• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR ESENSIAL

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 24-33)

1 Memahami peserta didik

Memahami peserta didik secara dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami pesera didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik. 2 Merancang

pembelajaran

Memahami landasan kependidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3 Melaksanakan pembelajaran

Menata latar (setting)

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Merancang dan

melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning) dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara

55

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru: Apa, Mengapa dan Bagaimana?, CV. Yrama Widya, Bandung, 2008, hlm. 19-20.

No SUB KOMPETENSI

INDIKATOR ESENSIAL

umum. 5 Mengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya

Memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

2) Kompetensi Kepribadian

Menurut Syamsul Ma`arif, kompetensi kepribadian berarti seorang guru harus memiliki sifat-sifat kepribadian tertentu, yaitu cirri-ciri hakiki kepribadian guru yang menuntunnya ke arah pencapaian tujuan pendidikan.56

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.57 Secara rinci sub kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

56

Syamsul Ma`arif, Op Cit, hlm. 74.

57

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Op Cit, hlm.230.

TABEL 2.5 KOMPETENSI KEPRIBADIAN58 No SUB KOMPETENSI INDIKATOR ESENSIAL 1 Kepribadian yang mantap dan stabil

Bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai norma sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2 Kepribadian yang dewasa

Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru

3 Kepribadian yang arif

Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan

masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. 4 Kepribadian yang

berwibawa

Memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani

5 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

Bertindak sesuai dengan norma religious (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik

6 Evaluasi diri dan pengembangan diri

Memiliki kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu mengembangkan potensi diri secara optimal.

58

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. kompetensi kepribadian berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta mensejaterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya.59

3) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Seorang guru dapat dikatakan profesional adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini sangat penting sebab berhubungan secara langsung dengan kinerja yang ditampilkannya.60

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.61 Secara rinci sub kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

59

E. Mulyasa, Op Cit, hlm. 117.

60

Syamsul Ma`arif, Op Cit, hlm. 18.

61

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Op Cit, hlm.230.

TABEL 2.6

KOMPETENSI PROFESIONAL62

No SUB KOMPETENSI INDIKATOR ESENSIAL

1 Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi

Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungi konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2 Menguasai struktur dan metode keilmuan

Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis

untuk memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi secara profesional dalam konteks global.

Ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut: 1) mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis sosiologis dan sebagainya, 2) mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik, 3) mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya, 4) mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, 5) mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan, 6) mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran, 7) mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik dan 8) mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.63

62

Farida Sarimaya, Op Cit, hlm. 21.

63

4) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial. Kompetensi sosial guru merupakan salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.64

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.65 Secara rinci sub kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 2.7

KOMPETENSI SOSIAL66

No SUB KOMPETENSI INDIKATOR

ESENSIAL

1 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik

2 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

Berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

64

Syamsul Ma`arif, Op Cit, hlm. 19.

65

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Op Cit, hlm.230-231.

66

No SUB KOMPETENSI INDIKATOR ESENSIAL

3 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar

Berkomunikasi secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar

Kemampuan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: a) berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat, b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.67

Menurut Zainal Aqib sebagaimana yang dipaparkan oleh M. Furqon, terdapat kompetensi guru selain empat kompetensi di atas yaitu: 1). Kompetensi Shidiq yakni sebuah kenyataan yang benar yang tercermin dalam perkataan, perbuatan atau tindakan, dan keadaan batinnya. 2) Kompetensi amanah yakni sebuah kepercayaan yang harus diemban dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen, kompeten, kerja keras dan konsisten. 3) Kompetensi fathonah yakni sebuah kecerdasan, kemahiran atau penguasaan bidang tertentu yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. 4). Kompetensi tabligh yakni sebuah upaya merealisasikan pesan

67

atau misi tertentu yang dilakukan dengan pendekatan atau metode tertentu.68

Untuk yang kesekian kalinya penulis tegaskan, memang tidaklah mudah menjadi seorang guru yang profesional. Guru harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan. Hal ini tak lain tentunya untuk menjadikan kelayakan guru sebagai pendidik yang berkualitas.

d. Kegiatan Pengembangan Profesi Guru

Pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam jabatan dapat dimanfaatkan baik untuk pengembangan kompetensi maupun untuk pengembangan karir guru. Pembinaan dan pengembangan profesi guru dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Pembinaan dan pengembangan profesi guru69

Kompetensipaedagogik PROFESI Kompetensi kepribadian PEMBINAAN & Kompetensi Sosial PENGEMBANGAN Kompetensi Profesional

GURU

KARIER Penugasan

Kenaikan Pangkat Promosi

Dalam peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat. Pendidikan dan pelatihan guru meliputi : Inhouse training (IHT), program magang, kemitraan madrasah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, kursus singkat di

68

Zainal Aqib, Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa, Yrama Widya, Bandung, 2011, hlm. 81-85.

69

LPTK, pembinaan internal oleh madrasah dan pendidikan lanjut. Adapun kegiatan selain pendidikan dan pelatihan guru meliputi: diskusi masalah pendidikan, seminar, workshop, penelitian, penulisan buku/bahan ajar, dan pembuatan media pembelajaran serta pembuatan karya teknologi/karya seni.70

Menurut Danim, dalam mengembangkan profesi guru dapat dilakukan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain:

Tabel 2.8

Kegiatan Pengembangan Profesi Guru71

PEMBINAAN KEGIATAN KETERANGAN

1. Diklat a. In-house training (IHT)

Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang

ditetapkan untuk

penyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian

kemampuan dalam

meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain. Dengan srategi ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya.

b. Program Magang

Program magang ini diperuntukan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu, misalnya, magang di sekolah tertentu untuk belajar

70

Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo Semarang. Modul

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Madrasah Ibtidaiyah, Semarang, 2014, hlm 7. 71

PEMBINAAN KEGIATAN KETERANGAN

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 24-33)

Dokumen terkait