mengijinkan sebuah state transition hanya jika kondisinya benar.

Kedua aksi dan penjaga adalah kelakuan dari objek dan secara tipikal menjadi

operasi (Fowler, 2004). Contoh statechart diagram disajikan pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Contoh Statechart Diagram (uml-diagrams.org, 2014).

5. Sequence Diagram

Menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam urutan waktu.

Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga

interaksi antar objek yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. (Fowler,

2014).

Notasi Sequence Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Notasi Sequence Diagram(Meildy, 2014).

Simbol Nama Keterangan

Object Object merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal.

Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama obyek

Simbol Nama Keterangan

didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma

Actor Actor juga dapat berkomunikasi dengan object, maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama dengan simbol pada Actor Use Case Diagram.

Lifeline Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah object dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah obyek.

Activation Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. Activation mengindikasikan sebuah obyek yang akan melakukan sebuah aksi.

Message Message, digambarkan dengan anak panah horizontal antara Activation. Message

mengindikasikan komunikasi antara object-object.

Berikut adalah contoh dari sequence diagram yang dapat dilihat pada Gambar

2.13.

Gambar 2.13 Contoh Sequence Diagram (uml-diagrams.org, 2014).

6. Collaboration Diagram

Diagram ini menggambarkan interaksi objek yang diatur objek sekelilingnya dan

hubungan antara setiap objek dengan objek yang lainnya. Dalam menunjukkan

pertukaran pesan, collaboration diagram menggambarkan objek dan hubungannya

diagram, tapi jika penekanannya pada konteks gunakan collaboration diagram

Contoh dari collaboration diagram dapat dilihat pada Gambar 2.14 (Fowler, 2004).

Gambar 2.14 Contoh Collaboration Diagram (Fowler, 2014).

2.8.2.1 Keunggulan UML

Secara umum UML diterapkan dalam pengembangan sistem/perangkat lunak

berorientasi obyek sebab metodologi UML ini umumnya memiliki

keunggulan-keunggulan sebagai berikut (Nugroho, 2005) :

1. Uniformity. Dengan metodologi UML, para pengembang cukup menggunakan

dilakukan dalam metodologi pengembangan terstruktur. Dengan

perkembangan masa kini ke arah aplikasi GUI (Graphical User Interface),

UML juga memungkinkan kita merancang komponen antarmuka pengguna

(user interface) secara integrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak

sekaligus dengan perancangan basis data.

2. Understandability. Dengan metodologi ini kode yang dihasilkan dapat

diorganisasi ke dalam kelas-kelas yang berhubungan dengan masalah

sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami siapapun juga.

3. Stability. Kode program yang dihasilkan relatif stabil ssepanjang waktu sebab

sangat mendekati permasalahan sesungguhnya di lapangan.

4. Reusability. Dengan metodologi berorientasi obyek, dimungkinkan

penggunaan ulang kode, sehingga pada gilirannya akan sangat mempercepat

waktu pengembangan perangkat lunak.

2.9 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah

perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat

lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum (Clune, 2011). Singkat kata,

pengujian adalah aktivitas untuk menemukan dan menentukan perbedaan antara

hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya. Berikut merupakan penjelasan

lebih rinci dari pengujian perangkat lunak baik itu teknik maupun metode yang

2.9.1 Teknik Pengujian Perangkat Lunak

Ada dua macam pendekatan kasus uji yaitu white-box dan black-box. Pendekatan

white-box adalah pengujian untuk memperlihatkan cara kerja dari produk secara

rinci sesuai dengan spesifikasinya (Jiang, 2012). Jalur logika perangkat lunak akan

dites dengan menyediakan kasus uji yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan

pengulangan secara spesifik. Sehingga melalui penggunaan metode ini akan dapat

memperoleh kasus uji yang menjamin bahwa semua jalur independen pada suatu

model telah diigunakan minimal satu kali, penggunaan keputusan logis pada sisi

benar dan salah, pengeksekusian semua loop dalam batasan dan batas operasional

perekayasa, serta penggunaan struktur data internal guna menjamin validitasnya

(Pressman, 2010).

