BAB 3. METODE PENELITIAN
3.9 Indikator Keberhasilan
2. Peningkatan hasil belajar secara klasikal
Rumus peningkatan = Keterangan:
Y1 = nilai setelah tindakan Y = nilai sebelum tindakan 3. Rata-rata hasil belajar secara klasikal
Nilai rata-rata kelas =
4. Peningkatan rata-rata hasil belajar Rumus peningkatan = Keterangan:
Y1 = nilai setelah dilakukan tindakan Y = nilai sebelum dilakukan tindakan
3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila pendidik dapat menerapkan model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pemahaman sejarah (historical comprehension) peserta didik. Peserta didik dinyatakan pemahaman sejarahnya (historical comprehension) meningkat apabila terjadi peningkatan disetiap indikator dari pemahaman sejarah (historical comprehension) peserta didik pada setiap siklus dan dinyatakan tercapai apabila mencapai presentase ≥70% dari 100%.
Hasil belajar sejarah pada penelitian ini dikatakan meningkat bila terjadi peningkatan dari masing-masing siklus dan nilai hasil tes memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) 75 dari skor 100. Ketuntasan klasikal suatu kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut mendapatkan nilai rata-rata klasikal ≥85 dari skor maksimal 100.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. 1996. “Di sekitar Pengajaran Sejarah yang Reflektif dan Inspiratif”.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Agung, L.S. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. 2015. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Balim, A.G. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students Success and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20.
Borthick. A.F & Jones, D.R. 2000. The Motivation for Collaborative Discovery Learning Online and Its Application in an Information Systems Assurance Course. Journal Issues in Accounting Education. 15(2):181-210.
Brown, G. 1991. Pengajaran Mikro Program Keterampilan Mengajar. Surabaya:
Airlangga Uneversity Press.
Castronova, J.A. 2002. Discovery Learning for the Century: What is it and how does it compare to traditional learning in effectivennes in the century? Literature Reviews, Action Research Exchange (ARE), 1(2).
Retrieved from teach.valdosta.edu/Litreviews/vo11no1/castronova_1itr.pdf.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hai-Jew, S. 2008. Scaffolding Discovery Learning Spaces. Journal of Online Learning and Teaching (MERLOT), 4(4): 533-548.
Harada, T. 2005. Consistency Of History Curriculum In Primary and Secondary School. Dalam Jurnal Studi Sosial Vol 1. Yogyakarta: Hispisi.
Hudaidah. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Terhadap Hasil Belajar Sejarah Berbasis Lokal. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: UNJ.
Irawan, D.P. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Partisipasi Bertanya Siswi pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kepanjen. Skripsi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Ismaun. 2005. Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu Dan Wahana Pendidikan.
Bandung: Historia Utama Press.
Joolingen, W.V. 1999. Cognitive Tools For Discovery Learning. International Journal Of Artifical Intellegence In Education (IJAINED), 10: 385-397.
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK Sejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2014. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).
Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Kharisma, W.A. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Larning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IIS 4 SMAN Malang. Skripsi.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Kochhar, S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah. Terjemahan Purwanta dan Yovita Hardiati. Jakarta: PT Grassindo.
Kumala, R. 2015. Mengembangkan Historical Comprehension Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Penerapan Fenomenografi (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung). Skripsi.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
61
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Ma’mur, T. 2008. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah Melalui Historical Thingking. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.
Murni. 2006. Model Pembelajaran Holistik dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan. Desertasi. Bandung: PPS UPI.
Muzayana. 2014. Penerapan Metode Pembelajaran Discovery untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar Sejarah Peserta Didik Kelas XI IPA 4 Tahun Ajaran 2013/2014 Di MAN Lumajang. Skripsi.
Lumajang: Universitas Jember.
National Center for History in the Schools. 1996. Historical Comprehension.
Retrieved from http://www.nchs.ucla.edu/history-standards/historical-thingking-standards/2.-historical-comprehension.
National Center for History in the School. 1996. Introduction to Standards in Historical Thingking. Retrieved from http://www.nchs.ucla.edu/history-standards/historical-thingking-standards.
Nugraha, F.D. 2014. Penggunaan Media Audio Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Pada Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung). Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Permendikbud. 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Atas/Aliyah. Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Prasetiyowati, Y. 2017. Penggunaan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Pola Spasial Geografi pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Yasmida Ambarawa Tahun Pelajaran 2015/2016. Tesis. Bandar Lampung: Universitas lampung.
Saputra, A. & dkk. 2016. Penerapan Discovery Learning Menggunakan Reflika untuk Meningkatkan Berpikir Krtitis dan Sikap Nasionalisme. Jurnal Studi Sosial. Vol 4. No. 1.
Sjamsuddin, H. 2007. Penulisan Buku Teks dan Sejarah Lokal dalam Buku Sejarah Lokal Penulisan dan Pembelajaran di Sekolah. Bandung: Salamian Pers.
Subakti, Y.R. 2010. Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme.
Jurnal SPSS. 24(1): 1-23.
Sudjana, N. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, N. 2016. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Thorsett, P. 2002. Discovery Learning Theory. A primer for discussion. Retrieved fromhttp://limfabweb.weebly.com/uploads/1/4/2/3/14230608/bruner_and_di scovery_learning.pdf.
Umamah, N. 2014. Bahan Ajar. Tidak Diterbitkan. Jember. Universitas Jember.
Veermans, K. 2002. Intelligent support for discovery learning. Doctoral dissertation. Netherlands: Twente University Press.
Widja, I.G. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: P2LPTK (Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
Wiraatmadja, R. 1998. “Landasan Filosofis Kurikulum Pembelajaran Sejarah (SMU) Tantangan dan Harapan”. Simposium Pembelajaran Sejarah.
Jakarta: Depdikbud.
Wiraatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wiyanarti, E. 2012. Model Pebelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Pembelajaran Sejarah. Bahan Ajar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Yang, E.F., Cheng, H.N & Chan, T.W. 2012. Variation Based Discovery Learning Design in 1 to 1 Mathematics Classroom. Retrieved from http://www.1s1.nie.edu.sg/icce2012/wp-content/upload/2012/12/C7-s-279.pdf.
Zed, M. 1999. Metodologi Sejarah. Padang: FIS UNP.