• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Tra sisi kebijaka pariwisata yaitu dari Kota tra sit e uju Kota wisata e jadi Kota tujua wisata ya g berdaya sai g e bawa ko sekue si kebijaka

program kepariwisataan yang memadai dan memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga pengembangan kepariwisataan saat ini dan saat mendatang menjadi sangat penting dalam rangka peningkatan pendapatan daerah, kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.

Usaha-usaha untuk mengembangkan pariwisata telah dilakukan, menunjukan hasil yang posotof. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik wisata budaya, religious maupun alam sbb :

No Tahun Jumlah 1 Tahun 2005 1.141.323 orang 2 Tahun 2006 1.255.005 orang 3 Tahun 2007 1.457.554 orang 4 Tahun 2008 1.465.105 orang 5 Tahun 2009 1.633.042 orang

Dari jumlah tersebut peningkatan setiap tahun 8,98 % Sedangkan tingkat hunian hotel menunjukan peningkatan sbb :

No Tahun Jumlah 1 Tahun 2005 62% 2 Tahun 2006 66% 3 Tahun 2007 67% 4 Tahun 2008 68% 5 Tahun 2009 68%

Lama tinggal wisatawan asing di semarang :

No Tahun Jumlah 1 Tahun 2005 2,26 hari 2 Tahun 2006 2,40 hari 3 Tahun 2007 2,42 hari 4 Tahun 2008 2,44 hari 5 Tahun 2009 3,54 hari

Data di atas menunjukan adanya Perumbuhan Pembangunan bidang Pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2005-2009.

Peningkatan lama tinggal wisatawan diikuti dengan peningkatan pendapatan sektor pariwisata sbb : No Tahun Jumlah 1 Tahun 2005 Rp.37.099.487.364,00 2 Tahun 2006 Rp.42.698.798.956,00 3 Tahun 2007 Rp.45.762.393.451,00 4 Tahun 2008 Rp.50.595.734.790,00 5 Tahun 2009 Rp.55.148.335.851,00

Namun demikian dari peningkatan yang dicapai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata masih mengalami keterbatasan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yaitu masih kurangnya kualitas sumber daya manusia serta kualitas sarana prasarana pariwisata.

A. Tugas,Fungsi, dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Oraganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan Peraturan Walikota Semarang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, maka Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai berikut:

1. Kedudukan

 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Sekretaris Daerah.

2. Tugas

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Fungsi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan, kesenian, pembinaan industri pariwisata dan pemasaran.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kebudayaan, kesenian, pembinaan industri pariwisata dan pemasaran.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kebudayaan, kesenian, pembinaan industri pariwisata dan pemasaran.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Kewenangan :

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai kewenangan anatara lain

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kebudayaan, kesenian, pembinaan industri pariwisata dan pemasaran.

b. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

d. Penyelenggara urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kebudayaan, kesenian, pembinaan industri pariwisata dan pemasaran.

e. Pelaksanaan kajian teknis pembinaan perijinan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

f. Pelaksanaan pertanggungjawaban terhadap kajian teknis / rekomendasi perjanjian dan/atau non perijinan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

g. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap UPTD.

h. Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

i. Pelakasanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaksanaan tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang, maka dapat disampaiakan Susunan dan struktur Organisasi sebagaimana tersebut di bawah ini :

5.1 Susunan Organisasi :

a. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata b. Bagian Sekretariat

 Sub Bagian Perencanaan & Evaluasi  Sub Bagian Umum & Kepegawaian  Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Kebudayaan, terdiri dari :

 Seksi Sejarah Nilai Tradisi dan Kepurbkalaan  Seksi Perlindungan Budaya

 Seksi Atraksi Budaya d. Bidang Kesenian, terdiri dari :

 Seksi Potensi Seni  Seksi Pembinaan Seni  Seksi Pagelaran Kesenian

e. Bidang Sarana Industri Pariwisata terdiri dari :  Seksi Sarana Pariwisata

 Seksi Jasa Pariwisata  Seksi Rekreasi dan Hiburan

f. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari :  Seksi Informasi dan Dokumentasi  Seksi Bimbingan Masyarakat  Seksi Promosi

g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas : 1. UPTD Agro Wisata Sodong