Pendekatan black-box merupakan pendekatan pengujian untuk mengetahui apakah

semua fungsi perangkat lunak telah berjalan semestinya sesuai dengan kebutuhan

fungsional yang telah didefinisikan (Jiang, 2012). Kasus uji ini bertujuan untuk

menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya. Teknik pengujian

ini berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, yaitu melakukan kasus

uji dengan mempartisi domain input dan output program. Metode black-box

memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi

input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu

program. Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan dalam kategori

fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur

data atau akses basis data eksternal, kesalahan kinerja, dan inisialisasi dan

Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas pengujian

fungsional dan pengujian non fungsional. Adapun pengujian fungsional

menggunakan metode black box yaitu Equivalence Partitioning dan pengujian non

fungsional menggunakan angket yang penyusunan bentuk jawaban dari pertanyaan

menggunakan skala likert.

2.9.2 Equivalence Partitioning

Equivalence Partitioning (EP) merupakan metode black box testing yang membagi

domain masukan dari program kedalam kelas-kelas sehingga test case dapat

diperoleh. Equivalence Partitioning berusaha untuk mendefinisikan kasus uji yang

menemukan sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus uji yang harus

dibuat. Kasus uji yang didesain untuk Equivalence Partitioning berdasarkan pada

evaluasi dari kelas ekuivalensi untuk kondisi masukan yang menggambarkan

kumpulan keadaan yang valid atau tidak. Kondisi masukan berupa spesifikasi nilai

numerik, kisaran nilai, kumpulan nilai yang berhubungan atau kondisi boolean.

Kesetaraan kelas dapat didefinisikan menurut panduan berikut (Pressman, 2001) :

1. Jika masukan kondisi menentukan kisaran, satu sah dan dua diartikan tidak

valid kesetaraan kelas.

2. Jika masukan membutuhkan nilai, kondisi tertentu satu sah dan dua tidak valid

kesetaraan kelas diartikan.

3. Jika masukan kondisi menentukan anggota dari set, satu sah dan satu tidak valid

kesetaraan kelas diartikan.

2.9.3 Skala Likert

Menurut Likert dalam buku Azwar S (2011), sikap dapat diukur dengan metode

rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Metode ini merupakan

metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai

dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh

derajat favourable nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi

respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai

kelompok uji coba (pilot study) (Azwar, 2011).

Skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan

sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = ragu–ragu atau netral; 4 = setuju; 5 = sangat setuju. Selanjutnya pada tahun 2006, Yitnosumarto

menjelaskan penentuan kategori interval tinggi, sedang, atau rendah digunakan

rumus sebagai berikut :

� = �� − �� Keterangan :

I = Interval;

NT = Total nilai tertinggi;

NR = Total nilai terendah;

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung yang berada di jalan Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung

Meneng, Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari semester genap

tahun ajaran 2014/2015 sampai dengan semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

3.2Alat Pendukung Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat untuk mendukung dan

menunjang pelaksanaan penelitian.

1. Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan pada pengembangan sistem ini yaitu laptop

dengan spesifikasi :

a. Prosessor Intel Core i3-2310M CPU @ 2,1 GHz

b. VGA Intel HD Graphic 3000

c. RAM 4GB

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu :

a. Sistem Operasi Windows 8.1 (64 Bit)

b. Eclipse Luna

c. Astah Community Version 37

d. Paint Version 6.3

e. Microsoft Picture Manager

f. Adobe Photo Shop CS6

g. Web Browser (Google Chrome)

3.3Metodologi Penelitian

Pada tahapan metodologi penelitian ini terdapat beberapa tahapan, seperti alir

penelitian, metode pengembangan sistem, jadwal kegiatan penelitian, metode

pengumpulan data, serta jenis dan sumber data. Berikut merupakan penjelasan

secara rinci dari masing-masing tahapan tersebut.

3.3.1 Alir Penelitian

Penelitian dilakukan berdasarkan diagram alir metodologi penelitian yang terdapat

1. Identifikasi Masalah

2. Perumusan Masalah

3. Tujuan, Manfaat dan Batasan

4. Survei Pendahuluan

- Observasi 5. Studi Literatur

6. Inception - Pengumpulan Data

- Analisis Kebutuhan Dasar Sistem - Analisis User Requirement

8. Construction 1 - Pembuatan Program (Koding)

9. Construction 2 - Pengujian

10. Transition - Penyerahan aplikasi ke-user (roll-out)

Sistem Bekerja Sesuai Analisis? Tidak

Ya

11. Analisis Hasil Penelitian A. Langkah I B. Langkah II C. Langkah III 7. Elaboration - Perancangan UML - Perancangan antarmuka

Penjelasan rinci dari diagram alir metodologi penelitian pada Gambar 3.1 adalah

sebagai berikut.

