• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.2. Kualitas Pembelajaran

2.1.2.2. Indikator Kualitas Pembelajaran

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Di dalam setiap kegiatan pendidikan hampir selalu melibatkan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Departemen Pendidikan Nasional (2004: 8-10), merumuskan indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: perilaku pembelajaran oleh pendidik (dosen/guru), perilaku dan dampak belajar siswa, iklim belajar, materi, media, dan sistem pembelajaran yang berkualitas. Masing-masing aspek tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Perilaku pembelajaran pendidik /guru ( keterampilan guru)

Perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:

1) Membangun persepsi dan sikap positif siswa

2) Menguasai substansi keilmuan dari materi yang diajarkan 3) Memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada

ke-butuhan siswa

4) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik

5) Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan sebagai ke-mampuan yang mandiri

Satori (2008: 1.18) menyatakan bahwa guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana memiliki pernyataan dasar, keterampilan teknik serta didukung kepribadian yang mantap. Guru yang profesional harus memiliki kompetensi sebagai berikut :

1) Kompetensi professional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari subject matter (bidang studi) yang diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses pembelajaran.

2) Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek.

3) Kompetensi sosial, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan siswanya maupun dengan

sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.

4) Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti lebih mengutamakan nilai kemanusiaan daripada benda material.

Uno (2008: 26-28) menyatakan bahwa seorang guru harus memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum. Ini berarti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik pendidikan dan praktik pembelajaran pada khususnya. Hal ini harus dilakukan agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan tugas guru untuk mengaktifkan siswa dalam belajar maka seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai. Ada beberapa posisi dan peran guru, diantaranya:

1) Guru sebagai pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai pe-rencana, pengorganisasi, pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar siswa.

2) Guru sebagai fasilitator belajar, dalam arti guru sebagai pem-beri kemudahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya.

3) Guru sebagai moderator belajar, dalam arti guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar siswa. Guru sebagai moderator tidak hanya mengatur arus kegiatan belajar, tetapi juga

bersama siswa harus menarik kesimpulan atau jawaban masalah sebagai hasil belajar siswa atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan siswa.

4) Guru sebagai motivator belajar, dalam arti guru sebagai pendorong siswa agar mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa untuk mau melakukan kegiatan belajar, baik individual maupun kelompok.

5) Guru sebagai evaluator belajar, dalam arti guru sebagai penilai yang objektif dan komprehensif. Sebagai evaluator, guru berkewajiban mengawasi, memantau proses pembelajaran siswa dan hasil belajar yang dicapainya. Guru juga berkewajiban untuk melakukan upaya perbaikan proses belajar siswa, menunjukkan kelemahan dan cara memperbaikinya, baik secara individual, kelompok maupun secara klasikal.

b. Perilaku dan dampak belajar siswa (aktivitas dan hasil belajar siswa)

Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kompe-tensinya sebagai berikut:

1) Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, termasuk di dalamnya persepsi dan sikap terhadap mata pelajaran, guru, media, dan fasilitas belajar serta iklim belajar.

2) Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan penge-tahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya.

3) Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan keterampilan serta memantapkan sikapnya.

4) Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya secara bermakna.

5) Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum sekolah/ satuan pendidikan.

c. Iklim pembelajaran mencakup:

1) Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menye-nangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan.

2) Perwujudan nilai dan semangat keteladanan, prakarsa, dan kreativitas guru.

3) Suasana sekolah dan tempat praktik lainnya yang kondusif bagi tumbuhnya penghargaan guru dan siswa terhadap kinerja-nya.

d. Materi pembelajaran yang berkualitas yang dapat dilihat dari: 1) Kesesuaiannya dengan tujuan dan kompetensi yang harus

dikuasai siswa.

2) keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia.

3) Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual.

4) Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin.

5) Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi dan seni.

6) Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psikopedagogis, dan praktis.

Materi IPS kelas IV semester II yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi tentang permasalahan sosial di daerah, meliputi siklus pertama yaitu materi masalah-masalah pribadi, siklus kedua yaitu materi masalah-masalah sosial di lingkungan tempat tinggal dan siklus ketiga yaitu materi masalah-masalah sosial di lingkungan perkotaan.

e. Kualitas media pembelajaran yang tampak dari:

1) Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

2) Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, sesama guru, serta siswa dengan ahli bidang ilmu yang rele-van.

3) Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.

4) Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana bela-jar dari siswa pasif menjadi siswa yang aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada.

f. Sistem pembelajaran di sekolah

Sistem pembelajaran di sekolah dapat menunjukkan kualitas-nya apabila:

1) Sekolah dapat menonjol ciri khas keunggulannya.

2) Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan rencana operasional sekolah, agar semua upaya dapat sinergis oleh seluruh komponen sistem pendidikan dalam wadah sekolah.

3) Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan misi sekolah yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan.

4) Dalam rangka menjaga keselarasan antar komponen sistem pendidikan di sekolah, pengendalian dan penjaminan mutu perlu menjadi salah satu mekanismenya.

Dokumen terkait