2. UPTD Taman Margasatwa Semarang 3. UPTD Kampoeng Wisata Taman Lele 4. UPTD Tman Budaya Raden Saleh 5. UPTD Goa Kreo

6. UPTD Hutan Wisata Tinjomoyo h. Kelompok Jabatan Fungsional

B. Sumber Daya SKPD

Kualitas dan alokasi sumber daya yang dimiliki oragansasi akan sangat menentukan kualitas kerja yang dilakukan oleh oragsnisasi itu sendiri. Bagaimana organsasi akan mampu mengembangkan potensinya sangat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan sumber daya manusianya, seberapa besar kemampuan anggaranya, seberapa memadai sistem informasi dan teknologi yang diterapkan, seberapa besar sarana dan prasarana yang tersedia dan seberapa besar kompetensi yang dimiliki dapat didayagunakan secara tepat. Dengan kata lain seberapa besar kemampuan organsasi dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk merespon segala kondisi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungannya.

Perencanaan strategi setiap organisasi, terutama organisasi publik, keberhasilan semua itu akan sangat ditentukan oleh komitmen dari manajemen puncaknya. Dalam hal ini Kepala SKPD memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk meningkatkan kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan orientasi pada peningkatan nilai tambah dalam pengelohan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia menjadi kunci kelangsungan aktivitas kelangsungan aktivitas kerja organisasi, karena organisasi itu sendiri pada hakekatnya adalah kerjasama antar manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu mekanisme dan sisitem yang ada dalam organisasi akan bermuara pada satu sumber, yaitu manusia.

Memang sulit untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi publik. Namun beberapa standar umum yang dapat digunakan dalam tulisan ini antara lain jumlah pegawai, tingkat pendidikan, tingkat kepangkatan, jabatan struktural dan diklat penjenjangan.

Dilihat prespektif sumber daya manusia pendukung pada Dinas Kebudyaaan dan Pariwisata, maka dapat dikatakan memiliki sumber daya manusia yang kurang potensial. Dalam hal ini dapat dilihat dari jumlah dan karakteristik pegawai sebanyak 141 orang sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia dengan komposisi sbb : 1) Kepala Dinas = 1 orang

2) Sekretaris = 1 orang

3) Kepala Bidang = 4 orang 4) Kepala Sub. Bagian = 3 orang 5) Kepala Seksi = 12 orang

6) Staf = 111 orang

7) TPHL = 9 orang

b. Dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki :

1) SD = 30 orang

2) SLTP = 17 orang

3) SLTA = 40 orang

4) Sarjana Muda/ D3 = 3 orang

5) S1 = 48 orang

6) S2 = 3 orang

c. Dilihat dari tingkat kepangakatan :

1) Golongan I = 26 orang

2) Golongan II = 47 orang

3) Golongan III = 63 orang

4) Golongan IV = 5 orang

d. Dilihat dari jabatan Struktural :

1) Eselon IIb = 1 orang

2) Eselon IIa = 1 orang

3) Eselon IIIb = 4 orang

4) Eselon IVb = 27 orang

e. Dilihat dari Diklat Penjenjangan

1) Diklat PIM II = 1 orang 2) Diklat PIM III = 5 orang 3) Dilklat PIM IV = 24 orang

2. Aset / Modal

Inventaris kantor (Terlampir) Jumlah kendaraan dinas  Roda Empat : 5 Buah  Roda dua : 9 Buah  Roda tiga : 2 Buah  Roda dino : 1 Buah

3. Unit Usaha

Unit Usaha yang mendukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Anatara lain Obyek wisata sebanyak 6 (enam) buah, terdiri dari :

 UPTD Taman Margasatwa Semarang  UPTD Kampoeng Wisata Taman Lele  UPTD Hutan Wisata Tinjomoyo

 UPTD Taman Budaya Raden Saleh (TBRS)  UPTD Obyek Wisata Goa Kreo

 UPTD Agro Sodong

Sedangkan pendukung Sektor Pariwisata adalah Usaha Sarana Pariwisata yaitu Hotel, Restoran, Rumah Makan, Tempat Hiburan.

C. Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja Pembangunan pada Pelayanan Urusan Kebudayaan dan Pariwisata selam periode 2005-2009 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut :

D.Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat diperhatikan melalui dua analisis lingkungan yaitu lingkungan Internal dan Eksternal.

1. Lingkungan internal

Analisa lingkungan internal merupakan kekuatan-kekuatan atau kondisi yang berada di dalam kendali organisasi. Lingkungan internal secara umum meliputi tiga kategori, yaitu Pertama : Input yang mencakup sumber daya yang dimiliki leh organisasi, seperti Sumber Daya Manusia, Kemampuan Ekonomi, sumberdaya teknologi; Kedua : Proses Kerja dan Ketiga : Kinerja yang menunjuk pada hasil yang dicapai dengan perkembangan dari waktu ke waktu.

a. Input

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia merupakan kunci bagi kelangsungan aktivitas kerja organisasi, karena organisasi itu sendiri pada hakekatnya adalah kerjasama antar manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu mekanisme dan sistem yang ada dalam organisasi akan bermuara pada satu sumber, yaitu manusia.

Memang sulit untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang dalamsebuah organisasi, khususnya organisasi publik. Namun, beberapa standar umum yang dapat dugunakan dalam tulisan ini antara lain jumlah pegawai, status kepegawaian dan tingkat pendidikan.

Dilihat dari perspektif sumber daya manusia pendukung pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, maka dapat dikatakan bahwa memiliki SDM kurang potensial. Jumlah pegawai sebanyak 150 (seratus lima puluh) orang terdiri dari : berpendidikan S2 : 3 (tiga) orang, S1 : 48 (empat puluh delapan) orang, Sarjana Muda(D3) : 3 (tiga) orang, dan SD : 30 (tiga puluh) orang. Kondisi yang demikian merupakan suatu keadaan yang kurang memadai untuk pelaksanaan tugas kedinasan ditinjau dari segi kualitas.

2) Sumber Daya Ekonomi

Sumber Daya Ekonomi dalam hal ini terutama dilihat dari kemampuan pembiayaan atau kemampuan anggaran. Walaupun banyak pihak mengatakan bahwa persoalan anggaran merupakan sebuah persoalan klasik yang sering dijadikan sebagai alasan

Pembenar baik buruknya kinerja organanisasi, namun harus diakui pula bahwa bagaimanapun juga aktivitas organisasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya akan sangat tergantung pada seberapa besar kemampuannya dalam pengelolaan anggaran operasionalnya.

Ditinjau dari kemampuan anggaran yang dialokasikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang kurang memadai, dalam arti bahwa kemampuan anggaran tidak mampu mendongkrak kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kenyataan ini akan lebih jelas apabila dilihat dari anggaran yang teralokasi pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.655.697.000,00 diperbandingkan dengan anggaran tahun 2005 yang sebesar Rp. 6.203.833.000,00.

Sebagai unit kerja dengan tuntutan tugas dan fungsi yang sangat luas, maka tuntutan kinerja dengan kemampuan dasar organisasi, terutama kemampuan SDM merupakan hambatan yang sangat besar, bukan saja pada aspek operasionalisasi, namun juga pada mekanisme perencanaan pada tahun berikutnya.

Dalam konteks perencanaan program dan kegiatan organisasi, kondisi ini masih kurang relevan untuk dijadikan dasar mengingat belum adanya trend yang kondusif, sehingga masih terlalu sulit untuk membuat proyeksi kemampuan anggaran pada tahun-tahun berikutnya yang dapat mendukung program maupun kegiatan yang telah direncanakan.

3) Sumber Daya Teknologi (sarana dan prasarana)

Teknologi yang terlihat dari penyediaan saran dan prasarana serta sistem informasi dalam rangka peningkatan kinerja akan menentukan seberapa besar kemampuan manajemen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam menjalankan tugasnya. Disamping itu dengan kemampuan teknologi akan dapat diketahui bagaimana kemampuan organisasi dalam merespon tuntutan perubahan di masa yang akan datang.

