• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

2.7.1 Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga saham merupakan cermin dari fluktuasi harga saham. Oleh karena itu, jika harga saham di pasar berubah maka indeks harga saham juga berubah. Selain itu, perubahan indeks ini dapat juga disebabkan oleh perubahan total nilai dasar saham seperti: penambahan modal saham perusahaan melalui

right issue, waran dan convertible bonds. Kegunaan dari indeks ini adalah untuk

tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah.

Jenis indeks ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : Indeks Harga Saham Individu, Indeks Harga Saham Parsial, Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Individu merupakan indeks dari masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Indeks ini tidak mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan kenaikan atau penurunan. Setiap pihak dapat menciptakan indeks harga saham yang terdiri dari beberapa jenis saham untuk kepentingan sendiri indeks ini merupakan Indeks Harga Saham Parsial. Apabila indeks harga saham parsial tersebut ternyata baik digunakan sebagai pedoman oleh investor, maka indeks tersebut akan laris diperdagangkan (Samsul, 2006:184).

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks ini melibatkan seluruh harga saham yang terdaftar di lantai bursa dan paling banyak digunakan sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG dapat digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan.

Naiknya IHSG tidak berarti seluruh jenis saham mengalami kenaikan harga, tetapi hanya sebagian yang mengalami kenaikan sementara sebagian lagi mengalami penurunan. Demikian juga, turunnya IHSG dapat diartikan bahwa sebagian saham mengalami penurunan dan sebagian lagi mengalami kenaikan. Jika suatu jenis saham naik harganya dan IHSG juga naik, maka berarti saham tersebut mempunyai korelasi positif dengan IHSG. Jika suatu saham naik harganya tetapi IHSG turun, maka berarti saham tersebut berkorelasi negatif dengan IHSG (Samsul, 2006:186).

Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham mengalami kenaikan. Sebaliknya jika IHSG mengalami penurunan maka kecenderungan harga saham juga akan mengalami penurunan. Hal ini menggambarkan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Jogiyanto, 2000:203).

IHSG merupakan salah satu indeks yang merangkum perkembangan harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG juga dapat dibaca sebagai gambaran ekonomi nasional Indonesia. Jika IHSG menunjukkan peningkatan menjelaskan bahwa keadaan ekonomi nasional sedang dalam siklus membaik dan sebaliknya jika IHSG menurun menjelaskan bahwa keadaan ekonomi nasional Indonesia sedang mengalami kesulitan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengelompokkan saham perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI dan memiliki kinerja serta likuiditas yang tinggi dalam suatu indeks. Adapun indeks tersebut antara lain :

1.

Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

Indeks LQ 45

a. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

b. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

c. Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan.

d. Memiliki kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi yang baik di pasar.

Evaluasi indeks dan pergantian saham yang dilakukan dalam menentukan saham yang masuk Indeks LQ45 pada periode tertentu. Hal ini dilakukan dengan cara :

a. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara terus-menerus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45, setiap 3 bulan, pergerakan rangking saham di-review. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus.

b. Bila terdapat satu saham yang tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria.

c. Saham-saham yang masuk dalam kriteria rangking 1-35 dikalkulasikan dengan cepat dalam perhitungan indeks. Sedangkan saham yang masuk pada rangking 36-45 tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan indeks. Untuk menjamin kewajaran dalam seleksi saham, BEI memiliki sebuah Komite Penasehat yang terdiri dari para ahli di bidang pasar modal yaitu para praktisi, akademisi, profesional independen di bidang pasar modal.

Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai hari dasar, dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli 1993-Juni 1994. Hasilnya, ke-45 saham tersebut meliputi 72% total market kapitalisasi pasar dan 72,5% nilai transaksi di pasar reguler.

2.

Indeks ini merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut :

Indeks KOMPAS100

a. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.

b. Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).

c. Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham.

d. Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan terakhir.

e. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar.

f. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebanyak 40 saham dengan mempertimbangkan kinerja; hari transaksi dan frekwensi transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar. Kemudian daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil perhitungan butir (e) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan butir (f).

3.

Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi, maka Bursa Efek Jakrta (BEJ) dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan sebuah indeks yang didasarkan pada syariah islam, dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index (JII).

Jakarta Islamic Index (JII)

JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Indeks ini dihitung mundur hingga tanggal 1 Januari 1995 sebagai hari dasar dengan nilai dasar 100. JII terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam. Dewan Pengawas Syariah PT. DIM terlibat dalam menetapkan kriteria saham-saham yang masuk dalam JII.

Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT. DIM, jenis kegiatan utama emiten yang bertentangan dengan Syariah adalah:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan kovensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi Konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks JII dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali masuk dalam 10 kapitalisasi besar).

b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

4.

Pada tanggal 13 Juli 2000, BEJ meluncurkan peraturan baru di bidang pencatatan : Sistem Pencatatan 2 Papan. Sistem ini diimplementasikan untuk mendorong bursa Indonesia dan juga untuk memulihkan kepercayaan publik kepada bursa melalui penyusunan pengelolaan perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance). Adapun kasifikasi papan pencatatan terdiri dari :

Indeks Papan Utama (Main Board Index) dan Indeks Papan Pengembangan (Development Board Index)

2. Papan Pengembangan, untuk mengakomodasi perusahaan-perusahaan yang belum bisa memenuhi persyaratan Papan Utama, tetapi masuk pada ketegori perusahaan berprospek.

Disamping itu, papan pengembangan diperuntukkan bagi perusahaan yang mengalami restrukturisasi atau pemulihan performa (Situmorang, 2008:140-144).

Dokumen terkait