• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Indeks Biologi Makrozoobenthos

Indeks biologi yang digunakan untuk menganalisis makrozoobenthos di Sungai Ciambulawung yaitu LQI, FBI, SIGNAL 2, dan indeks EPT. Berikut merupakan pembahasan dan hasil perhitungan dari keempat metode tersebut.

4.3.1. LQI (Lincoln Quality Index)

LQI merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan kriteria lingkungan. Metode yang dikembangkan di Inggris ini awalnya diperkenalkan pada tahun 1980 untuk survei nasional air oleh NWC (National Water Council). Perhitungan LQI yaitu dengan pemberian nilai berdasarkan tiap famili dari makrozoobenthos yang ditemukan (Abel 1989). Setelah pemberian nilai atau skor pada tiap famili, akan diperoleh nilai BMWP, ASPT, dan OQR. Nilai – nilai tersebut yang diperoleh dari hasil perhitungan indeks berdasarkan makrozoobenthos yang ditemukan di Sungai Ciambulawung di tampilkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai BMWP, ASPT, dan OQR tiap stasiun Nilai Stasiun 1 2 3 BMWP 32 31 49 ASPT 5,3 5,2 6,1 X 3 3 3 Y 5 5 7 OQR 4 4 5 indeks C C A

interpretasi Baik baik Excellent

Keterangan : A+ = excellent A = excellent B = baik C = baik D = Sedang

Nilai OQR (Overall Quality Ratings) pada stasiun 1 dan 2 menunjukan nilai yang sama yaitu 4, yang artinya kualitas perairan stasiun ini baik (Mason 1991). Sedangkan pada stasiun 3, didapatkan nilai OQR yaitu 5, nilai tersebut menunjukan stasiun 3 masuk kedalam kategori perairan yang kualitasnya excellent. Hal ini diduga karena rata - rata jumlah famili yang ditemukan pada stasiun 3 lebih banyak dibandingkan pada stasiun lainnya. Selain itu jumlah famili makrozoobenthos yang lebih banyak ditemukan pada stasiun ini yaitu berasal dari ordo Ephemeroptera yang intolerant terhadap pencemaran air, dan pada perhitungan LQI yang berdasarkan pada pemberian skor terhadap famili dari makrozoobenthos yang ditemukan, skor yang diberikan yaitu bernilai 1 – 10 dimana untuk jenis makrozoobenthos yang intolerant terhadap pencemaran mendapatkan skor yang paling tinggi (Langley & Kett 2005).

4.3.2. FBI (Family Biotic Index)

Metode FBI digunakan untuk mengetahui organisme yang lebih peka terhadap kandungan oksigen terlarut karena adanya masukan bahan organik. Organisme yang lebih peka terhadap kandungan oksigen terlarut rendah memiliki nilai toleransi (skor biotic indeks) yang rendah. Sedangkan organisme yang memiliki toleransi luas terhadap kandungan oksigen, memiliki nilai toleransi yang tinggi. Indeks biotik

memiliki kisaran nilai antara 0 - 10 untuk makrozoobenthos yang ditemukan. Nilai FBI di perairan Sungai Ciambulawung ditampilkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai FBI (Family Biotic Index) tiap stasiun

Nilai Stasiun

1 2 3

FBI 5,2 5,2 5,8

interpretasi Sedang sedang agak buruk

Pada stasiun 1 dan stasiun 2 diperoleh nilai FBI yang sama yaitu 5,2 yang artinya kualitas air di kedua stasiun tersebut sedang. Area sungai pada stasiun 1 merupakan daerah perlintasan masyarakat, dan untuk stasiun 2 berada di antara pemukiman penduduk. Sehingga diduga kedua stasiun ini mendapatkan pengaruh langsung dari aktifitas masyarakat, yang menyebabkan kualitas airnya sedang. Sedangkan pada stasiun 3 yang berada paling hilir dari kedua stasiun lainnya diperoleh nilai FBI yaitu 5,8. Nilai tersebut menunjukan bahwa stasiun 3 sudah termasuk kedalam kategori kualitas air agak buruk. Hal ini diduga karena pada stasiun 3 ditemukan jumlah individu organisme yang berasal dari famili Chironomidae tinggi dan mendominansi stasiun ini, dimana famili tersebut memiliki kisaran toleransi yang luas terhadap kandungan oksigen terlarut (Porreti et al. 2007).