Prasarana dasar yang sangat diperlukan adalah data yang akurat yang menggambarkan kondisi dan perkembangan untuk dapat mengidentifikasi dan menginventarisir data dimaksud. Disamping itu sarana dan prasarana peralatan kerja dan peralatan kantor yang masih sangat terbatas juga merupakan hambatan tersendiri dalam kinerja organisasi.

4) Kompetensi

Di lihat dari sisi otoritas atau kewenangan yang dimiliki, secara yuridis berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki kewenangan yang cukup besar. Namun, dalam implementasinya kadang-kadang masih mengalami kesulitan, karena keterbatasan sarana transportasi dalam peralatan kerja. Kompetensi juga dapat dilihat dalam perspektif keahlian yang dimiliki, dalam hal ini harus diakui bahwa masih kekurangan tenaga ahli, khususnya dalam bidang kebudayaan dan kepariwisataan.

b. Proses Kerja

Proses kerja dalam hal ini mencakup prosedur dan mekanisme kerja yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Proses kerja disini menyangkut bagaimana pola hubungan kerja dilakukan antar bidang maupun dengan unit organisasi yang terkait, termasuk bagaimana pola komunikasi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Dari sisi hubungan kerja antar bidang yang ada dalam struktur organsasi dapat dikatakan bahwa mekanisme kerja yang terjadi telah berjalan cukup sistematis, dalam arti stiap bidang dapat mengintreprestasikan job discription dan mengimplementasikan secara koordinatif, walaupun harus diakui bahwa untuk meningkatkan kinerja secara lebih optimal masih diperlukan adanya evaluasi terhadap stuktur dan job descriptions yang ada. Sedangkan dalam perspektif pola hubungan dengan unit / SKPD terkait seperti halnya dengan pola umum yang terjadi dalam organisasi birokrasi yang cenderung mereflesikan egoisme sektoral, dimana unit kerja lebih berorientasi pada kepentingan internal secara partial, dalam arti bahwa pelaksanaan tugas setiap unit belum mendasarkan pada pendekatan sistem. Kecenderungan ini sering mengahambat timbulnya diskresi dan independensi unit untuk meningkatkan kinerja secara optimal.

c. Kinerja yang telah dicapai

Penyelenggaraan festival seni dari tahun2005 sampai dengan 2008 tetap sebanyak 45 (empat puluh lima) kali, sedangkan pada tahun 2009 menyelenggarakan 46 (empat puluh enam) kali. Saran penyelenggaraan seni dan budaya yang ada di Kota Semarang sebanyak 55 (lima puluh lima) buah. Benda Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak 174 (seratus tujuh puluh empat) buah terdiri dari bangunan budaya sebanyak 3 (tiga) buah, bangunan tempat ibadah sebanyak 24 (dua puluh empat) buah, bangunan kesehatan sebanyak 3 (tiga) buah, bangunan perkantoran sebanyak 46(empat puluh enam) buah, bangunan pendidikan sebanyak 11 (sebelas) buah bangunan rumah tinggal sebanyak 56 (lima puluh enam) buah dan bangunan lainnya sebanyak 11 (sebelas) buah.

Kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara tahun 2005 sejumlah 1.141.323 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi 1.633.042 orang, sehingga rata-rata tiap tahun 2009 meningkat sebesar 8,89 %. Kontrbusi sektor pariwisata pada tahun 2005 sebesar Rp.37.099.487.364,00 sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp.55.148.335.851,00 selama lima tahun meningkat rata-rata setiap tahun 7%.

Hasil Pembangunan di bidang Pariwisata dalam kurun waktu 5 (lima) tahun menunjukan adanya perkembangan dilihat dari jumlah wisatawan berkunjung pada tahun 2005 sebanyak 1.141.323 orang, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 1.633.042 orang atau meningkat 43,08%.

Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung diikuti dengan peningkatan tingkat hunian hotel, pada tahun 2005 sebesar 62%, sedangkan pada tahun 2009 : 68% atau meningkat 9,67%.

Peningkatan tingkat hunian diikuti dengan peningkatan lama tinggal wisatawan yaitu pada tahun 2005 sebesar 2,26 hari sedangkan pada tahun 2009 sebesar 3,54 hari atau meningkat 56,64%.

