Tahap 1. Kebebasan Memilih, Pada tingkat ini terdapat 3 tahap, yaitu: (tahap 1) Memilih secara bebas, artinya kesempatan untuk
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini:
Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klaksikal dalam setiap pertemuan
dangan memberi skor pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan. Indikator siswa dikatakan memiliki
kesadaran HAM jika lebih dari atau sama dengan 75% frekuensi yang
ditetapkan per-indikator dilakukan siswa. Setelah selesai diobservasi dihitung
jumlah aktivitas yang dilakukan siswa, lalu dipresentasikan.
Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan kesadaran hak
asasi manusia siswa (on task) dimana > 75% dari seluruh siswa kelas XI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaranvalue clarification techniquepada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Bandar Sribawono tahun pelajaran 2014/ 2015, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique sangat penting dalam proses pembelajaran sebagai bahan acuan ataupun petunjuk yang akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Perencanaan yang baik dan matang akan berdampak pada hasil yang seperti yang diharapkan.
2) Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan penerapan model pembelajaranvalue clarification technique dapat menumbuhkan kesadaran HAM pada siswa. Selain itu guru dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, dan siswa dapat lebih mengenali dirinya serta membuat siswa lebih kreatif, siswa dapat berfikir lebih mendalam karena ajarkan menganalisis materi, sehingga siswa dapat mempertimbangkan sesuatu lebih baik dalam mengambil keputusan, dan memahami pentingnya kesadaran HAM.
3) Kesadaran siswa terhadap hak asasi manusia dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan penerapan model pembelajaran value clarification technique menunjukkan adanya perubahahan yang signifikan pada setiap siklus dimana hal ini membuktikan bahwa kesadaran akan hak asasi manusia dalam kategori baik.
4) Teknik mengklarifikasi nilai(value clarification technique) atau sering disingkat VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa sehingga dapat dikatakan efektif. Efektivitas model pembelajaran tersebut dapat terlihat motivasi dan hasil yang diperoleh terus mengalami perkembangan yang baik.
B. Saran
1) Kepada guru SMA Negeri 1 Bandar Sribawono hendaknya menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan salah satunya adalah dengan model pembelajaran value clarification technique.
2) Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar.
sebaik-baiknya dengan memperhatikan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh guru sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan diharapkan.
Arikunto, S. 2009.Penelitian TindakanKelas.Bumi Aksara. Jakarta
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta
Budinangsih, A. 2004.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Yogyakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan , Standar Isi PKn SMA/MA. BSNP, 2006.
Jakarta
Badan Standar Nasional Pendidikan ,StandarProses.BSNP,2007. Jakarta.
Cholisin. 2004. Perspektif Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kaifa. Bandung.
Darmodiharjo, Darji. Dkk. 1991.Santiaji Pancasila. Usaha Nasional. Surabaya. Departemen Pendidikan Nasional, 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional.Sinar Grafika: Jakarta
Djahiri. (2003).Pemilihan Strategi dan Media Pembelajaran dan Portofolio Learning and Evaluation Based. Depdiknas: Jakarta.
Dalyon, M. 1997.Psikologi Pendidikan.PT Rineka Cipta. Jakarta. 218 hal Dahlan, M. D. 1984.Model-Model Mengajar.CV. Diponegoro. Bandung. Dimyati dan Mudjiono. 1999.Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.2006.
Perkembangan PKn Pasca KBK dan Praktik Pembelajarannya. Depdiknas Gorontalo
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.
Effendi, Luqman, 2008. Modul Dasar-Dasar Sosiologi&Sosiologi Kesehatan. PSKM FKK UMJ: Jakarta.
Gagne,Ellen,D.1997.The Cognitive Psychology of School Learning. Little, Brown and Company. Boston.
Hakim, Thursan. 2005.Belajar Secara Efektif.Puspa Swara. Jakarta. Hakim, Thursan. 2000.Belajar secara Efektif. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
http://dian_p.student.fkip.uns.ac.id/2009/12/04/MACAM-MACAM-METODE-PEMBELAJARAN/ (dikutip tanggal 24 November 2012)
http://wantik.wordpress.com/2014.02/20/ newsletter dan komik terbitan PUSHAM UII / (dikutip tanggal 20 Agustus 2014)
http://wantik.wordpress.com/2008.09/03/makalah-seminar/ (dikutip tanggal 21 November 2012)
http://uzairsuhaimi.files.wordpress.com/2009/11/focus-group-discussion2.pdf (dikutip tanggal 22 Agustus 2014)
Jerolimek, John & Parker, Walter C. 1993. Social Studies in Elementary School. (9th ed.). New York: Macmillan Publishing Company.
Kosasih A Jahiri. Pengajar Studi Sosial/IPS. LPPS IPS IKIP. 1979/1992. Bandung.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learbing di Ruang-Ruang Kelas.Grasindo: Jakarta.
Peraturan Menteri. 2014. No.103.Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pranita,T. 2010.Teori Belajar Konstruktivisme. http://edukasi.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 23 Juni 2010.
Sapriya. 2002.Studi Sosial: Konsep dan Model Pembelajaran. Buana Nusantara. Bandung.
S. Sumarsono dkk, 2005, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Slavin, RE. 1995.Cooperative Learning: Theory, Reseach and Practice. Boston. Allyn and Bacon
Slavin, R.E. 1997.Educational Psychology: Theory and Practice. First edition. Massachusetts. Allyn and Boston Publiser
Sudjana. 2004.Metoda Statistika.Tarsito. 347 Halaman. Bandung.
Somantri, Numan. (2001).Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS. Dedi Supriadi & Rohmat Mulyana (ed). Bandung. PPS-FPIPS UPI dan PT. Remadja Rosda karya.
Soemanto. 1998.Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Uzer, Usman. 2002.Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Jakarta Usman Husaini, dkk. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekratariat Negara. Jakarta. 42 Halaman.
Wahab, Abdul Azis. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta. Bandung