4.3.3. SIGNAL 2 (Stream Invertebrate Grade Number Average Level 2)

Metode SIGNAL 2 dikembangkan di Australia pada tahun 1993, yang digunakan untuk sistem Sungai Hawkesbury-Nepean di dekat Sydney. Metode ini merupakan metode penaksiran kualitas air berdasarkan keberadaan makrozoobenthos khususnya untuk mengindikasikan tipe pencemaran faktor fisika, kimia yang berpengaruh terhadap komunitas makrozoobenthos. Nilai SIGNAL 2 dari makrozoobenthos yang ditemukan di Sungai Ciambulawung dapat dilihat pada Tabel 13. dan untuk penyebaran skor SIGNAL 2 yang dilihat berdasarkan jumlah famili yang ditemukan dapat dilihat pada Gambar 8.

Tabel 13. Nilai SIGNAL 2 dan jumlah famili makrozoobenthos tiap stasiun

Nilai Stasiun

1 2 3

Signal 2 4,6 4,8 5

jumlah famili 6 5 6

Gambar 8. Hubungan nilai SIGNAL 2 dan jumlah famili tiap stasiun

Menurut Chessman (2003), apabila skor SIGNAL 2 semakin kecil, hal ini menunjukan organisme memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan tercemar. Pada Gambar 8 dapat dilihat penyebaran titik terjadi pada kuadran 1 dan kuadran 2.

Pada kuadran 1 terdapat titik dari stasiun 3, hal ini menggambarkan tingginya nilai SIGNAL 2 dan jumlah makrozoobenthos pada stasiun tiap sampling tersebut. Tingginya nilai SIGNAL 2 menunjukan kekeruhan, salinitas dan kandungan nutrien yang rendah. Jumlah famili yang tinggi menunjukan bahwa keanekaragaman keadaan fisik habitat makrozoobenthos yang tinggi dan tidak terdapat faktor tekanan ekologis. Kuadran 1 ini menggambarkan kondisi perairan yang sehat.

Pada kuadran 2 terdapat titik dari stasiun 1 dan stasiun 2. Kuadran ini menggambarkan nilai SIGNAL 2 yang rendah dan jumlah famili makrozoobenthos yang tinggi. Jumlah famili yang tinggi menunjukkan bahwa keanekaragaman keadaan fisik habitat yang tinggi dan tidak terdapat tekanan ekologis. Nilai SIGNAL 2 yang rendah menunjukan tingginya kekeruhan, salinitas dan nutrien dibandingkan dengan kuadran 1. Pada kuadran ini keadaan sungai telah berubah dari kondisi

0,0 0,8 1,6 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4 7,2 8,0 8,8 9,6 0 2 4 6 8 Signal 2 jumlah famili stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3

alaminya, disebabkan telah ada pengaruh dari aktivitas manusia. Stasiun 1 yang merupakan area yang umum dilalui oleh masyarakat, dan stasiun 2 yang letaknya diantara pemukiman penduduk (Lampiran 3), memungkinkan kedua stasiun mendapat pengaruh langsung dari aktivitas masyarakat. Selain itu dapat dilihat pada tabel analisis parameter fisika –kimia air (Lampiran 12), nilai kekeruhan, BOD, dan COD memang ditemukan lebih tinggi dibandingkan pada stasiun 3 yang berada pada kuadran 1.

Pada kuadran 3, menggambarkan nilai SIGNAL 2 yang tinggi dan jumlah famili makrozoobenthos yang rendah. Berdasarkan gambar tidak ada titik yang masuk kedalam kuadran ini.

Adapun untuk kuadran 4, menggambarkan rendahnya nilai SIGNAL 2 dan jumlah famili marozoobenthos yang rendah pula. Berdasarkan gambar tidak ada titik yang masuk kedalam kuadran ini.

4.3.4. Indeks EPT (Ephemeroptera, Plecoptera, Tricoptera)

Famili Ephemeroptera, Plecoptera, dan Tricoptera merupakan kelompok serangga yang intolerant terhadap polusi atau pencemaran. Perhitungan kelimpahan dari ketiga famili ini dapat menggambarkan bagaimana kualitas perairan. Nilai indeks EPT yang diukur di sungai Ciambulawung dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai indeks EPT tiap stasiun

Nilai Stasiun

1 2 3

% EPT 53,85 52,17 19,15

interpretasi excellent excellent good-fair

Pada stasiun 1 persentase kelimpahan EPT tinggi, sehingga kualitas air yang digambarkan dari nilai tersebut pun excellent. Hal yang sama terjadi pada stasiun 2, nilai indeks EPT menunjukan bahwa kualitas perairan masuk kedalam kategori excellent. Adapun pada stasiun 3 berdasarkan tabel, kualitas air yang ditunjukan yaitu good – fair. Hal ini diduga karena jumlah individu dari kelompok EPT yang ditemukan sedikit, dan beberapa kelompok organisme tidak dapat mentolerir polusi atau pencemaran yang masuk ke perairan.

Dokumen terkait