2. Lingkungan Eksternal

Analisa Lingkungan eksternal dalam organisasi atau manajemen merupakan kondisi yang terjadi di luar organisasi. Lingkungan ini meliputi kekuatan-kekuatan atau kecenderungan-kecenderungan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan budaya, pelanggan, pembayar dan juga pesaing maupun kerjasama.

a. Ekonomi pada sektor Budaya dan Pariwisata

Perubahan yang terjadi pada aspek ekonomi sangat berpengaruh tehadap Pemerintah Daerah. Bagaimanapun juga Pemerintah Daerah.

Tidak akan mampu melaksanakan fungsinya tanpa peran serta masyarakat, baik dalam konteks mayarakat sosial maupun sektor swsata.

Oleh karena itu peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dapat merupakan dukungan yang sangat positif, terutama dalam kaitannya dengan upaya peningkatan daya beli masyarakat.

Kemampuan ekonomi masyarakat yang tinggi akan membuka peluang bagi peningkatan kemampuan investasi, demikian halnya sektor swasta yang sehat dan profitable akan memberikan peluang yang sangat besar dalam hal kerjasama dengan Pemerintah Daerah.

Seperti diketahui dan disadari bersama bahwa kondisi saat ini belum terlepas dari kesulitan ekonomi sebagai dampak krisis yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Oleh karena itu kondisi juga merupakan tantangan yang perlu mendapatkan perhatian untuk direspon dengan baik.

b. Sosial dan budaya pada sector Budaya dan Pariwisata

Perubahan social dan budaya yang terjadi menggambarkan adanya perubahan pada pola pikir, sikap, dan pola perilaku masyarakat. Hal ini akan sangat berkaitan dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah Daerah.

Sebagai konsekuensi dari keberhasilan pembangunan adalah terjadinya perubahan social dan budaya, dalam arti perubahan masyarakat pada kondisi yang lebih maju dan lebih baik dari sebelumnya. Implikasi dari kemampuan yang dicapai salah satunya tercermin dari adanya perubahan preferensi, pola pikir dan pola perilaku masyarakat. Masyarakat menjadi semakin kritis terhadap berbagai fenomena dan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah.

Konsekuensi logis dari kenyataan tersebut adalah bahwa masyarakat memiliki diskresi yang lebih besar dalam menentukan pilihan-pilihan aktivitas. Dan disinilah letak tuntutan yang harus direspon oleh Pemerintah Daerah agar dapat menetapkan kebijakan di bidang Kebudayaan dan Pariwisata, sehingga tetap memiliki kredibilitas dan akuntabilitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

c. Pelanggan pada sektor Budaya dan Pariwisata

Dalam setiap bentuk usaha, factor pelanggan merupakan factor penting yang turut menentukan eksistensi usaha akan sangat ditentukan oleh ketahanan dari pelanggan. Dan ketahanan pelanggan akan sangat tergantung dari pelayanan yang diberikan.

Dalam konteks kajian terhadap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang memiliki pelanggan yang terdiri dari para pengusaha dan masyarakat sebagai wisatawan. Pengkategorian ini dilandasi dengan pemikiran bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah untuk melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.

d. Pesaing pada sektor Budaya dan Pariwisata

Pesaing dalam hal ini harus dilihat dari intitusi usaha sejenis, yaitu penyedia fasilitas, yang berada di sekitar kegiatan pelanggan. Untuk meningkatkan kinerja manajemen harus dilakukan kompetensi secara sehat dengan para pesaing. Keberhasilan dalam bersaing ini akan sangat tergantung dari kemampuan melihat dan merespon kondisi dan keinginan konsumen. Keberhasilan memenuhi harapan konsumen dengan sendirinya konsumen akan menumbuhkan kesanggupan menjadi pelanggan. Sebaliknya kegagalan merespon keinginan tersebut, maka dapat dipastikan para konsumen akan mencari alternative lain. Di dalam konteks kajian ini, pesaing yang dapat diidentifikasi adalah Daerah Kabupaten/Kota lain.

