Pi : Jumlah penduduk wilayah i
XI. KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN
1. GARIS KEMISKINAN (GK)
A. Konsep dan Definisi
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Konsep ini tidak hanya digunakan oleh BPS tetapi juga oleh
negara‐negara lain seperti Armenia, Senegal, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Sierra Leone,
dan Gambia. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran yang dikonseptualisasikan dengan Garis Kemiskinan (GK). GK merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. GK yang digunakan oleh BPS terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), di mana GK merupakan penjumlahan dari GKM dan GKNM.
B. Manfaat
Untuk mengukur beberapa indikator kemiskinan, seperti jumlah dan persentase penduduk
miskin (headcount index – P0), indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index - P1)
dan indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index – P2).
C. Rumus
GK = GKM + GKNM
GK : Garis Kemiskinan
GKM : Garis Kemiskinan Makanan GKNM : Garis Kemiskinan Nonmakanan
GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi‐padian, umbi‐umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang‐
kacangan, buah‐buahan, minyak dan lemak, dan lain‐lain). Sementara GKNM adalah
kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi
kebutuhan dasar non‐makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi (kelompok pengeluaran) di
perkotaan dan 47 jenis komoditi (kelompok pengeluaran) di perdesaan.
D. Interpretasi
Garis Kemiskinan menunjukkan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari
dan kebutuhan pokok bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata‐ rata pengeluaran
konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk
miskin.
E. Sumber Data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Kor serta Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD).
2. PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
A. Konsep dan Definisi
Headcount Index (HCI – P0) yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis
Kemiskinan. Headcount Index secara sederhana mengukur proporsi penduduk yang dikategorikan miskin.
BPS melakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode 1976‐1981 dengan
menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang
disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember 1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru yang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar sebelumnya (tahun 1996) adalah pada perluasan cakupan komoditi yang diperhitungkan dalam kebutuhan dasar.
B. Manfaat
Untuk mengetahui persentase penduduk yang dikategorikan miskin.
C. Rumus
P0 : HeadcountIndex atau persentase penduduk miskin
z : Garis Kemiskinan
yi : Rata‐rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan (i = 1, 2,…,q), yi < z
q : Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
n : Jumlah penduduk
D. Interpretasi
Angka yang ditunjukkan oleh HCI–P0 menunjukkan proporsi penduduk miskin di
suatu wilayah. Persentase penduduk miskin yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di suatu wilayah juga tinggi.
E. Sumber Data
A. Konsep dan Definisi
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index – P1) merupakan ukuran rata‐rata kesenjangan pengeluaran masing‐masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
B. Manfaat
Nilai agregat dari povertygapindex menunjukkan biaya mengentaskan kemiskinan dengan membuat target transfer yang sempurna terhadap penduduk miskin dalam hal tidak adanya biaya transaksi dan faktor penghambat. Semakin kecil nilai poverty gap index, semakin besar potensi ekonomi untuk dana pengentasan kemiskinan berdasarkan identifikasi karakteristik penduduk miskin dan juga untuk target sasaran bantuan dan program.
C. Rumus
D. Interpretasi
Penurunan nilai indeks Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan bahwa rata‐rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
E. Sumber Data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Kor.
3. Indeks Kedalaman Kemiskinan
(Poverty Gap Index – P1)
P1 :Poverty GapIndexatau Indeks Kedalaman Kemiskinan z : Garis Kemiskinan
yi : Rata‐rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada dibawah garis
kemiskinan (i = 1, 2,…,q), yi < z
q : Banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan n : Jumlah penduduk
A. Konsep dan Definisi
Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index – P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
B. Manfaat
Ukuran ini memberikan informasi yang saling melengkapi pada insiden kemiskinan. Sebagai contoh, mungkin terdapat kasus bahwa beberapa kelompok penduduk miskin memiliki insiden kemiskinan yang tinggi tetapi jurang kemiskinannya (poverty gap) rendah, sementara kelompok penduduk lain mempunyai insiden kemiskinan yang rendah tetapi memiliki jurang kemiskinan yang tinggi bagi penduduk yang miskin.
C. Rumus
D. Interpretasi
Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
E. Sumber Data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Kor.
4. Indeks Keparahan Kemiskinan
(Poverty Severity Index– P2)
P2 : Poverty Severity Index atau Indeks Keparahan Kemiskinan z : Garis Kemiskinan
yi : Rata‐rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan (i = 1, 2,…,q), yi < z
q : Banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan n : Jumlah penduduk
5. KETIMPANGAN PENDAPATAN (UKURAN BANK DUNIA)
A. Konsep dan Definisi
Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan: 40% penduduk dengan pendapatan rendah, 40% penduduk dengan pendapatan menengah, dan 20% penduduk dengan pendapatan tinggi.
B. Manfaat
Digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan.
C. Rumus
Ketimpangan pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan total pendapatan seluruh penduduk.
D. Interpretasi
Kategori ketimpangan ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti berikut:
jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi;
jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12‐17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan
sedang/menengah;
jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah.
E. Sumber Data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
6. Koefisien Gini
A. Konsep dan Definisi
Koefisien Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi
uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk
Garis diagonal mewakili pemerataan sempurna. Koefisien Gini didefinisikan sebagai A/(A+B),
dimana A dan B seperti yang ditunjukkan pada grafik. Jika A=0 koefisien Gini bernilai 0 yang berarti pemerataan sempurna, sedangkan jika B=0 koefisien Gini akan bernilai 1 yang berarti ketimpangan sempurna.
B. Manfaat