• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Luwu Utara (Perbandingan antara Wilayah di Provinsi

KONDISI EKSISTING KABUPATEN LUWU UTARA

4.5. Indeks Pembangunan Manusia

4.5.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Luwu Utara (Perbandingan antara Wilayah di Provinsi

Sulawesi Selatan)

Perbandingan antar indikator (komponen IPM seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya) masih merupakan tinjauan parsial, artinya tingkat keberhasilan pembangunan baru diukur dari satu komponen saja. Akan tetapi dengan adanya indikator tunggal IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dapat menjadi jawaban untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (out put pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat keberhasilan kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2012 sebesar 65,99 persen menjadi 66,40 persen pada tahun 2013 dan

88 meningkat menjadi 66,90 persen pada tahun 2014. Peningkatan indeks ini merupakan rangkaian dari terjadinya perbaikan nilai sebagaian besar komponen pembentuk IPM. Posisi IPM Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2012 dan tahun 2013 berada di peringkat ke 9, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sehingga berada di posisi ke 10. Dalam Regional wilayah Luwu, bila dibandingkan dengan wilayah seLuwu (Kab. Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Palopo), IPM Luwu Utara pada tahun 2012 dan 2013 berada di posisi ketiga, namun pada tahun 2014 ini berada di posisi ke 4. Pada tahun 2012 IPM Luwu Utara sebesar 65,99 persen, tahun 2013 meningkat menjadi 66,40 persen dan pada tahun 2014 ini meningkat lagi menjadi 66,90 persen.

Berdasarkan kriteria UNDP seperti yang dijelaskan sebelumnya, ternyata semua kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan tergolong tingkat pembangunan manusia menengah (IPMnya pada kisaran 60 sampai 70). Kecuali untuk Kota Makassar, Pare-pare dan kota Palopo termasuk klasifikasi tingkat pembangunan manusianya tinggi.

89 4.6. Kebijakan Program Pemberdayaan Perempuan di Kab.Luwu Utara

Partisipasi perempuan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan. Upaya pengembangan usaha mikro yang dilakukan oleh perempuan ini menjadi penting, karena perempuan berhadapan dengan kendala-kendala tertentu yang dikenal dengan istilah “tripple burden of women”, yaitu ketika mereka ‘diminta’ menjalankan fungsi reproduksi, produksi, sekaligus fungsi sosial di masyarakat pada saat yang bersamaan. Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas. Sebagian besar perempuan masih berkiprah di sektor informal atau pekerjaan yang tidak memerlukan kualitas pengetahuan dan ketrampilan spesifik. Pekerjaan-pekerjaan ini biasanya kurang memberikan jaminan perlindungan secara hukum dan jaminan kesejahteraan yang memadai, disamping kondisi kerja yang memprihatinkan serta pendapatan yang rendah.

Mengingat porsi perempuan dalam usaha mikro cukup menonjol, maka peningkatan ekonomi perempuan dilakukan

90 antara lain melalui upaya berupa program, atau kegiatan penguatan usaha mikro. Upaya ini telah banyak dilakukan, baik oleh lembaga pemerintah, lembaga nonpemerintah, lembaga swasta, lembaga perbankan, lembaga donor, maupun lembaga atau individu lain. Untuk mendukung strategi tersebut, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara telah mengembangkan sejumlah program prioritas yang fokus pada penguatan kelembagaan pemberdayaan perempuan.

Ke depan, untuk mengatasi berbagai masalah dan mendorong penguatan kelembagaan pemberdayaan perempuan ke tingkat yang optimal diperlukan kerjasama, kordinasi, dan sinergitas antar pelaku. Ini diperlukan mengingat mata rantai pengelolaan pemberdayaan perempuan melibatkan multi-stakholders, mulai dari pihak masyarakat, SKPD terkait, dunia perbankan, koperasi, asosiasi kelompok perempuan, lembaga penelitian, dan sebagainya. Untuk konteks ini, peranan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara sangat penting untuk menginisiasi kerjasama serta memastikan berlangsungnya kolaborasi multi-stakeholders yang produktif.

91 Kebijakan program pemberdayaan perempuan di Kabupaten Luwu Utara akan disinergikan dan relevan dengan program pembangunan masing-masing SKPD, Badan, dan Kantor yaitu sebagai berikut:

1. Program Pendidikan Non Formal 2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 4. Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak 5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 6. Program Pengawasan Obat dan Makanan

7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 8. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 10. Program Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

11. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

92 14. Program Kebijakan dan Manajemen dan Pembangunan

Kesehatan

15. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 16. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 17. Program Lingkungan Sehat Perumahan

18. Program Perumahan dan Permukiman

19. Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

20. Program Keluarga Berencana

21. Program Pembinaan Peranserta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri

22. Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak

23. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak

24. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perlindungan Perempuan dan Anak

25. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

93 26. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat

Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya

27. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 28. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks. Trauma 29. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 30. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo

31. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

32. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial 33. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

34. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Ketenagakerjaan

35. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Masyarakat 36. Program Produksi Training

37. Program Kios Tree In One (3 In 1)

38. Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

39. Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM

94 41. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

42. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 43. Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi 44. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

45. Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 46. Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

47. Program Pemeliharaan Kantrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal

48. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

49. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 50. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

51. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

52. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) (Kemiskinan)

53. Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan 54. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

95 56. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

57. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

58. Program Peningkatan Kapasitas Masyarakat

59. Program Pengembangan dan Keserarasian Kebijakan Pemuda 60. Program Peningkatan Peranserta Kepemudaan

61. Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausaan & Kecakapan Hidup Pemuda

62. Program Pengembangan Nilai Budaya 63. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 64. Program Pengelolaan Keragaman Budaya 65. Program Aktualisasi dan Keragaman Budaya 66. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 67. Program Pengembangan Kelembagaan Pariwisata 68. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata

69. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 70. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian 71. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

96 72. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat

Guna

73. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

74. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Laut

75. Peningkatan Kesadaran dan Penegakkan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut

76. Pengembangan Budidaya Perikanan

77. Program Optimalisasi Pengelolaan & Pemasaran Produk Perikanan

78. Peningkatan Kegiatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim kepada Masyarakat

79. Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar.

97

BAB V

STRATEGI PENGUATAN KELEMBAGAAN

Dokumen terkait