Seperti disadari bersama dengan adanya kebijakan Otonomi Daerah setiap daerah memacu diri untuk mengembangkan daerahnya. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan eksplorasi dan optimalisasi potensi yang dimiliki.

Kenyataan ini telah mendorong setiap daerah untuk menyusun strategi agar dapat memberikan pelayanan dan dapat memberikan pelayanan dan dapat memberikan fasilitas maupun insentif terhadap masyarakat dan pengusaha.

e. Kerjasama pada sektor Budaya dan Pariwisata

Kerjasama dalam hal ini adalah berbagai pihak terutama unit kerja yang terkait dengan upaya peningkatan kinerja manajemen. Kolaborasi yang sistematis dan sinergis dari berbagai unit kerja yang ada akan sangat mendukung peningkatan kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. Akan tetapi kondisi yang ada saat ini masih mereflesikan adanya kecenderungan pola kerja yang bersifat parsial dan tidak terintegrasi antar unit. Hal ini juga merupakan salah satu hal yang kurang mendukung dan perlu mendapat perhatian secara serius. Dan untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi untuk membentuk integritas pemerintah Kota Semarang sebagai satu

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada era globalisasi yang ditandai penggunaan berbagai teknologi modern dan penyebaran informasi yang sangat cepat, melahirkan berbagai peluang sekaligus ancaman yang perlu diidentifikasi secara cermat agar dapat mendukung pelaksanaan tugas dan pelayanan SKPD khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Karakteristik budaya ketimuran yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan agama mengalami ancaman yang sangat berat, karena dihadapkan pada kondisi dimana kadar nilai moral melemah, akibat pengaruh globalisasi dan meningkatnya tuntutan pelaksanaan demokratisasi yang ditandai adanya tuntutan kebebasan disegala bidang. Padahal nilai-nilai budaya dan seni itu memiliki peranan yang sangat strategis di dalam membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.

Untuk membangun masyarakat dan Kota Semarang yang berbudaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dilakukan identifikasi permasalahan-permasalahan dan isu-isu yang actual yang strategis sebagai berikut :

A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD

Pemasalahan-permasalahan yang dihadapi sebagai berikut : 1. Urusan Kebudayaan adalah :

a. Kurang optimalnya fasilitasi apresiasi dan pengembangan budaya dan kesenian daerah.

b. Kurang optimalnya upaya penyelamatan dan pemanfaatan benda cagar budaya sebagai asset peninggalan sejarah.

c. Terjadinya pergeseran nilai-nila budaya sebgai akibat adanya akulturasi dan globalisasi.

d. Kurangnya upaya pelestarian kebudayaan khas Kota Semarang.

e. Kurangnya sarana dan prasarana pengembangan budaya dan kesenian. 2. Urusan Pariwisata adalah :

a. Kurangnya kualitas pariwisata, rendahnya pengelolaan pariwisata, terbatasnya sarana prasarana pariwisata.

b. Terbatasnya pemasaran pariwisata karena kurangnya event-event wisata.

B. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

“elaras de ga Visi Kota “e ara g Terwujud ya Semarang Kota

Perdaga ga da jasa ya g Berbudaya e uju asyarakat sejahtera ya g

betujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada di Kota Semarang, maka

Waktu ya “e ara g “etara erupaka otto Kota “e ara g u tuk

membangun motivasi guna mengoptimalkan potensi yang ada melalui komitmen seluruh pemangku kepentingan. Juga dimaksudkan sebagai momentum kebangkitan seluruh masyarakat agar Kota Semarang mampu sejajar dengan kota-kota metropolitan lain dalam segala aspek kehidupan guna mencapai kesejahteraan bersa a “ETARA juga dimaknai sebagai akronim SEmarang koTA sejahteRA yang merupakan sasaran akhir pembangunan.

Langkah kongkrit untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan dengan memprioritaskan program-program pembangunan yang diwujudkan dalam :SAPTA PROGRAM yaitu terdiri dari : Pe aggula ga ke iski a da

pengurangan pengangguran, rob dan banjir, pelayanan public, Tata ruang dan

Dokumen terkait