A. Langkah I

1. Pada langkah pertama, yang dilakukan pada tahap pertama adalah identifikasi

masalah. Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir

masalah. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan

juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak.

2. Tahap kedua adalah perumusan masalah. Rumusan masalah adalah pertanyaan

penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya,

pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan

dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji.

3. Tahap ketiga adalah menentukan tujuan, manfaat dan batasan. Target

pencapaian dalam tahap ini adalah diketahuinya tujuan dan manfaat dari

aplikasi pencarian SPBU terdekat yang ada di Kota Bandar Lampung.

Sedangkan batasan digunakan untuk membatasi pembahasan dan ruang lingkup

penelitian.

4. Tahap keempat adalah survei pendahuluan. Survei pendahuluan ini

dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal penting yang berhubungan dengan

penelitian.

5. Tahap kelima adalah studi literatur. Studi literatur ini ditujukan untuk

mendapatkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian terlebih dahulu yang akan

B. Langkah II

6. Memasuki langkah kedua. Langkah kedua adalah pengembangan sistem.

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Unified Process. Tahap pertama yang dilakukan dalam pengembangan sistem

ini adalah inception. Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data berupa

data lokasi SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung. Pada tahap ini juga akan

dilakukan analisis kebutuhan dasar sistem dan analisis user requirement.

7. Tahap ketujuh adalah Elaboration. Pada tahap ini akan dilakukan perancangan

sistem dan perancangan antarmuka. Perancangan atau desain sistem dalam

penelitian ini menggunakan Unified Modelling Language (UML), pada tahap

ini akan diketahui semua entitas luar, input dan output yang terlibat dalam

sistem serta usecase, class diagram, activity diagram, sequence diagram yang

digunakan dalam analisis sistem. Selanjutnya akan dilakukan perancangan

antarmuka (interface), perancangan antarmuka ini dilakukan untuk merancang

tata letak sistem sesuai dengan analisis kebutuhan sistem.

8. Tahap kedelapan adalah construction 1. Pada tahap ini akan dilakukan

pembuatan program (coding).

9. Tahap kesembilan adalah construction 2. Setelah pembuatan program selesai,

maka akan dilakukan pengujian. Pendekatan kasus uji dalam penelitian ini

adalah pengujian black box dengan metode Equivalence Partitioning (EP). Jika

sistem tidak bekerja sesuai analisis, maka kembali ke tahap construction 1 dan

jika sistem bekerja sesuai analisis maka dilakukan tahap selanjutnya.

10.Tahap kesepuluh adalah transition. Pada tahap ini akan dilakukan penyerahan

C. Langkah III

11.Tahap kesebelas adalah analisis hasil penelitian. Tahap ini dilakukan untuk

mengetahui hasil yang telah diperoleh selama melakukan penelitian, apakah

hasil dapat mengatasi permasalahan yang dideskripsikan di awal.

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode pengembangan sistem yang dipilih

yaitu Unified Process (UP). Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengembangan

sistem aplikasi Cari SPBU ini adalah sebagai berikut.

1. Inception

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa data lokasi SPBU yang ada

di Kota Bandar Lampung. Data ini diperoleh melalui 2 cara yaitu dengan

menggunakan aplikasi bernama GPS Locator pada sebuah perangkat android

dan juga berdasarkan informasi dari situs resmi pertamina. Data spasial dalam

penelitian ini terdiri dari 32 titik koordinat lokasi SPBU Pertamina dan 1 titik

koordinat SPBKB AKR yang tersebar di seluruh Kota Bandar Lampung.

Selanjutnya apabila telah didapat sebanyak 33 titik koordinat tersebut, maka

dibuat Point of Interest (POI) yang digunakan sebagai penanda dari setiap titik

pada lokasi-lokasi SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung.

Pada tahap ini juga dilakukan analisis kebutuhan dasar sistem dan analisis user

requirement. Analisis kebutuhan dasar sistem dilakukan untuk menentukan

requirement dilakukan untuk menentukan kebutuhan spesifikasi perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berperan dalam desain

sistem dan generate code pada sistem.

2. Elaboration

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem dan perancangan antarmuka.

Perancangan atau desain sistem dalam penelitian ini menggunakan Unified

Modelling Language (UML). Diagram-diagram UML yang dibuat dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut :

a. Use case diagram : digunakan untuk menggambarkan sistem dari sudut pandang

pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case diagram ini lebih

dititikberatkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan

alur atau urutan kejadian. Pada aplikasi ini pengguna dapat melakukan 5 (lima)

Dokumen terkait