• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam penelitian ini untuk mengukur indikator Prsetasi Kerja Pustakawan menggunakan lima indikator dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PER MENPAN) No. 9 tahun 2015, yaitu:

1. Layanan Teknis, terdiri dari: a. Pengadaan

b. Pengolahan c. Perawatan

2. Layanan Pengguna, terdiri dari: a. Layanan Anak

b. Layanan Pengguna

c. Layanan Perpustakaan Keliling 2.5 Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain supaya mereka dapat bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan, dan bukan hanya jabatan semata yang memberi kualifikasi kepada seorang supaya memimpin bahkan lebih dari itu, bahwa kepemimpinan adalah kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi pendapat, sikap dan tingkah laku orang lain.

Menurut Kartono (2005, 41)

Kepemimpinan merupakan suatu sikap seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam mengadakan koordinasi, membuat konsep sekaligus menjabarkan tujuan-tujuan umum yang jelas, bersikap adil dan tidak berat sebelah, sanggup membawa kelompok kepada tujuan yang pasti dan menguntungkan, dan membawa pengikutnya kepada kesejahteraan.

Sedangkan Ruky (2002, 109) mengemukakan bahwa:

Kepemimpinan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi orang lain dan diarahkan melalui proses komunikasi dengan tujuan agar orang lain

tersebut (mungkin orang atau sekelompok orang) mau melakukan sesuatu dalam usaha untuk mencapai apa yang diinginkan oleh orang yang mempengaruhi atau oleh mereka semua.

Dalam kemampuannya mempengaruhi bawahan untuk mencapai sasaran, seorang pemimpin memiliki cara tersendiri yang khas. Sehubungan dengan kepemimpinan di atas Tjiharjadi (2012, 18) menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih, tidak kurang, kapasitas menerjemahkan visi ke dalam realitas, sebagai kesadaran dan keinginan untuk mempengaruhi orang lain, yang selanjutnya memberikan tanggapan atas keinginan sendiri untuk mengikutinya, serta penyebab berbagai tindakan yang digerakkan orang secara cermat. Dengan perencanaan yang bertujuan untuk penyelesaian agenda pemimpin, juga sarana komunikasi kepada orang tentang nilai dan potensinya kemudian dengan sangat jelas datang untuk menemukannya dalam diri sendiri”.

Selain pendapat di atas Gitosudarmo dan Mulyono (2001, 216) mengemukakan bahwa “Kepemimpinan merupakan suatu upaya menanamkan pengaruh dan bukan paksaan untuk memotivasi karyawan sehingga mereka bekerja sesuai dengan yang manajer kehendaki yaitu pencapaian tujuan organisasi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan merupakan aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dalam organisasi sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok dalam suatu organisasi agar bersedia melakukan

2.5.1 Peranan Kepemimpinan

Seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan, akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak luar organisasi yang semuanya dimaksudkan untuk mengingatkan kemampuan organisasi mencapai tujuannya (Siagian 2009, 24).

Peranan atau fungsi kepemimpinan dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu: yang bersifat pengambilan keputusan, interpersonal, informasional, kemudian dijabarkan dalam sepuluh kriteria diantaranya yaitu: pengambilan keputusan, actuating atau penggerakkan atau arahan, motivator, pimpinan, perencanaan dan pengawasan (Siagian 2009, 24). Di bawah ini akan dikemukakan peranan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu:

a. Peranan pengambilan keputusan

Seseorang yang mendapat kepercayaan untuk menduduki jabatan pemimpin dituntut memiliki dalam hal pengambilan keputusan yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Ada tiga proses dalam pengambilan keputusan, yaitu:

1. Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang inteligent.

2. Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut, jadi ada perencanaan pola kegiatan.

3. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatife atau kemungkinan pemecahan masalah (Kartono 2010, 36).

b. Perencanaan

Perencanaan berfokus pada masa depan, apa yang harus dicapai dan bagaimana esensinya. Perencanaan termasuk aktifitas manajerial yang menetapkan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan. Hasil dari perencanaan adalah suatu dokumen tertulis yang menetapkan serangkaian tindakan yang akan diambil (Azwar 1994, 21).

Ciri-ciri perencanaan

Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus diperhatikan. Ciri-ciri yang dimaksud secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian dari sistem administrasi. Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan.

2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

3. Berorientasi pada masa depan. Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang. 4. Mampu menyelesaikan masalah. Suatu perencanaan yang baik adalah

yang mampu menyelesaikan berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaiaan masalah ataupun tantangan yang dimaksudkan di sini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan.

5. Mempunyai tujuan Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkan di sini biasanya dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.

6. Bersifat mampu kelola. Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun, fleksibel, serta telah disesuaikan dengan sumber daya (Azwar1994, 24). c. Penggerakkan atau pengarahan (Actuating).

Penggerakkan atau pengarahan (actuating) atau fungsi penggerakkan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja

sama optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, sumber daya yang tersedia. Kejelasan komunikasi, pengembangan motivasi Universitas Sumatera Utara dan penerapan kepemimpinan yang efektif akan sangat membantu suksesnya fungsi ini (Azwar 1994, 33).

Manfaat Pengarahan

Sebagai salah satu dari fungsi administrasi, pekerjaan pengarahan ini adalah penting. Pada dasarnya dengan pengarahan tersebut diupayakan agar berbagai keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Apabila pengarahan dapat dilakukan dengan baik, memang akan diperoleh manfaat yang jika disederhanakan terlihat sebagai berikut:

1. Para pekerja mendapatkan informasi yang tepat tentang segala sesuatu yang akan dikerjakannya.

2. Para pekerja akan terhindar dari kemungkinan berbuat salah dan dengan demikian tujuan akan lebih mudah tercapai.

3. Para pekerja selalu berhadapan dengan dengan belajar mengajar sehingga pengetahuan, keterampilan dan kreativitas akan meningkat.

4. Para pekerja akan berada dalam suasana yang menguntungkan yakni terciptanya hubungan pimpinan dan bawahan yang baik (Azwar 1994, 35). d. Pemimpin

Pemimpin adalah seseorang yang mampu dijadikan sebagai pimpinan yang dapat mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja sama guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

e. Motivator

Seorang pemimpin harus dapat sebagai motivator yang mana seorang pemimpin dapat mendorong bawahannya atau memberikan motif untuk dapat melakukan sesuai yang kita inginkan dengan cara memenuhi kabutuhannya guna mencapai tujuan yang kita harapkan.

Dokumen terkait